RAMADHAN BULAN PEMBEBASAN
“Ketika
awal malam bulan Ramadan tiba… -diantara
yang disebutkan- Dan Allah menetapkan (orang-orang yang) dibebaskan dari siksa
neraka, dan hal itu (terjadi pada) setiap malam.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Muqaddimah
Bulan Ramadhan tak sekedar bulan
yang hari-harinya dihabiskan dengan menahan rasa haus dan lapar saja,
selebihnya Ramadhan adalah bulan pembebasan. Ramadhan pulalah yang membekali
perjalanan hidup kita selam satu tahun dengan gemblengan jiwa, berupa kemampuan
menahan hasrat dan nafsu kita yang senantiasa bisa membawa pada jalan kehinaan.
Pembebasan yang ditawarkan bulan ramadhan adalah pembebasan diri dari nafsu dan penawar bagi mazmumah (sifat tercelah). Pembebasan pada bulan ramadhan juga mencakup pada pembebasan manusia dari hawa nafsu yang selama ini diagung-agungkan hingga menjadi Tuhan bagi mereka.
Dengan bulan ramadhan orang bisa bebas dan suci dari pengarug lingkungan. Secara terperinci, suci dalam Islam artinya bersih. Nah, kesucian itu kemudian menjadi kotor karena pengaruh-pengaruh dari lingkungan. Pengaruh ayah, ibu atau lingkungannya. Supaya seseorang kembali pada kesucian, bebas dari pengaruh lingkungan, ia harus mensucikan kembali dengan menjalankan ibadah seperti shaum (puasa) dengan sebenar-benarnya, yaitu berhenti dari hal yang membatalkan puasa, berhenti dari perbuatan yang mengurangi nilai puasa. Setiap orang yang melaksanakan puasa dengan baik, ia akan kembali pada kesucian, jiwa yang fitri.
Ramadhan Penuh Pembebasan
Mari kita jadikan bulan Ramadhan kesempatan untuk memperkuat kehendak
dan keinginan dan menjauhkan diri dari syahwat dan hal-hal yang dibolehkan,
kebebasan dari belenggu adat istiadat, sehingga kita menjadi orang mendapatkan
rahmat Allah dan melakukan puasa dan qiyam dengan penuh keimanan dan harapan
pahala sehingga kitapun akan mendapatkan ampunan. Puasa merupakan olahraga hati
(spiritual) bukan sekedar pengharaman fisik belaka, Karena itu pula kita sangat
membutuhkan sarana untuk meningkatkan jati diri pada bulan Ramadhan melalui
penguatan dan pengokohan kehendak dan keinginan, dan tanda terbesar dari itu
semua adalah menunaikan segala perintah Allah dan mencegah diri dari apa yang
diharamkan atas kita, sehingga mampu mengobati jiwa dan bertambah kuat, lalu
berinteraksi secara intensif dengan Al-Qur’an:
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. (Syura: 52).
Bahwa kekuatan tekad dan kehendak yang ditanamkan dalam ibadah puasa pada diri, juga merupakan kebutuhan umat dalam menghadapi hawa nafsu, syahwat, fitnah dan berbagai rintangan, dan dibutuhkan untuk menghadapi kecendrungan diri pada kelemahan dan kemalasan serta yang mengutamakan keselamatan daripada berjihad, berkorban, dan memberi.
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. (Syura: 52).
Bahwa kekuatan tekad dan kehendak yang ditanamkan dalam ibadah puasa pada diri, juga merupakan kebutuhan umat dalam menghadapi hawa nafsu, syahwat, fitnah dan berbagai rintangan, dan dibutuhkan untuk menghadapi kecendrungan diri pada kelemahan dan kemalasan serta yang mengutamakan keselamatan daripada berjihad, berkorban, dan memberi.
Bulan Ramadhan adalah bulan pembebasan dari api neraka. Maka wahai kaum muslimin… Perhatikanlah
hal-hal berikut ini:
1. Hisablah dirimu di
setiap hari-hari puasa mu di bulan Ramadhan
Apakah kamu telah menjaga dirimu dari hal-hal yang
membatalkan puasamu? Apakah kamu telah menjaga dirimu dari hal-hal yang
mengurangi pahala puasa seperti ghibah, berkata
dusta, dan melakukan
kebohongan?. Hisablah dirimu atas
pelaksanaan ibadah yang diwajibkan kepadamu seperti shalat lima waktu pada
waktunya, shalat (bagi laki-laki) secara berjamaah. Sesungguhnya seorang hamba
yang memelihara puasanya, melaksanakan kewajiban-kewajibannya , dan
meninggalkan perkara yang diharamkan, maka Allah akan anugerahkan kepadanya
pembebasan dari api neraka.
Rasulullah bersabda:
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ
مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ ... وفيه
: وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ
كُلُّ لَيْلَةٍ
“Ketika awal malam bulan Ramadan tiba… -diantara yang disebutkan- Dan Allah
menetapkan (orang-orang yang) dibebaskan dari siksa neraka, dan hal itu
(terjadi pada) setiap malam.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
2. Senantiasa beramal
Ketahuilah –wahai para hamba Allah- bahwa jika kalian hidup
di kehidupan ini dan senantiasa beramal, maka kalian tidak akan terlepas dari
dua keadaan, amalmu akan membebaskanmu dari neraka jahannam atau justru amalmu
yang akan menjatuhkanmu ke dalam neraka jahannam. Maka bersungguh-sungguhlah dalam membebaskan
dan menebus dirimu dari neraka sebelum kematian menjemputmu dan ketika itu
tiada berguna penyesalan.
Rasulullah bersabda:
)) الطُّهُورُ
شَطْرُ الْإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَأُ الْمِيزَانَ
وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
تَمْلَآَنِ أَوْ تَمْلَأُ مَا
بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالصَّلَاةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ
وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ
لَكَ أَوْ عَلَيْكَ كُلُّ
النَّاسِ يَغْدُو فَبَايِعٌ نَفْسَهُ
فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا ((
“Bersuci adalah separuh dari keimanan, ucapan
‘Alhamdulillah’ akan memenuhi timbangan, ‘subhanAllah walhamdulillah’ akan
memenuhi ruangan langit dan bumi, sholat adalah cahaya, dan sedekah itu
merupakan bukti, kesabaran itu merupakan sinar, dan Al Quran itu merupakan
hujjah yang akan membela atau menuntutmu. Setiap jiwa manusia melakukan amal
untuk menjual dirinya, maka sebagian mereka ada yang membebaskannya (dari siksa
Allah) dan sebagian lain ada yang menjerumuskannya (dalam siksa-Nya).” (HR
Muslim)
Berilah perhatian kepada mentauhidkan Allah, bersuci,
bertahmid, bertasbih, shalat, shadaqah, sabar, membaca Al Qur’an, memahaminya,
dan mengamalkannya. Ambillah pelajaran
dari ibadah-ibadah ini serta tunaikanlah. Semoga Allah membebaskanmu dari adzab
neraka jahannam.
3. Sibukkan diri
dengan ketaatan dan beribadah kepada Allah
Bila engkau mengetahui bahwa bulan Ramadhan adalah bulan
yang penuh berkah dan memiliki keutamaan, maka sibukkanlah dirimu setiap saat
dengan melakukan ketaatan kepada tuhanmu
dan beribadahlah lebih semangat pada malam-malamnya dan sepertiga malam
terakhirnya. Manfaatkanlah sepertiga
malam terakhirnya untuk shalat, berdoa, memohon kepada Allah, beristighfar,
bertaubat, dan berserah diri kepada Allah.
Rasulullah bersabda:
يَنْزِلُ
رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كلَّ لَيْلَةٍ إِلَى
السَّمَاءِ الدُّنْيَا، حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ
اللَّيْلِ الآخِرِ، يَقولُ مَنْ يَدْعُونِي
فَأَسْتَجِيبَ لَهُ، مَنْ يَسْأَلُنِي
فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ
لَهُ
“Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu
ketika sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku,
maka akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku berikan,
dan siapa yang yang memohon ampun kepadaKu, maka akan Aku ampuni” (HR. Bukhari
dan Muslim)
4. Jagalah ibadahmu
Wahai kaum muslimin.. Sesungguhnya Ramadhan adalah sebuah
kesempatan yang tak dapat tergantikan bagi orang yang menyia-nyiakannya. Maka
berjagalah untuk beribadah di bulan ini mulai dari malam pertama.
Jadilah engkau termasuk orang yang bertaubat serta kembali
kepada Allah.. Orang yang merendahkan diri dan berserah diri kepada-Nya.. Orang yang senantiasa berusaha mencari
keselamatan dari adzab Allah.. mengharapkan rahmat, surga, dan
ampunan-Nya… Jauhilah dosa-dosa!
Jalanilah hidupmu pada bulan Ramadhan ini dan juga pada bulan-bulan selainnya
dengan senantiasa memikirkan keselamatanmu di hari kiamat kelak.. Jadikanlah
dirimu sebagai pengawas dirimu sendiri.. Jagalah raga dan lisanmu seakan-akan kamu terpenjara.. Agar engkau tidak
membiarkan dirimu lepas tanpa kendali..
Sehingga ukuran kecintaan dan kebahagiaanmu didasarkan atas pertimbangan
akhiratmu.
JAKARTA 5/7/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar