يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ ۖ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا ۗ وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, TETAPI DOSA KEDUANYA LEBIH BESAR DARI MANFAATNYA". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,” (QS.Al-Baqarah:219)
Asy-Syinqithiy
rahimahullah berkata :
قوله تعالى: {قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ} ،لم يبين هنا ما هذا الإثم الكبير ؟ ولكنه بين في آية أخرى أنه إيقاع العداوة والبغضاء بينهم، والصد عن ذكر الله، وعن الصلاة، وهي قوله: {إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ} [5/91]
“Firman-Nya : ‘Katakanlah : Pada keduanya itu terdapat dosa besar’ ; tidak dijelaskan apa maksud dosa besar itu ? Akan tetapi, dalam ayat yang lain dijelaskan bahwa dosa besar itu adalah menyebabkan permusuhan dan kebencian di antara mereka, serta menghalangi untuk berdzikir kepada Allah dan melakukan shalat. Ayat tersebut adalah firman-Nya : ‘Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)’ (QS. Al-Maaidah : 95)” [Adlwaaul-Bayaan, 1/91].
قوله تعالى: {قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ} ،لم يبين هنا ما هذا الإثم الكبير ؟ ولكنه بين في آية أخرى أنه إيقاع العداوة والبغضاء بينهم، والصد عن ذكر الله، وعن الصلاة، وهي قوله: {إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ} [5/91]
“Firman-Nya : ‘Katakanlah : Pada keduanya itu terdapat dosa besar’ ; tidak dijelaskan apa maksud dosa besar itu ? Akan tetapi, dalam ayat yang lain dijelaskan bahwa dosa besar itu adalah menyebabkan permusuhan dan kebencian di antara mereka, serta menghalangi untuk berdzikir kepada Allah dan melakukan shalat. Ayat tersebut adalah firman-Nya : ‘Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)’ (QS. Al-Maaidah : 95)” [Adlwaaul-Bayaan, 1/91].
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (90) إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ (91)
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan
panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan
itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu
lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat
Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)” (QS.
Al-Maaidah : 90-91).
Telah menceritakan kepada kami Al-Husain bin
‘Aliy Ash-Shadaa’iy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Hajjaaj bin
Al-Minhaal, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Rabii’ah bin Kultsuum,
dari Jabr, dari ayahnya, dari Sa’iid bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbaas, ia berkata
: Pengharaman khamr turun mengenai dua kabilah dari kabilah Anshaar. Mereka
meminumnya hingga apabila mereka telah mabuk, sebagian mereka bercanda dengan
sebagian yang lain. Ketika mereka sadar, salah seorang mereka melihat bekas di
wajahnya dan jenggotnya, dan ia pun berkata : “Saudaraku si Fulan ini telah
melakukannya kepadaku”. Padahal dulunya mereka saling bersaudara dan tidak ada
dendam dalam hati mereka. (Orang itu berkata) : “Demi Allah, seandainya ia
menyayangiku, niscaya ia tidak akan berbuat demikian terhadapku”. Sehingga
terjadilah dendam di hati mereka. Maka, Allah ta’ala menurunkan ayat :
‘sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi….’ hingga sampai ayat : ‘maka
berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)’ (QS. Al-Maaidah : 90-91).
Berkatalah orang-orang yang memperberat diri mereka (mutakallifiin) : “Ia
(meminum khamr) adalah perbuatan keji, dan khamr itu ada dalam perut Fulan yang
terbunuh dalam perang Badr dan Fulan yang terbunuh dalam perang Uhud”. Maka
Allah menurunkan ayat : “Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan
dahulu…(QS. Al-Maaidah : 93)” [Diriwayatkan oleh Ath-Thabariy dalam At-Tafsiir
10/571 no. 12522; dishahihkan oleh Muqbil Al-Wadi’iy dalam Ash-Shahiihul-Musnad
min Asbaabin-Nuzuul, hal. 88-89].
Sejarah Sunan
Ampel
Sunan Ampel
(Campa, Aceh, 1401-Ampel,Surabaya,1481)
Nama aslinya Raden Rahmat Istrinya adalah seorang putri Tuan yang bernama Nyai Ageng Manila. Dari pernikahan itu beliau mempunyai 4 orang anak, dan dua diantaranya aalah sunan yang tergabung dalam wali songo.
Sunan Ampel adalah penerus cita-cita dan perjuagan Maulana Malik Ibrahim. Beliau memulai aktivitasnya dengan mendirikan pesantren di Ampel Denta, Surabaya. Sehingga beliau dikenal dengan Pembina pondok pesantren pertama di Jawa Timur. Di pesantren inilah beliau mendidik para pemuda Islam untuk menjadi tenaga da’i yang akan di sebar keseluruh Jawa.
Sebagai seorang ulama yang giat berdakwah, Sunan Ampel mempunyai ajaran yang terkenal dngan sebutan “molimo” . “Mo” berarti tidak mau, sedangkan limo adalah 5 perkara. Jadi, “molimo” adalah tidak mau melakukan 5 perkara yang terlarang
Nama aslinya Raden Rahmat Istrinya adalah seorang putri Tuan yang bernama Nyai Ageng Manila. Dari pernikahan itu beliau mempunyai 4 orang anak, dan dua diantaranya aalah sunan yang tergabung dalam wali songo.
Sunan Ampel adalah penerus cita-cita dan perjuagan Maulana Malik Ibrahim. Beliau memulai aktivitasnya dengan mendirikan pesantren di Ampel Denta, Surabaya. Sehingga beliau dikenal dengan Pembina pondok pesantren pertama di Jawa Timur. Di pesantren inilah beliau mendidik para pemuda Islam untuk menjadi tenaga da’i yang akan di sebar keseluruh Jawa.
Sebagai seorang ulama yang giat berdakwah, Sunan Ampel mempunyai ajaran yang terkenal dngan sebutan “molimo” . “Mo” berarti tidak mau, sedangkan limo adalah 5 perkara. Jadi, “molimo” adalah tidak mau melakukan 5 perkara yang terlarang
Ajaran Moh Limo
“Tinggalno Molimo, le ! ben uripmu kepenak !”.
(”tinggalkan molimo nak, biar hidupmu tidak susah!”)
Teringat dulu kata “Molimo”, yang
sering dituturkan orang tua kepada anaknya. Yah “molimo” adalah hal yang sangat
dibenci dikehidupan.
Mungkin bagi orang jawa tengah
pengertian atau maksud dari kata molimo tidaklah asing, yaitu dari kata
M (mo) 5 (limo-”bhs jawa”) atau disingkat 5M, yaitu ;
- MAIN (perjudian / berjudi)
- MADON (main perempuan / prostitusi)
- MALING (mencuri / korupsi dll)
- MADAT (candu narkoba)
- MINUM ( minuman keras/mabuk )
Dan kenyataan dlm kehidupan
sehari-hari menunjukkan bahwa mereka yg melakukan molimo (lima M)
akhirnya akan menderita baik lahir maupun batin. Tapi sebaliknya jika
menghindari molimo ini (lima M) hati/rohani akan menjdi bersih, fisik akan
menjadi sehat, dan jauh dr serangan berbagai jenis penyakit dan insya allah
hidupnya bahagia.
Yah …. walaupun sudah diperinggatkan
bahwa molimo (5M) tidak baik bagi kehidupan secara lahir dan bathin,
ternyata masih saja menjadi kesenangan bagi mereka.
Apalagi dengan perkembangan jaman
yang maju ini, molimo semakin tumbuh subur. Lihat saja penyuka molimo
melakukan aksinya di dunia maya.
Coba kita perhatikan molimo
pada jaman sekarang satu persatu ;
MAIN (perjudian / berjudi), sepertinya
tingkat perjudian malah semakin marak dengan menggunakan tehnologi internet.
Sebut saja taruhan bola via online, game online dan lain-lain
MADON (main perempuan / prostitusi), data
yang menyebutkan juga tak kalah mencengangkan, bahwa prostitusi via online
malah lebih rapi dan juga menggiurkan.
MALING (mencuri / korupsi dll), dengan
banyaknya alat pembayaran online, dimanfaatkan untuk Hacker untuk
membobol rekening nasabah bank, pembelian online dengan menggunakan rekening
orang dan lain-lain.
MADAT (candu narkoba), Semakin ketatnya
pemberantasan narkoba yang dilakukan aparat, maka transaksi antara penjual dan
pembeli jenis narkoba juga tak kalah canggih, dengan memakai jasa internet
online mereka bisa bertransaksi secara aman, dan tak terdeteksi petugas.
MINUM ( minuman keras/mabuk). Sudah
barang lumrah sekarang dilakukan di even-even sebuah pub, cafe, diskotik dan
tempat-tempat hiburan yang berijin maupun tidak.
Hawa nafsu dan Akronim Moh limo
lauwamah, amarah, supiyah (Hawa
nafsu) atau dalam ajaran Kejawen menggunakan akronim (molimo, M5) yaitu:
madat, madon, maling, mangan, main;
--- mabuk-mabukan, main perempuan, mencuri, makan, berjudi.
Meredam Nafsu Moh limo
Untuk meredam nafsu malima, manusia
Jawa melakukan laku tapa atau “puasa”. Misalnya; tapa brata, tapa ngrame, tapa
mendhem, tapa ngeli.
Nah saudaraku, sebangsa dan setanah
air, opo sih yang dimaksudkan dengan:
1. Tapa brata
2. Tapa ngrame
3. Tapa mendhem
4. Tapa ngeli
1. Tapa brata
sikap perbuatan seseorang yang selalu menahan/puasa hawa nafsu yang berasal dari lima indra. Nafsu angkara yang buruk yakni lauwamah, amarah, supiyah.
2. Tapa ngramé
adalah lelaku watak untuk giat membantu, menolong sesama tetapi “sepi” dalam nafsu pamrih yakni golék butuhé déwé.
3. Tapa mendhem
adalah mengubur nafsu riak, takabur, sombong, suka pamer, pamrih. Semua sifat buruk dikubur dalam-dalam, termasuk “mengubur” amal kebaikan yang pernah kita lakukan kepada orang lain, dari benak ingatan kita sendiri. Manusia suci adalah mereka yang tidak ingat lagi apa saja amal kebaikan yang pernah dilakukan pada orang lain, sebaliknya selalu ingat semua kejahatan yg pernah dilakukannya.
4. Tapa ngeli
yaitu menghanyutkan diri ke dalam arus “aliran air sungai Dzat”, yakni mengikuti kehendak Gusti Maha Wisesa. “Aliran air” milik Tuhan, seumpama air sungai yang mengalir menyusuri sungai, mengikuti irama alam, lekuk dan kelok sungai, yang merupakan wujud bahasa “kebijaksanaan” alam. Maka manusia tersebut akan sampai pada muara samudra kabegjan atau keberuntungan. Berbeda dengan “aliran air” bah, yang menuruti kehendak nafsu akan berakhir celaka, karena air bah menerjang wewaler kaidah tata krama, menghempas “perahu nelayan”, menerjang “pepohonan”, dan menghancurkan “daratan”.
sikap perbuatan seseorang yang selalu menahan/puasa hawa nafsu yang berasal dari lima indra. Nafsu angkara yang buruk yakni lauwamah, amarah, supiyah.
2. Tapa ngramé
adalah lelaku watak untuk giat membantu, menolong sesama tetapi “sepi” dalam nafsu pamrih yakni golék butuhé déwé.
3. Tapa mendhem
adalah mengubur nafsu riak, takabur, sombong, suka pamer, pamrih. Semua sifat buruk dikubur dalam-dalam, termasuk “mengubur” amal kebaikan yang pernah kita lakukan kepada orang lain, dari benak ingatan kita sendiri. Manusia suci adalah mereka yang tidak ingat lagi apa saja amal kebaikan yang pernah dilakukan pada orang lain, sebaliknya selalu ingat semua kejahatan yg pernah dilakukannya.
4. Tapa ngeli
yaitu menghanyutkan diri ke dalam arus “aliran air sungai Dzat”, yakni mengikuti kehendak Gusti Maha Wisesa. “Aliran air” milik Tuhan, seumpama air sungai yang mengalir menyusuri sungai, mengikuti irama alam, lekuk dan kelok sungai, yang merupakan wujud bahasa “kebijaksanaan” alam. Maka manusia tersebut akan sampai pada muara samudra kabegjan atau keberuntungan. Berbeda dengan “aliran air” bah, yang menuruti kehendak nafsu akan berakhir celaka, karena air bah menerjang wewaler kaidah tata krama, menghempas “perahu nelayan”, menerjang “pepohonan”, dan menghancurkan “daratan”.
8.
(mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami
condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan
karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; Karena Sesungguhnya
Engkau-lah Maha pemberi (karunia)".ALI IMRAN.
Amin Ya Rabbal Aalamin
BY ABI UMAR. JAKARTA 19/2/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar