كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ * سورة
57
Artinya : Tiap-tiap diri akan merasakan mati
kemudian kalian akan di kembalikan kepadaKu.Ankabut:57)
Artinya : Perbanyaklah mengingat pemutus
kenikmatan: yaitu kematian. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya
di waktu sempit kehidupannya, kecuali (mengingat kematian) itu melonggarkan
kesempitan hidup atas orang itu. Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu
luas (kehidupannya), kecuali (mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan
hidup atas orang itu. (HR. Ath-Thobaroni dan Al-Hakim Shahih Al-Jami’ush
Shaghir: no. 1222; Shohih At-Targhib, no: 3333)
Muqaddimah
Banyak hadits-hadits yang mengingatkan tentang
maut, agar manusia selalu ingat bahwa hidup di dunia ini tidaklah selamanya.
Dan agar dia bersiap-siap dengan perbekalan yang dia butuhkan untuk
perjalanannya yang panjang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
أَكْثِرُوا
ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ : الْمَوْتَ , فَإِنَّهُ لَمْ يَذْكُرْهُ أَحَدٌ فِيْ ضِيْقٍ
مِنَ الْعَيْشِ إِلاَّ وَسَّعَهُ عَلَيْهِ , وَلاَ ذَكَرَهُ فِيْ سَعَةٍ إِلاَّ ضَيَّقَهَا
عَلَيْهِ
Artinya : Perbanyaklah mengingat pemutus
kenikmatan: yaitu kematian. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya
di waktu sempit kehidupannya, kecuali (mengingat kematian) itu melonggarkan
kesempitan hidup atas orang itu. Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu
luas (kehidupannya), kecuali (mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan
hidup atas orang itu. (HR. Ath-Thobaroni dan Al-Hakim Shahih Al-Jami’ush
Shaghir: no. 1222; Shohih At-Targhib, no: 3333)
Marilah kita renungkan sabda Nabi yang mulia
shallallahu ‘alaihi wasallam:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ
أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
Artinya : Mayit akan diikuti oleh tiga
perkara (menuju kuburnya), dua akan kembali, satu akan tetap. Mayit akan
diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan amalnya. Keluarganya dan hartanya akan
kembali, sedangkan amalnya akan tetap. (HR. Bukhori; Muslim; Tirmidzi; Nasai)
Pengertian Mati
Dalam Al-Qur’an
Mati menurut pengertian secara umum
adalah keluarnya Ruh dari jasad, kalau menurut ilmu kedokteran orang baru
dikatakan mati jika jantungnya sudah berhenti berdenyut. Mati menurut Al-Qur’an
adalah terpisahnya Ruh dari jasad dan hidup adalah bertemunya Ruh dengan Jasad.
Kita mengalami saat terpisahnya Ruh dari jasad sebanyak dua kali dan mengalami
pertemuan Ruh dengan jasad sebanyak dua kali pula. Terpisahnya Ruh dari jasad
untuk pertama kali adalah ketika kita masih berada dialam Ruh, ini adalah saat
mati yang pertama. Seluruh Ruh manusia ketika itu belum memiliki jasad. Allah
mengumpulkan mereka dialam Ruh dan berfirman sebagai disebutkan dalam surat Al
A’raaf 172:
Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah
Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi
saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)”, (Al A’raaf 172)
Selanjutnya Allah menciptakan tubuh
manusia berupa janin didalam rahim seorang ibu, ketika usia janin mencapai 120
hari Allah meniupkan Ruh yang tersimpan dialam Ruh itu kedalam Rahim ibu,
tiba-tiba janin itu hidup, ditandai dengan mulai berdetaknya jantung janin
tersebut. Itulah saat kehidupan manusia yang pertama kali, selanjutnya ia akan
lahir kedunia berupa seorang bayi, kemudian tumbuh menjadi anak anak, menjadi
remaja, dewasa, dan tua sampai akhirnya datang saat berpisah kembali dengan
tubuh tersebut.
Ketika sampai waktu yang ditetapkan,
Allah akan mengeluarkan Ruh dari jasad. Itulah saat kematian yang kedua
kalinya. Allah menyimpan Ruh dialam barzakh, dan jasad akan hancur dikuburkan
didalam tanah. Pada hari berbangkit kelak, Allah akan menciptakan jasad yang
baru, kemudia Allah meniupkan Ruh yang ada di alam barzakh, masuk dan menyatu
dengan tubuh yang baru sebagaimana disebutkan dalam surat Yasin ayat 51:
51- Dan
ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya
(menuju) kepada Tuhan mereka. 52- Mereka berkata: “Aduh celakalah kami!
Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang
dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya). (Yasin
51-52)
Itulah saat
kehidupan yang kedua kali, kehidupan
yang abadi dan tidak akan adalagi kematian sesudah itu. Pada saat hidup yang
kedua kali inilah banyak manusia yang menyesal, karena telah mengabaikan
peringatan Allah. Sekarang mereka melihat akibat dari perbuatan mereka selama hidup
yang pertama didunia dahulu. Mereka berseru mohon pada Allah agar dizinkan
kembali kedunia untuk berbuat amal soleh, berbeda dengan yang telah mereka
kerjakan selama ini sebagaimana disebutkan dalam surat As Sajdah ayat 12:
Dan (alangkah ngerinya), jika
sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan
kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah
melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan
mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin”. (As
Sajudah 12)
Itulah proses
mati kemudian hidup, selanjutnya
mati dan kemudian hidup kembali yang akan dialami oleh semua manusia dalam
perjalanan hidupnya yang panjang dan tak terbatas. Proses ini juga disebutkan Allah
dalam surat Al Baqaqrah ayat 28:
Mengapa kamu kafir kepada Allah,
padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu
dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan? (Al Baqarah 28)
Demikianlah
definisi mati menurut Al-Qur’an,
mati adalah saat terpisahnya Ruh dari Jasad. Kita akan mengalami dua kali
kematian dan dua kali hidup. Jasad hanya hidup jika ada Ruh, tanpa Ruh jasad
akan mati dan musnah. Berarti yang mengalami kematian dan musnah hanyalah jasad
sedangkan Ruh tidak akan pernah mengalami kematian.
Pada saat mati
yang pertama, jasad belum
ada namun Ruh sudah ada dan hidup dialam Ruh. Pada saat hidup yang pertama
Ruh dimasukan kedalam jasad , sehingga jasad tersebut bisa hidup. Pada saat
mati yang kedua, Ruh dikeluarkan dari jasad , sehingga jasad tersebut mati,
namun Ruh tetap hidup dan disimpan dialam barzakh. Jasad yang telah
ditinggalkan oleh Ruh akan mati dan musnah ditelan bumi. Pada saat hidup
yang kedua, Allah menciptakan jasad yang baru dihari berbangkit, jasad yang
baru itu akan hidup setelah Allah memasukan Ruh yang selama ini disimpan dialam
barzak kedalam tubuh tersebut. Kehidupan yang kedua ini adalah kehidupan
yang abadi, tidak ada lagi kematian atau perpisahan antara Ruh dengan jasad
sesudah itu.
Tanda-Tanda
Kematian Menurut Ulama
Allah memang
tidak menjelaskan secara terperinci tentang tanda-tanda datangnya proses
kematian serta bagaimana rasa dan pengalaman disaat datangnya kematian. Tetapi
para ahli ma’ifatullah telah menyusun berbagai buku dan keterangan yang berkaitan
dengan hal tersebut. Dan penyusunan buku-buku dan keterangan tentang
tanda-tanda kematian dan pengalaman mati, tentunya berdasarkan kepada Al Qur’an
dan Sunnah Rasulullah Saw serta renungan ilham dan petunjuk dari Allah Swt.
Kyai Ageng
Usman Efendi Nitiprayitna DW (Ki Ageng Nitiprana DW) adalah pewaris ilmu
Tasawuf generasi ke sembilan dari Sunan Kudus, adalah salah satu Ulama Tasawuf
yang berhasil menyusun tanda-tanda kematian yang bisa diketahui satu tahun
sebelum seseorang meninggal dunia. Berikut tanda-tanda kematian yang dapat
dikenali satu tahun sebelum berpisahnya Roh dan Jasad (Qiamat Sugro) :
1. Dua
belas Bulan sebelum kematian menjemput, akan mendengar
suara-suara aneh yang belum pernah didengar dan suara tersebut lain dengan
suara yang ada didunia.
2. Sembilan
Bulan sebelum kematian menjemput, tiba-tiba melihat sinar matahari
bersinar hitam.
3. Enam
bulan sebelum kematian menjemput, tiba-tiba melihat air berwarna merah
(kemerah-merahan). Sedangkan api tampaknya berwarna hitam
.4. Seratus
Hari sebelum kematian menjemput, sekonyong-konyong di depan mata
tampak seperti terbentang laut yang luas, dimana seolah-olah ada sesuatu yang
berwarna putih terlentang, sehingga kelihatan mayat dipocong-pocong dan
dibungkus.
5. Delapan
puluh Hari sebelum kematian menjemput, apabial menopang tangan di atas
kening sendiri lengan tangan dihadapana, ia tidak akan melihat lengan
tangannya.
6. Tujuh
puluh Hari sebelum kematian menjemput, tidak dapat menggerakkan jari
manisnya dengan leluasa sebagaimana mestinya.
7. Enam
puluh Hari sebelum kematian menjemput, tiba-tiba akan melihat
bahwa matahari tampaknya seolah-olah kaca cermin yang didalamnya terdapat
bayangan diri pribadi sendiri berupa wajahnya sendiri.
8. Lima
puluh Hari sebelum kematian menjemput, tiba-tiba melihat sejenis cahaya
luar biasa indah gemilang, tetapi sekejap menghilang.
9. Empat
puluh Hari sebelum kematian menjemput, kuping akan berdengung terus
menerus.
10. Tiga
puluh Hari sebelum kematian menjemput, perasaan kadang-kadang kosong
dan hampir tidak ingat apaapa.
11. Dua
puluh Hari sebelum kematian menjemput, dimata seperti ada yang
bergerak terus menerus.
12. Tujuh
Hari sebelum kematian menjemput, langit-langit mulut apabila dijilat
dengan ujung lidah tidak terasa geli.
13. Tiga
Hari sebelum kematian menjemput, mendengar suara gaduh dan
kadang-kadang mendengar suara tangis bayi yang baru lahir.
14. dua
empat Jam sebelum kematian menjemput, nafas yang keluar dari
hidung terasa sangat dingin, sedang lidah terasa panas. Hidung menjadi
kuncup. Denyut yang ada pada kedua kaki semakin hilang dan denyut bagian dada
bergetar hebat.
15. Tiga
Jam sebelum kematian menjemput, jalan nafas mulai berkurang, karena
sebagian nafasnya mulai berkumpul dengan suatu angan-angan untuk
dibawa pulang oleh NUR MUHAMMAD ke hadirat Ilahi Rabbi.
Imam
Ghazali rahimahullah diriwayatkan memperoleh tanda-tanda ini sehingga beliau
menyiapkan dirinya untuk menghadapi datangnya kematian. Beliau
menyiapkan dirinya dengan mandi dan berwuduk serta mengkafani tubuhnya, kecuali
bagian kepalanya. Kemudian Imam Ghozali memanggil kakaknya yaitu
Imam Ahmad Iuntuk meneruskan mengkafani kepala beliau. Beliau
wafat ketika Imam Ahmad bersedia untuk mengkafani bahagian mukanya.(NurulKhatami.com-Majelis
Kajian Tasawuf)
Bekal Mati
Janganlah seseorang selalu mengundurkan amal
sholih karena kesibukan duniawi lupa akan kematian,
karena selama masih hidup, manusia tidak akan lepas dari kesibukan! Orang yang
berakal akan mengutamakanlah urusan akhirot yang pasti datang, dan mengalahkan
urusan dunia yang pasti ditinggalkan.
Allah Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلآ أَوْلاَدُكُمْ
عَن ذِكْرِ اللهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ {9}
وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ
فَيَقُولَ رَبِّ لَوْ لآ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن
مِّنَ الصَّالِحِينَ {10} وَلَن يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا
وَاللهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman,
janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.
Barangsiapa melakukan demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS.
Al-Munafiqun: 9) Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia
berkata:”Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu
yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang
yang saleh” (QS. Al-Munafiqun: 10) Dan Allah sekali-kali tidak akan
menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah
Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Munafiqun: 11)
Mudah2an kita tidak termasuk orang
yang lalai, seperti disebutkan dalam ayat Qur’an diatas. Mari kita persiapkan
perbekalan kita untuk menempuh perjalanan panjang yang tidak akan pernah
berakhir didunia dan akhirat. Penyesalan diakhirat kelak tidak ada gunanya,
masa lalu tidak akan pernah kembali, masa yang akan datang pasti terjadi.
Bersiaplah menghadap berbagai perubahan yang akan kita alami sepanjang perjalan
hidup yang amat panjang dan melelahkan ini. Berbekallah sebaik baik bekal
adalah Taqwa.
193. Ya Tuhan kami, Sesungguhnya kami mendengar
(seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada
Tuhanmu", Maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami
dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan
wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ali Imron. Amin Ya
Rabbal Alamin
JAKARTA 18/3/2013
Salam..
BalasHapusSalam..
BalasHapus