TANDA ORANG
BERTAQWA
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-yat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya. (QS.7:96)
Muqaddimah
Alhamdulillah, mayoritas penduduk
negeri ini telah menjalani puasa Ramadhan yang bertujuan meraih derajat Taqwa
(QS.2:183), semoga negeri ini berkelimpahan berkah Allah dari langit dan bumi,
amin.
Allah ta’aala
menghendaki agar orang bertaqwa memandang kehidupan akhirat dengan penuh
kesungguhan karena di sanalah kehidupan sejati akan dijalani manusia. Sedangkan
terhadap dunia Allah ta’aala menghendaki orang bertaqwa agar berlaku
proporsional saja dan tidak terlampau ngoyo dalam meraih keberhasilannya. Sebab
kehidupan dunia ini Allah ta’aala gambarkan sebagai tempat dimana orang sekedar
bermain-main dan bersenda-gurau.
Di dunia, pada
hakikatnya, orang tidak akan pernah meraih kebahagiaan sejati maupun mengalami
penderitaan hakiki. Sementara di akhirat orang bakal senang di surga dalam
pengertian yang sesungguhnya dan abadi pula. Dan sebaliknya, di dalam neraka
orang akan merasakan penderitaan sejati dan kekal pula. Maka, saudaraku,
alangkah naif, hina dan ruginya orang yang rela mempertaruhkan kehidupan
abadinya di akhirat kelak dengan alasan ingin merebut keberhasilan dunia.
Sungguh orang-orang yang hidup dengan logika sekular seperti itu tentu akan
menyesal sangat ketika baru menyadarinya setelah ia berada di alam akhirat.
Mereka akan mengakui kekeliruan dan dosa mereka pada saat yang sudah terlambat
dan keadaan sudah tidak dapat diperbaiki lagi.
Karakteristik Orang
Bertaqwa
Kata taqwa begitu penting dalam kehidupan. Sebab ketaqwaan
adalah benteng terhadap setiap aktivitas dan gerak yang kita lakukan. Tanpa
adanya ketaqwaan, kita akan menjadi liar dan buas, bagaikan binatang yang hidup
di hutan.
Lalu ketaqwaan yang bagaimana yang menjadi pengendali, agar
kehidupan kita lebih berarti?
ALLAH SWT berfirman:
"Dan bersegeralah kamu pada ampunan dari Tuhan-mu, dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk
orang-orang yang bertaqwa." (QS. Ali 'Imron : 133)
Siapakah orang-orang yang bertaqwa itu?
Ayat 134 dan 135 dalam surat yang sama ALLAH SWT memberikan
jawaban:
"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik
di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan (kesalahan) orang. ALLAH menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan ALLAH, lalu memohon ampun terhadap
dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada ALLAH?
dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
Mengetahui."
Melalui firman ALLAH tersebut di atas, dapat dikemukakan,
beberapa ciri-ciri orang bertaqwa, yang harus kita perjuangkan dalam kehidupan:
1.Menafkahkan Harta
Kondisi ekonomi dan keuangan biasanya mengalami fluktuasi,
turun naik, kadang baik, kadang buruk, dan tidak selamanya bagus. Bagi orang
yang bertaqwa, dalam kondisi apa pun juga, menafkahkan sebagian rizki, untuk
kemaslahatan, adalah suatu kebutuhan tersendiri. Dia akan selalu ingin &
selalu bahagia untuk menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun di waktu
sempit.
Seorang hamba ALLAH yang bertaqwa, tidak mungkin akan
ditunggangi oleh uang atau harta. Sebaliknya, uang atau hartalah yang dijadikan
alat atau tunggangan orang yang bertaqwa, dalam mencapai tujuan yang mulia.
Orang bertaqwa sadar betul akan nasehat al-Quran dalam surat al-An’am ayat 32
yang menyatakan:
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari
main-main dan senda gurau belaka. dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik
bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka Tidakkah kamu memahaminya?"
2.Menahan Amarah
Sebagai manusia biasa terkadang merasa dikecewakan oleh
keadaan, atau bahkan oleh sahabat sendiri. Kita bisa marah besar karena maksud
yang tak sampai atau karena merasa martabat kita dilecehkan atau dinistakan.
Banyak sebab yang menyulut kemarahan. Hanya saja, sebagai orang yang bertaqwa
harus berusaha meredam kemarahan, agar tidak meledak dan membakar suasana,
bahkan bisa merugikan.
Orang bertaqwa bukannya tidak bisa marah. Pasti sesekali
orang bertaqwa juga dapat marah, bahkan sangat marah. Namun kemarahan orang
bertaqwa Insya ALLAH tidak sampai kalap, yang menyebabkan mata gelap dengan
meninggalkan pertimbangan akal sehat.
3. Pandai Memaafkan Kesalahan Orang Lain
Sebagai orang yang bertaqwa kita tidak boleh menyimpan
dendam kesumat tanpa akhir pada orang lain, disebabkan seseorang pernah berbuat
salah pada kita, baik sengaja atau tidak. Orang yang baik (muhsin) adalah orang
yang pandai mengendalikan amarah dan lapang dada, serta mudah memaafkan
kesalahan.
Ketahuilah dendam dan rasa dengki, bila terus dipelihara
akan menjadi penyakit rohani, yang sulit diobati. Penyakit ini akan menguras
stabilitas mental dan psikologi. Dengan demikian bila marah, diikuti dengan
rasa dendam di hati, kemudian diperkuat dengan sifat iri dan dengki, jika tidak
cepat-cepat dijauhi, maka hidup kita akan terasa sumpek, pengap bahkan menyiksa
diri sendiri. Itulah sebabnya, surga yang indah disediakan buat orang-orang
yang bertaqwa, yakni siapa saja diantara kita yang tidak gampang marah dan
mudah memaafkan kesalahan orang lain.
4.Segera Bangkit dan Bertaubat
Orang bertaqwa mungkin saja dalam rentang kehidupan pernah
tergelincir ke lembah dosa dan kemaksiatan. Namun begitu tepeleset melakukan
dosa yang menjijikan kita segera bangkit memohon ampun dan beristighfar ke pada
Tuhan.
Jadi, sangat berbeda tajam antara orang bertaqwa dengan
orang yang tidak bertaqwa. Orang yang tidak bertaqwa, yang tidak mendapat
hidayah atau bimbingan Tuhan, biasanya, cenderung mencandu dalam lembah dosa
dan kemaksiatan. Sebagai contoh; orang yang sudah kecanduan judi, tidak mudah
dipisahkan dari tarikan judi yang semakin mendarah-daging. Kadang kala penjudi
rela jatuh pailit, kalau perlu, ludes seluruh harta serta rumahnya yang luar
biasa, bahkan tanpa menyesal, sekalipun terbenam dalam perangkap judi yang
telah menghancurkan tatanan kehidupan.
Atau orang yang hidup dari “menternakan” uang, lewat riba
yang berlipat ganda. Meskipun “bekerja” sebagai lintah darat sama sekali tidak
terhormat, bahkan dikutuk oleh masyarakat, orang yang sudah menikmati dunia
riba dan perlintah-daratan, tidak akan mudah meninggalkan kebiasaan, yang telah
dijadikan mata pencaharian.
Atau orang yang mengumbar kebebasan seksual, yang
diistilahkan zaman sekarang sebagai "womanizer". Orang semacam ini
juga tidak akan pernah puas dengan berbagai eksprimen untuk memenuhi nafsu
syahwat yang serakah. Tanpa sinar terang dari ALLAH, sangat sulit, untuk dapat
membebaskan diri dari perangkap syahwat, yang tiada bertepi.
Di sinilah, betapa al-Quran sangat tepat menggambarkan
ciri-ciri sekaligus watak kita sebagai orang yang bertaqwa. Yaitu bila
tergelincir ke jeratan dosa, kita insya ALLAH akan segera melepaskan diri dan
kembali kepada petunjuk Ilahi. Dan yang paling penting adalah segera melakukan
pertobatan untuk tidak mengulangi kemaksiatan yang telah terlanjur dilakukan.
Terakhir, marilah kita selalu berserah diri, agar hidup yang
kita lalui dan Ramadhan yang sedang kita jalani, diberkahi dan mendapat ridha
di sisi Ilahi.
Selamat menunaikan ibadah shaum, perbanyak istighfar &
amal sholih. Semoga kita senantiasa berada dalam lindungan ALLAH ta'ala.
Amien...
Ciri-Ciri Orang Bertaqwa lainnya:
- Membaca Alquran sebagai kitab petunjuk (QS.2:2)
- Beriman kepada adanya akhirat (QS.2:1-5).
- Menepati janji apabila ia berjanji, dan bersabar disaat dalam kesempitan, penderitaan dan peperangan (QS.2:177).
- Menunaikan ibadah puasa (QS.2:183).
- Menunaikan ibadah haji (QS.2:197).
- Meninggalkan Riba (QS.2:278)
- Orang-orang yang selalu memohon ampunan kepada Allah subhanahu wa ta’aala dan mengikrarkan bahwa dia telah beriman serta bermunajat kepada-Nya agar dia terpelihara dari siksa neraka (QS.3:16).
- Orang-orang yang minta ampun diwaktu sahur (QS.3:17).
- Orang-orang yang tidak melakukan perbuatan keji itu lagi (QS.3:133-136).
- Orang-orang yang takut akan adzab Allah subhanahu wa ta’aala.
- Berlaku adil (QS.5:8).
- Bersungguh-sungguh mendekatkan diri kepada Allah (QS.5:35)
- Orang-orang yang langsung ingat kepada Allah ketika merasa was-was, dan langsung dapat melihat kesalahan-kesalahannya (QS.7:201)
- Mampu membedakan antara haq dan batil (QS.8:29)
- Berkumpul bersama orang-orang yang benar (QS.9:119)
- Orang-orang yang takut akan tibanya hari kiamat (QS.21:49).
- Mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah subhanahu wa ta’aala (QS.22:32).
- Tidak menuruti keinginan orang-orang Kafir dan orang-orang Munafik (QS.33:1)
- Mengucapkan perkataan yang benar (QS.33:70)
- Orang-orang yang membawa kebenaran dan membenarkannya (QS.39:33).
- Berbuat kebaikan di dunia (QS.39:10)
- Merendahkan suaranya disisi rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam (QS.49:3).
- Melakukan persiapan untuk hari esok (QS.59:18)
JAKARTA 2/7/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar