148.Renungan Malam !!!
*KEUNTUNGAN BERBISNIS DENGAN ALLAH SWT*
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺍﺷْﺘَﺮَﻯ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻬُﻢْ
ﻭَﺃَﻣْﻮَﺍﻟَﻬُﻢْ ﺑِﺄَﻥَّ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻳُﻘَﺎﺗِﻠُﻮﻥَ ﻓِﻲ
ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓَﻴَﻘْﺘُﻠُﻮﻥَ ﻭَﻳُﻘْﺘَﻠُﻮﻥَ ﻭَﻋْﺪًﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﺣَﻘًّﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺘَّﻮْﺭَﺍﺓِ ﻭَﺍﻟْﺈِﻧْﺠِﻴﻞِ ﻭَﺍﻟْﻘُﺮْﺁَﻥِ ﻭَﻣَﻦْ
ﺃَﻭْﻓَﻰ ﺑِﻌَﻬْﺪِﻩِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓَﺎﺳْﺘَﺒْﺸِﺮُﻭﺍ ﺑِﺒَﻴْﻌِﻜُﻢُ
ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺑَﺎﻳَﻌْﺘُﻢْ ﺑِﻪِ ﻭَﺫَﻟِﻚَ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻔَﻮْﺯُ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢُ
ﻭَﺃَﻣْﻮَﺍﻟَﻬُﻢْ ﺑِﺄَﻥَّ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻳُﻘَﺎﺗِﻠُﻮﻥَ ﻓِﻲ
ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓَﻴَﻘْﺘُﻠُﻮﻥَ ﻭَﻳُﻘْﺘَﻠُﻮﻥَ ﻭَﻋْﺪًﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﺣَﻘًّﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺘَّﻮْﺭَﺍﺓِ ﻭَﺍﻟْﺈِﻧْﺠِﻴﻞِ ﻭَﺍﻟْﻘُﺮْﺁَﻥِ ﻭَﻣَﻦْ
ﺃَﻭْﻓَﻰ ﺑِﻌَﻬْﺪِﻩِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓَﺎﺳْﺘَﺒْﺸِﺮُﻭﺍ ﺑِﺒَﻴْﻌِﻜُﻢُ
ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺑَﺎﻳَﻌْﺘُﻢْ ﺑِﻪِ ﻭَﺫَﻟِﻚَ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻔَﻮْﺯُ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢُ
Artinya: Sesungguhnya Allah membeli dari
orang-orang yang beriman akan jiwa dan harta mereka dengan (imbalan)
bahwasannya bagi mereka surga.
Mereka berperang di jalan Allah lantas membunuh atau terbunuh. Ini sebagai
janji yang benar dalam Taurat, Injil dan
Al-Qur’an. Dan, siapa yang lebih menunaikan janjinya dari pada Allah?
Maka bergembiralah dengan jual beli
yang kalian lakukan itu. Dan itulah keuntungan yang besar.( attaubat:111)
orang-orang yang beriman akan jiwa dan harta mereka dengan (imbalan)
bahwasannya bagi mereka surga.
Mereka berperang di jalan Allah lantas membunuh atau terbunuh. Ini sebagai
janji yang benar dalam Taurat, Injil dan
Al-Qur’an. Dan, siapa yang lebih menunaikan janjinya dari pada Allah?
Maka bergembiralah dengan jual beli
yang kalian lakukan itu. Dan itulah keuntungan yang besar.( attaubat:111)
Dialog antara Abdullah dengan Rasulullah SAW di
atas menjadi sebab turunnya ( asbabul al nuzul)
firman Allah SWT:
atas menjadi sebab turunnya ( asbabul al nuzul)
firman Allah SWT:
Sesungguhnya Allah membeli dari
orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka ... (QS. At
Taubah: 111).
orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka ... (QS. At
Taubah: 111).
Ayat ini menjelaskan tentang penghargaan Allah SWT terhadap para syuhada.
Namun bila dimaknai dalam konteks kehidupan, ayat tersebut menjelaskan proses transaksi atau jual beli antara orang-orang mukmin dengan Allah SWT.
Rukun jual beli dalam ayat tersebut terpenuhi.
Namun bila dimaknai dalam konteks kehidupan, ayat tersebut menjelaskan proses transaksi atau jual beli antara orang-orang mukmin dengan Allah SWT.
Rukun jual beli dalam ayat tersebut terpenuhi.
Pertama, penjual yakni orang-orang mukmin.
Kedua , pembeli yakni Allah SWT.
Ketiga, barang yang diperjual-belikan. Ayat di atas
menjelaskan dua barang yang diperjual-belikan, yaitu diri ( anfusahum)
dan harta ( amwaalahum).
Keempat, harganya yaitu
surga ( jannah).
surga ( jannah).
Dan Kelima , harus ada ijab-qabulnya.
Melalui ayat 111 surat At Taubah tersebut,
sesungguhnya merupakan tawaran dari Allah SWT
kepada orang mukmin untuk menjual diri dan harta mereka dengan rela (ikhlas).
sesungguhnya merupakan tawaran dari Allah SWT
kepada orang mukmin untuk menjual diri dan harta mereka dengan rela (ikhlas).
Menariknya, dalam jual beli yang menentukan harga
barang biasanya penjual dan pembeli yang menawar.
barang biasanya penjual dan pembeli yang menawar.
Namun, jual beli dengan Allah SWT sebaliknya,
pembelilah yang menentukan harga barang dan penjual tidak boleh lari dari harga yang ditawar.
Mengapa? Karena pembeli yaitu Allah SWT, telah
menawar diri dan harta orang Mukmin dengan harga yang sangat tinggi di dunia dan akhirat, yaitu surga.
pembelilah yang menentukan harga barang dan penjual tidak boleh lari dari harga yang ditawar.
Mengapa? Karena pembeli yaitu Allah SWT, telah
menawar diri dan harta orang Mukmin dengan harga yang sangat tinggi di dunia dan akhirat, yaitu surga.
Orang yang beriman tidak mungkin menawar harga
diri dan hartanya dengan harga yang sangat murah
berupa neraka.
diri dan hartanya dengan harga yang sangat murah
berupa neraka.
Ingatlah, tidak semua diri dan harta manusia akan
dibeli oleh Allah SWT. Sebagaimana tidak semua
barang yang dijual di pasar akan dibeli oleh
pengunjung. Diri dan harta yang akan dibeli dengan
harga surga adalah, diri dan harta yang suci. Allah
SWT mengingatkan: Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan dirinya, dan sungguh rugi orang yang mengotorinya (QS. Asy Syams: 9-10).
dibeli oleh Allah SWT. Sebagaimana tidak semua
barang yang dijual di pasar akan dibeli oleh
pengunjung. Diri dan harta yang akan dibeli dengan
harga surga adalah, diri dan harta yang suci. Allah
SWT mengingatkan: Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan dirinya, dan sungguh rugi orang yang mengotorinya (QS. Asy Syams: 9-10).
Allah SWT menyeru: Bersegeralah menuju ampunan Tuhanmu dan
mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi (QS. Ali Imran:
133). Dan, Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang
sebenarnya
(QS. At Tahrim: 8).
sebenarnya
(QS. At Tahrim: 8).
Rasulullah SAW
bersabda, Setiap anak Adam (manusia) bersalah,
sebaik-baik yang bersalah adalah yang bertobat
kepada Allah SWT
(HR. Ahmad)
bersabda, Setiap anak Adam (manusia) bersalah,
sebaik-baik yang bersalah adalah yang bertobat
kepada Allah SWT
(HR. Ahmad)
Sedangkan menyangkut harta, Rasulullah SAW
mengingatkan:
mengingatkan:
”Barangsiapa yang mengumpulkan
harta haram lalu menyedekahkannya, ia tidak akan
mendapatkan pahala darinya dan dosanya
dibebankan kepadanya” (HR. Ibnu Hibban).
harta haram lalu menyedekahkannya, ia tidak akan
mendapatkan pahala darinya dan dosanya
dibebankan kepadanya” (HR. Ibnu Hibban).
*Keutamaan Bersedekah diantaranya:*
1.Allah Pasti Membalasnya
Allah ta’ala berfirman,
Allah ta’ala berfirman,
ﻭَﻣَﺎ ﺃَﻧﻔَﻘْﺘُﻢ ﻣِّﻦ ﻧَّﻔَﻘَﺔٍ ﺃَﻭْ ﻧَﺬَﺭْﺗُﻢ ﻣِّﻦ ﻧَّﺬْﺭٍ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻪُ
“Apapun infak yang kalian berikan atau nadzar apapun yang kalian canangkan, sesungguhnya Allah mengetahuinya.”
(QS. Al-Baqarah: 270)
(QS. Al-Baqarah: 270)
2.Allah Pasti Menggantinya
Allah ta’ala berfirman,
Allah ta’ala berfirman,
ﻭَﻣَﺎ ﺃَﻧﻔَﻘْﺘُﻢ ﻣِّﻦ ﺷَﻲْﺀٍ ﻓَﻬُﻮَ ﻳُﺨْﻠِﻔُﻪُ ﻭَﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟﺮَّﺍﺯِﻗِﻴﻦَ
“Apapun harta yang kalian infakkan maka Allah pasti
akan menggantikannya, dan Dia adalah sebaik-baik
pemberi rizki .”
(QS. Saba’: 39)
akan menggantikannya, dan Dia adalah sebaik-baik
pemberi rizki .”
(QS. Saba’: 39)
3.Memadamkan Kemurkaan Allah
Dari Mu’awiyah bin Haidah radhiyallahu’anhu ,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya sedekah secara rahasia bisa meredam murka Rabb [Allah] tabaroka wa ta’ala.” (HR. ath-Thabrani dalam al-Kabir, lihat Shahih at-
Targhib [1/532])
Dari Mu’awiyah bin Haidah radhiyallahu’anhu ,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya sedekah secara rahasia bisa meredam murka Rabb [Allah] tabaroka wa ta’ala.” (HR. ath-Thabrani dalam al-Kabir, lihat Shahih at-
Targhib [1/532])
*Kedermawanan Sahabat Utsman ra*
DULU, di Madinah, tidak terlalu jauh dari masjid Nabawi,
ada sebuah properti sebidang tanah dengan sumur yang tidak pernah kering
sepanjang tahun. Sumur itu dikenal dengan nama :Sumur Ruma (The Well of
Ruma) karena dimiliki seorang Yahudi bernama Ruma.
Sang Yahudi menjual air kepada penduduk Madinah, dan setiap
hari orang antri untuk membeli airnya. Di waktu waktu tertentu sang
Yahudi menaikkan seenaknya harga airnya, dan rakyat Medinahpun terpaksa
harus tetap membelinya. karena hanya sumur inilah yang tidak pernah
kering.
Melihat kenyataan ini, *Rasulullah* berkata, "kalau ada
yang bisa membeli sumur ini, balasannya adalah Surga". Seorang sahabat
nabi bernama Usman bin Affan mendekati sang Yahudi. Usman menawarkan
untuk membeli sumurnya. Tentu saja Ruma sang Yahudi menolak. Ini adalah
bisnisnya, dan ia mendapat banyak uang dari bisnisnya.
Tetapi Usman bukan hanya pebisnis sukses yang kaya raya,
tetapi ia juga negosiator ulung. Ia bilang kepada Ruma, "aku akan
membeli setengah dari sumur mu dengan harga yang pantas, jadi kita
bergantian menjual air, hari ini kamu, besok saya" Melalui negosiasi
yang sangat ketat, akhirnya sang Yahudi mau menjual sumurnya senilai 1
juta Dirham dan memberikan hak pemasaran 50% kepada Usman bin Affan.
Apa yang terjadi setelahnya membuat sang Yahudi merasa
keki. Ternyata Usman menggratiskan air tersebut kepada semua penduduk
Madinah. Pendudukpun mengambil air sepuas puasnya sehingga hari
kesokannya mereka tidak perlu lagi membeli air dari Ruma sang Yahudi.
Merasa kalah, sang Yahudi akhirnya menyerah, ia meminta sang Usman untuk
membeli semua kepemilikan sumur dan tanahnya. Tentu saja Usman harus
membayar lagi seharga yang telah disepakati sebelumnya.
Hari ini, sumur tersebut dikenal dengan nama Sumur Usman,
atau The Well of Usman. Tanah luas sekitar sumur tersebut menjadi sebuah
kebun kurma yang diberi air dari sumur Usman. Kebun kurma tersebut
dikelola oleh badan wakaf pemerintah Saudi sampai hari ini. Kurmanya
dieksport ke berbagai negara di dunia, hasilnya diberikan untuk yatim
piatu, dan pendidikan. Sebagian dikembangkan menjadi hotel dan proyek
proyek lainnya, sebagian lagi dimasukkan kembali kepada sebuah rekening
tertua di dunia atas nama Usman bin Affan. Hasil kelolaan kebun kurma
dan grupnya yang di saat ini menghasilkan 50 juta Riyal pertahun (atau
setara 200 Milyar pertahun)
Sang Yahudi tidak akan penah menang. Kenapa?
Karena visinya terlalu dangkal. Ia hanya hidup untuk masa
kini, masa ia ada di dunia. Sedangkan visi dari Usman Bin Affan adalah
jauh kedepan. Ia berkorban untuk menolong manusia lain yang membutuhkan
dan ia menatap sebuah visi besar yang bernama *Shadaqatun Jariyah*
sedekah berkelanjutan.
Sebuah shadaqah yang tidak pernah berhenti, bahkan pada saat manusia sudah mati.
Sebuah shadaqah yang tidak pernah berhenti, bahkan pada saat manusia sudah mati.
Masya' Allah
*Semoga berguna... Aamiin.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar