MENITI SHALAT
KHUSYU’ ?
واقم الصلاة
لذكرى
Artinya:. Dirikanlah shalat untuk review mengingatku (QS
Thaha: 14)
ولا تكن من الغافلين
Artinya: Janganlah kamu termasuk orang-orangutan Yang
Lalai. (QS al-A'raf: 205)
قد أفلح المؤمنون (1) الذين هم في صلاتهم
خاشعون (2)
Artinya: Sungguh mendapat Kemenangan orang-orangutan Yang
beriman, Dimana shalat mereka hearts keadaan khusyu '(Al-Mukminun: 1-2)
Muqaddimah
Sholat
didirikan karena Allah (Lillah) untuk mendapatkan dan merasakan kebersamaan
atau kedekatan dengan Allah (Billah). Oleh karena menginginkan selalu
kebersamaan atau kedekatan dengan Allah (Billah) maka sebagian muslim, selain
mendirikan sholat wajib 5 waktu menambah lagi dengan sholat-sholat sunnah dan
amalan-amalan sunnah lainnya. Kesadaran akan kebutuhan sholatlah yang
membuat kita rindu, senang dan selalu merasa butuh untuk melakukannya.
Insyaallah, tulisan berikut ini akan menguraikan tips sholat khusyu’
- Mencari tahu tentang sholat sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW
- Mengetahui tujuan mendirikan sholat dan syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan sholat.
- Memperhatikan dan kesadaran tumakninah
Perihal
awal yang utama adalah mencari tahu tentang sholat sebagaimana yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dengan mengetahui sholat seperti yang
dicontohkan Rasulullah SAW, kita akan mendapatkan sholat yang khusyu’.
Sumber awal
tentu adalah dari Al-Qur’an dan hadits.
Jikalau
kemampuan kita terbatas untuk menggali hukum tentang sholat dari dalam
Al-Qur’an dan Hadits maka kita dapat mengikuti imam yang telah mengeluarkan /
menggali hukum (istinbath) tentang sholat dari dalam Al-Qur’an dan
Hadits yang dikenal sebagai Imam Mujtahid
Tujuan Shalat ?
Petunjuk
Allah dalam Al –Qur’an, yang artinya
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada
Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk
mengingat Aku.” (QS Thaha 20: 14)
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah
sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar” (QS al Baqarah 2 : 153)
Tujuan
mendirikan sholat adalah untuk mengingat Allah , menuju (mi’raj) kepada Allah,
seolah dihadapan atau berjumpa ke hadhirat Allah untuk menyembahNya, sehingga
kita dapat terhubung / sampai (wushul) kepada Allah dalam upaya
kita untuk mendapatkan pertolongan Allah.
Nabi
Muhammad Saw bersabda, bahwa Ash-shalatul Mi’rajul Mu’minin, “sholat itu adalah mi’rajnya orang-orang
mukmin“. Yaitu naiknya jiwa meninggalkan ikatan nafsu yang
terdapat dalam fisik manusia menuju ke hadirat Allah.
Dalam sebuah
hadist Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya
kalian apabila sholat maka sesungguhnya ia sedang bermunajat (bertemu) dengan
Tuhannya, maka hendaknya ia mengerti bagaimana bermunajat dengan Tuhan”
Allah
berfirman yang artinya,
“Sesungguhnya
sembahyang (Sholat) itu memang berat kecuali bagi mereka yang khusyu’ yaitu mereka yang yakin akan berjumpa dengan Tuhan
mereka, dan
sesungguhnya mereka akan kembali kepadaNya”. (QS. Al-Baqarah 2 : 45).
Sholat
adalah amal / perbuatan yang merupakan kelanjutan atau perwujudan dari syahadat
(kesaksian) yang telah diucapkan atau kita janjikan.
Nabi saw Ngajarin Shalat Khusyu’ ?
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah:
Rasulullah
Saw masuk ke dalam masjid dan seseorang mengikutinya. Orang itu mengerjakan
shalat kemudian menemui Nabi Saw dan mengucapkan salam. Nabi Saw membalas
salamnya dan berkata, “Kembalilah dan shalatlah karena kau belum shalat”.
Orang mengerjakan shalat dengan cara sebelumnya, kemudian menemui dan
mengucapkan salam kepada Nabi Saw. Beliau pun kembali berkata, “Kembalilah dan
shalatlah karena kau belum shalat”. Hal itu terjadi tiga kali. Orang itu
berkata, “Demi Dia yang mengutus engkau dengan kebenaran, aku tidak
dapat mengerjakan shalat dengan cara yang lebih baik selain cara ini. Ajarilah
aku bagaimana cara shalat”. Nabi Saw bersabda, “Ketika kau berdiri untuk
shalat, ucapkan takbir lalu bacalah (surah) dari Al Quran kemudian rukuklah hingga kau merasa tenang
(thuma’ninah). Kemudian
angkatlah kepalamu dan berdiri lurus, lalu sujudlah hingga kau merasa tenang selama
sujudmu, kemudian duduklah dengan tenang, dan kerjakanlah hal yang sama dalam setiap
shalatmu“. (1:724 – Shahih Al
Bukhari).
Diantara
gerakan dalam Sholat, berikan waktu sejenak (tinggalkan aktifitas jasmani/
jasad) agar ada kesempatan ruhNya dapat
mi’raj, bertemu dan terhubung (wushul) kepada Allah.
Sebagaimana
Imam Al-Ghazali mengibaratkan gerakan dan bacaan dalam shalat itu seperti
jasad, sedangkan khusyu’ dan tumakninah adalah ruhnya. Masih banyak para
mushallin yang ‘berjasad’ baik, bahkan sempurna tanpa cacat, namun tak memiliki
‘ruh’. Akhirnya, shalatnya hanya sebatas ritual, bukan sumber spiritual.
Khusyu’ Ala Imam
Ghazali ?
Menurut Iman
Al-Ghazali, shalat khusyu’ itu terdiri dari 6 pilar, yaitu :
1. Hudlurul
Qalbi (Menghadirkan Hati)
Adalah pemusatan fikiran dan fokus bermunajat kepada Allah, tidak sedang berpikir yang lain. terkadang seseorang berpikir tentang sesuatu dalam shalat, pada hal sebelumnya dia tidak memikirkan apa pun, itu lah setan yang mencoba menyelami pikiran manusia agar berpaling dari kekhusyu’an.
Adalah pemusatan fikiran dan fokus bermunajat kepada Allah, tidak sedang berpikir yang lain. terkadang seseorang berpikir tentang sesuatu dalam shalat, pada hal sebelumnya dia tidak memikirkan apa pun, itu lah setan yang mencoba menyelami pikiran manusia agar berpaling dari kekhusyu’an.
2. Tafahhum
(Penghayatan)
Mengerti dan memahami apa yang dibaca dalam shalat. dengan bekal pemahaman atas apa yang dibaca dalam shalat, seseorang dapat memusatkan fikirannya pada bacaannya. dan setelah memahami arti dan maksud dari bacaan, hendaknya di hayati.
Mengerti dan memahami apa yang dibaca dalam shalat. dengan bekal pemahaman atas apa yang dibaca dalam shalat, seseorang dapat memusatkan fikirannya pada bacaannya. dan setelah memahami arti dan maksud dari bacaan, hendaknya di hayati.
3. Ta’dzim
(Membesarkan Allah SWT)
Mengakui kebesaran Allah adalah pujian kepada Allah SWT atas Maha hebatNya atas segala nikmat yang diberikanNya. kebesaran atas kekuasaanNya yang tak tertandingi, yang menciptakan bumi dan langit berserta isinya, serta kagum atas kehebatan Allah yang maha besar atas segalanya.
Mengakui kebesaran Allah adalah pujian kepada Allah SWT atas Maha hebatNya atas segala nikmat yang diberikanNya. kebesaran atas kekuasaanNya yang tak tertandingi, yang menciptakan bumi dan langit berserta isinya, serta kagum atas kehebatan Allah yang maha besar atas segalanya.
4. Haibah
(Takut dan Kagum atas kebesaran Allah SWT)
“Dari abi Rihanah sesungguhnya ia bersama Rasulullah SAW pada suatu peperangan, kemudian dia mendengar pada suatu malam Rasulullah SAW berdoa, api neraka haram menyentuh orang yang bergadang untuk ibadah di jalan Allah dan api neraka haram menyentuh orang yang air matanya mengalir karena takut kepada Allah. (H.R. ad Darimi)
“Dari abi Rihanah sesungguhnya ia bersama Rasulullah SAW pada suatu peperangan, kemudian dia mendengar pada suatu malam Rasulullah SAW berdoa, api neraka haram menyentuh orang yang bergadang untuk ibadah di jalan Allah dan api neraka haram menyentuh orang yang air matanya mengalir karena takut kepada Allah. (H.R. ad Darimi)
5. Raja’
(Mengharap ampunan Allah)
QS : 2:218. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
QS : 2:218. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
6. Haya’
(Rasa Malu)
QS : 16:19. “Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu tampakan”
QS : 16:19. “Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu tampakan”
Allah SWT
adalah Dzat yang maha mengetahui segala sesuatu yang ada di bumi, perbuatan
baik pastilah akan mendapat pahala dan perbuatan buruk menjadi dosa dan
kehinaan bagi diri manusia itu. Diri kita yang tak luput dari dosa dan hawa
nafsu, tampak begitu hinanya kita atas dosa kita di hadapan maha sucinya Allah,
dan rasa malunya kita dihadapan Allah, membuat diri merasa takut akan dosa kita
dan siksa Allah SWT, sehingga memacu kita untuk bertaubat dg sungguh sungguh
dan selalu berbuat amal kebaikan untuk medapat ridho Allah SWT.
Prof. Tengku Hasbi Sebagai Shiddieqy mengajukan 7 Saran SEBAGAI Kiat kusyuk
hearts shalat:
1.
Hendaklah kitd menganggap Berdiri di hadapan Allah Yang Mahakuasa,
Yang Maha Mengetahui Segala rahasia
2.
Hendaklah Memahami zikir-zikir Yang dibaca, yakni
memperhatikan maknanya, kandungannya, Serta maksudnya.
3.
Hendaklah rukuk memanjangkan Dan sujud (tuma'ninah)
4.
TIDAK mempermainkan ANGGOTA Tubuh, seperti menggerakkan
serbi, menggaruk kepala, Dan berpaling-pagar.
5.
Hendaklah Tetap Memandang KE Tempat sujud, walaupun bermata
buta ATAU bersalat di Sisi Kabbah.
6.
Hendaklah menjauhkan Diri Dari Segala Yang mengganggu hati,
seperti Menahan Buang udara gede Kecil ATAU.
Cara Kiat Khusyu’ sebelum Shalat ?
Untuk Bisa khusyuk salat diperlukan JUGA Langkah
Persiapan Dan kesiapan SEBAGAI pra-Kondisi SEBELUM salat ATAU di-luar shalat. Pra-Kondisi here Yang
dimaksud ANTARA berbaring:
·
1.Memahami fungsi fungsi, tujuan, Dan tata
Cara Pelaksanaan salat, with mengacu PADA Petunjuk Al Qur'an Dan Sunnah Rasul.
·
2.Melaksanakan wudhu DENGAN Pelaksanaan Dan
penghayatan yang Baik Dan Benar
·
3.Menyambut Bacaan azan Dan Iqomat DENGAN
Penuh penghayatan
·
4.Memilikih Tempat salat (masjid / musala)
Yang kondusif, Yaitu suci, Motor, Nyaman, Tenang, Dan Menyenangkan.
·
5.Menjauhkan BERBAGAI HAL Yang Bisa
mengganggu konsentrasi Pelaksanaan salat.
Misal: handphone Mematikan.
·
6.Memiliki Niat Yang ikhlas Disertai
kedekatan Dan ketaatan Kepada Allah.
Sumber:1.http://kitab-kuneng.blogspot.co.id
2.https://mutiarazuhud.wordpress.com
3.tipsmudahgoogle.blogspot.com
Jakarta 3/12/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar