Kapan Hari
Akhir ?
Allah Ta’ala berfirman, “Sebagaimana Kami telah memulai
penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang
pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya”. (QS.
Al-Anbiya`: 104)
Kebangkitan manusia setelah meninggal adalah kebenaran yang
pasti, ditunjukkan oleh Al-Kitab, Sunnah dan ijma’ umat Islam. Allah Ta’ala
berfirman, “Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu)
di hari kiamat”. (QS. Al-Mu’minun: 15-16)
Nabi Muhammad -shallallahu alaihi wa sallam- juga bersabda,
“Di hari Kiamat seluruh manusia akan dihimpun dengan keadaan tidak beralas kaki
dan tidak disunat”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Muqaddimah
Beriman kepada Hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa
yang diberitakan oleh Allah dalam kitabNya dan apa yang disampaikan oleh
Rasulullah saw dalam haditsnya terkait dengan peristiwa yang terjadi sesudah
mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat kubur dan seterusnya sampai surga dan
neraka.
Beriman kepada Hari Akhir adalah rukun iman yang kelima dari
enam rukun iman. Di dalam al-Qur`an dan di dalam hadits beriman kepada Hari
Akhir sering digandengkan dengan beriman kepada Allah karena orang yang tidak
beriman kepada Hari Akhir tidak mungkin beriman kepada Allah, orang yang tidak
beriman kepada Hari Akhir tidak akan beramal, orang beramal karena ada harapan
kemuliaan di Hari Akhir dan ada ketakutan terhadap azab di Hari akhir, jika dia
tidak beriman kepadanya maka dia seperti orang-orang yang disebutkan oleh Allah
dan firmanNya,
Artinya : “Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain
hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang
akan membinasakan kita selain masa,’ dan mereka sekali-kali tidak mempunyai
pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.”
(Al-Jatsiyah: 24).
Makna Hari Akhir
Hari akhir adalah hari kiamat, di mana seluruh manusia
dibangkitkan pada hari itu untuk dihisab da dibalas. Hari itu disebut hari
akhir, karena tidak ada hari lagi setelahnya. Pada hari itulah penghuni surga
dan penghuni meraka masing-masing menetap di tempatnya.
Iman kepada hari akhir mengandung tiga unsur:
1. Mengimani al-ba’tsu (kebangkitan), yaitu menghidupkan
kembali orang-orang yang sudah mati ketika tiupan sangkakala yang kedua kali.
Pada waktu itu semua manusia bangkit untuk menghadap Rabb alam semesta dengan
tidak beralas kaki, bertelanjang, dan tidak disunat.
Allah Ta’ala berfirman, “Sebagaimana Kami telah memulai
penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang
pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya”. (QS.
Al-Anbiya`: 104)
Kebangkitan manusia setelah meninggal adalah kebenaran yang
pasti, ditunjukkan oleh Al-Kitab, Sunnah dan ijma’ umat Islam. Allah Ta’ala
berfirman, “Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari
kuburmu) di hari kiamat”. (QS. Al-Mu’minun: 15-16)
Nabi Muhammad -shallallahu alaihi wa sallam- juga bersabda,
“Di hari Kiamat seluruh manusia akan dihimpun dengan keadaan tidak beralas kaki
dan tidak disunat”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Adapun ijma’, maka umat Islam telah sepakat akan adanya hari
kebangkitan karena hal itu sesuai dengan hikmah Allah yang mengembalikan
ciptaanNya untuk diberi balasan terhadap segala yang telah diperintahkanNya
melalui lisan para rasulNya. Allah Ta’ala berfirman, “Maka apakah kalian
mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main (saja), dan
bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami ?” (QS. Al-Mu’minun: 115)
2. Mengimani hisab (perhitungan) dan jaza’ (pembalasan)
dengan meyakini bahwa seluruh perbuatan manusia akan dihisab dan dibalas. Hal
ini dipaparkan dengan jelas di dalam Al-Qur’an, Sunnah dan ijma (kesepakatan)
umat Islam.
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya kepada Kamilah kembali
mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab mereka”. (QS.
Al-Ghasyiyah: 25-26)
Allah Ta’ala juga berfirman, “Barangsiapa membawa amal yang
baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya ; dan barangsiapa yang
membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi balasan melainkan seimbang
dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)”.
(QS. Al-An’am : 160)
Dari Ibnu Umar -radhiallahu ‘anhu- bahwa Nabi -shallallahu
‘alaihi wasallam- bersabda, “Allah nanti akan mendekatkan orang mukmin, lalu
meletakkan tutup dan menutupnya. Allah bertanya : ‘Apakah kamu tahu dosamu itu
?” Ia menjawab, ‘Ya Rabbku’. Ketika ia sudah mengakui dosa-dosanya dan melihat
dirinya telah binasa, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Aku telah menutupi
dosa-dosamu di dunia dan sekarang Aku mengampuninya’. Kemudian diberikan kepada
orang mukmin itu buku amal baiknya. Adapun orang-orang Kafir dan orang-orang
munafik, Allah Subhanahu wa Ta’ala memanggilnya di hadapan orang banyak. Mereka
orang-orang yang mendustakan Rabbnya. Ketahuilah, laknat Allah itu untuk
orang-orang yang zhalim”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
3. Mengimani surga dan neraka sebagai tempat manusia yang
abadi. Surga tempat kenikmatan yang disediakan Allah untuk orang-orang mukmin
yang bertaqwa, yang mengimani apa-apa yang harus diimani, yang taat kepada
Allah dan rasul-Nya, dan kepada orang-orang yang ikhlas.
Di dalam surga terdapat berbagai kenikmatan yang tidak
pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, serta tidak terlintas dalam
benak manusia.
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga Adn yang mengalir dibawahnya
sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka, dan mereka pun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Rabbnya”. (QS. Al-Bayyinnah: 7-8) Allah juga berfirman,
“Tidak seorangpun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu
(bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan pandangan mata sebagai balasan
terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. As-Sajdah: 17)
Neraka adalah tempat adzab yang disediakan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala untuk orang-orang kafir, yang berbuat zhalim, serta bagi
yang mengingkari Allah dan RasulNya. Di dalam neraka terdapat berbagai adzab
dan sesuatu yang menakutkan, yang tidak pernah terlintas dalam hati.
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Kami telah sediakan
bagi orang-orang yang zhalim itu Neraka yang gejolaknya mengepung mereka. Jika
mereka meminta minum, maka mereka akan diberi minuman dengan air seperti besi
yang mendidih yang dapat menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk
dan tempat istirahat yang paling jelek”. (QS. Al-Kahfi: 29)
Juga pada firman-Nya, “Sesungguhnya Allah melaknati
orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (Neraka).
Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka tidak memperoleh seorang
pelindung pun dan tidak (pula) seorang penolong. Pada hari ketika muka mereka
dibolak-balikkan dalam Nereka, mereka berkata, Alangkah baiknya, andaikata kami
taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul”. (QS. Al-Ahzab: 64-66)
Iman kepada hari Akhir adalah termasuk mengimani
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sesudah kematian, misalnya :
a. Fitnah Kubur
Yaitu pertanyaan yang diajukan kepada mayat ketika sudah
dikubur tentang Rabbnya, agamanya dan nabinya. Allah akan meneguhkan
orang-orang yang beriman dengan kata-kata yang mantap. Ia akan menjawab
pertanyaan itu dengan tegas dan penuh keyakinan, “Allah Rabbku, Islam agamaku,
dan Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam nabiku”. Allah menyesatkan
orang-orang yang zhalim dan kafir. Mereka akan menjawab pertanyaan dengan
terbengong-bengong karena pertanyaan itu terasa asing baginya. Mereka akan
menjawab, ‘Hah..hah.. tidak tahu’. Sedangkan orang-orang munafik akan menjawab
dengan kebingungan, ‘Aku tidak tahu. Dulu aku pernah mendengar orang-orang
mengatakan sesuatu lalu aku mengatakannya’.
b. Siksa Dan Nikmat Kubur
Siksa kubur diperuntukkan bagi orang-orang zhalim, yakni
orang-orang munafik dan orang-orang kafir, seperti dalam firmanNya tentang
Fir’aun dan para pengikutnya, “Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi hari
dan petang (di dalam kubur mereka), dan pada hari terjadinya Kiamat, (Dikatakan
kepada malaikat), Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat
keras”. (QS. Al-Mu’min: 46)
Dari Zaid bin Tsabit dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bahwa beliau bersabda, “Kalau tidak karena kalian saling mengubur (orang yang
mati) pasti aku memohon kepada Allah agar memperdengarkan siksa kubur kepada
kalian yang saya mendengarnya. Kemudian Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-
bersabda, “Mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur”. Para sahabat
berkata, “Kami memohon perlindungan Allah dari siksa kubur.” (HR. Muslim)
Adapun nikmat kubur, maka dia diperuntukkan bagi orang-orang
mukmin yang jujur. Hal ini dijelaskan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam
firmanNya, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, Rabb kami ialah Allah,
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada
mereka (dengan mengatakan), Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu
merasa sedih ; dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) Surga yang telah
dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushshilat: 30)
Kisah fitnah kubur, serta kenikmatan bagi yang berhasil
menjawab ketiga pertanyaan Mungkar dan Nakir, serta siksaan bagi yang tidak
bisa menjawabnya, semuanya dipaparkan secara panjang lebar dalam hadits
Al-Barra’ bin Azib -radhiyallahu ‘anhu- dalam riwayat Ahmad dan Abu Daud
Nama lain bagi hari akhirat
Hari akhirat memiliki beberapa nama lain (julukan) yang
diberikan oleh Allah sendiri melalui firman-Nya di dalam Al Qur'an, di
antaranya adalah:
Al-Ghâsyiyah (Arab: الغاشية) - Peristiwa Yang
Dahsyat[8]
Al-Qâri‘ah (Arab: القارعة) - Yang
Menggemparkan[9]
Ar-Râjifah (Arab: الرجفة) - Yang Menggetarkan
As-Sâ'ah (Arab: السَّاعَة) - Kehancuran[10]
Ash-Shakhah -
Bencana yang memilukan
At-Thaamah (Arab: اظمة) - Bencana
Al-Wâqi‘ah (Arab: الْوَاقِعَةُ) - Peristiwa Yang
Pasti Terjadi[11]
Al-Zalzalah (Arab:
الزلزلة) -
Kegoncangan[12]
Yawm ad-Dîn (Arab:
يَوْمِ الدِّينِ) - Hari
Penghakiman[13]
Yawm al-Âkhir
(Arab: يَوْمِ الآخِرُ) - Hari Akhir[14]
Yawm al-Alîm Arab: يو م
أليم) - Hari Yang
Menyedihkan[15]
Yawm al-‘Azhim
(Arab: يَوْمٌ عَظِيْمٌ ) - Hari Yang
Besar[16]
Yawm al-Âzifah
(Arab: يَوْمُ الآزِفَةِ) - Hari Yang
Dekat[17]
Yawm al-Ba'ats
(Arab: يوم البث) - Hari Kebangkitan[18]
Yawm al-Fashl
(Arab: يَوْمُ الْفَصْلِ) - Hari Keputusan[19]
Yawm al-Fath
(Arab: يَوْمُ الْفَتْحِ) - Hari
Kemenangan[20]
Yawm al-Haqq
(Arab: يَوْمُ الْحَقِّ) - Hari Kebenaran[21]
Yawm al-Hasrah
(Arab: يَوْمٌ الْحَسْرَةِ) - Hari
Penyesalan[22]
Yawm al-Hasyr (Arab: يوماالحشر) - Hari Perhimpunan
Yawm al-Hisãb
(Arab: يومالْحِسَابِ) -
Hari Perhitungan[23]
Yawm al-Jam‘i'
(Arab: يَوْمُ الْجَمْعِ) - Hari
Pengumpulan[24]
Yawm al-Jaza'
(Arab: يوم الجزاء) - Hari Pembalasan/
Hukuman[25]
Yawm al-Khulûd
(Arab: يَوْمُ الْخُلُوْدِ) - Hari
Kekekalan[26]
Yawm al-Khurûj
(Arab: يَوْمُ الْخُرُوْجِ ) - Hari Keluar
dari Kubur[27]
Yawm al-Mahsyar
(Arab: يومالمحشر) - Hari
Berkumpul di Mahsyar[28]
Yawm al-Mau‘ûd
(Arab: يَوْمُ الْمَوْعُوْدُ ) - Hari Yang
Dijanjikan[29]
Yawm al-Mizan
(Arab: يَوْمَالميزان) -
Hari Penimbangan[30]
Yawm al-Qiyāmah
(Arab: يَوْمُ الْقِيَامَةِ) - Hari
Kebangkitan[31]
Yawm al-Wa’iid
(Arab: يَوْمُ الْوَعِيدِ ) - Hari Ancaman[32]
Yawm an-Nusyur
(Arab: يوم انوسر) - Hari Kembali
Yawm ‘Aqîm (Arab: يَوْمٌ عَقِيْمٌ) - Hari Siksaan[33]
Yawm at-Taghâbun
(Arab: يَوْمُ التَّغَابُنِ) - Hari
Pengungkapan Kesalahan[34]
Yawm at-Tanad
(Arab: يَوْمَ التَّنَادِ) - Hari Panggil Memanggil[35]
Yawm ath-Thalâq
(Arab: يَوْمُ الطَّلاَقِ) - Hari
Pertemuan[36]
Yawm azh-Zhullah
(Arab: يَوْمُ الظُّلَّةِ) - Hari Naungan[37]
Yawm Kabîr' (Arab:
يَوْمٌ كَبِيْرٌ) - Hari Yang Besar[38]
Yawm Ma‘lûm (Arab:
يَوْمٌ مَعْلُوْمٌ) - Hari Yang
Dikenal[39]
Yawm Muhîth (Arab:
يَوْمٌ مُحِيْطٌ) - Hari Yang
Membinasakan[40]
Hikmah Beriman Kepada
Hari Akhir
1. Dengan iman kepada hari akhir senantiasa memotivasi untuk
beramal kebajikan dengan ikhlas mengharap ridho Allah semata.
2. Senantiasa pula membendung niat-niat yang buruk apalagi
melaksanakannya.
3. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengkiaskan apa
yang ada di dunia ini dengan apa yang ada di akhirat.
4. Adanya rasa kebencian yang dalam kepada kema’siatan dan
kebejatan moral yang mengakibatkan murka Allah di dunia dan di akhirat.
5. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin
dengan segala kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia
ini.
6. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah
dengan mengharapkan mau’nah Nya pada hari itu.
Manfaat Keimanan
Kepada Hari Akhir
1. Mencintai ketaatan dengan mengharap balasan pahala pada
hari itu.
2. Membenci perbuatan maksiat dengan rasa takut akan siksa
pada hari itu
3. Menghibur orang mukmin tentang apa yang didapatkan di
dunia dengan mengharap kenikmatan serta pahala di akhirat.
JAKARTA 21/8/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar