108.Renungan Siang !!!
*Keagungan Ulama*
Imam al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan segi keserupaan
antara hujan dengan ilmu agama. Beliau berkata, “Sebagaimana hujan akan
menghidupkan
tanah yang mati (gersang), demikian pula ilmu-ilmu
agama akan menghidupkan hati yang mati.” (lihat Fath
al-Bari [1/215]).
tanah yang mati (gersang), demikian pula ilmu-ilmu
agama akan menghidupkan hati yang mati.” (lihat Fath
al-Bari [1/215]).
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Allah subhanahu menjadikan ilmu bagi hati laksana air hujan bagi tanah. Sebagaimana tanah/bumi tidak
akan hidup kecuali dengan curahan air hujan, maka
demikian pula tidak ada kehidupan bagi hati kecuali
dengan ilmu.” (lihat al-’Ilmu, Syarafuhu wa Fadhluhu, hal. 227).
“Allah subhanahu menjadikan ilmu bagi hati laksana air hujan bagi tanah. Sebagaimana tanah/bumi tidak
akan hidup kecuali dengan curahan air hujan, maka
demikian pula tidak ada kehidupan bagi hati kecuali
dengan ilmu.” (lihat al-’Ilmu, Syarafuhu wa Fadhluhu, hal. 227).
ﺍﻟْﻌُﻠُﻤَﺎﺀُ ﻭَﺭَﺛَﺔُ ﺍْﻷَﻧْﺒِﻴَﺎﺀِ
“Ulama adalah pewaris para nabi .” (HR At-Tirmidzi
dari Abu Ad-Darda radhiallahu ‘anhu),
dari Abu Ad-Darda radhiallahu ‘anhu),
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻻَ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﺍﻧْﺘِﺰَﺍﻋﺎً ﻳَﻨْﺘَﺰِﻋُﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌِﺒﺎَﺩِ، ﻭَﻟَﻜِﻦْ
ﺑِﻘَﺒْﺾِ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤﺎَﺀِ . ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﺫَﺍ ﻟَﻢْ ﻳُﺒْﻖِ ﻋﺎَﻟِﻤﺎً ﺍﺗَّﺨَﺬَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺭُﺅُﻭْﺳﺎً
ﺟُﻬَّﺎﻻً ﻓَﺴُﺄِﻟُﻮﺍ ﻓَﺄَﻓْﺘَﻮْﺍ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻋِﻠْﻢٍ ﻓَﻀَﻠُّﻮﺍ ﻭَﺃَﺿَﻠُّﻮﺍ
ﺑِﻘَﺒْﺾِ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤﺎَﺀِ . ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﺫَﺍ ﻟَﻢْ ﻳُﺒْﻖِ ﻋﺎَﻟِﻤﺎً ﺍﺗَّﺨَﺬَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺭُﺅُﻭْﺳﺎً
ﺟُﻬَّﺎﻻً ﻓَﺴُﺄِﻟُﻮﺍ ﻓَﺄَﻓْﺘَﻮْﺍ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻋِﻠْﻢٍ ﻓَﻀَﻠُّﻮﺍ ﻭَﺃَﺿَﻠُّﻮﺍ
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan
mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia
mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama
sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim
pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari
kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka
ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu.
Mereka sesat dan menyesatkan .”
(HR. Al-Bukhari no. 100 dan Muslim no. 2673)
mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia
mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama
sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim
pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari
kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka
ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu.
Mereka sesat dan menyesatkan .”
(HR. Al-Bukhari no. 100 dan Muslim no. 2673)
*Dalil-dalil tentang keutamaan ilmu dan ulama*
1. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ﻳَﺮْﻓَﻊِ ﺍﻟﻠﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺃُﻭﺗُﻮﺍ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﺩَﺭَﺟﺎَﺕٍ
“Allah mengangkat orang-orang yang beriman di
antara kalian dan orang-orang yang diberikan ilmu ke
beberapa derajat .” (Al-Mujadalah: 11)
Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu berkata: “(Kedudukan)
ulama berada di atas orang-orang yang beriman
sampai 100 derajat, jarak antara satu derajat dengan
yang lain seratus tahun.” (Tadzkiratus Sami’, hal. 27)
2. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
antara kalian dan orang-orang yang diberikan ilmu ke
beberapa derajat .” (Al-Mujadalah: 11)
Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu berkata: “(Kedudukan)
ulama berada di atas orang-orang yang beriman
sampai 100 derajat, jarak antara satu derajat dengan
yang lain seratus tahun.” (Tadzkiratus Sami’, hal. 27)
2. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ﺷَﻬِﺪَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺃَﻧَّﻪُ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﻫُﻮَ ﻭَﺍﻟْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔُ ﻭَﺃُﻭﻟُﻮﺍ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ ﻗَﺎﺋِﻤﺎً
ﺑِﺎﻟْﻘِﺼْﻂِ
ﺑِﺎﻟْﻘِﺼْﻂِ
“Allah telah mempersaksikan bahwa tidak ada
sesembahan yang benar melainkan Dia dan para
malaikat dan orang yang berilmu (ikut
mempersaksikan) dengan penuh keadilan .” (Ali
‘Imran: 18)
Al-Imam Badruddin rahimahullah berkata: “ Allah
memulai dengan dirinya (dalam persaksian), lalu
malaikat-malaikat-Nya, lalu orang-orang yang
berilmu. Cukuplah hal ini sebagai bentuk kemuliaan,
keutamaan, keagungan dan kebaikan (buat
mereka). ” (Tadzkiratus Sami’, hal 27)
sesembahan yang benar melainkan Dia dan para
malaikat dan orang yang berilmu (ikut
mempersaksikan) dengan penuh keadilan .” (Ali
‘Imran: 18)
Al-Imam Badruddin rahimahullah berkata: “ Allah
memulai dengan dirinya (dalam persaksian), lalu
malaikat-malaikat-Nya, lalu orang-orang yang
berilmu. Cukuplah hal ini sebagai bentuk kemuliaan,
keutamaan, keagungan dan kebaikan (buat
mereka). ” (Tadzkiratus Sami’, hal 27)
3. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ﻗُﻞْ ﻫَﻞْ ﻳَﺴْﺘَﻮِﻯ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮْﻥَ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻻَ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮْﻥَ
“Katakan (wahai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam)
apakah sama antara orang yang berilmu dengan
orang yang tidak berilmu .” (Az-Zumar: 9)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Allah
Subhanahu wa Ta’ala menafikan unsur kesamaan
antara ulama dengan selain mereka sebagaimana
Allah menafikan unsur kesamaan antara penduduk
surga dan penduduk neraka. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman: “Katakan, tidaklah sama antara
orang yang berilmu dengan orang yang tidak
berilmu.” (Az-Zumar: 9), sebagaimana firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala: “Tidak akan sama antara
penduduk neraka dan penduduk surga.” (Al-Hasyr:
20). Ini menunjukkan tingginya keutamaan ulama dan
kemuliaan mereka.” (Miftah Dar As-Sa’adah, 1/221)
apakah sama antara orang yang berilmu dengan
orang yang tidak berilmu .” (Az-Zumar: 9)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Allah
Subhanahu wa Ta’ala menafikan unsur kesamaan
antara ulama dengan selain mereka sebagaimana
Allah menafikan unsur kesamaan antara penduduk
surga dan penduduk neraka. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman: “Katakan, tidaklah sama antara
orang yang berilmu dengan orang yang tidak
berilmu.” (Az-Zumar: 9), sebagaimana firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala: “Tidak akan sama antara
penduduk neraka dan penduduk surga.” (Al-Hasyr:
20). Ini menunjukkan tingginya keutamaan ulama dan
kemuliaan mereka.” (Miftah Dar As-Sa’adah, 1/221)
4. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ﻓَﺎﺳْﺄَﻟُﻮﺍ ﺃَﻫْﻞَ ﺍﻟﺬِّﻛْﺮِ ﺇِﻥْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﻻَ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮْﻥَ
“Maka bertanyalah kalian kepada ahli dzikir (ahlinya/
ilmu) jika kalian tidak mengetahui .” (An-Naml: 43)
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah
dalam Tafsir-nya mengatakan: “ Sesungguhnya Allah
telah memerintahkan kepada siapa saja yang tidak
mengetahui untuk kembali kepada mereka (ulama)
dalam segala hal. Dan dalam kandungan ayat ini,
terdapat pujian terhadap ulama dan rekomendasi
untuk mereka dari sisi di mana Allah memerintahkan
untuk bertanya kepada mereka .” (Tafsir As-Sa’di,
hal. 394)
ilmu) jika kalian tidak mengetahui .” (An-Naml: 43)
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah
dalam Tafsir-nya mengatakan: “ Sesungguhnya Allah
telah memerintahkan kepada siapa saja yang tidak
mengetahui untuk kembali kepada mereka (ulama)
dalam segala hal. Dan dalam kandungan ayat ini,
terdapat pujian terhadap ulama dan rekomendasi
untuk mereka dari sisi di mana Allah memerintahkan
untuk bertanya kepada mereka .” (Tafsir As-Sa’di,
hal. 394)
5. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ﻭَﻣَﺎ ﻳَﻌْﻘِﻠُﻬَﺎ ﺇِﻻَّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟِﻤُﻮْﻥَ
“Dan tidak ada yang mengetahuinya (perumpamaan-
perumpamaan yang dibuat oleh Allah) melainkan
orang-orang yang berilmu .” (Al-’Ankabut: 43)
perumpamaan yang dibuat oleh Allah) melainkan
orang-orang yang berilmu .” (Al-’Ankabut: 43)
*Jasa Para Guru*
Kenapa Sang Guru _awet muda,_
Karena selalu bekerja dengan kebahagiaan serta ketulusan mendampingi siswa yang dinamis
Karena selalu bekerja dengan kebahagiaan serta ketulusan mendampingi siswa yang dinamis
Kenapa Sang Guru selalu _selamat,_
Karena tiap pagi menyambut anak dan siswa mendo'akan "Assalamu'alaikum"
Karena tiap pagi menyambut anak dan siswa mendo'akan "Assalamu'alaikum"
Kenapa Sang Guru _banyak amalannya,_
Karena tiap saat ia dengan ikhlas menginfakkan ilmunya pada siswa
Karena tiap saat ia dengan ikhlas menginfakkan ilmunya pada siswa
Kenapa Sang Guru _sangat berjasa,_
Karena kita semua hadir bisa membaca dan menulis serta berprofesi apapun karena jasanya
Karena kita semua hadir bisa membaca dan menulis serta berprofesi apapun karena jasanya
Kenapa Sang Guru _kelak dijanjikan kebahagiaan olehNya,_
Karena meski telah wafat ia masih dapat kiriman pahala karena amal jariah ilmunya yang diamalkan siswanya
Karena meski telah wafat ia masih dapat kiriman pahala karena amal jariah ilmunya yang diamalkan siswanya
Maka .....
Berbahagialah wahai para guru, ibu bapak akan dapat kemuliaan didunia dan akherat. *Dengan syarat kita menjalankan tugas diniati ibadah serta dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing/mendampingi siswa yang diamanahkan pada kita.*
Berbahagialah wahai para guru, ibu bapak akan dapat kemuliaan didunia dan akherat. *Dengan syarat kita menjalankan tugas diniati ibadah serta dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing/mendampingi siswa yang diamanahkan pada kita.*
*Semoga Allah memberikan kesehatan, kesabaran, ketulusan dan keikhlasan bagi kita semua wahai Sang Guru..Aamiin.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar