KARAKTERISTIK
ORANG-ORANG MUNAFIK ?
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ
اِذَاحَدَثَ كَذَبَ وَاِذَا وَعَدَ اَحْلَفَ وَاِذَااؤْتُمِنَ خَانَ
Artinya :
“Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu jika berbicara ia
berbohong, jika berjanji ia ingkar dan jika dipercaya ia berkhianat”. (HR.
Bukhori)
Muqaddimah
Ibnu Katsir mengatakan bahwa makna
dari firman Allah swt بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan
mendapat siksaan yang pedih” yaitu bahwa orang-orang munafik yang memiliki
sifat :
(1) beriman
kemudian kafir maka hati mereka tertutup kemudian Allah mensifatkan bahwa
mereka adalah orang-orang yang menjadikan
orang-orang kafir sebagai pelindung dengan meninggalkan orang-orang
beriman artinya bahwa mereka (orang-orang munafik) pada hakekatnya bersama
mereka (orang-orang kafir),
(2) memberikan loyalitas dan kasih sayangnya
kepada mereka lalu jika bertemu dengan mereka maka orang-orang
munafik itu mengatakan,”Sesungguhnya kami bersama kalian, sesungguhnya kami
hanya mengolok-olok orang-orang beriman dengan penampilan kami yang seolah-olah
sejalan dengan mereka.”
Sifat Orang-Orang Munafik ?
Berikut adalah
sifat-sifat yang melekat pada
orang-orang munafik dimanapun yang di sebutkan dalam al-Qur’an, yaitu:
1.
Munafik Itu Penyakit Hati
فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللّهُ مَرَضاً وَلَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ
بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
“Dalam hati mereka ada penyakit ,
lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan
mereka berdusta”. (Al Baqarah 10).
2. Berbuat
Kerusakan Di Muka Bumi
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ قَالُواْ إِنَّمَا نَحْنُ
مُصْلِحُونَ
“Dan bila
dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi
". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan." (QS. Al Baqarah 11)
أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَـكِن لاَّ
يَشْعُرُونَ
“Ingatlah,
sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka
tidak sadar”. (QS. Al Baqarah 12)
3. Keras
Kepala Dan Merasa Mulia Berbuat Dosa
وَمِنَ النَّاسِ مَن يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَيُشْهِدُ اللّهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ
وَإِذَا َوَلَّى سَعَى فِي الأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيِهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ الفَسَادَ
وَإِذَا َوَلَّى سَعَى فِي الأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيِهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ الفَسَادَ
وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالإِثْمِ
فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ
“Dan di antara
manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan
dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah
penantang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan
di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan
binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan . Dan apabila dikatakan
kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang
menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan
sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya”. (QS. Al
Baqarah 204 – 206)
4.
Membantu Orang Kafir Dan Memata-matai
Orang Beriman
بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَاباً أَلِيماً
الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ
أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ العِزَّةَ لِلّهِ جَمِيعاً
الَّذِينَ يَتَرَبَّصُونَ بِكُمْ فَإِن كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِّنَ اللّهِ
قَالُواْ أَلَمْ نَكُن مَّعَكُمْ وَإِن كَانَ لِلْكَافِرِينَ نَصِيبٌ قَالُواْ
أَلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُم مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ فَاللّهُ
يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَن يَجْعَلَ اللّهُ لِلْكَافِرِينَ
عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلاً
“Kabarkanlah
kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih
(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong
dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi
orang kafir itu ? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah., (yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu
(peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mu'min). Maka jika
terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata : "Bukankah kami
(turut berperang) beserta kamu ?" Dan jika orang-orang kafir mendapat
keberuntungan (kemenangan) mereka berkata : "Bukankah kami turut
memenangkanmu , dan membela kamu dari orang-orang mu'min ?" Maka Allah
akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali
tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang
yang beriman”. (QS. An Nisaa’ 138 – 139 – 141)
5.
Menipu, Riya Dan Malas Dalan Melaksanakan Ajaran Agama
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا
قَامُواْ إِلَى الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى يُرَآؤُونَ النَّاسَ وَلاَ
يَذْكُرُونَ اللّهَ إِلاَّ قَلِيلاً
مُّذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَلِكَ لاَ إِلَى هَـؤُلاء وَلاَ إِلَى هَـؤُلاء وَمَن يُضْلِلِ اللّهُ فَلَن
مُّذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَلِكَ لاَ إِلَى هَـؤُلاء وَلاَ إِلَى هَـؤُلاء وَمَن يُضْلِلِ اللّهُ فَلَن
تَجِدَ لَهُ سَبِيلاً
“Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka .
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali .
Mereka dalam
keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada
golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu
(orang-orang kafir) , maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk
memberi petunjuk) baginya”. (QS. An Nisaa’ 142 – 143)
6.
Mendustakan, Menakut-nakuti Dan Membenci Kaum Muslimin
وَيَحْلِفُونَ بِاللّهِ إِنَّهُمْ لَمِنكُمْ وَمَا هُم مِّنكُمْ
وَلَـكِنَّهُمْ قَوْمٌ يَفْرَقُونَ
لَوْ يَجِدُونَ مَلْجَأً أَوْ مَغَارَاتٍ أَوْ مُدَّخَلاً لَّوَلَّوْاْ
إِلَيْهِ وَهُمْ يَجْمَحُونَ
“Dan mereka
(orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka
termasuk golonganmu; padahal mereka bukanlah dari golonganmu, akan tetapi
mereka adalah orang-orang yang sangat takut (kepadamu). Jikalau mereka
memperoleh tempat perlindunganmu atau gua-gua atau lobang-lobang (dalam tanah)
niscaya mereka pergi kepadanya dengan secepat-cepatnya”. (QS. At Taubah 56 –
57)
Diantara sifat-sifat orang munafik adalah berdusta dan
bersumpah palsu, seperti sabda Rosul, “Tanda
orang munafik ada tiga perkara; apabila berbicara berdusta, apabila berjanji
menyalahi, apabila diberi amanat berkhianat”. (A Hadits).
7.
Menyuruh Yang Mungkar Dan Melarang Orang Berbuat Baik
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُم مِّن بَعْضٍ يَأْمُرُونَ
بِالْمُنكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُواْ
اللّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Orang-orang
munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah
sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan
mereka menggenggamkan tangannya . Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah
melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang
fasik”. (QS. At Taubah 67)
8.
Khianat Dan Tidak Menepati Janji
وَمِنْهُم مَّنْ عَاهَدَ اللّهَ لَئِنْ آتَانَا مِن فَضْلِهِ لَنَصَّدَّقَنَّ
وَلَنَكُونَنَّ مِنَ الصَّالِحِينَ
فَلَمَّا آتَاهُم مِّن فَضْلِهِ بَخِلُواْ بِهِ وَتَوَلَّواْ وَّهُم مُّعْرِضُونَ
فَأَعْقَبَهُمْ نِفَاقاً فِي قُلُوبِهِمْ إِلَى يَوْمِ يَلْقَوْنَهُ بِمَا
أَخْلَفُواْ اللّهَ مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا
كَانُواْ يَكْذِبُونَ
“Dan diantara
mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika
Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan
bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh. Maka setelah
Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan
karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu
membelakangi (kebenaran). Maka Allah
menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui
Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan
kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta”. (QS. At Taubah 75 – 77)
9.
Menghina Orang Yang Beriman
الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ
وَالَّذِينَ لاَ يَجِدُونَ
إِلاَّ جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللّهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ
“(Orang-orang
munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi
sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk
disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu
menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka
azab yang pedih”. (QS. At Taubah 79)
Hukum Bersukutu dengan orang munafik dan kafir ?
لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil
orang-orang kafir menjadi auliya dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang
siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali
karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan
Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah
kembali (mu)” (QS. Al Imran: 28)
Artinya :
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang
pedih (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman
penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan
di sisi orang kafir itu? Maka Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. dan
sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa
apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh
orang-orang kafir), Maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka
memasuki pembicaraan yang lain. karena Sesungguhnya (kalau kamu berbuat
demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan
mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam
Jahannam.” (QS. An Nisaa : 138 – 140)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi auliya bagimu; sebahagian
mereka adalah auliya bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu
mengambil mereka menjadi auliya, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan
mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
lalim” (QS. Al Maidah: 51)
Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini: “Allah Ta’ala melarang hamba-Nya yang
beriman untuk loyal kepada orang Yahudi dan Nasrani. Mereka itu musuh Islam dan
sekutu-sekutunya. Semoga Allah memerangi mereka. Lalu Allah mengabarkan bahwa
mereka itu adalah auliya terhadap sesamanya. Kemudian Allah mengancam dan
memperingatkan bagi orang mu’min yang melanggar larangan ini Barang siapa di
antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu
termasuk golongan mereka. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim“” (Tafsir Ibni
Katsir, 3/132).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil jadi auliya bagimu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan
dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu,
dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah
jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman” (QS. Al Maidah: 57)
As Sa’di menjelaskan: “Allah melarang hamba-Nya yang beriman untuk
menjadikan ahlul kitab yaitu Yahudi dan Nasrani dan juga orang kafir lainnya
sebagai auliya yang
dicintai dan yang diserahkan loyalitas padanya. Juga larangan memaparkan kepada
mereka rahasia-rahasia kaum mu’minin juga larangan meminta tolong pada mereka
pada sebagian urusan yang bisa membahayakan kaum muslimin. Ayat ini juga
menunjukkan bahwa jika pada diri seseorang itu masih ada iman, maka
konsekuensinya ia wajib meninggalkan loyalitas kepada orang kafir. Dan
menghasung mereka untuk memerangi orang kafir” (Tafsir As Sa’di, 236)
Ibnu Katsir mengatakan bahwa makna dari firman Allah swt بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا “Kabarkanlah kepada orang-orang
munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih” yaitu bahwa orang-orang munafik yang
memiliki sifat : beriman kemudian kafir maka hati mereka tertutup kemudian
Allah mensifatkan bahwa mereka adalah orang-orang yang menjadikan orang-orang
kafir sebagai pelindung dengan meninggalkan orang-orang beriman artinya bahwa
mereka (orang-orang munafik) pada hakekatnya bersama mereka (orang-orang
kafir), memberikan loyalitas dan kasih sayangnya kepada mereka lalu jika
bertemu dengan mereka maka orang-orang munafik itu mengatakan,”Sesungguhnya
kami bersama kalian, sesungguhnya kami hanya mengolok-olok orang-orang beriman
dengan penampilan kami yang seolah-olah sejalan dengan mereka.”
Lalu Allah
swt mengingkari pemberian loyalitas mereka (orang-orang munafik) kepada
orang-orang kafir dengan أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ “Apakah mereka (orang-orang
munafik) mencari kekuatan di sisi orang-orang kafir?” kemudian Allah swt memberitahukan bahwa
izzah (kekuatan) seluruhnya adalah milik Allah saja dan tak satu pun yang
menyertainya dan juga milik orang-orang yang diberikan oleh-Nya, sebagaimana
firman-Nya di ayat lain :
Firman Allah
swt tentang larangan itu ada didalam surat al An’am yang tergolong ayat-ayat
Makkiyah :
Artinya :
“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, Maka
tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. dan
jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), Maka janganlah kamu
duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).”
(QS. Al An’am : 68) …
Sedangkan
makna firman-Nya إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا “Sesungguhnya Allah akan
mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam”
yaitu sebagaimana orang-orang munafik telah menyertai orang-orang kafir didalam
kekufuran demikian pula Allah akan menjadikan mereka bersama-sama kekal di
neraka jahanam selama-lamanya dan menggabungkan mereka semua di tempat
penyiksaan dengan belenggu, rantai-rantai, minuman dari air panas yang mendidih
serta air nanah. (Tafsir al Qur’an al Azhim juz II hal 435)
Sumber:1.Al-Qur’an Hadits 2.http://www.eramuslim.com
3.http://muslim.or.id
JAKARTA 15/5/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar