Jumat, 05 Juni 2015

PUASA DENGAN IMAN




PUASA WAJIB BAGI ORANG YANG BERIMAN ?



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (al-Baqarah: 183)

بني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلا الله، وأن محمداً رسول الله، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، وصوم رمضان، وحج بيت الله الحرام من استطاع إليه سبيلاً

“Islam di bangun di atas lima (rukun) : Persaksian bahwa tidak ada yang diibadahi dengan benar selain Allah, dan bahwasanya Muhammad utusan Allah, Menegakan sholat, menunaikan zakat, Puasa di bulan Ramadhan, dan haji ke baitullah al-haram bagi yang memiliki kemampuan untuk sampai ke sana.” (HR. Bukhori No. 8 dan Muslim No. 16)

عَنِ ابْنِ حَجَرٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله صَلىَّ الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أْلإِيْمَانُ مَعْرِفَةٌ بِاْلقَلْبِ وَقَوْلٌ بِالِّلسَانِ وَعَمَلٌ بِاْلأَرْكَانِ (رواه ابن ماجه والطبراني)

Artinya: “Dari Ibnu Hajar Radhiyallahu ‘Anhu beliau berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: Iman adalah Pengetahuan hati, pengucapan lisan dan pengamalan dengan anggota badan” (H.R. Ibnu Majah dan At-Tabrani).


Muqaddimah

Kata Iman di dalam al-Qur’an digunakan untuk arti yang bermacam- macam. Ar- Raghib al- Ashfahani, Ahli Kamus Al- Qur’an mengatakan bahwa kata iman didalam al- Qur’an terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya sebatas di bibir saja padahal hati dan perbuatanya tidak beriman, terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya terbatas pada perbuatan saja, sedangkan hati dan ucapannya tidak beriman.

Iman dalam arti semata-mata ucapan dengan lidah tanpa dibarengi dengan hati dan perbuatan dapat dilihat dari arti QS. Al-Baqarah, 2 :8-9,yaitu:

8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian[22]," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

9. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.



Hakekat Iman ?
Al-Imam Malik, al-Syafi’i, Ahmad, al-Auza‘i, Ishaq ibn Rahawaih, dan segenap ulama ahli hadis serta ulama Madinah demikian juga para pengikut mazhab Zahiriyyah dan sebagian ulama mutakallimin berpendapat bahwa definisi iman itu adalah : pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan amal dengan anggota badan.

1.Pengetahuan Hati (مَعْرِفَةٌ بِاْلقَلْبِ )
Berbicara tentang iman, tentu berbicara tentang keyakinan. Maka secara mutlak orientasi pembahasan di titik beratkan pada jiwa seseorang atau lazimnya di sebut “qalbu”. Hati merupakan pusat dari satu keyakinan, kita semua sepakat bahwa dalam diri manusia terdapat dua unsur pokok kejadian, terbentuknya jazad dan rohani, apabila keduanya pincang atau salah satu di antaranya kurang, maka secara mutlak tidak mungkin terbentuk makhluk yang bernama manusia. Orang yang beriman hatinya harus ma’rifat kepada Allah, mengetahui siapakah Allah itu, karena tanpa mengenal Allah mustahil seseorang akan beriman kepada Allah.
2. Pengucapan Lisan (قَوْلٌ بِالِّلسَانِ) Setelah mengenal Allah dan meyakini dengan sepenuh hati, seorang mukmin diwajibkan mengakui dan mengikrarkan dengan lisan, yakni dengan mengucapkan dua kalimat syahadah .
3. Pengamalan dengan anggota badan (وَعَمَلٌ بِاْلأَرْكَانِ). Amal merupakan unsur dari iman. Seperti perkataan Imam Ibnu Abdil Barr: أَجْمَعَ أَهْلَ اْلفِقْهِ وَاْلحَدِيْثِ عَلَى أَنَّ اْلإِيْمَانَ قَوْلٌ وَعَمَلٌ، وَلاَ عَمَلٌ إِلاَّ بِنِيَّةٍ Artinya: “Para ahli fiqih dan hadis telah sepakat bahwasannya iman itu perkataan dan perbuatan. Dan tidaklah ada perbuatan kecuali dengan niat”. Al-Imaam Ibnul-Qayyim al-Jauziy juga berkata berkata : حَقِيْقَةُ اْلإِيْمَانِ مُرَكَّبَةٌ مِّنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ. وَاْلقَوْلُ قِسْمَانِ : قَوْلُ اْلقَلْبِ، وَهُوَ اْلاِعْتِقَادُ، وَقَوْلُ اللِّسَانِ، وَهُوَ التَّكَلُّمُ بِكَلِمَةِ اْلإِسْلاَمِ. وَاْلعَمَلُ قِسْمَانِ : عَمَلُ اْلقَلْبِ، وَهُوَ نِيَّتُهُ وَإِخْلاَصُهُ، وَعَمَلُ اْلجَوَارِحِ. فَإِذَا زَالَتْ هَذِهِ اْلأَرْبَعَةُ، زَالَ اْلإِيْمَانُ بِكَمَالِهِ، وَإِذَا زَالَ تَصْدِيْقُ اْلقَلْبِ، لَمْ تَنْفَعْ بَقِيَّةُ اْلأَجْزَاءِ Artinya: “Hakekat iman terdiri dari perkataan dan perbuatan. Perkataan ada dua : perkataan hati, yaitu i‘tiqaad; dan perkataan lisan, yaitu perkataan tentang kalimat Islam (mengikrarkan syahadat ). Perbuatan juga ada dua : perbuatan hati, yaitu niat dan keikhlasannya; dan perbuatan anggota badan. Apabila hilang keempat hal tersebut, akan hilang iman dengan kesempurnaannya. Dan apabila hilang pembenaran (tasdiiq) dalam hati, tidak akan bermanfaat tiga hal yang lainnya”.

Tanda-Tanda Orang Beriman ?

1. Orang mukmin akan mencintai Allah dan Rosul-Nya melebihi cinta kepada makhluk-Nya. Sabda Rasulullah: حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبِي عُمَرَ وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ جَمِيعًا عَنْ الثَّقَفِيِّ قَالَ ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ. (رواه البخاري و مسلم) Artinya: ”Telah menceritakan kepada kami Ishaq ibn Ibrahim dan Muhammad ibn Yahya ibn Abi ‘Umar serta Muh}ammad ibn Basysyar semuanya dari al-Saqafi berkata Ibnu Abi ‘Umar telah menceritakan kepada kami ‘Abd al-Wahhab dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Anas dari Nabi saw., dia berkata, "Tiga perkara jika itu ada pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman; orang yang mana Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, mencintai seseorang yang ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran tersebut sebagaimana ia benci untuk masuk neraka”.(H.R. Bukhari dan Muslim)

2. Orang mukmin akan menghormati tamunya.

3. Orang yang beriman tidak akan menyakiti tetangganya.
4. Orang yang beriman tidak akan berkata kotor. Sabda Rasulullah SAW: عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهُ ، أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنٌ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلاَخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْلِيَصْمُتْ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ )) . رواه البخاري [رقم : 6018 ] ومسلم [ رقم : 47 ] Artinya: “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu: Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: barang siapa yang beriman kepada Allah hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah hari akhir maka hendaknya dia mengormati tetangganya dan barang siapa yang beriman kepada Allah hari akhir maka hendaknya dia menghormat tamunya” (H.R. Bukhari dan Muslim).

5. Orang yang beriman akan selalu mencegah kemunkaran. عَنْ أَبِيْ سَعِيْدِ اْلخُدْرِيِّ رَضِيَ الله ُعَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ الله ِصَلي الله عليه وسلم يَقُوْلُ : (( مَنْ رَّأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ ، فَإِنْ لمَّ ْيَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ ، فَإِنْ لمَّ ْيَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ )). رواه مسلم [ رقم : 49 ] Artinya: “Dari Abu Sa’d Al-Khudriy Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata : Saya pernah mendengar Rasulallah SAW berkata: barang siapa diantara kalian melihat suatu kemunkaran maka hendaknya dia merubah dengan kekuasannya, apabila dia merasa tidak mampu maka dengan lisannya, maka apabila dia tidak mampu hendaknya dia membenci kemunkaran tersebut dengan hatinya, yang demikian itu adalah tingkatan iman yang paling lemah ” (H.R. Muslim).


Iman bisa Bertambah ?
Pada kesempatan kali ini akan kita simak bersama dalil-dalil dari al-Qur’an bahwa iman bisa bertambah dan berkurang, bahkan bisa hilang sehingga pelakunya menjadi murtad.
Ayat pertama:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka. (QS. al-Anfal: 2)
Ayat kedua:
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana, (QS. al-Fath: 4)
Ayat ketiga:
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (QS. Ali Imran:173)
Ayat keempat:
وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا وَلَا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَر
Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: Dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu melainkan Dia sendiri. Dan (neraka Saqar/peringatan-peringatan) itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia. (QS. Surat al-Muddatstsir:31)
Iman bisa Berkurang ?
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِير
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS. Fathir:32)
Dalam ayat di atas Allah membagi orang yang diberi karunia berupa kitabullah menjadi tiga golongan, yaitu:
  1. ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ (menganiaya dirinya sendiri)
  2. مُقْتَصِدٌ (pertengahan)
  3. سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ (lebih dahulu berbuat kebaikan)
Adapun orang yang menzhalimi dirinya sendiri adalah orang berkurang imannya karena melakukan perbuatan kemaksiatan.
Iman bisa Hilang ?
Sedangkan ayat yang menjelaskan seseorang bisa keluar dari golongan orang-orang beriman di antaranya adalah:
Ayat pertama:
لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. (QS. at-Taubah: 66)
Ayat kedua:
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِين
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Rabbmu), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. az-Zumar:65)
Ikhtitam
Orang-orang yang beriman...Maksudnya orang-orang yang keimanannya masih berproses bisa bertambah,berkurang bahkan hilang karenan amal perbuatannya. Beda dengan kata Mukmin yang keimanannya sudah permanen sebagaimana dalam ayat-ayat al-qur’an seperti qad aflaha al-mukminuun....
Ayat tentang orang munafik yang kekal dalam neraka di kerak neraka bersama orang-orang kafir patut untuk senantiasa kita renungi dan ingat agar jangan sampai kita tergolong orang munafik dalam keadaan tidak menyadarinya:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. (QS. an-Nisa’:145-146)
Sumber:1.Al-Qur’an Hadits 2.http://muhammadlatifqohari.blogspot.com
3.https://fatwasyafii.wordpress.com
JAKARTA 5/6/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman