يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri
kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap
kalian akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim dari hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma)
Muqaddimah
Sebuah seruan dari Dzat Yang Maha Agung kepada orang-orang yang
beriman, berisi perintah dan peringatan berikut kabar tentang bahaya besar yang
mengancam. Seruan ini ditujukan kepada insan beriman, karena hanya mereka yang
mau mencurahkan pendengaran kepada ajakan Allah Subhanahu wa Ta’ala, berpegang
dengan perintah-Nya dan mengambil manfaat dari ucapan-Nya. Allah Subhanahu wa
Ta’ala perintahkan mereka agar menyiapkan tameng untuk diri mereka sendiri dan
untuk keluarga mereka guna menangkal bahaya yang ada di hadapan mereka serta
kebinasaan di jalan mereka. Bahaya yang mengerikan itu adalah api yang sangat
besar, tidak sama dengan api yang biasa kita kenal, yang dapat dinyalakan
dengan kayu bakar dan dipadamkan oleh air. Api neraka ini bahan bakarnya adalah
tubuh-tubuh manusia dan batu-batu. Ia berbeda sama sekali dengan api di dunia.
Bila orang terbakar dengan api dunia, ia pun meninggal berpisah dengan
kehidupan dan tidak lagi merasakan sakitnya pembakaran tersebut.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai uswah hasanah bagi
orang-orang yang beriman telah memberikan arahan dan peringatan kepada kerabat
beliau dalam rangka menjaga mereka dari api neraka. Tatkala turun perintah
Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam ayat:
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
“Berilah peringatan kepada kerabatmu yang terdekat.”
(Asy Syu’ara: 214)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi
bukit Shafa dan menaikinya, lalu menyeru manusia untuk berkumpul. Maka
orang-orang pun berkumpul di sekitar beliau. Sampai-sampai yang tidak dapat
hadir mengirim utusannya untuk mendengarkan apa gerangan yang akan disampaikan
oleh Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam kemudian memanggil kerabat-kerabatnya, “Wahai Bani Abdil Muththalib!
Wahai Bani Fihr! Wahai Bani Lu’ai! Apa pendapat kalian andai aku beritakan
kepada kalian bahwa ada pasukan berkuda dari balik bukit ini akan menyerang
kalian. Adakah kalian akan membenarkan aku?” Mereka serempak menjawab, “Iya.”
Beliau melanjutkan, “Sungguh aku memperingatkan kalian sebelum datangnya azab
yang pedih.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhuma)
Menjaga Diri dan Keluarga
Seorang suami sekaligus ayah ini bertaubat kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala dengan sebenar-benarnya, taubat yang murni, kemudian ia membimbing
keluarganya untuk bertaubat. Taubat yang dilakukan disertai dengan meninggalkan
dosa, menyesalinya, berketetapan hati untuk tidak mengulanginya, dan
mengembalikan hak-hak orang lain yang ada pada kita. Taubat yang seperti ini
tentunya menggiring pelakunya untuk beramal shalih. Buah yang dihasilkannya
adalah dihapuskannya kesalahan-kesalahan yang diperbuat, dimasukkan ke dalam
surga, dan diselamatkan dari kerendahan serta kehinaan yang biasa menimpa para
pendosa dan pendurhaka.
Melakukan amal ketaatan dan menjauhi maksiat harus diwujudkan dalam
rangka menjaga diri dari api neraka. Seorang kepala rumah tangga menerapkan
perkara ini dalam keluarganya, kepada istri dan anak-anaknya. Ia punya hak
untuk memaksa mereka agar taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak
berbuat maksiat, karena ia adalah pemimpin mereka yang akan dimintai
pertanggungjawaban di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala kelak dalam urusan
mereka, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian
akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim
dari hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma)
Ia harus memaksa anaknya mengerjakan shalat bila telah sampai usianya,
berdasar sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مُرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنٍ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan
shalat ketika mereka telah berusia tujuh tahun dan pukullah mereka bila enggan
melakukannya ketika telah berusia sepuluh tahun serta pisahkanlah di antara
mereka pada tempat tidurnya.” (HR. Abu Dawud dari hadits Abdullah ibnu
‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, dikatakan oleh Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam
Shahih Abi Dawud, “Hadits ini hasan shahih.”)
Umar bin Khottob
saat turun ayat ini, bertanya kepada Rasul. Kami akan jaga diri kami, lalu bagaimana dengan keluarga kami ? Jawab Rasul : Kau larang mereka apa yang Allah telah larang dari-Nya, kamu perintah mereka dengan apa yang Allah telah perintah dari-Nya, jika itu kau lakukan, akan menyelamatkan mereka dari neraka.
saat turun ayat ini, bertanya kepada Rasul. Kami akan jaga diri kami, lalu bagaimana dengan keluarga kami ? Jawab Rasul : Kau larang mereka apa yang Allah telah larang dari-Nya, kamu perintah mereka dengan apa yang Allah telah perintah dari-Nya, jika itu kau lakukan, akan menyelamatkan mereka dari neraka.
Al-Qurtubi
Di dalamnya hanya ada satu masalah : yaitu penjagaan seseorang terhadap diri dan keluarganya dari siksa neraka.
Di dalamnya hanya ada satu masalah : yaitu penjagaan seseorang terhadap diri dan keluarganya dari siksa neraka.
Ali bin Abi Tolhah
dari Ibnu Abbas : Jaga diri dan keluargamu, suruhlah mereka dzikir dan doa kepada Allah, sehingga Allah menyelamatkan kamu dan mereka dari neraka.
dari Ibnu Abbas : Jaga diri dan keluargamu, suruhlah mereka dzikir dan doa kepada Allah, sehingga Allah menyelamatkan kamu dan mereka dari neraka.
Sebagian Ulama
kalau dikatakan Qu anfusakum : mencakup arti anak-anak, karena anak adalah bagian dari mereka. Maka hendaklah orang tua mengajarkan tentang halal dan haram dan menjauhkannya dari kemaksiatan dan dosa, juga mengajarkan hukum-hukum lain selain hal tersebut.
kalau dikatakan Qu anfusakum : mencakup arti anak-anak, karena anak adalah bagian dari mereka. Maka hendaklah orang tua mengajarkan tentang halal dan haram dan menjauhkannya dari kemaksiatan dan dosa, juga mengajarkan hukum-hukum lain selain hal tersebut.
Ali bin Abi Tholib
“دبوهم وعلموهم “
Didiklah dan ta’limlah ( ajarlah ) dirimu & keluargamu.
“دبوهم وعلموهم “
Didiklah dan ta’limlah ( ajarlah ) dirimu & keluargamu.
Ibnu Abbas
” اعملوا بطاعة الله واتقوا معاصي الله وأمروا أهليكم بالذكر ينجيكم الله من النار “
Ta’atlah kamu kepada Allah. Janganlah bermaksiat kepada-Nya, Suruhlah keluargamu untuk dzikir mengingat Allah, niscaya Allah akan selamatkannya dari neraka.
” اعملوا بطاعة الله واتقوا معاصي الله وأمروا أهليكم بالذكر ينجيكم الله من النار “
Ta’atlah kamu kepada Allah. Janganlah bermaksiat kepada-Nya, Suruhlah keluargamu untuk dzikir mengingat Allah, niscaya Allah akan selamatkannya dari neraka.
Mujahid
” اتقوا الله وأوصوا اهليـكم بتقوى ال “له.
Takwalah kepada Allah dan suruhlah keluargamu untuk takwa kepada-Nya.
” اتقوا الله وأوصوا اهليـكم بتقوى ال “له.
Takwalah kepada Allah dan suruhlah keluargamu untuk takwa kepada-Nya.
Qotadah
” تأمرهم بطاعة الله وتنها هم عن معصية الله فإذا رأيت لك معصية قذعتهم عنها وزجرتهم عنه “
Kau suruh keluargamu untuk taat kepada Allah, kau cegah mereka supaya tidak maksiat. Jika kamu lihat maksiat di antara keluargamu, maka ingatkan mereka dan tinggalkan kemaksiatannya.
” تأمرهم بطاعة الله وتنها هم عن معصية الله فإذا رأيت لك معصية قذعتهم عنها وزجرتهم عنه “
Kau suruh keluargamu untuk taat kepada Allah, kau cegah mereka supaya tidak maksiat. Jika kamu lihat maksiat di antara keluargamu, maka ingatkan mereka dan tinggalkan kemaksiatannya.
Adh-Dhohak
” حق على المسلم ان يعلم اهله من قرابته وامائه وعبيده ما فرض الله عليهم وما نهاهم الله عنه”.
Hak seorang muslim adalah supaya mengajari keluarga dan sanak kerabatnya tentang kewajiban mereka kepada Allah dan memberitahu larangan-larangan-Nya.
” حق على المسلم ان يعلم اهله من قرابته وامائه وعبيده ما فرض الله عليهم وما نهاهم الله عنه”.
Hak seorang muslim adalah supaya mengajari keluarga dan sanak kerabatnya tentang kewajiban mereka kepada Allah dan memberitahu larangan-larangan-Nya.
Ulama Fiqih
” وهكذا فى الصوم, ليكون ذلك تمرينا له على العبادة لكى يبلغ وهو مستمر على العبادة والطاعة ومجانبة المعصية وترك المنكر”.
Demikian juga seperti mengajarkan masalah-masalah shoum, agar keluarga membiasakan ibadah, agar mereka terus-menerus dalam kondisi selalu ibadah, taat kepada Allah, menjauhi larangan dan meninggalkan kemungkaran.
” وهكذا فى الصوم, ليكون ذلك تمرينا له على العبادة لكى يبلغ وهو مستمر على العبادة والطاعة ومجانبة المعصية وترك المنكر”.
Demikian juga seperti mengajarkan masalah-masalah shoum, agar keluarga membiasakan ibadah, agar mereka terus-menerus dalam kondisi selalu ibadah, taat kepada Allah, menjauhi larangan dan meninggalkan kemungkaran.
Al-Maroghi
Hai orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya, hendaklah di antara kamu memberitahukan satu dengan yang lain, yaitu apa-apa yang menyelamatkan kamu dari neraka, selamatkanlah diri kalian darinya, yaitu dengan taat kepada Allah melaksanakan perintah-Nya, beritahulah keluargamu, tentang ketaatan kepada Allah, karena dengan itu akan menyelamatkan jiwa mereka dari neraka, berilah mereka nasehat dan pendidikan. Hendaklah seorang lelaki itu membenahi dirinya dengan ketaatan kepada Allah, juga membenahi keluarganya sebagai rasa tanggungjawabnya sebagai pemimpin dan yang dipimpinnya.
Hai orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya, hendaklah di antara kamu memberitahukan satu dengan yang lain, yaitu apa-apa yang menyelamatkan kamu dari neraka, selamatkanlah diri kalian darinya, yaitu dengan taat kepada Allah melaksanakan perintah-Nya, beritahulah keluargamu, tentang ketaatan kepada Allah, karena dengan itu akan menyelamatkan jiwa mereka dari neraka, berilah mereka nasehat dan pendidikan. Hendaklah seorang lelaki itu membenahi dirinya dengan ketaatan kepada Allah, juga membenahi keluarganya sebagai rasa tanggungjawabnya sebagai pemimpin dan yang dipimpinnya.
Al Qurthubi
Hak anak terhadap orang tua, hendaklah orang tua memberikan nama yang baik, mengajarkannya tulis menulis dan menikahkan bila telah baligh. Tidak ada pemberian orang tua terhadap anak yang lebih baik daripada mendidiknya dengan didikan yang baik.
Hak anak terhadap orang tua, hendaklah orang tua memberikan nama yang baik, mengajarkannya tulis menulis dan menikahkan bila telah baligh. Tidak ada pemberian orang tua terhadap anak yang lebih baik daripada mendidiknya dengan didikan yang baik.
Bekal Untuk Selamat
1.Jika suatu keluarga ingin selamat dari api neraka,
hendaklah mereka mempelajari dan mengikuti jejak Rasulullah, para Sahabat,
Tabiin dan Tabiut Tabiin, dengan memahami pesan-pesan mereka.
2.Islam mendorong pemeluknya untuk menjadi pandai dan
berkwalitas, memotivasi untuk selalu mencari ilmu yang benar, kemudian
mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain, dalam hal ayat tersebut
adalah perhatian tegas kepada sanak keluarga dekat, agar tidak lengah &
tenggelam dalam kebodohan.
3.Semoga Allah SWT. menjaga diri kita, keluarga, dan
sanak kerabat kita dari siksa api neraka, kita ingatkan kembali do'a berikut
ini :
ربنا آتنا فىالدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار
Ya Rob kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan di
akhirat, dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka
Tentang do'a ini, Al Hasan mengatakan : kebaikan di
dunia adalah ilmu dan ibadah yang baik, sedang Ibnu Wahab mengatakan : kebaikan
di dunia adalah ilmu dan rizki yang baik, dan penjagaan dari api neraka, adalah
Surga.
Amal yang Menyelamatkan ?
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra : Rasulullah SAW
pernah bersabda, “Perbuatan yang engkau lakukan tidak akan menyelamatkan engkau
dari api neraka”, mereka berkata, “Bahkan tuan sendiri ya Rasulullah?” Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Bahkan aku sendiri, kecuali Allah melindungiku dengan
kasih dan rahmatNya. Oleh kerana itu lakukanlah perbuatan baik sepatut mungkin,
setulus mungkin, sedapat mungkin dan beribadahlah kepada Allah pada pagi dan
petang hari, pada sebagian dari malam hari dan bersikaplah al-qashd (mengambil
pertengahan dan melaksanakannnya secara tetap) kerana dengan cara itulah kamu
akan mencapai (syurga)”.
Berdasarkan hadis di atas jelaslah kepada kita bahawa
perbuatan yang akan menyelamatkan kita daripada seksaan api neraka adalah :
1.Perbuatan sebaik mungkin.
2.Perbutan setulus mungkin (bersungguh-sungguh ikhlas)
3.Perbuatan sedapat mungkin (bersungguh-sungguh hingga
semaksima mungkin)
4.Beribadah dengan cara sederhana dan istiqamah
(berterusan).
Jakarta 23/12/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar