فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
"Maka mintalah rezeki itu di
sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya lah
kamu akan dikembalikan." (QS. Al-Ankabut: 17)
Rasulullah SAW pernah memberi nasihat kepada para
sahabatnya. "Hendaklah kalian merasa malu kepada Allah dengan
sebenar-benarnya." Para sahabat menimpali, "Alhamdulillah, kami sudah
merasa malu kepada Allah, ya Rasul."
Rasul lalu menyatakan, "Tidak, kalian belum merasa malu. Orang yang betul-betul merasa malu di hadapan Allah hendaklah menjaga kepala berikut isinya (pikiran positif), menjaga perut berikut isinya (makanan dan minuman yang halal dan thayib), dan mengingat mati serta musibah. Siapa yang menginginkan kebahagiaan akhirat, hendaklah meninggalkan perhiasan dunia. Siapa yang sudah melakukan itu semua, berarti telah betul-betul memiliki rasa malu." (HR Tirmidzi).
Rasul lalu menyatakan, "Tidak, kalian belum merasa malu. Orang yang betul-betul merasa malu di hadapan Allah hendaklah menjaga kepala berikut isinya (pikiran positif), menjaga perut berikut isinya (makanan dan minuman yang halal dan thayib), dan mengingat mati serta musibah. Siapa yang menginginkan kebahagiaan akhirat, hendaklah meninggalkan perhiasan dunia. Siapa yang sudah melakukan itu semua, berarti telah betul-betul memiliki rasa malu." (HR Tirmidzi).
Muqaddimah
Kehidupan umat manusia, secara materi, sekarang sudah
mencapi tarap yang sangat hebat. Manusia merasakan berbagai kenikmatan hidup
dan melihat berbagai macam keindahan hasil karya mereka. Walau demikian, dalam
kehidupan yang maju secara meteri ini, bukan berarti mereka lebih bahagia
dibanding orang-orang yang hidup sebelum mereka. Bukan berarti mereka lebih
bisa menikmati hidup, lebih merasa aman, dan lapang dada. Apa sebab semua itu?
Karena mereka kehilangan sesuatu yang sangat berharga dan paling penting, yang
menjadi inti dari hidup ini, yaitu barakah. Apa manfaat usaha yang kosong dari
barakah? Umur yang kosong dari barakah? Ilmu yang tak bermanfaat? Makanan dan
minuman yang tidak menjadi daging dan tidak menghilangkan lapar?
Mencari rizki dan bekerja disyariatkan. Tetapi seorang
muslim dalam kerja dan usahanya tetap bersandar dan bertawakkal kepada
Tuhannya. Ia sangat yakin, dirinya tak akan mendapat rizki kecuali apa yang
sudah Allah bagi untuknya. Rizki yang sudah Allah tentukan untuknya pasti akan
diperolehnya dengan jalan apa itu yang tak seorangpun mampu untuk menahannya.
Hal ini sebagaimana bacaan zikir yang dituntunkan Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam sesudah shalat,
اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ
"Ya Allah, tidak ada yang bisa mencegah apa
yang Engkau berikan dan tidak ada yang bisa memberi apa yang Engkau cegah."
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Pola Hidup Bertaqwa
Sesungguhnya berkah/barakah bukan dengan banyaknya
harta ataupun kedudukan terhormat, tidak pula dengan anak atau ilmu pengetahuan
yang bersifat duniawi. Tetapi berkah itu adalah sesuatu yang dirasakan oleh
jiwa berupa pikiran yang jernih, hati yang damai dan tentram, hidup yang
bahagia, gembira, dan merasa cukup dengan pembagian Allah, dan menerima semua
takdir-Nya.
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga
memerintahkn mencari rizki dan menganjurkan untuk bekerja. Beliau Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda –saat ditanya tentang pekerjaan yang paling
utama-:
عَمَلُ الرَّجُلُ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُوْرٍ
“Pekerjaan seseorang yang dilakukan dengan
tangannya sendiri dan setiap perdagangan yang baik.” (Hadits shahih li
ghairihi. Riwayat al-Bazzar, sebagaimana dalam Kasyful Astar: 2/83/1257, dari
Rifa’ah bin Rafi’)
Mencari rizki dan bekerja disyariatkan. Tetapi seorang
muslim dalam kerja dan usahanya tetap bersandar dan bertawakkal kepada
Tuhannya. Ia sangat yakin, dirinya tak akan mendapat rizki kecuali apa yang
sudah Allah bagi untuknya. Rizki yang sudah Allah tentukan untuknya pasti akan
diperolehnya dengan jalan apa itu yang tak seorangpun mampu untuk menahannya.
Hal ini sebagaimana bacaan zikir yang dituntunkan Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam sesudah shalat,
اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ
"Ya Allah, tidak ada yang bisa mencegah apa
yang Engkau berikan dan tidak ada yang bisa memberi apa yang Engkau cegah."
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Banyak Jalan Meraih Keberkahan Rizki
Jika seorang muslim bercita-cita mendapatkan barakah
dalam rizkinya, pasti akan mendapatkan banyak jalan. Al-Qur'an dan al-Sunnah
telah menerangkan hal itu. Di antara sebab-sebabnya adalah:
1.Takwa kepada Allah merupakan sebab utama rizki
diberkahi dan hidup menjadi tentram. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman
dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit
dan bumi." (QS. Al-A'raf: 96)
2.memperbanyak istighfar.
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
"Dan (Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah
ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan
yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu,
dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa"." (QS. Huud:
52)
Dalam hadits disebutkan,
مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
"Siapa yang kontinyu beristighfar maka Allah
jadikan baginya jalan keluar dari setiap kesulitannya, kesudahan dari setiap
kesedihannya, dan memberinya rizki dari jalan yang tidak ia sangka."
(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
3.membaca Al-Qur'an dan mentadabburinya. Sebabnya, Allah
telah jadikan Kitab-Nya sebagai sesuatu yang diberkahi.
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami
turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi
rahmat," (QS. Al-An'am: 155)
4.menjaga shalat bisa mejadi sebab turunnya barakah dan
datangnya rizki, karena ia merupakan sebab untuk kebaikan dunia dan akhirat.
Allah 'Azza wa Jalla berfirman,
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu
mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta
rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik)
itu adalah bagi orang yang bertakwa." (QS. Thaahaa: 32)
5.Bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah dan mengakui
karunia dan pemberian-Nya. Sesungguhnya rizki yang kita peroleh, semuanya dari
pemberian-Nya. Maka jika kita bersyukur dengan hati, lisan, dan amal maka Allah
akan memberkahi rizki kita. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih"." (QS. Al-Ibrahim: 7)
6.memperbanyak shadaqah dan menjauhi praktek riba. Allah
'Azza wa Jalla berfirman,
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan
sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan
selalu berbuat dosa." (QS. Al-Baqarah: 276)
7.qana'ah dan ridha dengan pembagian Allah, tidak
melihat kepada orang yang di atasnya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam bersabda, "Sungguh telah beruntung orang yang memeluk Islam,
diberi rizki yang cukup, dan Allah menganugerahkan sifat qanaah kepadanya
terhadap pemberian-Nya." (HR. Ahmad)
Ikhtitam
Allah Ta’ala
berfirman, “Dan janganlah kamu memberi
(dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.”
(Al-Mudatstsir [74] : 1-6). Salah
satu penyakit yang seringkali menghinggapi kita selepas mengerjakan amal ibadah
adalah anggapan bahwa seakan-akan kita telah sukses mengerjakan amal ibadah
yang besar dengan harapan ingin mendapatkan imbalan yang lebih besar lagi.
Berkaitan
dengan ayat di atas, Imam Mawardi menyampaikan, “Ada lima makna yang terkandung
dalam ayat ini; Pertama, janganlah
engkau memberi lalu berharap mendapatkan ganti yang lebih banyak darinya.
Pendapat ini disampaikan oleh Ibnu Abbas, Ikrimah, dan Qatadah. Kedua, maknanya janganlah
berharap-harap mendapatkan pahala yang banyak dari Allah atas amal ibadahmu. Pendapat
ini disampaikan oleh Hasan Al-Bashri. Ketiga, jangan
berharap balasan dari manusia atas kenabian yang diberikan kepada Muhammad.
Pendapat ini disampaikan oleh Ibnu Zaid. Keempat, jangan
melipatgandakan amalan hanya lantaran ingin mendapatkan balasan yang lebih
banyak. Pendapat ini diungkapkan oleh Mujahid. Kelima, jangan melakukan amal ibadah agar
dilihat manusia.”
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda, "Wahai manusia,
bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari rizki! Ketahuilah,
sesungguhnya seorang jiwa tidak akan mati kecuali telah sempurna rizkinya. Maka
bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari rizki. Ambil yang halal
dan tinggalkan yang haram." (Disebutkan Al-Albani dalam
al-Silsilah al-Shahihah no. 2866)
Jakarta 17/12/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar