MENGENAL SAHABAT
ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ ?
Muqaddimah
Nama lengkap
beliau adalah ‘Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin
Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu-ay At Taimy Al Qurasy. Pada masa jahiliyah,
dahulu beliau bernama ‘Abdul Ka’bah, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menggantinya dengan ‘Abdullah.
Beliau
memiliki kunyah Abu Bakar, ada yang mengatakan dikarenakan bersegeranya dalam
masuk Islam. Beliau juga diberi gelar Ash Shiddiq karena pembenarannya terhadap
apapun yang diberitakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Gelar Al
‘Atiq juga disematkan kepada beliau karena ketampanan wajahnya. Pendapat yang
lain mengatakan karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan kabar
gembira berupa terbebasnya beliau dari api neraka. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ’anha
beliau berkata, “Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para
sahabatnya berada disekitar ka’bah. Ketika Abu Bakar datang, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Siapa yang ingin melihat orang yang terbebas
dari api neraka, maka hendaknya ia melihat Abu Bakar’”.
Abu Bakar
radhiyallahu ’anhu tumbuh dengan akhlak yang mulia, perilaku yang terpuji, dan
pribadi yang luhur. Beliau adalah pedagang dan termasuk pembesar dan penasehat
kaum Quraisy. Beliau juga dicintai oleh kaumnya dan akrab dengan mereka.
Tidak
terdapat berita yang mengabarkan bahwasanya beliau radhiyallahu ’anhu menyembah
berhala dan meminum khamr pada masa jahiliyyah. Hal ini disebabkan karena
baiknya fitrahnya dan bagusnya kualitas akalnya. Beliau terkenal dengan sifat
tawadhu’, zuhud, dan meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hingga
ketika beliau dipuji, beliau berdo’a,
Allāhumma
anta a’lamu bii minnafsii wa ana a’lamu binafsii minhum, allāhumma-j’alnii
khoiron mimmaa yazhunnuun waghfirlii maa laa ya’lamuun
Yang
artinya, “Ya Allah engkau lebih tahu tentang diriku daripada aku, dan aku lebih
tahu tentang diriku daripada mereka, Ya Allah jadikanlah aku lebih baik dari
apa yang mereka sangka, ampunilah aku dari apa yang mereka tidak ketahui dan
jangan siksa aku atas (pujian) yang mereka katakan.” (Al Ishabah, 2/335)
Abu Bakar
radhiyallahu ’anhu adalah orang yang pertama masuk Islam dari kalangan lak-laki
dewasa. Tidak ada yang menunjukkan sempurnanya keimanan Abu Bakar radhiyallahu
’anhu kecuali karena bersegeranya dalam membenarkan apa yang diberitakan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika peristiwa Isra Mi’raj. Dimana pada saat
itu kaum Quraisy mendustakannya dan banyak dari kaum muslimin yang murtad tidak
mempercayai berita tersebut. Akan tetapi Abu Bakar radhiyallahu ’anhu
membenarkan peristiwa Isra Mi’raj
Kemuliaan Beliau ?
Kaum
muslimin ahlus sunnah wal jama’ah bersepakat bahwasanya Abu Bakar radhiyallahu
’anhu adalah manusia paling mulia pada umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam setelah Nabinya. Meskipun sangat singkat, berikut adalah
keutaman-keutamaan yang dimiliki Abu Bakar radhiyallahu ’anhu :
Pertama, Abu
Bakar radhiyallahu ’anhu merupakan sahabat yang paling sering menemani Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau menemani Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika berada di gua tsur dalam perjalanan hijrah ke madinah.
Kedua, Abu Bakar
radhiyallahu ’anhu memiliki peran yang besar dalam berinfaq di jalan Allah
Ta’ala. Beberapa budak yang beliau merdekakan adalah Bilal bin Robah, ‘Amir bin
Fuhair, dan yang lainnya. Ketika berhijrah beliau menawarkan kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menggunakan seluruh hartanya. Beliau juga
meninfakkan hartanya (secara rutin) kepada para fakir miskin muslim yang ada di
Madinah seperti Misthoh bin Atsatsah dan selainnya.
Ketiga, peran Abu
Bakar radhiyallahu ’anhu dalam jihad (berperang) di jalan Allah. Beliau
mengikuti seluruh peperangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga ketika
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diganggu oleh kaum kafir Quraisy di Makkah,
Abu Bakar-lah yang membelanya. Beliau termasuk (diantara yang sedikit) yang
terus menemani dan melindungi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat perang
Hunain dimana saat itu banyak diantara kaum muslimin lari dari peperangan.
Keempat,
kesungguhan Abu Bakar radhiyallahu ’anhu dalam menyebarkan Islam. Beberapa
sahabat yang masuk Islam melalui perantara Abu Bakar adalah ‘Utsman bin ‘Affan,
Zubair bin ‘Awwam, ‘Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’id bin Abi Waqqosh, Tholhah bin
‘Ubaidillah dan yang lainnya radhiyallahu ’anhum ajma’in. Jasa beliau dalam
Islam yang lain adalah pengumpulan Al Qur’an dan kegigihan beliau dalam
menghadapi gerakan murtad setelah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dan tentu masih banyak lagi yang lain.
Kelima, berikut
dua hadits yang menunjukkan keutamaan Abu Bakar radhiyallahu ’anhu.
Ketika
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang manusia yang paling
dicintai dari kalangan laki-laki, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab Abu Bakar. (HR Bukhari dan Muslim)
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Apabila aku diperbolehkan
mengambil kekasih dari umatku maka aku akan memilih Abu Bakar sebagai kekasih,
akan tetapi dia adalah saudaraku (se-Islam) dan sahabatku.” (HR. Bukhari)
Kedermawanannya ?
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan para shahabatnya untuk bersedekah,
maka mereka pun melaksanakannya”. Suatu hari, ‘Umar berkata: ‘Semoga hari ini
aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku.
Sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Wahai Umar, apa yang
kau sisakan untuk keluargamu?”. Kujawab, ‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar
datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu
bertanya, “Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?”. Abu Bakar
menjawab, “Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya”. ‘Umar berkata,
“Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’” (HR.
Tirmidzi)
Semangat dalam beribadah
dan beramal shalih ?
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang hari ini berpuasa?” Abu
Bakar menjawab, ‘Saya’”
“Siapa yang
hari ini ikut mengantar jenazah?” Abu Bakar menjawab, ‘Saya’”
“Siapa yang
hari ini memberi makan orang miskin?” Abu Bakar menjawab, ‘Saya’”
“Siapa yang
hari ini menjenguk orang sakit?” Abu Bakar menjawab, ‘Saya’”
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda, “Tidaklah semua ini dilakukan oleh
seseorang kecuali dia akan masuk surga” (HR. Muslim)
Pujian Rasulullah saw kepada Abu Bakar ?
Kemudian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya
orang yang paling berjasa kepadaku dengan ikatan persahabatan dan dukungan
hartanya adalah Abu Bakar. Seandainya aku boleh mengangkat seorang Khalil
-kekasih terdekat- selain Rabb-ku niscaya akan aku jadikan Abu Bakar sebagai
Khalil-ku. Namun, cukuplah -antara aku dengan Abu Bakar- ikatan persaudaraan
dan saling mencintai karena Islam. Dan tidak boleh ada satu pun pintu yang
tersisa di [dinding] masjid ini kecuali pintu Abu Bakar.”
Hadits
ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya, di Kitab Fadha’il
ash-Shahabah (lihat Syarh Nawawi Juz 8 hal. 7-8)
Berikut
ini pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik dari hadits di atas. Kami sarikan
dari keterangan al-Hafizh Ibnu Hajar dan Imam an-Nawawi. Semoga bermanfaat.
- Hadits ini mengandung keistimewaan yang sangat jelas pada diri Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu’anhu yang tidak ditandingi oleh siapapun -di antara para sahabat-. Hal itu disebabkan beliau berhak mendapat predikat Khalil -kekasih terdekat- bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kalaulah bukan karena faktor penghalang yang disebutkan oleh Nabi di atas (lihat Fath al-Bari [7/17 dan 19])
- Abu Bakar radhiyallahu’anhu mengetahui bahwa seorang hamba yang diberikan tawaran tersebut adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh sebab itu beliau pun menangis karena sedih akan berpisah dengannya, terputusnya wahyu, dan akibat lain yang akan muncul setelahnya (lihat Syarh Nawawi [8/7])
- Hadits ini menunjukkan bahwa semestinya masjid dijaga agar tidak menjadi seperti jalan tempat berlalu-lalangnya manusia kecuali dalam kondisi darurat yang sangat penting (lihat Fath al-Bari [7/19])
- Para ulama itu memiliki pemahaman yang bertingkat-tingkat. Setiap orang yang lebih tinggi pemahamannya maka ia layak untuk disebut sebagai a’lam (orang yang lebih tahu) (lihat Fath al-Bari [7/19])
- Hadits ini mengandung motivasi untuk lebih memilih pahala akhirat daripada perkara-perkara dunia (lihat Fath al-Bari [7/19])
- Hendaknya seorang berterima kasih kepada orang lain yang telah berbuat baik kepadanya dan menyebutkan keutamaannya (lihat Fath al-Bari [7/19])
Keutamaan Beliau dalam Hadits ?
1. Hadis riwayat Abu Bakar Sidik ra., ia
berkata:
Aku melihat kaki orang-orang musyrik di atas
kepala kami tatkala kami berada dalam gua. Aku berkata: Wahai Rasulullah kalau
saja salah seorang dari mereka melihat ke kedua kakinya sendiri, niscaya dia
akan melihat kita yang berada di bawahnya. Beliau bersabda: Wahai Abu Bakar,
apa dugaanmu yang bakal terjadi pada dua orang di mana yang ketiganya adalah
Allah. (Shahih Muslim No.4389)
2.Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pada satu hari berada
di atas mimbar lalu beliau bersabda: Ada seorang hamba yang diberikan pilihan
oleh Allah antara Allah akan memberinya kemewahan dunia atau memberi sesuatu
yang ada di sisi-Nya. Ternyata hamba itu memilih sesuatu yang ada di sisi-Nya.
Setelah itu Abu Bakar tampak menangis kemudian berkata: Kami bersedia menebus
engkau dengan bapak dan ibu kami. Abu Said Al-Khudri ra. mengatakan: Rasulullah
saw. lah hamba yang telah diberikan pilihan itu. Dan Abu Bakar sendiri yang
memberitahukan hal itu kepada kami. Selanjutnya Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya orang yang paling setia kepadaku baik dalam hartanya maupun dalam
persahabatannya adalah Abu Bakar. Kalau saja aku boleh mengangkat seorang
khalil (kekasih), niscaya aku akan memilih Abu Bakar sebagai kekasih. Akan
tetapi dia adalah saudaraku di dalam Islam. Sungguh tidak akan diciptakan pada
mesjid ini sebuah pintu kecil pun kecuali hal itu memang milik Abu Bakar.
(Shahih Muslim No.4390)
3.Hadis riwayat Amru bin Ash ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah mengutusnya
untuk memimpin pasukan tentara Zatussalasil. Aku menemui beliau dan bertanya:
Siapakah orang yang paling Anda cintai? Beliau menjawab: Aisyah. Aku bertanya:
Dari kaum lelaki? Beliau menjawab: Ayah Aisyah. Aku bertanya: Lalu siapa?
Beliau menjawab: Umar. Setelah itu beliau menyebutkan nama beberapa orang
sahabat yang lain. (Shahih Muslim No.4396)
4.Hadis riwayat Jubair bin Muth`im ra.:
Dari Muhammad bin Jubair bin Muth`im dari
ayahnya bahwa seorang wanita pernah meminta sesuatu kepada Rasulullah saw.
kemudian beliau menyuruh wanita itu supaya kembali lagi kepada beliau di lain
waktu. Lalu wanita itu bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana menurut engkau
kalau aku nanti datang dan tidak menjumpaimu. Bapakku berkata: Tampaknya wanita
itu bermaksud kematian. Beliau bersabda: Jika kamu nanti tidak menjumpaiku,
maka temuilah Abu Bakar. (Shahih Muslim No.4398)
5.Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Sewaktu Rasulullah saw. sakit, beliau berkata
kepadaku: Tolong panggilkan Abu Bakar dan saudara lelakimu sehingga aku dapat
menulis surat (wasiat). Sesungguhnya aku merasa khawatir terhadap orang yang
ambisius yang mengatakan: Aku adalah orang yang lebih berhak sementara Allah
dan orang-orang mukmin enggan kecuali Abu Bakar. (Shahih Muslim No.4399)
6.Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ketika seorang
lelaki sedang menuntun seekor sapi miliknya yang sedang memikul beban,
tiba-tiba sapi tersebut menoleh kepadanya dan berkata: Sesungguhnya aku
diciptakan bukan untuk ini, melainkan untuk membajak tanah pertanian. Lalu para
sahabat berseru: Maha Suci Allah! Karena merasa terheran-heran dan terkejut
seekor sapi dapat berbicara. Rasulullah saw. bersabda: Tetapi sesungguhnya aku,
Abu Bakar dan Umar mempercayainya. Seterusnya Abu Hurairah ra. mengatakan:
Rasulullah saw. bersabda: Ketika seorang penggembala sedang menggembalakan
kambing-kambingnya, tiba-tiba ada seekor srigala menerkam dan membawa lari
salah satu kambingnya. Lalu penggembala tadi mengejar srigala itu dan berhasil
menyelamatkan kambingnya. Tiba-tiba saja srigala menoleh kepadanya dan berkata:
Siapakah yang akan melindungi kambing-kambing itu pada hari binatang buas yaitu
suatu hari yang tidak terdapat seorang penggembalapun selain aku? Lalu para
sahabat kembali berseru: Maha Suci Allah! Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya aku, Abu Bakar dan Umar mempercayainya. (Shahih Muslim No.4401)
Sumber:1.http://www.islam2u.net
2.https://muslim.or.id
3.http://buletin.muslim.or.id
Jakarta 8/12/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar