SELAMAT HARI
GURU ?
يَرْفَعِ ٱللَّهُ
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍۢ
“Supaya Allah
ta’ala meninggikan darjat orang-orang yang beriman di antara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan agama (dari kalangan kamu) beberapa
darjat.” (Surah Al-Mujaadalah: Ayat 11)
كلكم راع وكلكم
مسؤل عن رعيت
“Setiap kamu
adalah penjaga dan setiap kamu ditanya berkaitan dengan tanggungjawabnya.” (Hadis Riwayat Al-Bukhari)
Muqaddimah
Kata-kata
Mutiara Ucapan Selamat Hari Guru
Nasional 25/11/2015 – Guru yaitu sosok yang begitu mulia dalam
insan pendidikan. Dedikasi seorang guru membuat seorang yang sebelumnya tidak
mengetahui sebuah hal menjadi mengenal hal itu. Begitu mulianya profesi seorang
guru, membuat guru juga mempunyai sebutan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Sebagai bentuk penghargaan pemerintah Indonesia pada setiap orang yang
berprofesi sebagai guru, maka pada tanggal 25 November di tiap-tiap tahunnya
diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Peringatan Hari Guru Nasional juga
dibarengi dengan peringatan Hari Lagi Tahun PGRI (Persatuan Guru Republik
Indonesia).
Pahlawan
yang selalu berjuang dalam mencerdaskan bangsanya yaitu orang yang tidak bisa
kita anggap remeh, karena seluruhnya pengorbanan maupun perjuangannya tak mudah
buat bisakebanyakan orang kerjakan. Mulai dari belum terdapatnya seragam,
kurangnya sarana prasarana seperti sekolah yang sudah roboh, belum ada
perpustakaan, dan banyak lagi yang lain, ditambah lagi dengan tak ada gajih dan
sengan seluruhnya itu guru yang ikhlas senantiasa selalu jadi pahlawan
dipandangan muridnya yang lumayan tak lain ingin berjuang dengan minimnya
fasilitas buat mencapai harapan.
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Anies Baswedan
mengatakan peringatan Hari Guru akan berfokus pada guru-guru berprestasi dari
seluruh Indonesia. Menurut dia, guru merupakan sosok yang mulia dan harus bisa
menginspirasi.
"Guru mulia karena kehadirannya menginspirasi dan menggerakkan. Profesi guru adalah profesi yang mulia," kata Anies dalam sambutannya di Istora Senayan, Selasa, 24 November 2015.
"Guru mulia karena kehadirannya menginspirasi dan menggerakkan. Profesi guru adalah profesi yang mulia," kata Anies dalam sambutannya di Istora Senayan, Selasa, 24 November 2015.
Kemuliaan Seorang Guru ?
Islam
amat menitik beratkan pencarian ilmu. Justeru itu, kedudukan seorang guru
amat tinggi di sisi Islam. Firman Allah سبحانه وتعالى di dalam Al-Quran :
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟
مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍۢ
“Supaya
Allah ta’ala meninggikan darjat orang-orang yang beriman di antara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan agama (dari kalangan kamu) beberapa
darjat.” (Surah Al-Mujaadalah:
Ayat 11)
Rasulullah ﷺ juga memperakui
bahawa sebaik-baik manusia adalah mereka yang menuntut ilmu terlebih dahulu
dengan tujuan kemudiannya untuk menjadi guru. Sabda
Rasulullah ﷺ :
(خَيْرُكُمْ
مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ- رواه البخاري
(5027
“Sebaik-baik
manusia adalah mereka yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.” (Hadis Riwayat Bukhari – 5027)
Di
dalam Hadis yang lain Rasulullah ﷺ bersabda:
إن الله
وملائكته وأهل السماوات والأرض حتى النملة في جحرها ، وحتى الحوت ، ليصلون على
معلم الناس الخير. رواه الترمذي (3685
“Seseungguhnya
Allah dan malaikat, penghuni langit serta bumi sehinggakan semut yang
berada di dalam lubangnya dan ikan-ikan (di lautan) berselawat
ke atas guru yang mengajar kebaikan kepada manusia.” (Hadis Riwayat Tirmizi (3685) disahihkan Al-Albani.)
Rasulullah saw Teladan Para Guru ?
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ
ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌۭ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ
ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا
“Demi
sesungguhnya adalah bagi kamu pada diri Rasulullah SAW itu contoh ikutan yang
terbaik iaitu bagi sesiapa yang sentiasa mengharapkan (keredhaan) Allah ta’ala
dan (balasan baik) hari Akhirat, serta ia juga menyebut dan mengingati Allah
banyak-banyak (di dalam masa sedih dan senang).” (Surah Al-Ahzab:Ayat 21)
Hari ini,
bersyukurlah kerana Allah سبحانه وتعالى telah mengangkat martabat seorang guru
yang benar-benar ikhlas menyampai ilmu Allah سبحانه وتعالى dan penyambung tugas para nabi.
Oleh itu
guru perlulah melaksanakan tugas yang mulia ini dengan ikhlas dan seamanah
mungkin sesuai dengan kemulian yang diberikan oleh Islam. Bukan melaksana
tanggungjawab tersebut sekadar untuk mendapatkan gaji
semata-mata. Al-Mawardi di dalam Kitab Adab Ad-Dunia wa Ad-Din (m/s:99)
menyebut:
ومن آدابهم : أن
يقصدوا وجه الله بتعليم من علَّموا ، ويطلبوا ثوابه بإرشاد من أرشدوا ، مِن غير أن
يعتاضوا عليه عوضا ، ولا يلتمسوا عليه رزقا
“Antara adab-adab mereka (guru) adalah menjadikan matlamat
mendapat keredhaan Allah dengan mengajar sesiapa yang mereka ajar, mengharapkan
ganjaran Allah dengan memberi tujuk ajar kepada mereka yang diberi tunjuk ajar
tanpa mengharapkan gantian (daripada orang) dan mengharapkan rezeki
daripadanya.”
. Rasulullah
ﷺ adalah guru yang terbaik, tidak ada yang
boleh menandingi sikap sabar, lemah lembut, tabah dan segalanya ketika baginda
berhadapan dengan berbagai-bagai makhluk di atas muka bumi ini. Rasulullah ﷺ menyampaikan amanah Allah سبحانه
وتعالى dengan penuh jujur,
walau dicaci, dilempar dengan tahi, dicop sebagai orang gila dan sebagainya,
Rasulullah ﷺ tetap tidak berganjak atas usaha untuk
melihat umatnya mentaati perintah Allah سبحانه وتعالى.
Hikmah
Allah سبحانه وتعالى
menentukan setiap nabi-nabinya memelihara kambing kerana sifat degil kambing
ada pada manusia dan menjadikan nabi-nabinya sabar, kuat, tabah, cekal sebelum
menghadapi manusia yang punya nafsu, akal dan bermacam-macam ragam perangai
manusia.
Peranan guru
adalah luas. Guru adalah pendidik, pembimbing dan pendorong. Dia juga penyampai
ilmu, penggerak dan penasihat. Ini bermaksud, guru atau pendidik mempunyai
tugas dan tanggungjawab yang mencabar.
Tugas Guru ?
Tugas guru dalam
Islam menurut buku karya Dr. Ahmad Tafsir (Ilmu Pendidikan dalam Prespektif
Islam), yaitu Guru sebagai pendidik, yakni siapa saja yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan anak didik. Mengenai tugas guru (pendidik) dalam
pandangan islam, menurut ahli-ahli pendidikan islam juga ahli pendiddikan
Barat, telah sepakat bahwa tugas guru ialah mendidik. Mendidik adalah tugas
yang amat luas. Mendidik itu sebagian dilakukan dalam bentuk mengajar, sebagian
dalam bentuk memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh,
membiasakan, dan lain-lain. Dalam pendidikan di sekolah, tugas guru sebagian
besar adalah mendidik dengan cara mengajar (Tafsir, 2014:78).
Dalam literatur yang
ditulis oleh ahli pendidikan islam, tugas guru ternyata bercampur dengan syarat
dan sifat guru. Ada beberapa pernyataan tentang tugas guru yang diambil dari
uraian penulis muslim tentang syarat dan sifat guru, misalnya: a) Guru harus
mengetahi karakter murid (Al-Abrasyi, 1974:133), b) guru harus selalu berusaha
meningkatkan keahliannnya, baik dalam bidang yang diajarkannya maupun dalam
cara mengajarkannya (Al-Abrasyi, 1974:134), c) Guru harus mengamalkan ilmunya,
jangan berbuat berlawanan dengan ilmu yang diajarkannya (Al-Abrasyi, 1974:144),
(Tafsir, 2014:79).
Sedangkan dalam buku
“Etika Profesi Keguruan” karya Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. dijelaskan bahwasanya
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas,
dalam bentuk pengabdian. Dan apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas
guru yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan (Moh Uzer Usman, 2001:6). Guru adalah seorang arsitektur yang
dapat membentuk jiwa dan watak anak didik, guru bertugas mempersiapkan manusia
susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa
dan negara. Disini guru harus dapat melaksanakan tiga tugas, yakni mengajar,
mendidik dan, melatih para siswanya. Ketiga kegiatan tersebut harus bisa
dijadikan sebagai kebiasaan
kerja mereka.
Apa Peran
Guru dalam Ilmu?
Tentu saja
yang mampu mentransfer ilmu seutuhnya, baik yang level bawah (sensible knowledge), menengah (theoretical knowledge) maupun
atas (spiritual knowledge),
hanyalah guru sejati. Orang boleh saja berkilah bisa mendapatkan ilmu sendiri
secara otodidak atau mengatakan mau belajar saja dari pengalaman (experience is the best teacher),
namun yakinlah tidak akan sempurna ilmunya. Bahkan, sangat besar potensinya untuk
sesat bahkan menyesatkan.
Adab Muslim
pada Guru ?
Makanya,
menarik sekiranya penulis karya ulama yang kitabnya dibaca turun temurun di
pesantren, yaitu Ta’lim
al-Muta’allim yang ditulis oleh Burhanuddin al-Zarnuji, menyatakan
dalam syair yang dikutipnya, sebagai berikut:
أَلَا لَـنْ
تَنَــالُ الْــعِـلْمَ إِلَّا بِسِــتَّةٍ سِأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا
بِبَيَانِ
ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاصْطِبَارٌ وَبُلْغَةٌ وَإِرْشَادُ أُسْتَاذٍ وَطُـوْلُ زَمَانِ
ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاصْطِبَارٌ وَبُلْغَةٌ وَإِرْشَادُ أُسْتَاذٍ وَطُـوْلُ زَمَانِ
Kata beliau,
“Engkau tidak akan mencapai ilmu itu kecuali
dengan enam hal. Aku akan jelaskan kepadamu secara garis besarnya: cerdas,
sungguh-sungguh, sabar, ada bekal, ada guru yang membimbing dan masa yang
panjang.”
4 Martabat Guru ?
Dalam
Islam terdapat 4 martabat guru atau pendidik iaitu:
1-
Mudarris : yang bermaksud guru yang hanya mengajar mata pelajaran
kemahiran mereka sahaja.
2-
Mu’allim : yang bermaksud guru yang tidak hanya mengajar mata pelajaran
mereka tetapi turut menyampaikan ilmu-ilmu lain.
3-
Mursyid : yang bermaksud guru yang menyampaikan ilmu dan menunjukkan
jalan yang benar.
4-
Murabbi : yang bermaksud guru yang mendidik, memelihara, mengasuh,
mentarbiyyah anak didik mereka menjadi manusia yang berilmu, bertaqwa dan
beramal soleh.
Ikhtitam
Hari ini,
bersyukurlah kerana Allah سبحانه وتعالى telah mengangkat martabat seorang guru
yang benar-benar ikhlas menyampai ilmu Allah سبحانه وتعالى dan penyambung tugas para nabi.
Oleh itu
guru perlulah melaksanakan tugas yang mulia ini dengan ikhlas dan seamanah
mungkin sesuai dengan kemulian yang diberikan oleh Islam. Bukan melaksana
tanggungjawab tersebut sekadar untuk mendapatkan gaji
semata-mata. Al-Mawardi di dalam Kitab Adab Ad-Dunia wa Ad-Din (m/s:99)
menyebut:
ومن آدابهم : أن
يقصدوا وجه الله بتعليم من علَّموا ، ويطلبوا ثوابه بإرشاد من أرشدوا ، مِن غير أن
يعتاضوا عليه عوضا ، ولا يلتمسوا عليه رزقا
“Antara adab-adab mereka (guru) adalah menjadikan matlamat
mendapat keredhaan Allah dengan mengajar sesiapa yang mereka ajar, mengharapkan
ganjaran Allah dengan memberi tujuk ajar kepada mereka yang diberi tunjuk ajar
tanpa mengharapkan gantian (daripada orang) dan mengharapkan rezeki
daripadanya.”
Sumber:1.http://www.hidayatullah.com
2.http://www.kompasiana.com
3.https://shafiqolbu.wordpress.com
Jakarta 25/11/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar