Selasa, 05 Maret 2013

MENJAGA Amanat







MEMELIHARA Amanat

Dalam Al-Qur’an QS 23:8 Allah berfirman “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya”, maka salah satu ciri orang yang beriman adalah memelihara amanat. Maka dalam kesempatan tausiyah malam hari ini, akan dibahas tentang memelihara amanat.

Apa yang dimaksud dengan amanat dalam Al-Qur’an?, maka ada 4 (empat) makna amanat di dalam Al-Qur’an, yaitu :

1. Amanat dari Allah

Di dalam Al-Qur’an QS 33:72 Allah berfirman

 “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh”.

Dalam ayat ini, Allah memberi amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, semua menolak, dan yang mau menerima amanat itu adalah manusia, maka apa makna amanat dalam ayat ini. Maka para mufasir (ulama) menerjemahkan amanat sebagai kebebasan untuk memilih.

Manusia diberi kebebasan pilihan untuk beriman atau tidak beriman kepada Allah SWT. Kalau hewan atau binatang tidak diberi beri kebebasan pilihan itu - untuk beriman -. Karena dengan adanya pilihan dalam kebebasan itu, maka manusia memilih untuk yang baik, maka itulah manusia yang cerdas. Kalau manusia dhalim dan bodoh, karena tidak dapat memilih yang baik.

Sebagai contoh kalau ada air aqua dan air comberan, maka akan memilih air aqua, kalau ada manusia yang dermawan tentu digolongkan lebih baik (bagus), dibandingkan dengan manusia yang kikir (pelit), kalau bangun pagi dan sholat shubuh berjama’ah tentu lebih baik, kebanyakan dari kita, bangunnya kesiangan.

Dengan mempergunakan kebebasan, manusia yang berbuat dhalim dan bodoh terhadap diri sendiri karena memilih yang tidak baik. Jadi Amanat kepada Allah SWT, maka manusia dimintai pertanggungjawaban, manusia yang ingin bahagia atau tidak bahagia tergantung kepada pilihan amanat tersebut.

2. Amanat antar Manusia

Di dalam ayat Al-Qur’an QS 4:58 Allah berfirman
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.

Sesungguhnya Allah menyuruh menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. Amanat antar manusia jumlahnya banyak sekali, dan sebagian besar amanat dalam lingkup hidup rumah tangga – hubungan suami istri -.

Sebab amanat dalam ikatan suami istri, adalah ikatan yang paling kokoh atau kuat (dalam hubungan suami istri), hal ini ditegaskan Allah dalam Al-Qur’an QS 4:21 “Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-istri. Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat”.

Lewat perjanjian yang kuat atau pernikahan, menjadi halal dan bernilai ibadah, dengan pernikahan menjadi dua keluarga, dua kepribadian yang berbeda-beda menjadi satu. Dengan adanya pernikahan maka hubungan suami istri akan sampai di akherat, dan semua itu harus dipertanggungjawabkan, apalagi dulunya hidup sendiri, dengan berkeluarga hidup tidak sendiri lagi dan tentu akan lebih baik lagi. Orang amanat sering disebut dengan Amin (untuk pria) atau Aminah (untuk wanita), sedangkan Al-Amin adalah orang yag dipercaya.

Aneka macam amanat terhadap manusia, banyak sekali. Hubungan antar tetangga juga termasuk amanat antar manusia. Diberi amanat untuk menjadi pemimpin juga sebuah amanat, apabila seorang telah melakukan khianat, maka akan menjadi kehinaan dalam kehidupannya. Khianat atau lawan dari amanat tentu harus dihindari.

Tidak ada hidup buntu, yang ada pikiran kita yang menjadi buntu, maka jalan buntu dalam kehidupan kita tidak ada, yang ada jalan tikungan, yang perlu kesungguhan dalam kehidupan, hal ini sesuai dengan perintah Allah bahwa orang yang bersungguh-sungguh akan diberi petunjuk oleh Allah, yaitu dalam Al-Qur’an QS 29:69 “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”.

Maka sungguh tidak ada jalan buntu dalam kehidupan untuk meraih kebahagian hidup.

3. Amanat terhadap Lingkungan Hidup

Allah berfirman di dalam Al-Qur’an QS 11:61

 “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Saleh. Saleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)".

Wasta’marokum fiiha atau sebagai pemakmur dalam rangka melestarikan lingkungan. Maka rasul sudah memerintahkan untuk tidak boleh membakar sarang semut. Banyak sekali ayat di dalam Al-Qur’an yang memerintahkan untuk melestarikan lingkungan, hanya saja para ustadz kurang memberikan pencerahan dalam hal lingkungan hidup.

4. Amanat terhadap Diri Sendiri

Allah berfirman dalam Al-Qur’an QS 66:6 Allah berfirman

 ”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

Kata kunci dalam ayat ini adalah hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu. Manjaga diri sendiri berarti amanat kepada diri sendiri. Amanat diri sendiri terkadang tidak seimbang. Sebagai contoh dalam 1 (satu) bulan, apakah kita sudah membeli buku untuk peningkatan perluasan ilmu ke-Islaman kita, tapi jika membeli baju atau yang lain, kebanyakan dari kita langsung membelinya.

Diri kita belum adil terhadap diri sendiri, jika kita tidak diberi asupan tausiyah, nantinya bisa sakit. Perintah pertama dalam Islam yaitu IQRO’, maka setiap orang akan amanat kepada diri sendiri secara berimbang.

Kalau fisik atau jasad kita selalu diberi asupan olah raga yang cukup, pikiran kita selalu diberi asupan belajar atau ta’lim, dan hati kita selalu meningkatkan keimanan, hal ini diperumpamakan Allah dalam sebuah pohon yang baik, yaitu QS 14:24-25 ”Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”.

Lalu agar pohon itu baik tentu selalu dipupuk dan disiram dengan ilmu. Nabi saja disuruh untuk tambah ilmu, dengan ilmu akan dimudahkan untuk masuk surga atau mendapatkan rahmat, dan dengan ilmu hidup akan menjadi tenang.

Itulah empat amanat dalam Al-Qur’an, yaitu amanat dari Allah, amanat antar manusia, amanat terhadap lingkungan hidup dan amanat terhadap diri sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap manusia diberi pilihan kebebasan untuk menunaikan amanat tersebut.

Jakarta 3-1-2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman