Rabu, 13 Maret 2013

HARTA dan Anak Ujian Hidup



            HARTA DAN ANAK  Sebuah Ujian atau Cobaan ?
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”
(QS Al-Munaafiquun [63] : 9)
Muqaddimah
"Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaanterhadap apa2 yang diingini(syahwat), yakni wanita wanita, anak anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang2 ternak dan sawa ladang. itulah kesenagan hidup di dunia. dan di sisi Alloh lah tempat kembali yang baik(jannah). Katakanlah"Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu untuk orang2 yang bertaqwa kepada Alloh? Pada sisi Robb mereka ada jannah yang mengalir di bawahnya sungai2. mereka kekal di dalamnya dan mereka dikaruniai istri2 yang disucikan serta keridhoan Alloh". Dan Alloh Maha Melihat akan hamba2Nya (ali imron : 14-15)
Muhammad Mahdi An-Naraqi dalam “Jami’us Sa’adah” menulis: “Penyakit dunia yang paling parah yang berkaitan dengan potensi syahwat adalah harta.” Karena itu orang yang rakus membutuhkan harta dan tidak merasa puas suatu ketika ia akan mencapai tingkat kefakiran dan tingkat pelampauan batas, yang akibatnya akan sangat merugikan. Ia tidak dapat memisahkan antara faidah dan penyakit. Bahkan ia tak mampu membedakan antara kebaikan dan keburukannya, sehingga ketika kehilangan hartanya, ia menduduki sifat kefakiran, dan ketika mendapatkannya ia menduduki sifat kaya.
Dengan dua keadaan ini ia mendapat ujian. Al-Qur’an dan Sunnah menjelaskan tentang tercelanya harta serta kehinaan mencintainya secara berlebihan: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS Al-Munaafiquun [63] : 9). Dalam ayat yang lain Allah mengingatkan: “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanya sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS Al-Anfaal [8] : 28).
Anak dan Istri adalah Ujian
Namun jika kita sadari bersama, ujian terberat yang dirasakan oleh orang beriman justru dari keluarga sendiri. Hal ini karena anak dan istri memiliki ikatan emosional yang kuat denga diri kita. Sampai-sampai Allah memperingatkan kita dengan beberapa firmanNya.

“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 64:14)
 “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. ” (QS 8:28)
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS 63:9)
Kedua ayat tersebut sangat jelas menggambarkan bahwa anak, istri dan harta akan menjadi bagian dari ujian yang diberikan oleh Allah untuk lebih mendekatkan diri pada Allah atau kita semakin jauh dari Allah.
Pada ayat pertama Allah mengajarkan kepada kita untuk mengabil sikap memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka jika kemudian mereka menjadi musuh kita, bukan malah mengutuk anak dan istri kita. Rasanya terlalu berlebihan juga jika Ibu Malin Kundang sampai mengutuk Malin Kundang (baca: Anak atau Orang Tuakah yang Durhaka?) hanya karena tidak diakui sebagai ibu. Seharusnya Ibu Malin Kundang memaafkan dan mendoakan agar putra dan menantunya selamat dan diampuni oleh Allah. Sungguh Allah mengajarkan kita bagaimana menjadi manusia yang memiliki derajat tinggi dengan memiliki sifat pemaaf. Hal ini juga diperkuat oleh ayat ketiga diatas.
Ayat kedua diatas merupakan peringatan bagi kita, bahwa harta dan anak-anak kita juga merupakan ujian dan cobaan. Seringkali orang berbuat korupsi agar anak dan turunannya bisa hidup bahagia dengan menumpuk harta kekayaan. seolah-olah kita ingin menjamin anak dan cucu kita tidak akan sengsara dengan jaminan kekayaan. Maka jangan sampai kita mengorbankan akhirat untuk mengejar dunia.

Jangan Terlalaikan Oleh Harta Dan Anak
Wahai pembaca yang mulia janganlah harta dan anak2 kita melalaikan kita dari berdzikir kepada Alloh karena hal tersebut adalah kerrugian. Alloh berfirman: "Hai orang2 yang beriman janganlah harta hartamu dan anak2mu melalaikanmu dari berdzikir kepda Alloh. Barbagsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang orang yang merugi" (Al munafiqun:9)
Al 'Alamah As Sa'di berkata" Alloh memerinytahkan hambanya yang mukmin untuk memperbanyak dzikir kepadaNya, karena hal itu dapat mendatangkan keberuntungan, kemenanagn dan kebaikan yang bannyak. Dan Alloh melarang mereka dari tersibukkan terhadap harta dan anaak anak sehingga melalaikna dari berdzikir kepadaNya. Karena cinta harta dan anak anak adalah tabiat kebanyakan jiwa, yang dapat menjadikan mereka lebih mengutamakannya daripada mencintai AllohYang demikian akan mendatangkan kerugian besar. Alloh berfirman:"Barangsiapa yangmelakukan itu" yaitu terlalaikan oleh harta dan anak anaknya dari mengingat Alloh.
"Maka mereka itulah orang orang yang merugi" dari mendapatkan kebahagiaan yang abadi dan kenikmatan yang kekal karena mereka lebih memprioritaskan dunia yang fana daripada akhirot yang kekal." (TAfsir As Sa'di)

Dari Ka'ab Bin Iyadh bahwasanya rosululloh bersabda: "Sesungguhnya bagi setiap umat ada cobaan dan cobaan bagi umatku adalah harta dan anak anak" (HR. At Timidzi dan dishohihkan Syikh al bani dalam Shohihul jami' no 2148)
Al Imam Abul 'Ula Al Mubarokfury brkata:"maksudnya adalah cinta terhadp hartanya karena sesungguhnya harta itu bisa melalaikan hati dari melakukan ketaatan dan menjadikannya lupa dari mengingat akhirot" (Tuhfatul Ahwadzi 6/121)
Ujian Bagi Orang Beriman Dalam Al-Qur’an Dan Al-Hadits
“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” (QS 3:186)
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS 21:35)
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS2:155)
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS 67:2)
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. ” (QS 2: 214)
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS 29:2-3)
“Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat.” (QS 25:20)
Beberapa Hadist Rasulullah Muhammad SAW juga menegaskan tentang ujian kehidupan bagi orang yang beriman
” Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapai - nya dengan amal-amal kebaikkannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu.” (HR. Athabrani)
“Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan kepada-nya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberian-Nya. Kalau dia tidak ridho dengan pem berian-Nya maka Allah tidak memberi -nya berkah.  (HR. Ahmad)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasululloh saw. bersabda , “ Ujian akan selalu menyertai hidup orang mu’min , entah pada dirinya , anak-nya maupun hartanya sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan terbebas dari dosa.”  (Turmudzi)
“Apabila Allah menyenangi hamba-Nya , maka dia diuji , agar Allah mendengar permohonannya ( kerendahan dirinya ).” (HR.Al Baihaqi)
“Apabila Aku menguji hamba-KU dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar maka Aku ganti kedua matanya dengan surga. ” (HR.Ahmad)
“Janganlah ada orang yang menginginkan mati karena kesusahan yang diderita - nya , Apabila harus melakukannya , hendaklah dia cukup berkata, : “ Ya Allah , tetap hidupkan aku selama kehidupan itu baik bagiku , & wafatkanlah aku jika kematian baik untukku. ” (HR. Bukhari)
“Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit , kelelahan (kepayahan) diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampaipun duri yang menusuk tubuhnya kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya.” ( HR. Al Bukhari )
“Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum – Allah menguji mereka. Barang siapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barang siapa murka maka baginya murka Allah.” (HR. Attirmidzi).
Kisah Ujian Para Nabi Allah swt
 1.Kisah Nabi Nuh. Nabi Nuh dengan sabar telah berdakwah selama sembilan ratus lima puluh tahun untuk menyembah Allah.  Namun dakwah yang begitu panjang tidak banyak menyadarkan kaumnya. Akhirnya Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat bahtera (kapal) yang sangat besat di puncak bukit, dan memerintahkan kaumnya yang taat dan berbagai jenis hewan untuk naik ke dalam bahtera tersebut. Ketika azab Allah berupa banjir besar menenggelamkan apa saja yang ada di muka bumi, Nabi Nuh melihat putranya yang ingkar kepada ajarannya untuk naik ke atas perahu, namun putranya tersebut menolak untuk diselamatkan dan memilih mencari dataran yang lebih tinggi untuk menyelamatkan diri.
 2.Kisah Nabi Luth. Kaum Nabi Luth yang dikenal dengan kaum Sodom dan Gomorah adalah kisah yang sangat populer. Dakwah Nabi Luth pada kaumnya untuk menyembah Allah dan menjauhi kemaksiatan pada akhirnya tidak banyak berhasil sehingga Allah menurunkan laknat dan azab pada kaum homoseksual ini dengan hujan batu. Allah menyelamatkan nabi Luth dan pengikutnya, kecuali istri Nabi Luth sendiri yang ingkar pada ajaran Nabi Luth.
 3.Kisah Nabi Ya’kub. Nabi Ya’kub menikahi dua puteri pamannya, Laban, yang bernama Layya (Lea) dan Rahil (Rachel). Dari Layya Nabi Ya’kub memperoleh anak-anak: Rubail (Ruben), Syam’un (Simeon), Lawi (Lewi), Yahudza (Yahuda, dari nama inilah diambil nama Yahudi), Yasakhir, Zabilun dan Dina (satu-satunya perempuan). Dari Rahil Nabi Ya’kub memperoleh dua putera: Yusuf dan Bunyamin. Nabi Ya’kub lebih mengasihi Yusub dan Bunyamin karena Rahil meninggal dunia setelah melahirkan Bunyamin. Masalahnya terletak pada sifat iri dan dengki putra Nabi Ya’kub yang tua-tua dari istri Layya sehingga mereka mencelakai Yusuf dengan membuangnya ke sebuah sumur kering dan berkata  kepada ayahnya kalau Yusuf diterkam bianatang buas dengan membawa bukti baju Yusuf yang diolesi darah kambing, dengan tujuan untuk merebut cinta dan perhatian nabi ya’kub. Nabi Ya’kub sangat sedih atas perbuatan mereka.
 4.Kisah Nabi Yusuf. Nabi Yusuf adalah putra Nabi Ya’kub yang menjadi korban dari sifat iri dan dengki saudara-saudara dari ibu yang berbeda. Nabi Yusuf dibuang ke sebuah sumur namun atas ijin Allah, Nabi Yusuf selamat dan menjadi pembesar di kerajaan mesir.
 5.Kisah Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim yang telah berkeluarga dengan Sarah belum juga dikaruniai keturunan. Atas saran Sarah kemudian Nabi Ibrahim menikahi Hajar yang kemudian memiliki anak bernama Ismail. Sedangkan dengan Sarahpun akhirnya dikarunia putra yang diberi nama Ishaq. Masalahnya timbul ketika Sarah begitu cemburu terhadap Hajar akhirnya mengusir hajar dari rumahnya. Nabi Ibrahimpun membawa Hajar dan Ismail hijrah ke jazirah arab yang tandus dan meninggalkannya di sana. Suatu ketika Nabi Ibrahim ingat dengan nazarnya untuk memberikan apasaja yang Allah inginkan jika beliau dikaruniai putra. Allah menguji Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putra yang dikasihinya sebagai tebusan atas nazar tersebut. Sungguh ujian yang sangat berat, namun Nabi Ibrahim, hajar dan Ismail dapat melaluinya dengan baik.
 6.Kisah Nabi Muhammad. Nabi Muhammad merupakan keturunan dari bangsawan suku Qurais. Paman-pamannya adalah tokoh masyarakat yang sangat berpengaruh. Paman nabi Muhammad yaitu: Haris, Abu Thalib (Abdu Manaf), Zubair,  Hamzah, Abu Lahab (Abdul Uzza), Ghaidaq, Muqawwam, Dhirar, `Abbas, Qusam, Abdul Ka`bah dan Hajal (Mughirah). Namun hanya Abbas dan Hamzah saja yang beriman dan menjadi pengikut Nabi Muhammad. Justru yang membuat Nabi Muhammad sedih adalah pamannya Abu Thalib (ayah dari Ali bin Abi Tahlib ra) yang telah membesarkan dan melimndungi Nabi Muhammad, sampai akhir  hayatnya tidak beriman kepada Nabi Muhammad saw.
“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 64:14)
Demikianlah bagi kita yang mengharap derajat dan kedekatan kita ditingkatkan oleh Allah, untuk selalu sabar dan ikhlas atas segala ujian hidup yang Allah berikan kepada kita baik melalui harta benda maupun anak dan istri kita.Wallah A’lam Bishawab
JAKARTA  13/3/2013

1 komentar:

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman