وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad,
melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)
“Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi,” mereka menjawab: “Sesungguhnya kami
orang-orang yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah
orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar” (QS
al-Baqarah:11-12).
Muqaddimah
Benar bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil
‘alamin. Namun banyak orang menyimpangkan pernyataan ini kepada
pemahaman-pemahaman yang salah kaprah. Sehingga menimbulkan banyak kesalahan
dalam praktek beragama bahkan dalam hal yang sangat fundamental, yaitu dalam
masalah aqidah.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam
diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan lil’alamin,
Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia.
Secara bahasa,
الرَّحْمة: الرِّقَّةُ والتَّعَطُّفُ
rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba
(Lihat Lisaanul Arab, Ibnul Mandzur). Atau dengan kata lain rahmat
dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi Wa sallam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.
Islam memang agama yang menyebarkan benih-benih kasih
sayang, cinta dan damai. Islam secara eksklusif bukan berarti terorisme, tetapi
eksklusif dalam pengertian akidah. Yaitu mempercayai dan meyakini bahwa Islam
agama yang benar. Dan itu harga mati di dalam akidah setiap Muslim. Dan bukan
berarti Terorisme. Nah, secara inklusifnya Islam sendiri mewajibkan umatnya untuk
bertoleran sesama manusia. Dan ini tidak bisa diartikan dengan Pluralisme
agama.
Yusuf Qardhawi menyatakan
bahwasanya tujuan Islam adalah membangun manusia yang shalih. Tidak mungkin
Islam menyebarkan benih-benih terorisme. Dan bila “jihad” dalam pengertian
islam adalah menyeru kepada agama yang benar, berusaha semaksimal mungkin baik
dengan perkataan ataupun perbuatan dalam berbagai lapangan kehidupan dimana
agama yang benar ini diperjuangkan dan dengannnya ia memperoleh kemenangan maka
ia, tentunya lebih luas ketimbang “perang” bahkan terorisme.
Dengan Islam yang Rahmatan lil’alamin ini, kita telah
dapat memberikan kesimpulan bahwa Islam tidak hanya sebagai agama, tetapi suatu
perdaban yang di dalamnya terdapat pandangan hidup (framework) yang
jelas dan universal dalam hal kebenaran.
Pengertian Islam Rahmatan lil’alamin
1. Pengertian islam
Kata “islam” adalah kata bahasa arab yaitu “sailama”
yang dimasdarkan menjadi “islaman” yang berarti damai.
2. Pengertian rahmatan
Kata ‘rahmatan” kata bahas Arab yaitu “rohima”
yang dimasdarkan menjadi “ rahmatan’yang artinya kasih saying.
3. Pengertian lil’alamin
Kata “Al-alamin” adalah kata bahasa Arab
yaitu “alam” yang dijama’kan menjadi “alamin” yang artinya alam
semesta yang mencakup bumi beserta isinya.
Maka yang dimaksud dengan islam rahmatan
lil’alamin adalah islam yang kehadirannya ditengah kehidupan masyarakat mampu
mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.
Penafsiran Para Ahli Tafsir Rahmatan ?
1. Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Tafsir Ibnul
Qayyim:
“Pendapat yang lebih benar dalam menafsirkan ayat ini
adalah bahwa rahmat disini bersifat umum. Dalam masalah ini, terdapat dua
penafsiran:
Pertama: Alam semesta secara umum mendapat manfaat dengan
diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.
Orang yang mengikuti beliau, dapat meraih kemuliaan di
dunia dan akhirat sekaligus.
Orang kafir yang memerangi beliau, manfaat yang mereka
dapatkan adalah disegerakannya pembunuhan dan maut bagi mereka, itu lebih baik
bagi mereka. Karena hidup mereka hanya akan menambah kepedihan adzab kelak di
akhirat. Kebinasaan telah ditetapkan bagi mereka. Sehingga, dipercepatnya ajal lebih
bermanfaat bagi mereka daripada hidup menetap dalam kekafiran.
Orang kafir yang terikat perjanjian dengan beliau,
manfaat bagi mereka adalah dibiarkan hidup didunia dalam perlindungan dan
perjanjian. Mereka ini lebih sedikit keburukannya daripada orang kafir yang
memerangi Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.
Orang munafik, yang menampakkan iman secara zhahir
saja, mereka mendapat manfaat berupa terjaganya darah, harta, keluarga dan
kehormatan mereka. Mereka pun diperlakukan sebagaimana kaum muslimin yang lain
dalam hukum waris dan hukum yang lain.
Dan pada umat manusia setelah beliau diutus, Allah Ta’ala
tidak memberikan adzab yang menyeluruh dari umat manusia di bumi.
Kesimpulannya, semua manusia mendapat manfaat dari diutusnya Nabi Shallallahu
‘alaihi Wa sallam.
Kedua: Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun orang
yang beriman menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat di dunia dan di
akhirat. Sedangkan orang kafir menolaknya. Sehingga bagi orang kafir, Islam
tetap dikatakan rahmat bagi mereka, namun mereka enggan menerima. Sebagaimana
jika dikatakan ‘Ini adalah obat bagi si fulan yang sakit’. Andaikan fulan tidak
meminumnya, obat tersebut tetaplah dikatakan obat”
2. Muhammad bin Ali Asy Syaukani dalam Fathul Qadir:
“Makna ayat ini adalah ‘Tidaklah Kami mengutusmu,
wahai Muhammad, dengan membawa hukum-hukum syariat, melainkan sebagai rahmat
bagi seluruh manusia tanpa ada keadaan atau alasan khusus yang menjadi
pengecualian’. Dengan kata lain, ‘satu-satunya alasan Kami mengutusmu, wahai
Muhammad, adalah sebagai rahmat yang luas. Karena kami mengutusmu dengan
membawa sesuatu yang menjadi sebab kebahagiaan di akhirat’ ”
3. Muhammad bin Jarir Ath Thabari dalam Tafsir Ath
Thabari:
“Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang makna ayat
ini, tentang apakah seluruh manusia yang dimaksud dalam ayat ini adalah seluruh
manusia baik mu’min dan kafir? Ataukah hanya manusia mu’min saja? Sebagian ahli
tafsir berpendapat, yang dimaksud adalah seluruh manusia baik mu’min maupun
kafir. Mereka mendasarinya dengan riwayat dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhu dalam
menafsirkan ayat ini:
من آمن بالله واليوم الآخر كتب له الرحمة في الدنيا والآخرة , ومن لم يؤمن بالله ورسوله عوفي مما أصاب الأمم من الخسف والقذف
“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, ditetapkan baginya rahmat di dunia dan akhirat. Namun siapa saja yang
tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, bentuk rahmat bagi mereka adalah
dengan tidak ditimpa musibah yang menimpa umat terdahulu, seperti mereka semua
di tenggelamkan atau di terpa gelombang besar”
dalam riwayat yang lain:
تمت الرحمة لمن آمن به في الدنيا والآخرة , ومن لم يؤمن به عوفي مما أصاب الأمم قبل
“Rahmat yang sempurna di dunia dan akhirat bagi
orang-orang yang beriman kepada Rasulullah. Sedangkan bagi orang-orang yang
enggan beriman, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah
yang menimpa umat terdahulu”
Pendapat ahli tafsir yang lain mengatakan bahwa yang
dimaksud adalah orang-orang beriman saja. Mereka membawakan riwayat dari Ibnu
Zaid dalam menafsirkan ayat ini:
فهو لهؤلاء فتنة ولهؤلاء رحمة , وقد جاء الأمر مجملا رحمة للعالمين . والعالمون هاهنا : من آمن به وصدقه وأطاعه
“Dengan diutusnya Rasulullah, ada manusia yang
mendapat bencana, ada yang mendapat rahmah, walaupun bentuk penyebutan dalam
ayat ini sifatnya umum, yaitu sebagai rahmat bagi seluruh manusia. Seluruh
manusia yang dimaksud di sini adalah orang-orang yang beriman kepada
Rasulullah, membenarkannya dan menaatinya”
Pendapat yang benar dari dua pendapat ini adalah
pendapat yang pertama, sebagaimana riwayat Ibnu Abbas. Yaitu Allah mengutus
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam sebagai rahmat bagi seluruh
manusia, baik mu’min maupun kafir. Rahmat bagi orang mu’min yaitu Allah
memberinya petunjuk dengan sebab diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa
sallam. Beliau Shallallahu ‘alaihi Wa sallam memasukkan orang-orang
beriman ke dalam surga dengan iman dan amal mereka terhadap ajaran Allah.
Sedangkan rahmat bagi orang kafir, berupa tidak disegerakannya bencana yang
menimpa umat-umat terdahulu yang mengingkari ajaran Allah” (diterjemahkan
secara ringkas).
4. Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi dalam Tafsir Al
Qurthubi
“Said bin Jubair berkata: dari Ibnu Abbas, beliau
berkata:
كان محمد صلى الله عليه وسلم رحمة لجميع الناس فمن آمن به وصدق به سعد , ومن لم يؤمن به سلم مما لحق الأمم من الخسف والغرق
“Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah
rahmat bagi seluruh manusia. Bagi yang beriman dan membenarkan ajaran beliau,
akan mendapat kebahagiaan. Bagi yang tidak beriman kepada beliau, diselamatkan
dari bencana yang menimpa umat terdahulu berupa ditenggelamkan ke dalam bumi
atau ditenggelamkan dengan air”
Ibnu Zaid berkata:
أراد بالعالمين المؤمنين خاص
“Yang dimaksud ‘seluruh manusia’ dalam ayat ini
adalah hanya orang-orang yang beriman” ”
5. Ash Shabuni dalam Shafwatut Tafasir
“Maksud ayat ini adalah ‘Tidaklah Kami mengutusmu,
wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh makhluk’. Sebagaimana
dalam sebuah hadits:
إنما أنا رحمة مهداة
“Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan
(oleh Allah)” (HR. Al Bukhari dalam Al ‘Ilal Al Kabir 369, Al
Baihaqi dalam Syu’abul Iman 2/596. Hadits ini di-shahih-kan Al
Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 490, juga dalam Shahih Al Jami’,
2345)
Orang yang menerima rahmat ini dan bersyukur atas
nikmat ini, ia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Allah Ta’ala tidak mengatakan ‘rahmatan
lilmu’minin‘, namun mengatakan ‘rahmatan lil ‘alamin‘ karena Allah Ta’ala
ingin memberikan rahmat bagi seluruh makhluknya dengan diutusnya
pemimpin para Nabi, Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Beliau
diutus dengan membawa kebahagiaan yang besar. Beliau juga menyelamatkan manusia
dari kesengsaraan yang besar. Beliau menjadi sebab tercapainya berbagai
kebaikan di dunia dan akhirat. Beliau memberikan pencerahan kepada manusia yang
sebelumnya berada dalam kejahilan. Beliau memberikan hidayah kepada menusia
yang sebelumnya berada dalam kesesatan. Inilah yang dimaksud rahmat
Allah bagi seluruh manusia. Bahkan orang-orang kafir mendapat manfaat dari rahmat
ini, yaitu ditundanya hukuman bagi mereka. Selain itu mereka pun tidak lagi
ditimpa azab berupa diubah menjadi binatang, atau dibenamkan ke bumi, atau
ditenggelamkan dengan air”
Konsep Rahmatan Lil’alamin agama
islam
Memang benar agama islam adalah agama rahmatan
lil’alamin. Namun banyak orang yang salah kaprah dalam menafsirkannya. Sehingga
banyak kesalahan dalam memahami praktek beragama bahkan dalam hal yang
fundamental yaitu akidah.
Pernyataan bahwa islam adalah agama yang rahmatan
lil’alamin sebenarnya adalah kesimpulan dari firman Allah Ta’ala,
“Kami tidak mengutus engkau, wahai
Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta”.(al-Anbiya’:107)
Tugas Nabi Muhammad adalah membawa rahmat bagi
sekalian alam, maka itu pulalah risalah agama yang dibawanya. Tegasnya, risalah
Islam ialah mendatangkan rahmat buat seluruh alam. Lawan daripada rahmat ialah
bencan dan malapetaka. Maka jika dirumuskan ke dalam bentuk kalimat yang
menggunakan kata peniadaan, kita lau mendapat pengertian baru tapi lebih tegas
bahwa islam itu “bukan bencana alam”. Dengan demikian kehadiran Islam di alam
ini bukan untuk bencana dan malapetaka, tetapi untuk keselamatan, untuk
kesejahteraan dan untuk kebahagiaan manusia lahir dan batin, baik secara
perseorangn maupun secara bersama-sama dalam masyarakat.
Nabi Muhammad saw Mengajarkan Kasih Sayang
Berdasarkan penafsiran para ulama ahli tafsir yang
terpercaya, beberapa faedah yang dapat kita ambil dari ayat ini adalah:
1.Di utusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa
sallam sebagai Rasul Allah adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh
manusia.
2.Seluruh manusia di muka bumi diwajibkan memeluk
agama Islam.
3.Hukum-hukum syariat dan aturan-aturan dalam Islam adalah
bentuk kasih sayang Allah Ta’ala kepada makhluk-Nya.
4.Seluruh manusia mendapat manfaat dengan diutusnya
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam
5.Rahmat yang sempurna hanya didapatkan oleh orang yang beriman
kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam
6.Seluruh manusia mendapat manfaat dengan diutusnya
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.
7.Orang yang beriman kepada ajaran yang dibawa oleh
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam, membenarkan beliau serta
taat kepada beliau, akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
8.Orang kafir yang memerangi Islam juga mendapat
rahmat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam,
yaitu dengan diwajibkannya perang melawan mereka. Karena kehidupan mereka didunia
lebih lama hanya akan menambah kepedihan siksa neraka di akhirat kelak.
9.Orang kafir yang terikat perjanjian dengan kaum
musliminjuga mendapat rahmat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi Wa sallam. Yaitu dengan dilarangnya membunuh dan merampas harta
mereka.
10.Secara umum, orang kafir mendapat rahmat dengan
diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam berupa dihindari
dari adzab yang menimpa umat-umat terdahulu yang menentang Allah. Sehingga
setelah diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam, tidak akan ada
kaum kafir yang diazab dengan cara ditenggelamkan seluruhnya atau dibenamkan ke
dalam bumi seluruhnya atau diubah menjadi binatang seluruhnya.
11.Orang munafik yang mengaku beriman di lisan namun
ingkar di dalam hati juga mendapat rahmat dengan diutusnya Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Mereka mendapat manfaat berupa terjaganya
darah, harta, keluarga dan kehormatan mereka. Mereka pun diperlakukan
sebagaimana kaum muslimin yang lain dalam hukum waris dan hukum yang lain.
Namun di akhirat kelak Allah akan menempatkan mereka di dasar neraka Jahannam.
12.Pengutusan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa
sallam menjadi rahmat karena beliau telah memberikan pencerahan
kepada manusia yang awalnya dalam kejahilan dan memberikan hidayah kepada
manusia yang awalnya berada dalam kesesatan berupa peribadatan kepada selain
Allah.
13.Sebagian ulama berpendapat, rahmat dalam ayat ini
diberikan juga kepada orang kafir namun mereka menolaknya. Sehingga hanya orang
mu’min saja yang mendapatkannya.
14Sebagain ulama berpendapat, rahmat dalam ayat ini
hanya diberikan orang mu’min.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita semua, yang dengan sebab rahmat-Nya tersebut kita dikumpulkan
di dalam Jannah-Nya.
Jakarta 2/12/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar