1.
TAUBAT
Dalam menjalani kehidupan, seseorang
tentu harus mempersiapkan bekal untuk hari kemudian. Bekalnya adalah iman, ilmu
dan amal shaleh. Keimanan yang disertai amal shaleh akan membawa keselamatan
dan kesejahteraan, baik di dunia maupun diakhirat. Apalagi jika ditambah dengan
perilaku terpuji seperti bertaubat, raja’ (menunjukkan sikap mengharap kerido’an
Allah), optimis, dinamis, mampu berfikir kritis, dan mampu mengendalikan diri
- Pengertian Taubat
Taubat secara etimologis (bahasa)
berasal dari kata tâba (fi’il madhi), yatûbu (fi’il mudhari’), taubatan
(mashdar), yang berarti “kembali” atau “pulang” (raja’a) (Haqqi, 2003). Adapun
secara terminologis (menurut makna syar’i), secara ringkas Imam an-Nawawi
mengatakan, taubat adalah raja’a ‘an al-itsmi (kembali dari dosa) (Syarah
Shahih Muslim, XVII/59). Dengan kata lain, taubat adalah kembali dari meninggalkan
segala perbuatan tercela (dosa) untuk melakukan perbuatan yang terpuji (‘Atha,
1993).
Taubat berasal
dari bahasa Arab yang artinya kembali. Menurut istilah, taubat adalah kembali
dari perbuatan dosa dan salah kepada perbuatan yang terpuji. Adapun secara
terminologis, Imam an-Nawawi mengatakan, taubat adalah raja’a ‘an al-itsmi
(kembali dari dosa) (Syarah Shahih Muslim, XVII/59). Dengan kata lain, taubat
adalah kembali dari meninggalkan segala perbuatan tercela (dosa) untuk
melakukan perbuatan yang terpuji (‘Atha, 1993).
Taubat tersebut
adalah suatu keniscayaan bagi manusia, sebab tidak satu pun anak keturunan Adam
AS di dunia ini yang tidak luput dari berbuat dosa. Semua manusia, pasti pernah
melakukan berdosa. Hanya para nabi dan malaikat saja yang luput dari dosa dan
maksiyat. Manusia yang baik bukan orang yang tidak berdosa, melainkan manusia
yang jika berdosa dia melakukan taubat.
Taubat tersebut adalah suatu keniscayaan bagi manusia,
sebab tidak satu pun anak keturunan Adam AS di dunia ini yang tidak luput dari
berbuat dosa. Semua manusia, pasti pernah melakukan berdosa. Hanya para nabi
dan malaikat saja yang luput dari dosa dan maksiyat. Manusia yang baik bukan
orang yang tidak berdosa, melainkan manusia yang jika berdosa dia melakukan
taubat
Artinya :
“…Sesungguhnya Allah itu menyukai orang-orang yang tobat kepada-Nya dan dia
menyukai orang-orang yang membersihkan diri.” (QS Al Baqarah : 222)
Taubat adalah proses menyadari
kesalahan yang telah diperbuat dan berupaya sekuat hati untuk tidak
melakukannya kembali atau permohonan ampun kepada Allah SWT atas kesalahan
(kekhilafan) dan atas perbuatan dosa yang telah dilakukannya
Hadis nabi Muhammad SAW yang artinya
: “Sesungguhnya Allah menerima taubat hambanya selagi ia belum tercungak-cungak
hendak mati (nyawanya berbalik-balik dikerongkongan).” (HR Ahmad)
v Kesalahan atau kekhilafan
yang dilakukan terhadap orang lain, diantaranya seperti hal-hal berikut.
a) Tidak
memuliakan anak yatim piatu, tidak menganjurkan dan memberi makan orang miskin,
memakan harta dengan mencampuradukkan yang hak dengan yang bathil dan mencintai
harta yang berlebihan.
b) Bakhil,
merasa tidak cukup dan mendustakan pahala yang baik.
c)
Mengumpat, mencela, prasangka dan olok-olok.
d) Tidak
melaksanakan rukun Islam, terutama mendirikan salat
- Syarat-Syarat Taubat
1)
Menyesal atas segala perbuatan dosa yang pernah dilakukan.
2)
Mensucikan diri dari perbuatan maksiat yang sudah dilakukan. Kerana tidak ada
artinya bertaubat jika dosa masih terus dikerjakan.
3)
Bertekad dengan sungguh-sungguh bahawa tidak akan mengulanginya lagi, selama
hidup di dunia, sampai mengucapkan selamat tinggal pada dunia yang fana ini.
- Syarat diterimanya Taubat yaitu;
1)
Ikhlas. Artinya, taubat pelaku dosa harus ikhlas semata-mata karena Allah,
bukan karena lainnya.
2)
Menyesali dosa yang telah diperbuatnya.
3)
Meninggalkan sama sekali maksiat yang telah dilakukannya.
4)
Tidak mengulangi. Artinya, seorang muslim harus bertekad tidak mengulangi perbuatan
dosa tersebut.
5)
Istighfar. Yaitu memohon ampun kepada Allah atas dosa yang dilakukan terhadap
hakNya.
6)
Memenuhi hak bagi orang-orang yang berhak, atau mereka melepaskan haknya
tersebut.
7)
Waktu diterimanya taubat itu dilakukan di saat hidupnya, sebelum tiba ajalnya.
Sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam : “Sesungguhnya Allah akan menerima
taubat seorang hambaNya selama belum tercabut nyawanya.” (HR. At-Tirmidzi,
hasan).
Pada hakikatnya taubat itulah isi
ajaran Islam dan fase-fase persinggahan iman. Setiap insan selalu
membutuhkannya dalam menjalani setiap tahapan kehidupan. Maka orang yang benar-benar
berbahagia ialah yang menjadikan taubat sebagai sahabat dekat dalam
perjalanannya menuju Allah dan negeri akhirat. Sedangkan orang yang binasa
adalah yang menelantarkan dan mencampakkan taubat di belakang punggungnya.
Beberapa di antara keutamaan taubat ialah:
1)
Taubat adalah sebab untuk meraih kecintaan Allah ‘azza wa jalla.
Allah ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang suka membersihkan
diri.” (QS. Al Baqarah: 222)
2)
Taubat merupakan sebab keberuntungan.
Allah ta’ala berfirman
“Dan bertaubatlah kepada Allah wahai
semua orang yang beriman, supaya kalian beruntung.” (QS. An
Nuur: 31)
3)
Taubat menjadi sebab diterimanya amal-amal hamba dan turunnya ampunan atas
kesalahan-kesalahannya.
Allah ta’ala berfirman
“Dialah Allah yang menerima taubat
dari hamba-hambaNya dan Maha mengampuni berbagai kesalahan.” (QS. Asy
Syuura: 25)
Allah ta’ala juga berfirman
“Dan barang siapa yang bertaubat dan
beramal saleh maka sesungguhnya Allah akan menerima taubatnya.” (QS. Al
Furqaan: 71) artinya taubatnya diterima
4)
Taubat merupakan sebab masuk surga dan keselamatan dari siksa neraka.
Allah ta’ala berfirman,
“Maka sesudah mereka (nabi-nabi)
datanglah suatu generasi yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa
nafsu, niscaya mereka itu akan dilemparkan ke dalam kebinasaan. Kecuali
orang-orang yang bertaubat di antara mereka, dan beriman serta beramal saleh maka
mereka itulah orang-orang yang akan masuk ke dalam surga dan mereka tidaklah
dianiaya barang sedikit pun.” (QS. Maryam: 59, 60)
5)
Taubat adalah sebab mendapatkan ampunan dan rahmat.
Allah ta’ala berfirman,
“Dan orang-orang yang mengerjakan
dosa-dosa kemudian bertaubat sesudahnya dan beriman maka sesungguhnya Tuhanmu
benar-benar Maha Pengampun dan Penyayang.” (QS. Al A’raaf: 153)
6)
Taubat merupakan sebab berbagai kejelekan diganti dengan berbagai kebaikan.
Allah ta’ala berfirman,
“Dan barang siapa yang melakukan
dosa-dosa itu niscaya dia akan menemui pembalasannya. Akan dilipatgandakan
siksa mereka pada hari kiamat dan mereka akan kekal di dalamnya dalam keadaan
terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman serta beramal saleh
maka mereka itulah orang-orang yang digantikan oleh Allah keburukan-keburukan
mereka menjadi berbagai kebaikan. Dan Allah maha pengampun lagi maha
penyayang.”(QS. Al Furqaan: 68-70)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang
yang bertaubat dari suatu dosa sebagaimana orang yang tidak berdosa.” (HR.
Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al Albani)
7)
Taubat menjadi sebab untuk meraih segala macam kebaikan.
Allah ta’ala berfirman,
“Apabila kalian bertaubat maka
sesungguhnya hal itu baik bagi kalian...” (QS. At Taubah: 3)
Allah ta’ala juga berfirman,
“Maka apabila mereka bertaubat
niscaya itu menjadi kebaikan bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya
Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan
mereka sekali-kali tidaklah mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di
muka bumi.” (QS. At Taubah: 74)
JAKARTA 29/8/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar