WASPADALAH PERKARA YANG
MERUSAK AQIDAH ?
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, "Jika kamu mempersekutukan Allah, niscaya akan hapuslah amalan kamu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi”. (QS. Az Zumar : 65)
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الرِّيَاءُ يَقُولُ اللَّهُ تعالى يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جازى النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً
“Sesungguhnya sesuatu yang paling saya takuti atas kalian adalah syirik kecil”, para sahabat bertanya : “Apa syirik kecil itu wahai Rasulullahi Shollallahu `alaihi wa Sallam?”, maka beliau Shollallahu `alaihi wa Sallam menjawab : “Ar-riyaa`, Allah Ta`ala berkata pada hari kiamat ketika memberikan ganjaran `amalan mereka (manusia) : “Pergilah kalian kepada orang-orang yang dulu di dunia kalian berbuat riyaa` kepadanya, kalian lihatlah, apakah kalian mendapatkan di sisi mereka ganjaran?”[4]
Muqaddimah
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيداً
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”. (QS. An Nisaa` : 116)
Syirik
yaitu menjadikan sesuatu selain Allah sebagai Tuhan yang disembah dan ditaati
disamping Allah. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Yunus:18:(Artinya: Dan
mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan
kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfa`atan, dan mereka berkata:
“Mereka itu adalah pemberi syafa`at kepada kami di sisi Allah”. Katakanlah:
“Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di
langit dan tidak (pula) di bumi?” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang
mereka mempersekutukan (itu)”)
Syirik adalah dosa terbesar dengan
apa seorang manusia mendurhakai Allah. Firman Allah dalam Q.S Luqman: 13
(Artinya: “Sesungguhnya syirik itu adalah kezaliman yang besar”) Syirik juga
membatalkan amal pelakunya.Firman Allah dalam Q.S Az-Zumar:65 (Artinya:”Jika
kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugikan”)
Syirik besar adalah seseorang yang
menjadikan sesuatu sekutu selain Allah
yang ia sembah dan mentaati sama seperti ia menyembah dan mentaati Allah.
Syirik kecil adalah bahwa ia
menyamakan sesuatu baik benda ataupun makhluk selain Allah dengan Allah dalam
bentuk perkataan dan perbuatan.
Syirik tersembunyi adalah syirik yang
tersembunyi dalam hakekat kehendak hati, ucapan lisan, berupa penyerupaan Allah
dengan makhluk. Syirik tersembunyi sebenarnya dapat digolongkan kedalam
syirikkecil. Sehingga syirik dapat dibagi menjadi 2 jenis: syirik besar yang
terkait dengan keyakinan hati, dan syirik kecil yang terkait dengan perbuatan
dan perkataan lisan
Perkara yang Merusak
Amal ?
1.
Kufur, Syirik, Murtad, dan Nifaq.
Allah l berfirman: "Barangsiapa yang murtad
diantara kamu dari agamanya, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia
dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya" [Al-Baqarah: 217].
Dan juga sabda Rasulullah n: "Apabila
orang-orang mengumpulan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang
kemudian untuk satu hari dan tiada keraguan di dalamnya, maka ada penyeru yang
berseru: ‘Barangsiapa telah menyekutukan seseorang dalam suatu amalan yang
mestinya dikerjakan karena Allah, lalu dia minta pahala di sisi-Nya, maka
sesungguhnya Allah adalah yang paling tidak membutuhkan untuk
dipersekutukan’." [HR. At-Tirmidzi 3154, Ibnu Majah 4203, Ahmad
4/215, Ibnu Hibban 7301, hasan].
2. Riya’.
Celaan terhadap riya’ telah disebutkan dalam Al-Qur’an
dan Sunnah. Firman Allah l: "... seperti orang yang menafkahkan
hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu sperti batu yang licin dan diatasnya
ada tanah, kemudian batu itu mejadilah bersih (tidak bertanah). Mereka itu
tidak menguasai sesuatu sesuatu apapun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." [ Al-Baqarah:
264].
Rasullullah n bersabda: "Sesungguhnya yang aku
paling takutkan atas kamu sekalian ialah syirik kecil, yaitu riya’. Allah
berfirman pada hari kiamat, tatkala memberikan balasan terhadap amal-amal
manusia, ‘Pergilah kepada orang-orang yang dulu kamu berbuat riya’ di dunia,
lalu lihatlah apakah kamu mendapatkan balasan bagi mereka?" [HR.
Ahmad 5/428, 429, shahih].
3. Menyebut-Nyebut Shadaqah
dan Menyakiti Orang Yang Diberi.
Allah l berfirman: "Hai
orang-orang yang beriman jangalah kamu menghilangkan (pahala) shadaqahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)." [Al-Baqarah:
264].
Rasulullah n bersabda: "Tiga
orang, Allah tidak menerima ibadah yang wajib dan yang sunat dari mereka, yaitu
orang yang durhaka kepada orang tua, menyebut-nyebut shadaqah dan mendustakan
takdir." [HR. Ibnu Abi Ashim 323, Ath-Thabrany 7547, hasan].
4. Mempersulit Rasulullah, dengan
Perkataan maupun Perbuatan.
Allah l berfirman: "Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara
Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana
kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap sebagian yang lainm supaya tidak
menghapus (pahala) amalanmu, sedang kamu tidak menyadarinya." [Al-Hujurat:
2].
Dari Anas bin Malik a,
tatkala ayat ini turun maka Tsabit bin Qais di rumahnya, seraya berkata,
"Pahala amalku telah terhapus, dan aku termasuk penghuni neraka." Dia
juga menghidari Nabi saw. Lalu beliau bertanya kepada Sa’d bin Mu’adz,
"Wahai Abu Amr, mengapa Tsabit mengeluh?"
Sa’d menjawab, "Dia sedang menyendiri dan saya
tidak tahu kalau dia sedang mengeluh."
Lalu Sa’d mendatangi
Tsabit dan mengabarkan apa yang dikatakan Rasulullah. Maka Tsabit berkata,
"Ayat ini telah turun, sedang engkau sekalian tahu bahwa aku adalah orang
yang paling keras suaranya di hadapan Rasulullah. Berarti aku termasuk penghuni
neraka."
Sa’d menyampaikan hal
ini kepada beliau, lalu beliau berkata, "Bahwa dia termauk penghuni
surga." [HR. Al-Bukhari 6/260, Muslim 2/133-134].
5. Melakukan Bid’ah Dalam Agama.
Melakukan bid’ah akan
mengugurkan amal dan menghapus pahala. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa
yang menciptakan sesuatu yang baru dalam agama kami ini yang tidak termasuk
bagian darinya, maka ia tertolak."
Dalam riwayat lain
disebutkan: "Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak
termasuk agama kami, maka ia tertolak." [HR. Al-Bukhari 5/301,
Muslim 12/16].
6. Melanggar Hal-Hal Yang Diharamkan Allah
Secara Sembunyi-Sembunyi.
Dari Tsauban a, dari
Nabi n, beliau bersabda: "Benar-benar akan kuberitahukan tentang
orang-orang dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa beberapa
kebaikan seperti gunung Tihamah yang berwarna putih, lalu Allah menjadikan
kebaikan-kebaikan itu sebagai debu yang berhamburan". Tsauban berkata, "Wahai
Rasulullah, sebutkan sifat-sifat mereka kepada kami dan jelaskan kepada kami,
agar kami tidak termasuk diantara mereka, sedang kami tidak mengetahuiny".
Beliau bersabda: "Sesungguhnya mereka itu juga saudara dan dari jenismu.
Mereka shalat malam seperti yang kamu kerjakan. Hanya saja mereka adalah
orang-orang yang apabila berada sendirian dengan hal-hal yang diharamkan Allah
maka, mereka melanggarnya." [HR. Ibnu Majah 4245, shahih].
7. Mendatangi Dukun dan Peramal.
Beliau l mengancam
orang-orang yang mendatangi dukun dan sejenisnya, lalu meminta sesuatu
kepadanya, bahwa shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari. Beliau
bersabda: "Barangsiapa mendatangi peramal lalu bertanya tentang sesuatu
kepadanya, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari."
[HR. Muslim 14/227].
Ancaman ini
diperuntukkan bagi orang yang mendatangi dukun dan menanyakan sesuatu
kepadanya. Sedangkan orang yang membenarkannya, maka dia dianggap sebagai orang
yang mengingkari apa yang diturunkan kepada Rasulullah saw. Beliau bersabda: "Barangsiapa
mendatangi peramal atau dukun lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka ia
telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad saw." [HR.
Muslim 135, Abu Daud 3904, Ahmad 2/408-476].
8. Durhaka Kepada Kedua Orang Tua.
Allah ltelah
memerintahkan agar berbuat baik kepada ibu bapak dan berbakti kepada keduanya.
Dia memperingatkan, mendurhakai keduanya dan mengingkari kelebihan keduanya
dalam pendidikan merupakan dosa besar dan melenyapkan pahala amal. Rasulullah l
bersabda: "Tiga orang, Allah tidak menerima ibadah yang wajib dan yang
sunat dari mereka, yaitu orang yang durhaka kepada orang tua, menyebut-nyebut
shadaqah dan mendustakan takdir."
9. Perkataan Dusta dan Palsu.
Rasulullah l bersabda: "Barangsiapa
tidak meninggalkan perkataan palsu dan pelaksaannya, maka Allah tidak mempunyai
kebutuhan untuk meninggalkan makanan dan minumannya." [HR.
Al-Bukhari 4/16, 10/473].
Di dalam hadits ini terkandung dalil
perkataan palsu dan pengamalannya dapat meleyapkan pahala puasa.
10. Orang Muslim Mejauhi Saudaranya Sesama
Muslim Tanpa Alasan Yang Dibenarkan Syariat.
Dari Abu Hurairah a,
seungguhnya Rasulullah l bersabda: "Pintu-pintu surga dibuka pada hari
Senin dan Kamis, lalu setiap hamba yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah
akan diampuni, kecuali seseorang yang antara dirinya dan saudaranya terdapat
permusuhan. Lalu dikatakan: ‘Lihatlah dua orang ini hingga keduanya berdamai.
Lihatlah dua orang ini hingga keduanya berdamai. Lihatlah dua orang ini hingga
keduanya berdamai. Lihatlah dua orang ini hingga keduanya berdamai." [HR.
Muslim 16/122, 123].
Ikhtitam
مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ # أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Huud : 15-16)
Sumber:1. Al-Qur’an dan Hadts
2.http://elhijrah.blogspot.com
JAKARTA 15/5/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar