KAJIAN SURAT
AL-MAUUN ?
ارءيت الذي يكذب باالدين * فذالك الذي يدع اليتيم *
ولا يحض على طعام المسكين * فويل للمصلين *
الذين هم عن صلاتهم ساهون* الذين هم يراءون*
ويمنعون الماعون *
Artinya
: ( 1 ) Tahukah kamu ( orang ) yang mendustakan agama?
( 2) Itulah orang
yang menghardik anak yatim, ( 3 ) dan tidak menganjurkan memberi makan fakir
miskin. ( 4 ) maka celakalah bagi orang yang sholat ( 5 ) ( yaitu) orang-orang
yang lalai dari sholatnya, ( 6 ) orang yang berbuat riya, ( 7) dan enggan (
menolong dengan ) barang yang berguna.
Asbabul Nuzul
Adapun sebab turunya surah ini ialah
berkenaan degan orang-orang munafik yang memamerkan shalat kepada orang yang
berirman; mereka melakukan shalat dengan riya’, dan meninggalkan apabila tidak
ada yang melihatnya serta menolak memberiakn bantuan kepada orang miskin dan
anak yatim ( Riwayat ibnu Mudzir ).
Surah Al-Ma’un termasuk dari surah-surah pendek yang ada di juz 30. Surah
yang terdiri dari tujuh ayat tersebut termasuk Makkiyah (diturunkan di Mekkah).
Adapun mengenai surah tersebut, salah satu ulama tafsir, seperti Syeikh
Jamaluddin Abdur Rahman bin Ali bin Muhammad Al-Jauzi (W.597) dalam kitabnya
“Zaadal Masiir fi Ilmi Tafsir”; ayat tersebut turun berkenaan dengan :
1. Orang-orang munafiq (Pendapat Ibnu Abbas)
2. Umar bin A’idz (Pendapat Ad-Dzihak)
3. Walid bin Al-Mughirah (Pendapat As-Sidi)
4. Ash bin Wa’il (Pendapat Ibnu Sa’ib)
5. Abi Sufyan bin Harb (Pendapat Ibnu Jarij)
6. Abi Jahal (Pendapat Al-Mawardi)
1. Orang-orang munafiq (Pendapat Ibnu Abbas)
2. Umar bin A’idz (Pendapat Ad-Dzihak)
3. Walid bin Al-Mughirah (Pendapat As-Sidi)
4. Ash bin Wa’il (Pendapat Ibnu Sa’ib)
5. Abi Sufyan bin Harb (Pendapat Ibnu Jarij)
6. Abi Jahal (Pendapat Al-Mawardi)
Meremehkan Shalat ?
Allah
berfirman :
Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang
meremehkan sholat dan menuruti hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui
kesesaatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal sholeh? (QS. Maryam: 59-60)
Para
ulama mengomentari ayat diatas dengan tafsirnya yang terdapat dalam Ibnu Katsir
sebagai berikut :
1. Muhammad bin Kaab
Al Quraan Al Qurdly, dan Ibnu Zaid bim Aslam dan Sady
yang disebut meremehkan sholat adalah Meninggalkan Sholat ( Tidak sholat )
2. Al Auz, Ibnu
Maasud, Ibnu jarir, Ibnu Juraih meremehkan sholat adalah meremehkan waktu
3. Al Hasan
Al-Bashri, meremehkan sholat adalah meninggalkan Masjid ( Tafsir Ibnu katsir 3
/ 21 )
Kata
Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu : Pengertian meninggalkan sholat tidak berarti
meninggalkan sholat itu sama sekali. Tetapi Said bin Musayyib mengatakan :
Orang itu tidak sholat Ashar, Dzuhur kecuali hingga datangnya waktu maghrib,
tidak sholat maghrib hingga datangnya waktu Isya dan tidak sholat Isya hingga
datangnya Fajar ( shubuh ).
Allah
berfirman : Maka celakalah orang-orang yang sholat. Yaitu orang-orang yang
lalai dari sholatnya? ( Al-Maun : 4-5 )
Kata
Saad bin Abi Waqosh: Aku telah bertanya kepada Rasulullah tentang mereka yang
melalaikan sholatnya, maka beliau menjawab Yaitu Mengakhirkan waktu , yakni
mengakhirkan waktu sholat.
Munasabah Ayat ?
Anak anak
yatim dan fakir miskin adalah bagian dari kelompok masyarakat yang sangat
dicintai Rasulullah SAW. Bahkan dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa beliau
sangat dekat dengan mereka. Perhatian terhadap mereka sangat diutamakan,
sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah 220 :
وَيَسْأَلُوْنَكَ
عَنِ الْيَتَمَى قُلْ اِصْلاَحٌ لَهُمْ خَيْرٌ وَاِنْ تُخَالِطُوْهُمْ
فَاِخْوَانُكُمْ
…….Dan
mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: "Mengurus urusan
mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu menggauli mereka, maka mereka
adalah saudaramu ……..
Shalat
adalah ibadah yang paling utama yang diperintahkan dalam syari'at Islam apabila
dilaksanakan dengan benar akan berdampak positif bagi seluruh aspek kehidupan
yang lain, maka shalat menjadi tolok ukur semua amal perbuatan. Lihat QS.
Al-Ankabut: 45
……..dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Karakter
orang orang munafik yang melaksanakan shalat dalam keadaan terpaksa dan
mengharap pujian dari manusia, digambarkan dalam QS: An-Nisa ayat 142 :
Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali.
Tafsir Ayat ?
Ciri
pendusta agama dijelaskan dalam ayat 1 – 3
Surat ini
diawali dengan kalimat tanya untuk menarik perhatian pembacanya. Kemudian Allah
sendiri yang menjawab pertanyaan tersebut satu per satu tujuannya adalah agar
pembaca benar benar meresapi makna yang terkandung di dalamnya. Biasanya setiap
ayat yang didahului dengan pertanyaan mengandung nilai yang sangat penting
untuk segera dipahami dan diamalkan. Pertanyaan yang paling prinsipil adalah siapakah pendusta agama itu ?
Maka jawabannya pun segera disusulkan setelah pertanyaan. Ayat berikutnya
menjawab secara lugas bahwa pendusta agama adalah orang yang tidak mau
menyantuni anak yatim, berikutnya adalah orang yang tidak mau menolong fakir
miskin. Pada mulanya sikap pengabaian terhadap anak yatim dan orang miskin
adalah dimikili orang orang munafik. Mereka menunjukkan keangkuhannya dengan
harta yang dimikilinya seakan akan anak anak yatim dan orang orang miskin itu
tak akan dapat hidup tanpa mendapat bantuan mereka.
ayat 4-5 ( 4 ) maka celakalah bagi orang yang sholat ( 5
) ( yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya, memiliki susunan bahasa yang
sempurna, bahwa Sholat menempati posisi penting dalam Islam, tetapi juga bisa
menyebabkan kecelakaan memerintahkan kita untuk waspada dan selalu rendah hati
bahwa diterima atau ditolak suatu ibada mutlak hak Allah, tidak ada manusia
yang diberikan legitimasi menyatakan ibadahnya sudah cukup mengantarkannya pada
surganya Allah, sehingga harus terus berusaha.
Soal lalai dalam Sholat Suatu hari, Sayyidah Fathimah
as bertanya kepada Rasulullah saw, “Yâ Abâtah, apa yang akan didapatkan oleh
orang yang melecehkan shalatnya, menganggap enteng kepada shalatnya, baik
laki-laki maupun perempuan?” Rasul bersabda, “Hai
Fathimah, barang siapa yang melecehkan shalatnya menganggap enteng kepada
shalatnya, baik laki-laki maupun perempuan, Tuhan akan menyiksanya dengan lima
belas perkara. Enam perkara di dunia, tiga pada saat ia mati, tiga lagi pada
waktu ia berada di kuburnya, dan tiga perkara pada Hari Kiamat, ketika ia
keluar dari kuburnya.”
Ikhtitam
Surat Al-Ma’un mengandung arti yang sangat indah,
Al-ma’un bermakna perbuatan cinta kasih, sebagai penegas tujuan diturunkannya
agama Islam yaitu sebagai rahmatan lil alamin (pembawa cinta). Al Ma’un juga
membawa pesan bahwa ummat Islam yang benar agamanya (bukan pendusta agama)
sangat peduli terhadap peraikan nasib sesama, memberikan pertolongan pada
dhu’afa, anak yatim dan kaum tertindas, menjadi masyarakat yang tidak sombong
dan tidak riya. Indah sekali bagi
siapapun yang membaca wajah ummat Islam yang dicita-citakan oleh ayat ini.
Sumber:1.http://htq.uin-malang.ac.id
2.http://www.kompasiana.com
3.https://subhiceria.wordpress.com
4.http://www.hkm-arif.com
Jakarta 18/11/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar