MENGKAJI SIAPA ZULQARNAIN DAN YA’JUJ
MA’JUJ ITU ?
“Mereka akan bertanya kepadamu
Muhammad, tentang Zulkarnain. Katakanlah, “Aku akan bacakan kepadamu cerita
tentangnya. Sesungguhnya kami telah memberi kekuasaan kepadanya di bumi, dan
kami telah menberikan kepadanya jalan untuk mencapai segala sesuatu, maka ia
pun menempuh jalan tersebut.”
(QS. Al Kahfi [18]: 83-85)
Muqaddimah
Dalam Alqur’an,
kisah Iskandar Zulkarnain secara khusus termaktub dalam surat Al Kahfi ayat 83
– 101. Menurut mufassir terkemuka Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam kitab tafsir Ath-Thabari
nya, dikatakan bahwa Iskandar Zulkarnain berasal dari Romawi. Ia anak tunggal
dari seorang warga yang paling miskin di antara penduduk kota. Namun, dalam
pergaulan sehari-hari, ia hidup dalam lingkungan kerajaan, bergaul dengan para
perwira dan berkawan dengan pemuda-pemuda dan wanita-wanita yang baik dan
berbudi serta berakhlak mulia. Tak mengherankan jika kemudian Iskandar
Zulkarnain muda tumbuh menjadi pemuda yang memiliki otak pintar, memiliki mimpi
dan juga berbagai ilmu pengetahuan seperti ilmu politik, ilmu teknik dan ilmu
perang.
Dari semenjak
dia masih kecil, hatinya selalu gundah melihat perang yang selalu timbul antara
Timur (kerajaan Persia) dan Barat (kerajaan Romawi). Perang yang tidak
henti-hentinya dari tahun ke tahun dan bahkan dari abad ke abad itu telah
menelan korban ribuan manusia dan menghancurkan banyak harta benda. Dia memiliki
visi dan mimpi yang sangat menggelora, bahwa suatu saat dia akan menyatukan
bangsa Barat dan Timur agar perang antara Timur dengan Barat yang sudah
berlangsung lama itu berakhir. Dia ingin mendirikan sebuah kerajaan besar yang
meliputi Timur dan Barat.
Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya yang populer,
tafsir Al-Qurthubi, lebih banyak menceritakan akhlak Iskandar Zulkarnain dengan
menyebutkan bahwa sejak masih kecil dan selama masa pertumbuhannya, Iskandar
memiliki akhlak yang sangat mulia. Dia selalu melakukan hal-hal yang baik
sehingga terangkat nama baiknya meski masih muda belia. Ia juga dikaruniai
kecerdasan dan jiwa kepemimpinan yang baik.
Tidak dijelaskan siapa dan di mana lokasi
mereka. (Tafsir Tabari); Bangsa Turk daripada golongan Yafits. (Tafsir
Qurthubi); Keturunan Yafits Abu Turk. (Tafsir Ibnu Kathir); Nama asing bagi dua
kabilah, suka merompak dan membuat kerosakan. (Tafsir Jalalain); Identiti dan
lokasi tidak dinyatakan, hanya memetik kembali ungkapan dalam Al-Quran. (Tafsir
Maraghi); Tidak dijelaskan. Serangan Mongol ke atas Dinasti Abbasiah dianggap
sebagai salah satu petanda keluarnyanya Ya’juj & Ma’juj. (Tafsir Fi Zilalil
Quran); Kata Ya’juj & Ma’juj mungkin boleh ditafsirkan sebagai fikiran
jahat, niat buruk dan ideologi sesat. (Tafsir Al-Azhar); Dua bangsa
berketurunan Adam, suka melakukan kerosakan, membunuh, merompak dan menyimpang
dpd agama serta syirik. (Tafsir Al-Kahfi); Sangat sukar menentukan siapakah
mereka dan di mana lokasi mereka, dan bagaimanakah kesudahan dan kedatangan
mereka. (Tafsir Al-Mishbah).
Sosok Zulqarnain
Kisah
Zulqarnain dalam ayat-ayat 83-98 Surah Al-Kahfi memberikan suatu model Islami
tentang suatu Kuasa Besar Dunia Qurani. Kisah yang ringkas dan umum itu
seharusnya kita sarikan pengajaran dan teladan untuk panduan dan pedoman kita.
Asbabun Nuzul
Ibnu ‘Abbas
menjelaskan bahawa beberapa ayat ini diturunkan berkenaan orang-orang Quraisy
yang suatu waktu bertanyakan Rasulullah SAW mengenai seorang pemuda yang
mengadakan perjalanan hingga ke masyriq dan maghrib dan peristiwa yang terjadi
atas pemuda itu. [HR. Ibnu Jabir]
Golongan Ahli
Kitab ingin membuktikan bahawa Al-Qur’an berasal dari Allah yang diturunkan
kepada Muhammad SAW. Maka, sebahagian orang yang mendalami kitab mereka
bertanya kepada Mumammad SAW tentang kisah umat terdahulu, di antaranya kisah
Zulqarnain sebagai mana yang tertera dalam ktab mereka, Taurat dan Injil.
Kemudian Allah mewahyukan kepada Rasulullah SAW untuk menjelaskan kisah itu.
Zulqarnain adalah utusan Allah yang diutus kepada kaumnya agar mengajak kepada
tauhid. Lalu Zulqarnain mendapat tentangan daripada Ya’jj dan Ma’juj, iaitu dua
kaum yang membuat kerosakan.
RINGKASAN KISAH
Intro (ayat
83-84)
Zulqarnain
diberikan Allah:
1.kekuasaan
untuk memerintah bumi (kuasa besar);
2.ilmu, sarana
dan prasarana untuk menjayakan misinya; dan
3.ilham jalan
untuk menyempurnakan misinya.
Misi 1 (ayat
84-88)
Zulqarnain
mengembara ke maghrib (paling barat). Beliau menemui suatu kaum yang kufur
ingkar. Dalam melaksanakan perintah Allah (yang diberikan Allah kepadanya
secara “opsyen”) beliau menghukum mereka yang zalim dan melayani dengan baik
mereka yang beriman dan beramal soleh, sambil mengingatkan mereka tentang
balasan Allah berupa azab di akhirat kepada yang zalim dan balasan sebaik-baiknya
daripada Allah di akhirat kelak untuk mereka yang beriman dan beramal soleh.
Misi 2 (ayat
89-91)
Zulqarnain
mengembara ke masyriq (paling timur).. Beliau menemui suatu kaum yang primitif
yang mendiami kawasan geografi yang tidak berbangunan dan tidak berpokok.
Misi 3 (ayat
92-98)
Zulqarnain
berpatah balik dan menuju utara. Beliau menemui suatu kaum yang tidak memahami
bahasa beliau. Kaum berkenaan menceritakan kepadanya tentang Ya’juj dan Ma’juj
yang melakukan kerosakan di muka bumi. Mereka memohon khidmat profesional
daripada Zulqarnain untuk membina tembok penghalang antara dua gunung daripada
bahaya serangan Ya’juj dan Ma’juj. Zulqarnain memberikan khidmat kepakaran yang
dimilikinya, dengan memindahkan teknologi kepada kaum berkenaan serta mendapatkan
tenaga sumber insan daripada mereka. Segalanya secara percuma sebagai suatu
tanggungjawab sosial Zulqarnain sebagai “sebuah kuasa besar”. Tembok penghalang
itu telah berjaya didirikan dengan sharing teknologi yang tinggi yang terbina
daripada hasil collaborating sumber dan daya. Zulqarnain berjaya memberikan
penyelesaian kepada kaum berkenaan yang selama ini buntu menghadapi masalah
yang tanpa penyelesaian.
Antara Zulqarnain dan Ya’juj Ma’juj
?
Kisah Zulqarnain
terdapat dalam Surat Al Kahfi ayat 83-101. Para ahli tafsir,
seperti Ibnu Katsir, memperkirakan, ia hidup 3,000 tahun sebelum Masehi.
Sezaman dengan Nabi Ibrahim AS. dan Nabi Ismal AS. Bahkan,
disebutkan, Zulqarnain pernah membantu Nabi Ibrahim dan Nabi
Ismail merehabilitas bangunan Kabah.
Zulqarnain merupakan raja (penguasa) di muka bumi, yang
berlaku kasih sayang kepada rakyatnya. Menerapkan hukum tanpa pandang bulu.
Tidak pernah pilih kasih. Ia juga suka turba alias turun ke bawah. Istilah
sekarang blusukan (Sunda: kukurusukan, bebelesekan), termasuk ke
kawasan-kawasan terpencil. Hingga ia mengetahui benar aspirasi rakyat secara
tepat. Untuk diberi bantuan dan pemecahan masalah. Bukan untuk dibujuk rayu
suaranya agar mendukung atau memilih dia. Zulqarnain pantang melakukan
hal-hal tercela semacam itu.
Seperti waktu
tiba di sebuah kawasan yang amat terpencil di bawah lembah dua gunung, ia
menemukan kelompok penduduk yang teraniaya oleh kejahatan dua makhluk, Yajuj
dan Majuj. Dua jenis makhluk perusak lingkungan alam dan kehidupan.
Kejahatan mereka berlangsung terus-menerus tanpa ada yang berani melawan.
Mereka "sakti mandraguna", karena didukung sistem yang memungkinkan
mereka leluasa berbuat sekehendak hati dalam mendapat kesenangan pribadi. Para
pemimpin lokal seolah-olah tak berdaya melawan, karena sudah masuk dalam sistem
kejahatan mereka. Menerima suap sogok, komisi, fee, dan lain-lain agar
membiarkan Yajuj dan Majuj bebas berbuat apa saja. Mengeruk
sumber daya alam tanpa memikirkan kondisi masa depan. Asal untung sekarang.
Mengeksploitasi sumber daya manusia habis-habisan. Yang pintar-pintar dijadikan
"budak intelekual", ilmuwan "pesanan". Yang awam diperas
tenaganya dengan upah murah tanpa jaminan layak.
Ketika
datang Zulqarnain ke sana, penduduk mengadu. Mohon bantuan menghentikan
kejahatan Yajuj dan Majuj beserta antek-anteknya. Bahkan, mereka
siap membayar berapa saja, asal benar-benar aman. Zulqarnain menolak
iming-iming upah. Pertama, karena belum mulai bekerja. Kedua, sebagai penguasa
yang berkewajiban melindungi rakyat, tak elok mendapat "jatah" apa saja
di luar fasilitas sebagai pemimpin yang sudah diperoleh secara sah dan resmi.
Malah Zulqarnain mengatakan, fasilitas (gaji, tunjangan, dan sebagainya)
berupa anugerah Allah SWT. lebih baik dan lebih cukup daripada hasil
pungli kepada rakyat.
قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَىٰ أَن تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا
Qaloo ya tha alqarnayni inna
yajooja wamajooja mufsidoona fee alardi fahal najAAalu laka kharjan AAala
an tajAAala baynana wabaynahum saddan
Mereka berkata, hai Zulqarnain, sesungguhnya Yajuj dan
Majuj itu, orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka buatkanlah
dinding pemisah antara kami dengan mereka, nanti kami memberi sesuatu upah
kepadamu. (QS.
Al-Kahfi: 94)
قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ
Qala ma makkannee feehi rabbee khayrun
Zuqarnain pun menjawab, "Apa yang dikuasakan oleh
Allah SWT. kepadaku, lebih baik...." (QS. Al-Kahfi: 95)
Zulqarnain menolak fee dari proyek yang akan digarapnya.
Karena tujuannya bukan mencari keuntungan melainkan untuk menolong rakyatnya
dari gangguan keamanan dan rongrongan penjahat. Ia hanya meminta, semua orang
ikut terlibat bekerja. Minimal menyediakan bahan-bahan berupa potongan-potongan
besi dan tembaga.
Dari
kedua bahan tersebut, Zulqarnain membuat benteng raksasa yang membentang
di antara kedua lembah gunung, sehingga Yajuj dan Majuj tak dapat
lagi lewat ke sana. Tak dapat lagi pulang anting, baik diam-diam maupun
terang-terangan, menyebarkan virus-virus kerusakan material-finansial dan
mental spiritual terhadap rakyat yang bertahun-tahun menjadi sasaran kerakusan
dan kejahatannya.
Alhasil,
diperlukan pemimpin tegas berwibawa untuk merombak sistem yang semerawut di
segala bidang. Pemimpin yang menjadikan rakyatnya sebagai aset berharga.
Pemimpin yang siap sedia melindungi rakyatnya dari segala gangguan, baik
internal maupun eksternal. Yang mampu menyapu tingkah laku Yajuj dan Majuj
masa kini. Ya, pemimpin model Zulqarnain itu bukan pemimpin yang hanya
dekat dan sayang kepada rakyat sebatas pada musim tertentu. Bukan pemimpin yang
suka melakukan markup, pungli, atau rekayasa dalam berbagai kegiatan yang
mengatasnamakan rakyat. Zulqarnain adalah cermin pemimpin yang adil,
jujur, terbuka, dan selalu mementingkan rakyatnya. ***[Ditulis Oleh H.
USEP ROMLI HM., pengasuh Pesantren Anak Asuh Raksa Sarakan Cibiuk
Garut, pembimbing haji dan umrah BPIH Megacitra/KBIH Mega Arafah Kota Bandung.
Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi
Kamis (Pahing) 7 Februari 2013 / 26 Rabiul Awal 1434 H. pada Kolom "CIKARACAK"]
Jakarta 17/12/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar