94.Renungan Siang !!!
*Mulianya Berwakaf*
ﺇِﺫَﺍ ﻣَﺎﺕَ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥُ ﺍﻧْﻘَﻄَﻊَ ﻋَﻨْﻪُ ﻋَﻤَﻠُﻪُ ﺇِﻟَّﺎ ﻣِﻦْ ﺛَﻠَﺎﺛَﺔٍ ﺇِﻟَّﺎ ﻣِﻦْ
ﺻَﺪَﻗَﺔٍ ﺟَﺎﺭِﻳَﺔٍ ﺃَﻭْ ﻋِﻠْﻢٍ ﻳُﻨْﺘَﻔَﻊُ ﺑِﻪِ ﺃَﻭْ ﻭَﻟَﺪٍ ﺻَﺎﻟِﺢٍ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﻟَﻪُ
ﺻَﺪَﻗَﺔٍ ﺟَﺎﺭِﻳَﺔٍ ﺃَﻭْ ﻋِﻠْﻢٍ ﻳُﻨْﺘَﻔَﻊُ ﺑِﻪِ ﺃَﻭْ ﻭَﻟَﺪٍ ﺻَﺎﻟِﺢٍ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﻟَﻪُ
Apabila manusia meninggal dunia, maka terputus
amalnya kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah,
atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang
mendoakannya. [HR Muslim 3084].
amalnya kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah,
atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang
mendoakannya. [HR Muslim 3084].
KEUTAMAAN WAKAF
Syaikh Abdullah Ali Bassam berkata: Wakaf
adalah shadaqah yang paling mulia. Allah
menganjurkannya dan menjanjikan pahala yang
sangat besar bagi pewakaf, karena shadaqah
berupa wakaf tetap terus mengalir menuju kepada
kebaikan dan maslahat. Adapun keutamaannya,
(meliputi):
Syaikh Abdullah Ali Bassam berkata: Wakaf
adalah shadaqah yang paling mulia. Allah
menganjurkannya dan menjanjikan pahala yang
sangat besar bagi pewakaf, karena shadaqah
berupa wakaf tetap terus mengalir menuju kepada
kebaikan dan maslahat. Adapun keutamaannya,
(meliputi):
Pertama : Berbuat baik kepada yang diberi wakaf,
berbuat baik kepada orang yang membutuhkan
bantuan. Misalnya kepada fakir miskin, anak
yatim, janda, orang yang yang tak memiliki usaha
dan perkerjaan, atau untuk orang yang berjihad fi
sabilillah, untuk pengajar dan penuntut ilmu,
pembantu atau untuk pelayanan kemaslahatan
umum.
berbuat baik kepada orang yang membutuhkan
bantuan. Misalnya kepada fakir miskin, anak
yatim, janda, orang yang yang tak memiliki usaha
dan perkerjaan, atau untuk orang yang berjihad fi
sabilillah, untuk pengajar dan penuntut ilmu,
pembantu atau untuk pelayanan kemaslahatan
umum.
Kedua : Kebaikan yang besar bagi yang berwakaf,
karena dia menyedekahkan harta yang tetap utuh
barangnya, tetapi terus mengalir pahalanya,
sekalipun sudah putus usahanya, karena dia telah
keluar dari kehidupan dunia menuju kampung
akhirat. [Lihat Kitab Taisiril Allam, 2/246].
karena dia menyedekahkan harta yang tetap utuh
barangnya, tetapi terus mengalir pahalanya,
sekalipun sudah putus usahanya, karena dia telah
keluar dari kehidupan dunia menuju kampung
akhirat. [Lihat Kitab Taisiril Allam, 2/246].
*Wakaf itu Memang Mengagumkan*
Anda kagum dengan aset Djarum, Sampoerna, dll? Izinkan saya menyampaikan sesuatu.
64 tahun yang lalu, setelah Buya Hamka bekerjasama dengan
Yayasan Al-Azhar Indonesia, kini telah memiliki 150 cabang masjid di
Indonesia, belum lagi aset sekolah-sekolahnya: sekarang hampir di tiap
provinsi ada Sekolah Al-Azhar. Siapa orang kaya di Indonesia, yang
asetnya sebanyak dan semanfaat Al-Azhar?
90 tahun yang lalu setelah sang kiai menyerahkan seluruh
tanahnya, dirinya, bahkan anaknya yang masih dalam kandungan, diwakafkan
untuk agamanya, 90 tahun kemudian GONTOR punya 20 cabang dan 400 pondok
alumni tersebar di seantero nusantara bahkan ada yang di luar negeri.
Saya tidak tahu berapa ratus triliun asetnya. Bermula dari tiga orang
bersaudara. Sebutkan kepada saya, orang Indonesia dari penjajahan hingga
sekarang, yang asetnya sebanyak beliau? Baik secara nilai aset maupun
secara manfaat.
Muhammadiyah? Jangan ditanya. 104 tahun yang lalu. KH,
Ahmad Dahlan pernah keluar rumah, mengumumkan kepada semua orang, siapa
saja yang mau membeli seluruh perabotan yang ada di dalam rumahnya,
karena beliau kekurangan dana untuk menggaji guru-guru sekolah
Muhammadiyah.
Kini, 104 tahun kemudian Muhammadiyah telah memiliki 10.000
lebih sekolah mulai dari PAUD hingga SMU, 170 lebih universitas, 104
rumah sakit, yang pemerintah Indonesia baru punya 48 rumah sakit
vertikal, 300 klinik, 10 Fakultas Kedokteran, 700 dokter dikeluarkan
setiap tahunnya. Dan hampir 1000 Triliun nilai aset Muhammadiyah yang
baru bisa terhitung dalam bentuk barang dan masih banyak lagi yang tidak
terhitung. Maaf, saya belum update data terbaru amal usaha yang
dimiliki ormas ini
NU? Ia sangat mengakar dan berbasis pada pesantren. Jangan
tanya jumlah, karena yang pasti sudah tidak bisa dihitung lagi, meskipun
data di Kemenag ada sekitar 27 ribu pesantren. Tapi, saya yakin lebih
dari jumlah itu. Hampir semuanya tumbuh kembang dari wakaf-wakaf umat,
mulai dari wakaf tanah 1 m, hingga ratusan hektar.
NU pun sejak satu dasawarsa terakhir ini giat membangun
sekolah-sekolah modern, rumah sakit dan perguruan tinggi. Saya yakin
dalam 20 tahun mendatang akan tumbuh ratusan perguruan tinggi dan rumah
sakit NU di tanah air. Belum lagi jika kita bicara masjid-masjid yang
dikelola ormas Islam yang didirikan oleh Hadratus Syaikh KH. Hasyim
Asyari ini, berapa nilai asetnya? Yang pasti akan fantastis.
Ada satu contoh lagi yang perlu kusebutkan di sini:
Pesantren Darunnajah Jakarta, salah satu pondok alumni Gontor yang
moncer. Baru-baru ini, dalam rangka miladnya yang ke-54 ia kembali
mewakafkan tanah seluas 602 ha atau senilai Rp. 1,6 Triliun. Sebutkan
padaku, siapa yang berani melepas asetnya sebesar 1,6 T dan diwakafkan
pada umat? Gila? Tidak! Aku bahkan menyebutkan sangat waras! Saat banyak
orang kaya menghamburkan triliunan rupiah untuk judi dan politik,
sebuah pesantren berusia 54 tahun kembali mewakafkan angka yang
fantastis.
Tahun 2015, aset tanah wakaf Darunnajah mencapai 677,5
hektar yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia seperti di Riau,
Kalimantan, Bandung, Jakarta, Bogor, Banten, Lampung, Bengkulu, dan
lain-lain. Seperti induknya, Gontor yang tanah wakafnya telah mencapai
ribuan hektar, dan juga mengelola unit usaha yang beragam.
Woouw, pesantren seperti perusahaan ya. Asetnya fantastis.
Bedanya, pesantren berasal dari wakaf, perusahaan dari modal. Kalau
begitu, berarti umat Islam ini umat yang besar dan kaya dong? Betul
sekali! Yang luar biasa dengan aset yang fantastis itu, kiai pendiri,
pengasuh dan keluarganya tidak memiliki satu sen pun, karena telah
diwakafkan. Ada garis tegas pemisahan harta pribadi dengan harta pondok.
Maka, jangan under-estimate, bahwa pesantren tidak bisa
apa-apa. Itu penilaian orang yang tidak paham, atau memang tidak mau
paham.
Tazakka, 6 tahun yang lalu hanyalah hamparan tanah kosong
yang tak berpenghuni. Dulu, ia adalah sebuah kebun cengkeh milik
kakekku, hanya 1,6 ha luasnya yang setelah wafatnya pada 1988 nyaris tak
terurus dengan baik. Tahun 2009, aku tekadkan untuk mengubahnya menjadi
"kebun manusia"; bukan lagi cengkeh yang akan dipetik, tapi
manusia-manusia masa depan yang akan dipanen, 10, 20, atau 30 tahun yang
akan datang, bahkan, ya Rabb, mungkin satu abad, atau 10 abad seperti
Universitas Al-Azhar di Kairo itu, tempatku dan adik-adikku nyantri.
Kini, wakaf Tazakka terus berkembang: tanah telah menjadi
hampir 10 ha, masjid, gedung-gedung asrama santri, ruang-ruang kelas,
aula pertemuan, dapur umum santri, kamar mandi, lapangan olah raga,
perpustakaan, dan lain sebagainya. Ya Rabb, bisakah seperti Al-Azhar di
Kairo, atau Gontor di Ponorogo? Ya Rabb. Entah, apakah aku masih hidup
menyaksikannya ataukah aku telah tenang di alam kubur. Ya Rabb.
Buya Hamka seandainya masih hidup, KH. Ahmad Dahlan, KH.
Hasyim Asyari dan juga Kiai Ahmad Sahal, Kiai Fannanie dan Kiai Imam
Zarkasyi, mungkin tidak pusing dengan tax amnesty, karena mereka punya
rekening gendut di akhirat. dan di dunia biasa-biasa saja. Sementara
yang punya rekening gendut di dunia, pusing di akhiratnya, pusing pula
di dunianya.
Seperti yang saya ketahui ada sebuah Hadis Nabi SAW yang
intinya: "Ada malaikat Allah yang siap mendoakan orang-orang yang ikhlas
di jalan Allah yang tak terhitung jumlahnya."
Itulah jalan kemuliaan para ulama kita terdahulu. Mereka
tidak saja mewariskan nilai-nilai kehidupan, tetapi juga mewariskan
peradaban. Lalu, pertanyaannya, apa yang sedang dan akan wariskan kepada
generasi yang akan datang?
Maka, para ulama kita itu abadi hingga kini. Setidaknya,
nama, foto dan silsilahnya masih segar di ingatan seluruh umat dan
bangsa ini. Dengan begitu, mereka selalu didoakan. Duh, nikmatnya
mereka, tiap saat kuburnya basah dan _jembar_ (lapang) karena kiriman
doa-doa umatnya yang terus-menerus tiada henti. Bisakah kita kelak
seperti mereka? Ya Rabb!
Itulah jalan wakaf, membentang ke depan tak berujung. Wakaf
itu seperti --meminjam istilah Taufik Ismail-- "Sajadah Panjang",
tempat kita menghamparkan diri berinvestasi untuk akhirat yang abadi.
Harta yang kita wakafkan tidak hilang, tapi tersimpan dalam rekening
akhirat. Ibarat sebuah transaksi di bank, para malaikat itulah yang
bertugas sebagai teller-tellernya.
Aku hanya bisa berdoa, semoga kita semua ini menjadi
batu-batu pondasi untuk sebuah peradaban masa depan yang Islami. Apapun
yang telah kita ikhlaskan dalam bentuk wakaf: aset, uang tunai, tenaga,
pikiran, akses jaringan, keahlian, manfaat dan lain sebagainya, semoga
itu semua menjadi catatan kebaikan dalam timbangan di akhirat kelak.
Aku tidak tahu berapa nama yang harus kusebut dalam terima
kasihku atasnama umat, juga dalam doa-doa terbaikku dan doa-doa
santri-santriku. Tapi, Allah Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha
Mengetahui apa yang dikerjakan hamba-hamba-Nya. Ya Rabb.
Wakaf memang mengagumkan! Sayang, belum banyak yang mengerti dan melakukannya!
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
_Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan yang
sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai.
Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya._
_(Qs. Ali Imran [3]: 92)_
_"Jika anak Adam mati, maka terputuslah amalnya kecuali
tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak saleh yang
mendoakannya."_ _(Muttafaqun Alaih)_
يا رب. إلهي أنت مقصودي ورضاك مطلوبي.
Anang Rikza Masyhadi
Gambir, 26 Sept 2016
Gambir, 26 Sept 2016
Semoga bermanfaat... Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar