Senin, 18 Maret 2013

KEMATIAN Mengintai Kita





                  PERBANYAKLAH Mengingat Kematian !

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ * سورة 57
Artinya : Tiap-tiap diri akan merasakan mati kemudian kalian akan di kembalikan kepadaKu.Ankabut:57)
Artinya : Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan: yaitu kematian. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya di waktu sempit kehidupannya, kecuali (mengingat kematian) itu melonggarkan kesempitan hidup atas orang itu. Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu luas (kehidupannya), kecuali (mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan hidup atas orang itu. (HR. Ath-Thobaroni dan Al-Hakim Shahih Al-Jami’ush Shaghir: no. 1222; Shohih At-Targhib, no: 3333)
Muqaddimah
Banyak hadits-hadits yang mengingatkan tentang maut, agar manusia selalu ingat bahwa hidup di dunia ini tidaklah selamanya. Dan agar dia bersiap-siap dengan perbekalan yang dia butuhkan untuk perjalanannya yang panjang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
    أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ : الْمَوْتَ , فَإِنَّهُ لَمْ يَذْكُرْهُ أَحَدٌ فِيْ ضِيْقٍ مِنَ الْعَيْشِ إِلاَّ وَسَّعَهُ عَلَيْهِ , وَلاَ ذَكَرَهُ فِيْ سَعَةٍ إِلاَّ ضَيَّقَهَا عَلَيْهِ
Artinya : Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan: yaitu kematian. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya di waktu sempit kehidupannya, kecuali (mengingat kematian) itu melonggarkan kesempitan hidup atas orang itu. Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu luas (kehidupannya), kecuali (mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan hidup atas orang itu. (HR. Ath-Thobaroni dan Al-Hakim Shahih Al-Jami’ush Shaghir: no. 1222; Shohih At-Targhib, no: 3333)
Marilah kita renungkan sabda Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wasallam:
    يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
Artinya :  Mayit akan diikuti oleh tiga perkara (menuju kuburnya), dua akan kembali, satu akan tetap. Mayit akan diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan amalnya. Keluarganya dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya akan tetap. (HR. Bukhori; Muslim; Tirmidzi; Nasai)
Pengertian Mati Dalam Al-Qur’an
Mati menurut pengertian secara umum adalah keluarnya Ruh dari jasad, kalau menurut ilmu kedokteran orang baru dikatakan mati jika jantungnya sudah berhenti berdenyut. Mati menurut Al-Qur’an adalah terpisahnya Ruh dari jasad dan hidup adalah bertemunya Ruh dengan Jasad. Kita mengalami saat terpisahnya Ruh dari jasad sebanyak dua kali dan mengalami pertemuan Ruh dengan jasad sebanyak dua kali pula. Terpisahnya Ruh dari jasad untuk pertama kali adalah ketika kita masih berada dialam Ruh, ini adalah saat mati yang pertama. Seluruh Ruh manusia ketika itu belum memiliki jasad. Allah mengumpulkan mereka dialam Ruh dan berfirman sebagai disebutkan dalam surat Al A’raaf 172:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, (Al A’raaf 172)
Selanjutnya Allah menciptakan tubuh manusia berupa janin didalam rahim seorang ibu, ketika usia janin mencapai 120 hari Allah meniupkan Ruh yang tersimpan dialam Ruh itu kedalam Rahim ibu, tiba-tiba janin itu hidup, ditandai dengan mulai berdetaknya jantung janin tersebut. Itulah saat kehidupan manusia yang pertama kali, selanjutnya ia akan lahir kedunia berupa seorang bayi, kemudian tumbuh menjadi anak anak, menjadi remaja, dewasa, dan tua sampai akhirnya datang saat berpisah kembali dengan tubuh tersebut.
Ketika sampai waktu yang ditetapkan, Allah akan mengeluarkan Ruh dari jasad. Itulah saat kematian yang kedua kalinya. Allah menyimpan Ruh dialam barzakh, dan jasad akan hancur dikuburkan didalam tanah. Pada hari berbangkit kelak, Allah akan menciptakan jasad yang baru, kemudia Allah meniupkan Ruh yang ada di alam barzakh, masuk dan menyatu dengan tubuh yang baru sebagaimana disebutkan dalam surat Yasin ayat 51:
51- Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. 52- Mereka berkata: “Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya). (Yasin 51-52)
Itulah saat kehidupan yang kedua kali, kehidupan yang abadi dan tidak akan adalagi kematian sesudah itu. Pada saat hidup yang kedua kali inilah banyak manusia yang menyesal, karena telah mengabaikan peringatan Allah. Sekarang mereka melihat akibat dari perbuatan mereka selama hidup yang pertama didunia dahulu. Mereka berseru mohon pada Allah agar dizinkan kembali kedunia untuk berbuat amal soleh, berbeda dengan yang telah mereka kerjakan selama ini sebagaimana disebutkan dalam surat As Sajdah ayat 12:
Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin”. (As Sajudah 12)
Itulah proses mati kemudian hidup, selanjutnya mati dan kemudian hidup kembali yang akan dialami oleh semua manusia dalam perjalanan hidupnya yang panjang dan tak terbatas. Proses ini juga disebutkan Allah dalam surat Al Baqaqrah ayat 28:
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? (Al Baqarah 28)
Demikianlah definisi mati menurut Al-Qur’an, mati adalah saat terpisahnya Ruh dari Jasad. Kita akan mengalami dua kali kematian dan dua kali hidup. Jasad hanya hidup jika ada Ruh, tanpa Ruh jasad akan mati dan musnah. Berarti yang mengalami kematian dan musnah hanyalah jasad sedangkan Ruh tidak akan pernah mengalami kematian.
Pada saat mati yang pertama, jasad belum ada namun Ruh sudah ada dan hidup dialam Ruh. Pada saat hidup yang pertama Ruh dimasukan kedalam jasad , sehingga jasad tersebut bisa hidup. Pada saat mati yang kedua, Ruh dikeluarkan dari jasad , sehingga jasad tersebut mati, namun Ruh tetap hidup dan disimpan dialam barzakh. Jasad yang telah ditinggalkan oleh Ruh akan mati dan musnah ditelan bumi. Pada saat hidup yang kedua, Allah menciptakan jasad yang baru dihari berbangkit, jasad yang baru itu akan hidup setelah Allah memasukan Ruh yang selama ini disimpan dialam barzak kedalam tubuh tersebut. Kehidupan yang kedua ini adalah kehidupan yang abadi, tidak ada lagi kematian atau perpisahan antara Ruh dengan jasad sesudah itu.
Tanda-Tanda Kematian Menurut Ulama
Allah memang tidak menjelaskan secara terperinci tentang tanda-tanda datangnya proses kematian serta bagaimana rasa dan pengalaman disaat datangnya kematian. Tetapi para ahli ma’ifatullah telah menyusun berbagai buku dan keterangan yang berkaitan dengan hal tersebut. Dan penyusunan buku-buku dan keterangan tentang tanda-tanda kematian dan pengalaman mati, tentunya berdasarkan kepada Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw serta renungan ilham dan petunjuk dari Allah Swt.
Kyai Ageng Usman Efendi Nitiprayitna DW (Ki Ageng Nitiprana DW) adalah pewaris ilmu Tasawuf generasi ke sembilan dari Sunan Kudus, adalah salah satu Ulama Tasawuf yang berhasil menyusun tanda-tanda kematian yang bisa diketahui satu tahun sebelum seseorang meninggal dunia. Berikut tanda-tanda kematian yang dapat dikenali satu tahun sebelum berpisahnya Roh dan Jasad (Qiamat Sugro) :
1. Dua belas  Bulan sebelum kematian menjemput, akan mendengar suara-suara aneh yang belum pernah didengar dan suara tersebut lain dengan suara yang ada didunia.
2. Sembilan Bulan sebelum kematian menjemput, tiba-tiba melihat sinar matahari bersinar hitam.
3. Enam bulan sebelum kematian menjemput, tiba-tiba melihat air berwarna merah (kemerah-merahan). Sedangkan api tampaknya berwarna hitam
.4. Seratus  Hari sebelum kematian menjemput, sekonyong-konyong di depan mata tampak seperti terbentang laut yang luas, dimana seolah-olah ada sesuatu yang berwarna putih terlentang, sehingga kelihatan mayat dipocong-pocong dan dibungkus.
5. Delapan puluh Hari sebelum kematian menjemput, apabial menopang tangan di atas kening sendiri lengan tangan dihadapana, ia tidak akan melihat lengan tangannya.
6. Tujuh puluh Hari sebelum kematian menjemput, tidak dapat menggerakkan jari manisnya dengan leluasa sebagaimana mestinya.
7. Enam puluh  Hari sebelum kematian menjemput, tiba-tiba akan melihat bahwa matahari tampaknya seolah-olah kaca cermin yang didalamnya terdapat bayangan diri pribadi sendiri berupa wajahnya sendiri.
8. Lima puluh Hari sebelum kematian menjemput, tiba-tiba melihat sejenis cahaya luar biasa indah gemilang, tetapi sekejap menghilang.
9. Empat puluh Hari sebelum kematian menjemput, kuping akan berdengung terus
menerus.
10. Tiga puluh Hari sebelum kematian menjemput, perasaan kadang-kadang kosong dan hampir tidak ingat apaapa.
11. Dua puluh  Hari sebelum kematian menjemput, dimata seperti ada yang bergerak terus menerus.
12. Tujuh Hari sebelum kematian menjemput, langit-langit mulut apabila dijilat dengan ujung lidah tidak terasa geli.
13. Tiga Hari sebelum kematian menjemput, mendengar suara gaduh dan kadang-kadang mendengar suara tangis bayi yang baru lahir.
14. dua empat  Jam sebelum kematian menjemput, nafas yang keluar dari hidung terasa sangat dingin, sedang lidah terasa panas. Hidung menjadi kuncup. Denyut yang ada pada kedua kaki semakin hilang dan denyut bagian dada bergetar hebat.
15. Tiga Jam sebelum kematian menjemput, jalan nafas mulai berkurang, karena sebagian nafasnya mulai berkumpul dengan suatu angan-angan untuk dibawa pulang oleh NUR MUHAMMAD ke hadirat Ilahi Rabbi.
Imam Ghazali rahimahullah diriwayatkan memperoleh tanda-tanda ini sehingga beliau menyiapkan dirinya untuk menghadapi datangnya kematian. Beliau menyiapkan dirinya dengan mandi dan berwuduk serta mengkafani tubuhnya, kecuali bagian kepalanya. Kemudian Imam Ghozali memanggil kakaknya yaitu Imam Ahmad Iuntuk meneruskan mengkafani kepala beliau. Beliau wafat ketika Imam Ahmad bersedia untuk mengkafani bahagian mukanya.(NurulKhatami.com-Majelis Kajian Tasawuf)

Bekal Mati
Janganlah seseorang selalu mengundurkan amal sholih karena kesibukan duniawi lupa akan kematian, karena selama masih hidup, manusia tidak akan lepas dari kesibukan! Orang yang berakal akan mengutamakanlah urusan akhirot yang pasti datang, dan mengalahkan urusan dunia yang pasti ditinggalkan.
Allah Ta’ala berfirman:
    يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلآ أَوْلاَدُكُمْ عَن ذِكْرِ اللهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ {9} وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْ لآ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ {10} وَلَن يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا وَاللهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya :  Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa melakukan demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. Al-Munafiqun: 9) Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata:”Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh” (QS. Al-Munafiqun: 10) Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Munafiqun: 11)
Mudah2an kita tidak termasuk orang yang lalai, seperti disebutkan dalam ayat Qur’an diatas. Mari kita persiapkan perbekalan kita untuk menempuh perjalanan panjang yang tidak akan pernah berakhir didunia dan akhirat. Penyesalan diakhirat kelak tidak ada gunanya, masa lalu tidak akan pernah kembali, masa yang akan datang pasti terjadi. Bersiaplah menghadap berbagai perubahan yang akan kita alami sepanjang perjalan hidup yang amat panjang dan melelahkan ini. Berbekallah sebaik baik bekal adalah Taqwa.
193.  Ya Tuhan kami, Sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", Maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ali Imron. Amin Ya Rabbal Alamin
JAKARTA  18/3/2013

2 komentar:

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman