Selasa, 17 November 2015

LALAI DALAM SHALAT





KAJIAN SURAT AL-MAUUN ?


ارءيت الذي يكذب باالدين * فذالك الذي يدع اليتيم *
ولا يحض على طعام المسكين * فويل للمصلين *
الذين هم عن صلاتهم ساهون* الذين هم يراءون*
ويمنعون الماعون *
Artinya : ( 1 ) Tahukah kamu ( orang ) yang mendustakan agama?
( 2) Itulah orang yang menghardik anak yatim, ( 3 ) dan tidak menganjurkan memberi makan fakir miskin. ( 4 ) maka celakalah bagi orang yang sholat ( 5 ) ( yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya, ( 6 ) orang yang berbuat riya, ( 7) dan enggan ( menolong dengan ) barang yang berguna.

Asbabul Nuzul
Adapun sebab turunya surah ini ialah berkenaan degan orang-orang munafik yang memamerkan shalat kepada orang yang berirman; mereka melakukan shalat dengan riya’, dan meninggalkan apabila tidak ada yang melihatnya serta menolak memberiakn bantuan kepada orang miskin dan anak yatim ( Riwayat ibnu Mudzir ).
Surah Al-Ma’un termasuk dari surah-surah pendek yang ada di juz 30. Surah yang terdiri dari tujuh ayat tersebut termasuk Makkiyah (diturunkan di Mekkah). Adapun mengenai surah tersebut, salah satu ulama tafsir, seperti Syeikh Jamaluddin Abdur Rahman bin Ali bin Muhammad Al-Jauzi (W.597) dalam kitabnya “Zaadal Masiir fi Ilmi Tafsir”; ayat tersebut turun berkenaan dengan :
1. Orang-orang munafiq (Pendapat Ibnu Abbas)
2. Umar bin A’idz (Pendapat Ad-Dzihak)
3. Walid bin Al-Mughirah (Pendapat As-Sidi)
4. Ash bin Wa’il (Pendapat Ibnu Sa’ib)
5. Abi Sufyan bin Harb (Pendapat Ibnu Jarij)
6. Abi Jahal (Pendapat Al-Mawardi)
Meremehkan Shalat ?
Allah berfirman :
Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang meremehkan sholat dan menuruti hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesaatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal sholeh? (QS. Maryam: 59-60)
Para ulama mengomentari ayat diatas dengan tafsirnya yang terdapat dalam Ibnu Katsir sebagai berikut :
1. Muhammad bin Kaab Al Quraan Al Qurdly, dan Ibnu Zaid bim Aslam     dan Sady yang disebut meremehkan sholat adalah Meninggalkan Sholat ( Tidak sholat )
2. Al Auz, Ibnu Maasud, Ibnu jarir, Ibnu Juraih meremehkan sholat adalah meremehkan waktu
3. Al Hasan Al-Bashri, meremehkan sholat adalah meninggalkan Masjid ( Tafsir Ibnu katsir 3 / 21 )
Kata Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu : Pengertian meninggalkan sholat tidak berarti meninggalkan sholat itu sama sekali. Tetapi Said bin Musayyib mengatakan : Orang itu tidak sholat Ashar, Dzuhur kecuali hingga datangnya waktu maghrib, tidak sholat maghrib hingga datangnya waktu Isya dan tidak sholat Isya hingga datangnya Fajar ( shubuh ).
Allah berfirman : Maka celakalah orang-orang yang sholat. Yaitu orang-orang yang lalai dari sholatnya? ( Al-Maun : 4-5 )
Kata Saad bin Abi Waqosh: Aku telah bertanya kepada Rasulullah tentang mereka yang melalaikan sholatnya, maka beliau menjawab Yaitu Mengakhirkan waktu , yakni mengakhirkan waktu sholat.
Munasabah Ayat  ?
Anak anak yatim dan fakir miskin adalah bagian dari kelompok masyarakat yang sangat dicintai Rasulullah SAW. Bahkan dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa beliau sangat dekat dengan mereka. Perhatian terhadap mereka sangat diutamakan, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah 220 :
وَيَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الْيَتَمَى قُلْ اِصْلاَحٌ لَهُمْ خَيْرٌ وَاِنْ تُخَالِطُوْهُمْ فَاِخْوَانُكُمْ
…….Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu ……..


Shalat adalah ibadah yang paling utama yang diperintahkan dalam syari'at Islam apabila dilaksanakan dengan benar akan berdampak positif bagi seluruh aspek kehidupan yang lain, maka shalat menjadi tolok ukur semua amal perbuatan. Lihat QS. Al-Ankabut: 45
……..dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Karakter orang orang munafik yang melaksanakan shalat dalam keadaan terpaksa dan mengharap pujian dari manusia, digambarkan dalam QS: An-Nisa ayat 142 :
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.
Tafsir Ayat ?
Ciri pendusta agama dijelaskan dalam ayat 1 – 3
Surat ini diawali dengan kalimat tanya untuk menarik perhatian pembacanya. Kemudian Allah sendiri yang menjawab pertanyaan tersebut satu per satu tujuannya adalah agar pembaca benar benar meresapi makna yang terkandung di dalamnya. Biasanya setiap ayat yang didahului dengan pertanyaan mengandung nilai yang sangat penting untuk segera dipahami dan diamalkan. Pertanyaan yang paling prinsipil adalah siapakah pendusta agama itu ?  Maka jawabannya pun segera disusulkan setelah pertanyaan. Ayat berikutnya menjawab secara lugas bahwa pendusta agama adalah orang yang tidak mau menyantuni anak yatim, berikutnya adalah orang yang tidak mau menolong fakir miskin. Pada mulanya sikap pengabaian terhadap anak yatim dan orang miskin adalah dimikili orang orang munafik. Mereka menunjukkan keangkuhannya dengan harta yang dimikilinya seakan akan anak anak yatim dan orang orang miskin itu tak akan dapat hidup tanpa mendapat bantuan mereka.
ayat 4-5 ( 4 ) maka celakalah bagi orang yang sholat ( 5 ) ( yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya, memiliki susunan bahasa yang sempurna, bahwa Sholat menempati posisi penting dalam Islam, tetapi juga bisa menyebabkan kecelakaan memerintahkan kita untuk waspada dan selalu rendah hati bahwa diterima atau ditolak suatu ibada mutlak hak Allah, tidak ada manusia yang diberikan legitimasi menyatakan ibadahnya sudah cukup mengantarkannya pada surganya Allah, sehingga harus terus berusaha.

Soal lalai dalam Sholat Suatu hari, Sayyidah Fathimah as bertanya kepada Rasulullah saw, “Yâ Abâtah, apa yang akan didapatkan oleh orang yang melecehkan shalatnya, menganggap enteng kepada shalatnya, baik laki-laki maupun perempuan?” Rasul bersabda, “Hai Fathimah, barang siapa yang melecehkan shalatnya menganggap enteng kepada shalatnya, baik laki-laki maupun perempuan, Tuhan akan menyiksanya dengan lima belas perkara. Enam perkara di dunia, tiga pada saat ia mati, tiga lagi pada waktu ia berada di kuburnya, dan tiga perkara pada Hari Kiamat, ketika ia keluar dari kuburnya.”

Ikhtitam
Surat Al-Ma’un mengandung arti yang sangat indah, Al-ma’un bermakna perbuatan cinta kasih, sebagai penegas tujuan diturunkannya agama Islam yaitu sebagai rahmatan lil alamin (pembawa cinta). Al Ma’un juga membawa pesan bahwa ummat Islam yang benar agamanya (bukan pendusta agama) sangat peduli terhadap peraikan nasib sesama, memberikan pertolongan pada dhu’afa, anak yatim dan kaum tertindas, menjadi masyarakat yang tidak sombong dan tidak riya. Indah sekali bagi siapapun yang membaca wajah ummat Islam yang dicita-citakan oleh ayat ini.


Sumber:1.http://htq.uin-malang.ac.id
2.http://www.kompasiana.com
3.https://subhiceria.wordpress.com
4.http://www.hkm-arif.com
Jakarta 18/11/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman