MEMAHAMI TASAWUF
SUNNI ?
Muqaddimah
Al-qur'an merupakan kitab Allah Yang di dalamnya terkandung
Ajaran Muatan-Muatan Islam, baik aqidah, syari'ah maupun muamalah.
Ketiga Muatan tersebut Banyak tercermin hearts ayat-ayat Yang termaktub dalam
al-qur'an. Ayat-ayat al-qur'an ITU, di Satu Sisi memang ADA Yang Perlu dipahami
SECARA tekstual-lahiriyah, tetapi di Sisi Lain JUGA ADA HAL Yang Perlu dipahami
SECARA kontekstual-Rohaniyah. Sebab, jika ayat-ayat al-qur'an dipahami SECARA
lahiriyah Saja, akan terasa Anda kaku, Dinamis Kurang, Dan TIDAK mustahil akan
ditemukan Persoalan Yang TIDAK DAPAT diterima SECARA psikis.
SECARA Umum, Ajaran Islam mengatur Kehidupan Yang bersifat
lahiriyah Dan batiniyah. Pemahaman Terhadap Unsur Kehidupan Yang bersifat
batiniyah PADA gilirannya melahirkan tasawuf. 2 Unsur Kehidupan
tasawuf Suami mendapat Perhatian Yang Cukup gede dari Sumber Ajaran Islam,
al-qur'an Dan sunnah, Serta peraktek Kehidupan nabi Dan para sahabatnya.
Pengertian
Tasawuf Sunni ?
Tasawwuf sunni ialah
aliran tasaawuf yang berusaha memadukan asapek hakekat dan
syari'at,
yang senantiasa memelihara sifat kezuhudan dan mengkonsentrasikan pendekatan diri kepada allah, dengan berusaha sungguh-sugguh berpegang teguh terhadap ajaran al-Qur'an, Sunnah dan Shirah para sahabat.
yang senantiasa memelihara sifat kezuhudan dan mengkonsentrasikan pendekatan diri kepada allah, dengan berusaha sungguh-sugguh berpegang teguh terhadap ajaran al-Qur'an, Sunnah dan Shirah para sahabat.
Dalam kehidupan sehari-hari para
pengamal tasawwuf ini berusaha untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang bersifat
keduniawian, jabatan, dan menjauhi hal-hal yang dapat mengganggu
kekhusua’an ibadahnya.
Latar
Belakang Timbulnya Tasawuf Sunni ?
Latar belakang
munculnya ajaran ini tidak telepas dari pecekcokan masalah aqidah yang
melanda para ulama' fiqh dan tasawwuf lebih-lebih pada abad kelima
hijriah aliran syi'ah al-islamiyah yang berusaha untuk memngembalikan
kepemimpinan kepada keturunan Ali Bin Abi Thalib. Dimana syi’ah lebih banyak
mempengaruhi para sufi dengan doktrin bahwa imam yang ghaib akan pindah
ketangan sufi yang layak menyandang gelar waliyullah, dipihak lain para sufi
banyak yang dipengaruhi oleh filsafat Neo-Platonisme yang memunculkan corak
pemikiran taawwuf falsafi yang tentunya sangat bertentangan dengan kehidupan
para sahabat dan tabi’in. dengan ketegangan inilah muncullah sang pemadu
syari’at dan hakekat yaitu Imam Ghazali yang selalu memagari pemikirannya
dengan Al-Qur’an, Hadits dan ditambah dengan doktrin Ahlusunnah Wal
jama’ah .
Pada intinya tasawuf
ini sangat menolak pendekatan kepada allah SWT dengan akal rasio, sebagaimana
yang dikatakan Harun Nasution yang mengomentari pendapat Dzun An-Nun Misri
tentang pengetahuan ( makrifat), Bahwa makrifat yang paling
tertinggi ialah yang diperoleh oleh para wali Allah ( sufi).
Pertentangan ini
nampak jelas pada perkataan Junaid Al- Baqhdati ” seandainya aku jadi hakim
niscaya akan aku penggal kepala orang yang mengatakan tidak ada yang maujud
terkecuali Allah”
Tokoh-tokoh
Tasawuf Sunni ?
Munculnya
aliran-aliran tasawuf ini tidak terlepas dari tokoh-tokoh yang berperan di
dalamnya. Begitu juga sama halnya dengan Tasawuf sunni. Diantara sufi yang
mempunyai ajaran sama dengan Tasawuf sunni ( berpegang teguh kepada Qurdis dan
shirah nabawiyah) dan menjadi tokoh tasawuf sunni adalah:
1. Hasan al-Basri.
1. Hasan al-Basri.
Hasan al-Basri adalah
seorang sufi angkatan tabi’in, seorang yang sangat taqwa, wara’ dan zahid. Nama
lengkapnya adalah Abu Sa’id al-Hasan ibn Abi al-Hasan. Lahir di Madinah pada
tahun 21 H tetapi dibesarkan di Wadi al-Qura. Setahun sesudah perang Shiffin
dia pindah ke Bashrah dan menetap di sana sampai ia meninggal tahun 110 H.
setelah ia menjadi warga Bashrah, ia membuka pengajian disana karena
keprihatinannya melihat gaya hidup dan kehidupan masyarakat yang telah
terpengaruh oleh duniawi sebagai salah satu ekses dari kemakmuran ekonomi yang
dicapai negeri-negeri Islam pada masa itu. Garakan itulah yang menyebabkan
Hasan Basri kelak menjadi orang yang sangat berperan dalam pertumbuhan
kehidupan sufi di bashrah. Diantara ajarannya yang terpenting adalah zuhud
serta khauf dan raja’.
Dasar pendiriannya
yang paling utama adalah zuhud terhadap kehidupan duniawi sehingga ia menolak
segala kesenangan dan kenikmatan duniawi.
Prinsip kedua Hasan
al-Bashri adalah al-khouf dan raja’. Dengan pengertian merasa takut kepada
siksa Allah karena berbuat dosa dan sering melalakukan perintahNya. Serta
menyadari kekurang sempurnaannya. Oleh karena itu, prinsip ajaran ini adalah
mengandung sikap kesiapan untuk melakukan mawas diri atau muhasabah agar selalu
memikirkan kehidupan yang akan dating yaitu kehidupan yang hakiki dan abadi.
2. Rabiah Al-Adawiyah
Nama lengkapnya
adalah Rabiah al-adawiyah binti ismail al Adawiyah al Bashoriyah, juga digelari
Ummu al-Khair. Ia lahir di Bashrah tahun 95 H, disebut rabi’ah karena ia puteri
ke empat dari anak-anak Ismail. Diceritakan, bahwa sejak masa kanak-kanaknya
dia telah hafal Al-Quran dan sangat kuat beribadah serta hidup sederhana.
Cinta murni kepada
Tuhan adalah puncak ajarannya dalam tasawuf yang pada umumnya dituangkan
melalui syair-syair dan kalimat-kalimat puitis. Dari syair-syair berikut ini
dapat diungkap apa yang ia maksud dengan al-mahabbah:
Kasihku, hanya Engkau
yang kucinta,
Pintu hatiku telah
tertutup bagi selain-Mu,
Walau mata jasadku
tak mampu melihat Engkau,
Namun mata hatiku
memandang-Mu selalu.
Cinta kepada Allah
adalah satu-satunya cinta menurutnya sehingga ia tidak bersedia mambagi
cintanya untuk yang lainnya. Seperti kata-katanya “Cintaku kepada Allah telah
menutup hatiku untuk mencintai selain Dia”. Bahkan sewaktu ia ditanyai tentang
cintanya kepad Rasulullah SAW, ia menjawab: “Sebenarnya aku sangat mencintai
Rasulullah, namun kecintaanku pada al-Khaliq telah melupakanku untuk mencintai
siapa saja selain Dia”. Pernyataan ini dipertegas lagi olehnya lagi mealui
syair berikut ini: “Daku tenggelam dalam merenung kekasih jiwa, Sirna segalanya
selain Dia, Karena kekasih, sirna rasa benci dan murka”.
Bisa dikatakan,
dengan Al-Hubb ia ingin memandang wajah Tuhan yang ia rindu, ingin dibukakan
tabir yang memisahkan dirinya dengan Tuhan.
3. Dzun Al-Nun Al-Misri
Nama lengkapnya
adalah Abu al-Faidi Tsauban bin Ibrahim Dzu al-Nun al-Mishri al-Akhimini
Qibthy. Ia dilahirkan di Akhmin daerah Mesir. Sedikit sekali yang dapat
diketahui tentang silsilah keturunan dan riwayat pendidikannya karena masih
banyak orang yang belum mengungkapkan masalah ini. Namun demikian telah
disebut-sebut oleh orang banyak sebagai seorang sufi yang tersohor dan tekemuka
diantara sufi-sufi lainnya pada abad 3 Hijriah.
4. Abu Hamid Al-Ghazali
Al-Ghazali nama
lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad ibn Ahmad. Karena kedudukan
tingginya dalam Islam, dia diberi gelar Hujjatul Islam.Ayahnya,
menurut sebagian penulis biografi, bekerja sebagai pemintal wol. Dari itulah,
tokoh sufi yang satu ini terkenal dengan al-Ghazzali (yang pemintal wol),
sekalipun dia terkenal pula dengan al-Ghazali, sebagaimana diriwayatkan
al-Sam’ani dalam karyanya, al-Ansab, yang dinisbatkan pada suatu
kawasan yang disebut Ghazalah. Al-Ghazali lahir di Thus, kawasan Khurasan,
tahun 450 H (diriwayatkan pula dia lahir pada 451 H). menurut periwayatan
al-Subki, dia serta saudaranya menerima pendidikan mistisnya dirumah seorang
sufi sahabat ayahnya, setelah ayahnya meninggal dunia.
Di bidang tasawuf,
karya-karya Al-Ghazali cukup banyak, yang paling penting adalah Ihya’
‘Ulum al-Din. Dalam karyanya tersebut, dia menguraikan secara terinci
pendapatnya tentang tasawuf, serta menghubungkannya dengan fiqh maupun moral
agama. Juga karya-karya lainnya, al-Munqidz min al-Dhalal, dimana
ia menguraikan secara menarik kehidupan rohaniahnya, Minhaj al-‘Abidin,
Kimia’ al-Sa’adah, Misykat al-Anwar dan sebagainya.
KARAKTERISTIK AJARAN POKOK DAN TOKOH ?
Karakteristik ajaran pokok para tokoh tasawuf sunni yaitu tasawuf yang benar-benar mengikuti Al-qur’an dan Sunnah, terikat, bersumber, tidak keluar dari batasan-batasan keduanya, mengontrol prilaku, lintasan hati serta pengetahuan dengan neraca keduanya. Sebagaimana ungkapan Abu Qosim Junaidi al-Bagdadi: “Mazhab kami ini (Tasawuf) terikat dengan dasar-dasar Al-qur’an dan Sunnah”, perkataannya lagi: “Barang siapa yang tidak hafal (memahami) Al-qur’an dan tidak menulis (memahami) Hadits maka orang itu tidak bisa dijadikan qudwah dalam perkara (tarbiyah tasawuf) ini, karena ilmu kita ini terikat dengan Al-Qur’an dan Sunnah.”. Tasawuf ini diperankan oleh kaum sufi yang mu’tadil (moderat) dalam pendapat-pendapattnya, mereka mengikat antara tasawuf mereka dan Al-qur’an serta Sunnah dengan bentuk yang jelas. Boleh dinilai bahwa mereka adalah orang-orang yang senantiasa menimbang tasawuf mereka dengan neraca Syari’ah..
Tasawuf ini berawal dari zuhud, kemudian tasawuf dan berakhir pada akhlak. Mereka adalah sebagian sufi abad kedua, atau pertengahan abad kedua, dan setelahnya sampai abad keempat hijriyah. Dan personal seperti Hasan Al-Bashri, Imam Abu Hanifa, al-Junaidi al-Bagdadi, al-Qusyairi, as-Sarri as-Saqeti, al-Harowi, adalah merupakan tokoh-tokoh sufi utama abad ini yang berjalan sesuai dengan tasawuf sunni. Kemudian pada pertengahan abad kelima hijriyah imam Ghozali membentuknya ke dalam format atau konsep yang sempurna, kemudian diikuti oleh pembesar syekh Toriqoh. Akhirnya menjadi salah satu metode tarbiyah ruhiyah Ahli Sunnah wal jamaah. Dan tasawuf tersebut menjadi sebuah ilmu yang menimpali kaidah-kaidah praktis.
Karakteristik dari ajaran tasawuf ini adalah
Karakteristik ajaran pokok para tokoh tasawuf sunni yaitu tasawuf yang benar-benar mengikuti Al-qur’an dan Sunnah, terikat, bersumber, tidak keluar dari batasan-batasan keduanya, mengontrol prilaku, lintasan hati serta pengetahuan dengan neraca keduanya. Sebagaimana ungkapan Abu Qosim Junaidi al-Bagdadi: “Mazhab kami ini (Tasawuf) terikat dengan dasar-dasar Al-qur’an dan Sunnah”, perkataannya lagi: “Barang siapa yang tidak hafal (memahami) Al-qur’an dan tidak menulis (memahami) Hadits maka orang itu tidak bisa dijadikan qudwah dalam perkara (tarbiyah tasawuf) ini, karena ilmu kita ini terikat dengan Al-Qur’an dan Sunnah.”. Tasawuf ini diperankan oleh kaum sufi yang mu’tadil (moderat) dalam pendapat-pendapattnya, mereka mengikat antara tasawuf mereka dan Al-qur’an serta Sunnah dengan bentuk yang jelas. Boleh dinilai bahwa mereka adalah orang-orang yang senantiasa menimbang tasawuf mereka dengan neraca Syari’ah..
Tasawuf ini berawal dari zuhud, kemudian tasawuf dan berakhir pada akhlak. Mereka adalah sebagian sufi abad kedua, atau pertengahan abad kedua, dan setelahnya sampai abad keempat hijriyah. Dan personal seperti Hasan Al-Bashri, Imam Abu Hanifa, al-Junaidi al-Bagdadi, al-Qusyairi, as-Sarri as-Saqeti, al-Harowi, adalah merupakan tokoh-tokoh sufi utama abad ini yang berjalan sesuai dengan tasawuf sunni. Kemudian pada pertengahan abad kelima hijriyah imam Ghozali membentuknya ke dalam format atau konsep yang sempurna, kemudian diikuti oleh pembesar syekh Toriqoh. Akhirnya menjadi salah satu metode tarbiyah ruhiyah Ahli Sunnah wal jamaah. Dan tasawuf tersebut menjadi sebuah ilmu yang menimpali kaidah-kaidah praktis.
Karakteristik dari ajaran tasawuf ini adalah
·
Ajarannya bener-bener menurut al-qur’an dan sunnah,terikat dan tidak keluar
dari ajaran-ajaran syariah islamiah.
·
Lebih cenderung pads prilaku atau moral keagamaan dan pada pemikiran.
·
Banyak dikembangkan oleh kaum salaf.
·
Termotivasi untuk membersihkan jiwa yang lebih berorientasi pada aspek dalam
yaitu cara hidup yang lebih mengutamakan rasa,dan lebih mementingkan
keagungan tuhan dan bebas dari egoisme.
Adapun karakteristik ajaran para tokoh-tokoh tasawuf ini antara lain adalah:
•
Al Bashri Hasan
Karakteristik dasar pendiriannya yang paling utama adalah zuhud terhadap kehidupan dunawi sehingga ia menolak segala kesenangan dan kenikmatan duniawi. kedua adalah al-khouf dan raja’. Dengan pengertian merasa takut kepada siksa Allah karena berbuat dosa dan sering melalakukan perintahNya. Serta menyadari kekurang sempurnaannya. Oleh karena itu, prinsip ajaran ini adalah mengandung sikap kesiapan untuk melakukan mawas diri atau muhasabah agar selalu memikirkan kehidupan yang akan dating yaitu kehidupan yang hakiki dan abadi.
Karakteristik dasar pendiriannya yang paling utama adalah zuhud terhadap kehidupan dunawi sehingga ia menolak segala kesenangan dan kenikmatan duniawi. kedua adalah al-khouf dan raja’. Dengan pengertian merasa takut kepada siksa Allah karena berbuat dosa dan sering melalakukan perintahNya. Serta menyadari kekurang sempurnaannya. Oleh karena itu, prinsip ajaran ini adalah mengandung sikap kesiapan untuk melakukan mawas diri atau muhasabah agar selalu memikirkan kehidupan yang akan dating yaitu kehidupan yang hakiki dan abadi.
1.Rabiah Al Adawiyah
Karakteristik ajarannya adalah Ia merupakan orang pertama yang mengajarkan al hubb dengan isi dan pengertian yang khas tasawuf.Cinta murni kepada Tuhan merupakan puncak ajarannya dalam tasawuf yang pada umumnya dituangkan melalui syair-syair dan kalimat-kalimat puitis. Bisa dikatakan, dengan al-hubb ia ingin memandang wajah Tuhan yang ia rindu, ingin dibukakan tabir yang memisahkan dirinya dengan Tuhan.
Karakteristik ajarannya adalah Ia merupakan orang pertama yang mengajarkan al hubb dengan isi dan pengertian yang khas tasawuf.Cinta murni kepada Tuhan merupakan puncak ajarannya dalam tasawuf yang pada umumnya dituangkan melalui syair-syair dan kalimat-kalimat puitis. Bisa dikatakan, dengan al-hubb ia ingin memandang wajah Tuhan yang ia rindu, ingin dibukakan tabir yang memisahkan dirinya dengan Tuhan.
2.Dzu Al Nun Al Misri
Karekteristik ajaran yang paling besar dan menonjol dalam dunia tasawuf adalah sebagai peletak dasar tentang jenjang perjalanan sufi menuju Allah,yang disebut Al maqomat. Beliau banyak memberikan petunjuk arah jalan menuju kedekatan dengan Allah sesuai dengan Pandangan sufi.
Karekteristik ajaran yang paling besar dan menonjol dalam dunia tasawuf adalah sebagai peletak dasar tentang jenjang perjalanan sufi menuju Allah,yang disebut Al maqomat. Beliau banyak memberikan petunjuk arah jalan menuju kedekatan dengan Allah sesuai dengan Pandangan sufi.
3.Abu Hamid Al-Ghazali
Inti tasawuf Al Ghazali adalah jalan menuju Allah atau ma’rifatullah. Oleh karena itu,serial Al maqomat dan al ahwal,pada dasarnya adalah rincian dari metoda pencapaian
Inti tasawuf Al Ghazali adalah jalan menuju Allah atau ma’rifatullah. Oleh karena itu,serial Al maqomat dan al ahwal,pada dasarnya adalah rincian dari metoda pencapaian
4. Al-Qusyairi An-Naisabur
Imam Al-Qusyairy pernah mengkritik para sufi aliran Syathahi yang mengungkapkan ungkapan-ungkapan penuh kesan tentang terjadinya Hulul (penyatuan) antara sifat-sifat kemanusiaan, khususnya sifat-sifat barunya, dengan Tuhan. Al-Qusyairy juga mengkritik kebiasaan para sufi pada masanya yang selalu mengenakan pakaian layaknya orang miskin. Ia menekankan kesehatan batin dengan perpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Hal ini lebih disukainya daripada penampilan lahiriah yang memberi kesan zuhud, tapi hatinya tidak demikian. Dari sini dapat dipahami, Al-Qusyairy tidak mengharamkan kesenangan dunia, selama hal itu tidak memalingkan manusia dari mengingat Allah. Beliau tidak sependapat dengan para sufi yang mengharamkan sesuatu yang sebenarnya tidak diharamkan agama.
Imam Al-Qusyairy pernah mengkritik para sufi aliran Syathahi yang mengungkapkan ungkapan-ungkapan penuh kesan tentang terjadinya Hulul (penyatuan) antara sifat-sifat kemanusiaan, khususnya sifat-sifat barunya, dengan Tuhan. Al-Qusyairy juga mengkritik kebiasaan para sufi pada masanya yang selalu mengenakan pakaian layaknya orang miskin. Ia menekankan kesehatan batin dengan perpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Hal ini lebih disukainya daripada penampilan lahiriah yang memberi kesan zuhud, tapi hatinya tidak demikian. Dari sini dapat dipahami, Al-Qusyairy tidak mengharamkan kesenangan dunia, selama hal itu tidak memalingkan manusia dari mengingat Allah. Beliau tidak sependapat dengan para sufi yang mengharamkan sesuatu yang sebenarnya tidak diharamkan agama.
Tasawuf Abad ke 4/5 ?
Tahap keempat
Yaitu PADA Abad ke-5 Hijriyah, PADA Abad Suami muncullah imam al-Ghazali Yang
sepenuhnya Hanya MENERIMA tasawuf Yang berdasarkan al-qur'an dan al-Sunnah
Serta bertujuan asketisme, Kehidupan sederhana, jiwa pelurusan Dan Pembinaan
moral. Pengetahuan TENTANG
tasawuf dikajinya DENGAN BeGiTu Mendalam. Di Sisi berbaring besarbesaran
melancarkan kritikan Tajam Kepada para
filosof, kaum Mu'tazillah dan 16 Al-Ghazali lah Yang BERHASIL
memancangkan perinsip-perinsip tasawuf Yang moderat bathiniyah., Yang seiring
DENGAN Aliran ahlussunnah wal jamaah, Dan bertentangan DENGAN tasawuf al-Hallaj
Dan Abu Yazid al-Bustami. 17 Tasawuf PADA Abad ke-5 H cenderung
mengalami Pembaharuan, yakni DENGAN mengembalikannya KE Landasan al-qur'an dan
al-sunnah.
Tahap Kelima, Yaitu Abad ke-6 Hijriyah. PADA ABAD Suami
tasawuf sunni Semakin meluas Dan menyebar KE Seluruh pelosok duna Islam. Hal
inisial Akibat Dari pengaruh Kepribadian al-Ghazali Yang BeGiTu gede tasawuf
Bagi halaman WordPress. Keadaan Suami Memberi Peluang munculnya para tokoh sufi
Yang mengembangkan tarekat-tarekat hearts Rangka mendidik para muridnya,
seperti sayyid Ahmad al-Rifa'i (w.570 H), Dan sayyid Abdul Qadir Jaelani (w.
651 H) Yang Sangat terpengaruh Diposkan Garis tasawuf al-Ghazali. PILIHAN Yang
sama dilakukan Generasi berikut, ANTARA berbaring Yang memucat menonjol Adalah
Syeikh Abu Hasan al-Syadzili (w.650 H) Dan muridnya Abu Abbas al-Mursi (w. 686
H) Serta Ibnu attha Illah al-Sakandari (w. 709 H ). 18
Al-Ghazali dipandang sebagi pembela Terbesar tasawuf sunni.
Pandangan tasawufnya seiring DENGAN para shufi Aliran Pertama, para shufi Abad
ke-3 dan ke-4 Hijriyah. Ia Sering diklaim SEBAGAI Seorang shufi Terbesar Dan
terkuat pengaruhnya hearts Khazanah ketasawufan di Dunia Islam. 19
Footnote
16.Diantara HAL-HAL Yang Menjadi kritkan Dan ketidaksetujuan
(bahkan Memandang SEBAGAI Ahli bid'ah) al-Ghazali Terhadap para filosof...
17Prof. Dr. M. Solihin, M.Ag Dan Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, op.cit.
hlm 65-66.
19. Prof. Dr. M. Solihin, M.Ag Dan Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, op.cit.
hlm. 67.
Sumber:1.ubaidillahbekasi.blogspot.com
2.http://teguhbaguspribadi-fkh12.web.unair.ac.id
Jakarta 26/11/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar