Rabu, 21 Agustus 2013

KIAMAT AKAN DATANG


                                    
 Kapan Hari Akhir ?
Allah Ta’ala berfirman, “Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya”. (QS. Al-Anbiya`: 104)
Kebangkitan manusia setelah meninggal adalah kebenaran yang pasti, ditunjukkan oleh Al-Kitab, Sunnah dan ijma’ umat Islam. Allah Ta’ala berfirman, “Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat”. (QS. Al-Mu’minun: 15-16)
Nabi Muhammad -shallallahu alaihi wa sallam- juga bersabda, “Di hari Kiamat seluruh manusia akan dihimpun dengan keadaan tidak beralas kaki dan tidak disunat”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Muqaddimah
Beriman kepada Hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang diberitakan oleh Allah dalam kitabNya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya terkait dengan peristiwa yang terjadi sesudah mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat kubur dan seterusnya sampai surga dan neraka.
Beriman kepada Hari Akhir adalah rukun iman yang kelima dari enam rukun iman. Di dalam al-Qur`an dan di dalam hadits beriman kepada Hari Akhir sering digandengkan dengan beriman kepada Allah karena orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak mungkin beriman kepada Allah, orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak akan beramal, orang beramal karena ada harapan kemuliaan di Hari Akhir dan ada ketakutan terhadap azab di Hari akhir, jika dia tidak beriman kepadanya maka dia seperti orang-orang yang disebutkan oleh Allah dan firmanNya,
Artinya : “Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa,’ dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (Al-Jatsiyah: 24).
Makna Hari Akhir
Hari akhir adalah hari kiamat, di mana seluruh manusia dibangkitkan pada hari itu untuk dihisab da dibalas. Hari itu disebut hari akhir, karena tidak ada hari lagi setelahnya. Pada hari itulah penghuni surga dan penghuni meraka masing-masing menetap di tempatnya.
Iman kepada hari akhir mengandung tiga unsur:
1. Mengimani al-ba’tsu (kebangkitan), yaitu menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati ketika tiupan sangkakala yang kedua kali. Pada waktu itu semua manusia bangkit untuk menghadap Rabb alam semesta dengan tidak beralas kaki, bertelanjang, dan tidak disunat.
Allah Ta’ala berfirman, “Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya”. (QS. Al-Anbiya`: 104)
Kebangkitan manusia setelah meninggal adalah kebenaran yang pasti, ditunjukkan oleh Al-Kitab, Sunnah dan ijma’ umat Islam. Allah Ta’ala berfirman, “Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat”. (QS. Al-Mu’minun: 15-16)
Nabi Muhammad -shallallahu alaihi wa sallam- juga bersabda, “Di hari Kiamat seluruh manusia akan dihimpun dengan keadaan tidak beralas kaki dan tidak disunat”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Adapun ijma’, maka umat Islam telah sepakat akan adanya hari kebangkitan karena hal itu sesuai dengan hikmah Allah yang mengembalikan ciptaanNya untuk diberi balasan terhadap segala yang telah diperintahkanNya melalui lisan para rasulNya. Allah Ta’ala berfirman, “Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main (saja), dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami ?” (QS. Al-Mu’minun: 115)
2. Mengimani hisab (perhitungan) dan jaza’ (pembalasan) dengan meyakini bahwa seluruh perbuatan manusia akan dihisab dan dibalas. Hal ini dipaparkan dengan jelas di dalam Al-Qur’an, Sunnah dan ijma (kesepakatan) umat Islam.
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya kepada Kamilah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab mereka”. (QS. Al-Ghasyiyah: 25-26)
Allah Ta’ala juga berfirman, “Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya ; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi balasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)”. (QS. Al-An’am : 160)
Dari Ibnu Umar -radhiallahu ‘anhu- bahwa Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Allah nanti akan mendekatkan orang mukmin, lalu meletakkan tutup dan menutupnya. Allah bertanya : ‘Apakah kamu tahu dosamu itu ?” Ia menjawab, ‘Ya Rabbku’. Ketika ia sudah mengakui dosa-dosanya dan melihat dirinya telah binasa, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Aku telah menutupi dosa-dosamu di dunia dan sekarang Aku mengampuninya’. Kemudian diberikan kepada orang mukmin itu buku amal baiknya. Adapun orang-orang Kafir dan orang-orang munafik, Allah Subhanahu wa Ta’ala memanggilnya di hadapan orang banyak. Mereka orang-orang yang mendustakan Rabbnya. Ketahuilah, laknat Allah itu untuk orang-orang yang zhalim”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
3. Mengimani surga dan neraka sebagai tempat manusia yang abadi. Surga tempat kenikmatan yang disediakan Allah untuk orang-orang mukmin yang bertaqwa, yang mengimani apa-apa yang harus diimani, yang taat kepada Allah dan rasul-Nya, dan kepada orang-orang yang ikhlas.
Di dalam surga terdapat berbagai kenikmatan yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, serta tidak terlintas dalam benak manusia.
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga Adn yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka, dan mereka pun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya”. (QS. Al-Bayyinnah: 7-8) Allah juga berfirman, “Tidak seorangpun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. As-Sajdah: 17)
Neraka adalah tempat adzab yang disediakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk orang-orang kafir, yang berbuat zhalim, serta bagi yang mengingkari Allah dan RasulNya. Di dalam neraka terdapat berbagai adzab dan sesuatu yang menakutkan, yang tidak pernah terlintas dalam hati.
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang yang zhalim itu Neraka yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta minum, maka mereka akan diberi minuman dengan air seperti besi yang mendidih yang dapat menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”. (QS. Al-Kahfi: 29)
Juga pada firman-Nya, “Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (Neraka). Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka tidak memperoleh seorang pelindung pun dan tidak (pula) seorang penolong. Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam Nereka, mereka berkata, Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul”. (QS. Al-Ahzab: 64-66)
Iman kepada hari Akhir adalah termasuk mengimani peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sesudah kematian, misalnya :
a. Fitnah Kubur
Yaitu pertanyaan yang diajukan kepada mayat ketika sudah dikubur tentang Rabbnya, agamanya dan nabinya. Allah akan meneguhkan orang-orang yang beriman dengan kata-kata yang mantap. Ia akan menjawab pertanyaan itu dengan tegas dan penuh keyakinan, “Allah Rabbku, Islam agamaku, dan Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam nabiku”. Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan kafir. Mereka akan menjawab pertanyaan dengan terbengong-bengong karena pertanyaan itu terasa asing baginya. Mereka akan menjawab, ‘Hah..hah.. tidak tahu’. Sedangkan orang-orang munafik akan menjawab dengan kebingungan, ‘Aku tidak tahu. Dulu aku pernah mendengar orang-orang mengatakan sesuatu lalu aku mengatakannya’.
b. Siksa Dan Nikmat Kubur
Siksa kubur diperuntukkan bagi orang-orang zhalim, yakni orang-orang munafik dan orang-orang kafir, seperti dalam firmanNya tentang Fir’aun dan para pengikutnya, “Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi hari dan petang (di dalam kubur mereka), dan pada hari terjadinya Kiamat, (Dikatakan kepada malaikat), Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. (QS. Al-Mu’min: 46)
Dari Zaid bin Tsabit dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda, “Kalau tidak karena kalian saling mengubur (orang yang mati) pasti aku memohon kepada Allah agar memperdengarkan siksa kubur kepada kalian yang saya mendengarnya. Kemudian Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur”. Para sahabat berkata, “Kami memohon perlindungan Allah dari siksa kubur.” (HR. Muslim)
Adapun nikmat kubur, maka dia diperuntukkan bagi orang-orang mukmin yang jujur. Hal ini dijelaskan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firmanNya, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, Rabb kami ialah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih ; dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) Surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushshilat: 30)
Kisah fitnah kubur, serta kenikmatan bagi yang berhasil menjawab ketiga pertanyaan Mungkar dan Nakir, serta siksaan bagi yang tidak bisa menjawabnya, semuanya dipaparkan secara panjang lebar dalam hadits Al-Barra’ bin Azib -radhiyallahu ‘anhu- dalam riwayat Ahmad dan Abu Daud
Nama lain bagi hari akhirat
Hari akhirat memiliki beberapa nama lain (julukan) yang diberikan oleh Allah sendiri melalui firman-Nya di dalam Al Qur'an, di antaranya adalah:
 Al-Ghâsyiyah (Arab: الغاشية) - Peristiwa Yang Dahsyat[8]
    Al-Qâri‘ah (Arab: القارعة) - Yang Menggemparkan[9]
    Ar-Râjifah (Arab: الرجفة) - Yang Menggetarkan
    As-Sâ'ah (Arab: السَّاعَة) - Kehancuran[10]
    Ash-Shakhah - Bencana yang memilukan
    At-Thaamah (Arab: اظمة) - Bencana
    Al-Wâqi‘ah (Arab: الْوَاقِعَةُ) - Peristiwa Yang Pasti Terjadi[11]
    Al-Zalzalah (Arab: الزلزلة) - Kegoncangan[12]
    Yawm ad-Dîn (Arab: يَوْمِ الدِّينِ) - Hari Penghakiman[13]
    Yawm al-Âkhir (Arab: يَوْمِ الآخِرُ) - Hari Akhir[14]
    Yawm al-Alîm Arab: يو م أليم) - Hari Yang Menyedihkan[15]
    Yawm al-‘Azhim (Arab: يَوْمٌ عَظِيْمٌ ) - Hari Yang Besar[16]
    Yawm al-Âzifah (Arab: يَوْمُ الآزِفَةِ) - Hari Yang Dekat[17]
    Yawm al-Ba'ats (Arab: يوم البث) - Hari Kebangkitan[18]
    Yawm al-Fashl (Arab: يَوْمُ الْفَصْلِ) - Hari Keputusan[19]
    Yawm al-Fath (Arab: يَوْمُ الْفَتْحِ) - Hari Kemenangan[20]
    Yawm al-Haqq (Arab: يَوْمُ الْحَقِّ) - Hari Kebenaran[21]
    Yawm al-Hasrah (Arab: يَوْمٌ الْحَسْرَةِ) - Hari Penyesalan[22]
    Yawm al-Hasyr (Arab: يوماالحشر) - Hari Perhimpunan

               

    Yawm al-Hisãb (Arab: يومالْحِسَابِ) - Hari Perhitungan[23]
    Yawm al-Jam‘i' (Arab: يَوْمُ الْجَمْعِ) - Hari Pengumpulan[24]
    Yawm al-Jaza' (Arab: يوم الجزاء) - Hari Pembalasan/ Hukuman[25]
    Yawm al-Khulûd (Arab: يَوْمُ الْخُلُوْدِ) - Hari Kekekalan[26]
    Yawm al-Khurûj (Arab: يَوْمُ الْخُرُوْجِ ) - Hari Keluar dari Kubur[27]
    Yawm al-Mahsyar (Arab: يومالمحشر) - Hari Berkumpul di Mahsyar[28]
    Yawm al-Mau‘ûd (Arab: يَوْمُ الْمَوْعُوْدُ ) - Hari Yang Dijanjikan[29]
    Yawm al-Mizan (Arab: يَوْمَالميزان) - Hari Penimbangan[30]
    Yawm al-Qiyāmah (Arab: يَوْمُ الْقِيَامَةِ) - Hari Kebangkitan[31]
    Yawm al-Wa’iid (Arab: يَوْمُ الْوَعِيدِ ) - Hari Ancaman[32]
    Yawm an-Nusyur (Arab: يوم انوسر) - Hari Kembali
    Yawm ‘Aqîm (Arab: يَوْمٌ عَقِيْمٌ) - Hari Siksaan[33]
    Yawm at-Taghâbun (Arab: يَوْمُ التَّغَابُنِ) - Hari Pengungkapan Kesalahan[34]
    Yawm at-Tanad (Arab: يَوْمَ التَّنَادِ) - Hari Panggil Memanggil[35]
    Yawm ath-Thalâq (Arab: يَوْمُ الطَّلاَقِ) - Hari Pertemuan[36]
    Yawm azh-Zhullah (Arab: يَوْمُ الظُّلَّةِ) - Hari Naungan[37]
    Yawm Kabîr' (Arab: يَوْمٌ كَبِيْرٌ) - Hari Yang Besar[38]
    Yawm Ma‘lûm (Arab: يَوْمٌ مَعْلُوْمٌ) - Hari Yang Dikenal[39]
    Yawm Muhîth (Arab: يَوْمٌ مُحِيْطٌ) - Hari Yang Membinasakan[40]
Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir
1. Dengan iman kepada hari akhir senantiasa memotivasi untuk beramal kebajikan dengan ikhlas mengharap ridho Allah semata.
2. Senantiasa pula membendung niat-niat yang buruk apalagi melaksanakannya.
3. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengkiaskan apa yang ada di dunia ini dengan apa yang ada di akhirat.
4. Adanya rasa kebencian yang dalam kepada kema’siatan dan kebejatan moral yang mengakibatkan murka Allah di dunia dan di akhirat.

5. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.
6. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah dengan mengharapkan mau’nah Nya pada hari itu.
Manfaat Keimanan Kepada Hari Akhir
1. Mencintai ketaatan dengan mengharap balasan pahala pada hari itu.
2. Membenci perbuatan maksiat dengan rasa takut akan siksa pada hari itu
3. Menghibur orang mukmin tentang apa yang didapatkan di dunia dengan mengharap kenikmatan serta pahala di akhirat.
JAKARTA  21/8/2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman