124.Renungan Siang !!!
*Mengenal Sifat Seorang Munafiq*
ﺑَﺸِّﺮِ ﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻘِﻴﻦَ ﺑِﺄَﻥَّ ﻟَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺑًﺎ ﺃَﻟِﻴﻤًﺎ
ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺘَّﺨِﺬُﻭﻥَ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀ ﻣِﻦ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺃَﻳَﺒْﺘَﻐُﻮﻥَ
ﻋِﻨﺪَﻫُﻢُ ﺍﻟْﻌِﺰَّﺓَ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﻌِﺰَّﺓَ ﻟِﻠّﻪِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ
ﻭَﻗَﺪْ ﻧَﺰَّﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﺃَﻥْ ﺇِﺫَﺍ ﺳَﻤِﻌْﺘُﻢْ ﺁﻳَﺎﺕِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻳُﻜَﻔَﺮُ ﺑِﻬَﺎ
ﻭَﻳُﺴْﺘَﻬْﺰَﺃُ ﺑِﻬَﺎ ﻓَﻼَ ﺗَﻘْﻌُﺪُﻭﺍْ ﻣَﻌَﻬُﻢْ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺨُﻮﺿُﻮﺍْ ﻓِﻲ ﺣَﺪِﻳﺚٍ ﻏَﻴْﺮِﻩِ
ﺇِﻧَّﻜُﻢْ ﺇِﺫًﺍ ﻣِّﺜْﻠُﻬُﻢْ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠّﻪَ ﺟَﺎﻣِﻊُ ﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻘِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ ﻓِﻲ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ
ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ
Artinya : “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik
bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih
(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang
kafir menjadi teman-teman penolong dengan
meninggalkan orang-orang mukmin . Apakah mereka
mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka
Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah . dan
sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada
kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu
mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-
olokkan (oleh orang-orang kafir), Maka janganlah kamu
duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki
pembicaraan yang lain. karena Sesungguhnya (kalau
kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan
mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan
semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di
dalam Jahannam.” (QS. An Nisaa : 138 – 140)
ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺘَّﺨِﺬُﻭﻥَ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀ ﻣِﻦ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺃَﻳَﺒْﺘَﻐُﻮﻥَ
ﻋِﻨﺪَﻫُﻢُ ﺍﻟْﻌِﺰَّﺓَ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﻌِﺰَّﺓَ ﻟِﻠّﻪِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ
ﻭَﻗَﺪْ ﻧَﺰَّﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﺃَﻥْ ﺇِﺫَﺍ ﺳَﻤِﻌْﺘُﻢْ ﺁﻳَﺎﺕِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻳُﻜَﻔَﺮُ ﺑِﻬَﺎ
ﻭَﻳُﺴْﺘَﻬْﺰَﺃُ ﺑِﻬَﺎ ﻓَﻼَ ﺗَﻘْﻌُﺪُﻭﺍْ ﻣَﻌَﻬُﻢْ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺨُﻮﺿُﻮﺍْ ﻓِﻲ ﺣَﺪِﻳﺚٍ ﻏَﻴْﺮِﻩِ
ﺇِﻧَّﻜُﻢْ ﺇِﺫًﺍ ﻣِّﺜْﻠُﻬُﻢْ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠّﻪَ ﺟَﺎﻣِﻊُ ﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻘِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ ﻓِﻲ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ
ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ
Artinya : “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik
bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih
(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang
kafir menjadi teman-teman penolong dengan
meninggalkan orang-orang mukmin . Apakah mereka
mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka
Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah . dan
sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada
kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu
mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-
olokkan (oleh orang-orang kafir), Maka janganlah kamu
duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki
pembicaraan yang lain. karena Sesungguhnya (kalau
kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan
mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan
semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di
dalam Jahannam.” (QS. An Nisaa : 138 – 140)
Ibnu Katsir mengatakan bahwa makna dari firman
Allah swt ﺑَﺸِّﺮِ ﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻘِﻴﻦَ ﺑِﺄَﻥَّ ﻟَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺑًﺎ ﺃَﻟِﻴﻤًﺎ “Kabarkanlah
kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih” yaitu bahwa orang- orang munafik yang memiliki sifat :
Allah swt ﺑَﺸِّﺮِ ﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻘِﻴﻦَ ﺑِﺄَﻥَّ ﻟَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺑًﺎ ﺃَﻟِﻴﻤًﺎ “Kabarkanlah
kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih” yaitu bahwa orang- orang munafik yang memiliki sifat :
(1) beriman kemudian kafir maka hati mereka tertutup
kemudian Allah mensifatkan bahwa mereka adalah orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pelindung dengan meninggalkan orang-orang beriman artinya bahwa mereka (orang-orang munafik)
pada hakekatnya bersama mereka (orang-orang kafir),
kemudian Allah mensifatkan bahwa mereka adalah orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pelindung dengan meninggalkan orang-orang beriman artinya bahwa mereka (orang-orang munafik)
pada hakekatnya bersama mereka (orang-orang kafir),
(2) memberikan loyalitas dan kasih sayangnya kepada mereka
lalu jika bertemu dengan mereka maka orang-orang munafik itu
mengatakan,”Sesungguhnya kami
bersama kalian, sesungguhnya kami hanya mengolok-olok orang-orang beriman dengan penampilan kami
yang seolah-olah sejalan dengan mereka.”
bersama kalian, sesungguhnya kami hanya mengolok-olok orang-orang beriman dengan penampilan kami
yang seolah-olah sejalan dengan mereka.”
*Awal Kemunculan Orang-Orang Munafik*
Dalam sejarah Islam, sifat munafik baru muncul
setelah hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Makkah ke Madinah, tepatnya setelah peristiwa perang Badar. Saat itu di Makkah belum dijumpai orang-orang
munafik. Yang ada justru sebaliknya, yaitu ada
sejumlah orang yang menampakkan kekufuran karena acaman-ancaman yang menghujam namun sejatinya pada sanubarinya mukmin.
Dalam sejarah Islam, sifat munafik baru muncul
setelah hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Makkah ke Madinah, tepatnya setelah peristiwa perang Badar. Saat itu di Makkah belum dijumpai orang-orang
munafik. Yang ada justru sebaliknya, yaitu ada
sejumlah orang yang menampakkan kekufuran karena acaman-ancaman yang menghujam namun sejatinya pada sanubarinya mukmin.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , bahwasannya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺁﻳَﺔُ ﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻖِ ﺛَﻠَﺎﺙ ﺇِﺫَﺍ ﺣَﺪَّﺙَ ﻛَﺬَﺏَ، ﻭَ ﺇِﺫَﺍ ﻭَﻋَﺪَ ﺃَﺧْﻠَﻒَ، ﻭَ ﺇِﺫَﺍ
ﺍﺅْﺗُﻤِﻦَ ﺧَﺎﻥَ
ﺍﺅْﺗُﻤِﻦَ ﺧَﺎﻥَ
“Tanda orang munafik itu tiga apabila ia berucap
berdusta, jika membuat janji berdusta, dan jika
dipercayai mengkhianati”
( HR Al-Bukhari, Kitab Iman, Bab Tanda-tanda Orang Munafik, no. 33 dan Muslim, Kitab Iman, Bab Penjelasan Sifat-Sifat Orang Munafik, no. 59).
Menurut riwayat lain,
berdusta, jika membuat janji berdusta, dan jika
dipercayai mengkhianati”
( HR Al-Bukhari, Kitab Iman, Bab Tanda-tanda Orang Munafik, no. 33 dan Muslim, Kitab Iman, Bab Penjelasan Sifat-Sifat Orang Munafik, no. 59).
Menurut riwayat lain,
ﻭِ ﺇِﻥْ ﺻَﺎﻡَ ﻭَ ﺻَﻠَّﻰ ﻭَ ﺯَﻋَﻢَ ﺃَﻧُّﻪ ﻣُﺴْﻠِﻢٍ
“Dan apabila ia mengerjakan puasa dan shalat, ia menyangka
bahwa dirinya seorang muslim” (HR Muslim, Kitab Iman, Bab Penjelasan
Sifat-Sifat Orang
Munafik, no. 59).
Munafik, no. 59).
*Macam-Macam Nifak*
Ketahuilah, bahwa nifak itu ada dua macam, yaitu
nifak kecil dan nifak besar. Nifak kecil ialah berperilaku
sebagaimana perilaku orang-orang munafik, seperti yang tersebut dalam hadits di atas, dengan tetap ada
iman dalam hati. Nifak jenis ini tidak menyebabkan
pelakunya keluar dari agama, namun termasuk sarana menuju kekufuran. Jika perilaku-perilaku tersebut terus
ia lakukan, tidak menutup kemungkinan ia akan
terjerembab dalam kemunafikan. Wal’yadzubillah .
Ketahuilah, bahwa nifak itu ada dua macam, yaitu
nifak kecil dan nifak besar. Nifak kecil ialah berperilaku
sebagaimana perilaku orang-orang munafik, seperti yang tersebut dalam hadits di atas, dengan tetap ada
iman dalam hati. Nifak jenis ini tidak menyebabkan
pelakunya keluar dari agama, namun termasuk sarana menuju kekufuran. Jika perilaku-perilaku tersebut terus
ia lakukan, tidak menutup kemungkinan ia akan
terjerembab dalam kemunafikan. Wal’yadzubillah .
Dalam hadits di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebutkan tiga sifat nifak, yaitu suka berdusta
dalam berucap, ingkar janji, dan berkhianat padahal
sudah diberi kepercayaan.
menyebutkan tiga sifat nifak, yaitu suka berdusta
dalam berucap, ingkar janji, dan berkhianat padahal
sudah diberi kepercayaan.
*Balasan Buat Kaum Munafiqiin*
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻘِﻴﻦَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪَّﺭْﻙِ ﺍﻷﺳْﻔَﻞِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻭَﻟَﻦْ ﺗَﺠِﺪَ
ﻟَﻬُﻢْ ﻧَﺼِﻴﺮًﺍ
(146) ﺇِﻻ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺗَﺎﺑُﻮﺍ ﻭَﺃَﺻْﻠَﺤُﻮﺍ ﻭَﺍﻋْﺘَﺼَﻤُﻮﺍ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺃَﺧْﻠَﺼُﻮﺍ
ﺩِﻳﻨَﻬُﻢْ ﻟِﻠَّﻪِ ﻓَﺄُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻣَﻊَ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﺳَﻮْﻑَ ﻳُﺆْﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ
ﺃَﺟْﺮًﺍ ﻋَﻈِﻴﻤًﺎ
(147) ﻣَﺎ ﻳَﻔْﻌَﻞُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻌَﺬَﺍﺑِﻜُﻢْ ﺇِﻥْ ﺷَﻜَﺮْﺗُﻢْ ﻭَﺁﻣَﻨْﺘُﻢْ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪُ
ﺷَﺎﻛِﺮًﺍ ﻋَﻠِﻴﻤًﺎ
ﻟَﻬُﻢْ ﻧَﺼِﻴﺮًﺍ
(146) ﺇِﻻ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺗَﺎﺑُﻮﺍ ﻭَﺃَﺻْﻠَﺤُﻮﺍ ﻭَﺍﻋْﺘَﺼَﻤُﻮﺍ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺃَﺧْﻠَﺼُﻮﺍ
ﺩِﻳﻨَﻬُﻢْ ﻟِﻠَّﻪِ ﻓَﺄُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻣَﻊَ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﺳَﻮْﻑَ ﻳُﺆْﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ
ﺃَﺟْﺮًﺍ ﻋَﻈِﻴﻤًﺎ
(147) ﻣَﺎ ﻳَﻔْﻌَﻞُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻌَﺬَﺍﺑِﻜُﻢْ ﺇِﻥْ ﺷَﻜَﺮْﺗُﻢْ ﻭَﺁﻣَﻨْﺘُﻢْ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪُ
ﺷَﺎﻛِﺮًﺍ ﻋَﻠِﻴﻤًﺎ
“ Sesungguhnya orang-orang munafik
itu (ditempatkan) pada tingkatan paling bawah
dari neraka, dan kamu sekali-kali tidak akan
mendapat seorang penolong pun bagi mereka
(145). Kecuali orang orang yang bertaubat
dan mengadakan perbaikan dan berpegang
teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas
(mengerjakan) agama mereka karena Allah,
maka mereka itu adalah bersama-sama orang
beriman dan kelak Allah akan memberikan
kepada orang-orang beriman pahala yang
besar (146). Mengapa Allah akan menyiksamu
jika kamu bersyukur dan beriman ? dan Allah
adalah Maha Mensyukuri lagi Maha
Mengetahui (147)” .
( QS AN-NISA’ 145-147)
itu (ditempatkan) pada tingkatan paling bawah
dari neraka, dan kamu sekali-kali tidak akan
mendapat seorang penolong pun bagi mereka
(145). Kecuali orang orang yang bertaubat
dan mengadakan perbaikan dan berpegang
teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas
(mengerjakan) agama mereka karena Allah,
maka mereka itu adalah bersama-sama orang
beriman dan kelak Allah akan memberikan
kepada orang-orang beriman pahala yang
besar (146). Mengapa Allah akan menyiksamu
jika kamu bersyukur dan beriman ? dan Allah
adalah Maha Mensyukuri lagi Maha
Mengetahui (147)” .
( QS AN-NISA’ 145-147)
*Karakter Orang Munafiq*
ﺃَﺭْﺑَﻊٌ ﻣَﻦْ ﻛُﻦَّ ﻓِﻴﻪِ ﻛَﺎﻥَ ﻣُﻨَﺎﻓِﻘًﺎ ﺧَﺎﻟِﺼًﺎ ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻓِﻴﻪِ ﺧَﻠَّﺔٌ
ﻣِﻨْﻬُﻦَّ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻓِﻴﻪِ ﺧَﻠَّﺔٌ ﻣِﻦْ ﻧِﻔَﺎﻕٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺪَﻋَﻬَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺣَﺪَّﺙَ
ﻛَﺬَﺏَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻋَﺎﻫَﺪَ ﻏَﺪَﺭَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻭَﻋَﺪَ ﺃَﺧْﻠَﻒَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺧَﺎﺻَﻢَ ﻓَﺠَﺮَ ،
ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻓِﻴﻪِ ﺧَﺼْﻠَﺔٌ ﻣِﻨْﻬُﻦَّ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻓِﻴﻪِ ﺧَﺼْﻠَﺔٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨِّﻔَﺎﻕِ
( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ، ﺭﻗﻢ 3178 ﻭ ﻣﺴﻠﻢ، ﺭﻗﻢ 58 )
ﻣِﻨْﻬُﻦَّ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻓِﻴﻪِ ﺧَﻠَّﺔٌ ﻣِﻦْ ﻧِﻔَﺎﻕٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺪَﻋَﻬَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺣَﺪَّﺙَ
ﻛَﺬَﺏَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻋَﺎﻫَﺪَ ﻏَﺪَﺭَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻭَﻋَﺪَ ﺃَﺧْﻠَﻒَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺧَﺎﺻَﻢَ ﻓَﺠَﺮَ ،
ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻓِﻴﻪِ ﺧَﺼْﻠَﺔٌ ﻣِﻨْﻬُﻦَّ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻓِﻴﻪِ ﺧَﺼْﻠَﺔٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨِّﻔَﺎﻕِ
( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ، ﺭﻗﻢ 3178 ﻭ ﻣﺴﻠﻢ، ﺭﻗﻢ 58 )
“Empat (prilaku) kalau seseorang ada padanya,
maka dia termasuk benar-benar orang munafik.
Kalau berbicara berdusta, jika berjanji tidak
menepati, jika bersumpah khianat, jika bertikai,
melampau batas. Barangsiapa yang terdapat
salah satu dari sifat tersebut, maka dia memiliki
sifat kemunafikan sampai dia meninggalkannya." (HR. Bukhari, 3178 dan
Muslim, 58)
maka dia termasuk benar-benar orang munafik.
Kalau berbicara berdusta, jika berjanji tidak
menepati, jika bersumpah khianat, jika bertikai,
melampau batas. Barangsiapa yang terdapat
salah satu dari sifat tersebut, maka dia memiliki
sifat kemunafikan sampai dia meninggalkannya." (HR. Bukhari, 3178 dan
Muslim, 58)
*Dari Ali bin Abi Thalib* radhiallahu’anhu berkata,
Rasulullah sallallahu’alahi wa sallam bersabda,
Rasulullah sallallahu’alahi wa sallam bersabda,
ﻣَﻦْ ﺃَﺧْﻔَﺮَ ﻣُﺴْﻠِﻤًﺎ ، ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﻟَﻌْﻨَﺔُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻼﺋِﻜَﺔِ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺱِ
ﺃَﺟْﻤَﻌِﻴﻦَ ، ﻻَ ﻳُﻘْﺒَﻞُ ﻣِﻨْﻪُ ﺻَﺮْﻑٌ ﻭَﻻ ﻋَﺪْﻝٌ ( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ،
ﺭﻗﻢ 1870 ﻭ ﻣﺴﻠﻢ، ﺭﻗﻢ 1370 )
ﺃَﺟْﻤَﻌِﻴﻦَ ، ﻻَ ﻳُﻘْﺒَﻞُ ﻣِﻨْﻪُ ﺻَﺮْﻑٌ ﻭَﻻ ﻋَﺪْﻝٌ ( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ،
ﺭﻗﻢ 1870 ﻭ ﻣﺴﻠﻢ، ﺭﻗﻢ 1370 )
"Barangsiapa yang tidak menepati janji seorang
muslim, maka dia mendapat laknat Allah,
malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima
darinya taubat dan tebusan."
(HR. Bukhari, 1870 dan Muslim, 1370)
muslim, maka dia mendapat laknat Allah,
malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima
darinya taubat dan tebusan."
(HR. Bukhari, 1870 dan Muslim, 1370)
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini di
terangkan ayat demi ayat.
terangkan ayat demi ayat.
Pada ayat 8-10, sifat-sifat orang munafik
diungkapkan sebagai berikut.
diungkapkan sebagai berikut.
ﻭَﻣِﻦَ ﭐﻟﻨَّﺎﺱِ ﻣَﻦ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺀَﺍﻣَﻨَّﺎ ﺑِﭑﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺑِﭑﻟۡﻴَﻮۡﻡِ ﭐﻟۡﺄَﺧِﺮِ ﻭَﻣَﺎ
ﻫُﻢ ﺑِﻤُﺆۡﻣِﻨِﻴﻦَ (8) ﻳُﺨَـٰﺪِﻋُﻮﻥَ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻭَﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍْ ﻭَﻣَﺎ
ﻳَﺨۡﺪَﻋُﻮﻥَ ﺇِﻟَّﺎٓ ﺃَﻧﻔُﺴَﻬُﻢۡ ﻭَﻣَﺎ ﻳَﺸۡﻌُﺮُﻭﻥَ ( 9) ﻓِﻰ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢ
ﻣَّﺮَﺽٌ۬ ﻓَﺰَﺍﺩَﻫُﻢُ ﭐﻟﻠَّﻪُ ﻣَﺮَﺿً۬ﺎۖ ﻭَﻟَﻬُﻢۡ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﺃَﻟِﻴﻢُۢ ﺑِﻤَﺎ ﻛَﺎﻧُﻮﺍْ
ﻳَﻜۡﺬِﺑُﻮﻥَ 10
ﻫُﻢ ﺑِﻤُﺆۡﻣِﻨِﻴﻦَ (8) ﻳُﺨَـٰﺪِﻋُﻮﻥَ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻭَﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍْ ﻭَﻣَﺎ
ﻳَﺨۡﺪَﻋُﻮﻥَ ﺇِﻟَّﺎٓ ﺃَﻧﻔُﺴَﻬُﻢۡ ﻭَﻣَﺎ ﻳَﺸۡﻌُﺮُﻭﻥَ ( 9) ﻓِﻰ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢ
ﻣَّﺮَﺽٌ۬ ﻓَﺰَﺍﺩَﻫُﻢُ ﭐﻟﻠَّﻪُ ﻣَﺮَﺿً۬ﺎۖ ﻭَﻟَﻬُﻢۡ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﺃَﻟِﻴﻢُۢ ﺑِﻤَﺎ ﻛَﺎﻧُﻮﺍْ
ﻳَﻜۡﺬِﺑُﻮﻥَ 10
Diantara manusia ada yang
mengatakan: “Kami beriman kepada
Allah dan hari kemudian,” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman (8). Mereka hendak
menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak
sadar (9). Dalam hati mereka ada
penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa
yang pedih, disebabkan mereka berdusta
(10).Ketika menafsirkan ayat 8 dan 9 tersebut,
mengatakan: “Kami beriman kepada
Allah dan hari kemudian,” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman (8). Mereka hendak
menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak
sadar (9). Dalam hati mereka ada
penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa
yang pedih, disebabkan mereka berdusta
(10).Ketika menafsirkan ayat 8 dan 9 tersebut,
*Rasyid Rida menjelaskan*
bahwa ayat tersebut bukanlah berkenaan dengan orang-orang
munafik yang hidup pada masa turunnya al-Qur’an, maupun yang
hidup pada masa sekarang ataupun yang hidup pada masa yang akan
datang. Karena itulah pada ayat tersebut tidak disebutkan: “ dan iman
kepadamu hai Muhammad”. (Rasyid
Rida, I: 149).
bahwa ayat tersebut bukanlah berkenaan dengan orang-orang
munafik yang hidup pada masa turunnya al-Qur’an, maupun yang
hidup pada masa sekarang ataupun yang hidup pada masa yang akan
datang. Karena itulah pada ayat tersebut tidak disebutkan: “ dan iman
kepadamu hai Muhammad”. (Rasyid
Rida, I: 149).
Pada ayat 10, dinyatakan bahwa “ dalam hati mereka ada penyakitnya,
lalu ditambah Allah penyakitnya .” Pada
ayat tersebut digunakan kata isti’arah (metafora): pemakaian kata yang
bukan dengan arti yang sebenarnya,karena yang dimaksudkan dengan
penyakit dalam hati, bukanlah karena
hatinya terkena kuman atau virus, melainkan yang dimaksudkan, ialah
bahwa keyakinan mereka tidak sehat, sebab tidak sesuai dengan al-Qur’an.
Maka hati orang-orang mukmin dikatakan sehat, sebab keyakinannya
sehat, sebagaimana disebutkan dalam
firman-Nya:
lalu ditambah Allah penyakitnya .” Pada
ayat tersebut digunakan kata isti’arah (metafora): pemakaian kata yang
bukan dengan arti yang sebenarnya,karena yang dimaksudkan dengan
penyakit dalam hati, bukanlah karena
hatinya terkena kuman atau virus, melainkan yang dimaksudkan, ialah
bahwa keyakinan mereka tidak sehat, sebab tidak sesuai dengan al-Qur’an.
Maka hati orang-orang mukmin dikatakan sehat, sebab keyakinannya
sehat, sebagaimana disebutkan dalam
firman-Nya:
ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﻦۡ ﺃَﺗَﻰ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﺑِﻘَﻠۡﺐٍ۬ ﺳَﻠِﻴﻢٍ۬ 89
Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih
(Qs. asy-Syu’ara/26: 89).
Karena orang munafik itu tidak sehat
keyakinannya, maka akhirnya pendiriannya tidak menentu, terombang-ambing ke sana dan ke
mari, sebagaimana diungkapkan dalam
suatu hadits Nabi SAW:
(Qs. asy-Syu’ara/26: 89).
Karena orang munafik itu tidak sehat
keyakinannya, maka akhirnya pendiriannya tidak menentu, terombang-ambing ke sana dan ke
mari, sebagaimana diungkapkan dalam
suatu hadits Nabi SAW:
ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻘُﻮْﻥَ ﻛَﻤَﺜَﻞِ ﺍﻟﺸَّﺎﺓِ ﺍﻟْﻤَﺎﺋِﺮَﺓُ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟْﻐَﻨَﻤَﻴْﻦِ ﺗَﻌِﻴْﺮُ
ﺇِﻟَﻲ ﻫَﺬَﺍ ﻣَﺮَّﺓً ﻭَﺇِﻟَﻲ ﻫَﺬَﺍ ﻣَﺮَّﺓً
ﺇِﻟَﻲ ﻫَﺬَﺍ ﻣَﺮَّﺓً ﻭَﺇِﻟَﻲ ﻫَﺬَﺍ ﻣَﺮَّﺓً
Perumpamaan orang munafik adalah
seperti domba yang bingung antara dua
kambing, kadang-kadang tersesat ke sini dan kadang-kadang tersesat ke
sana. (Shahih Muslim, dari Ibnu ‘Umar,
Sifatul Munafiqin: 17).
seperti domba yang bingung antara dua
kambing, kadang-kadang tersesat ke sini dan kadang-kadang tersesat ke
sana. (Shahih Muslim, dari Ibnu ‘Umar,
Sifatul Munafiqin: 17).
*Nasib Orang Munafik di Akhirat*
Pada dasarnya orang-orang munafik
tersebut akan memperoleh suatu balasan
yangsetimpal dengan perbuatannya di dunia
dan akhirat. Adapun balasan di akhirat
bagi orang-orang munafik di akhirat adalah
lebih dahsyat daripada siksaan orang-orang
kafir. Mereka akan disiksa di dalam Neraka
selama-lamanya dan menjadi pembakar api
neraka. Itu semua disebabkan karena
serangan orang-orang munafik lebih
berbahaya ketimbang orang-orang kafir.
tersebut akan memperoleh suatu balasan
yangsetimpal dengan perbuatannya di dunia
dan akhirat. Adapun balasan di akhirat
bagi orang-orang munafik di akhirat adalah
lebih dahsyat daripada siksaan orang-orang
kafir. Mereka akan disiksa di dalam Neraka
selama-lamanya dan menjadi pembakar api
neraka. Itu semua disebabkan karena
serangan orang-orang munafik lebih
berbahaya ketimbang orang-orang kafir.
(145 ) ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻘِﻴﻦَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪَّﺭْﻙِ ﺍﻷﺳْﻔَﻞِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻭَﻟَﻦْ ﺗَﺠِﺪَ
ﻟَﻬُﻢْ ﻧَﺼِﻴﺮًﺍ
ﻟَﻬُﻢْ ﻧَﺼِﻴﺮًﺍ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu
(ditempatkan) pada tingkatan yang paling
bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali
tidak akan mendapat seorang penolongpun
bagi mereka.
(Q.S. Al-Nisaa’.145)
(ditempatkan) pada tingkatan yang paling
bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali
tidak akan mendapat seorang penolongpun
bagi mereka.
(Q.S. Al-Nisaa’.145)
*Semoga bermanfaat... Aamiin.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar