Selasa, 19 Mei 2015

HUKUM AJARAN WAHABI




MENGENAL FAHAM WAHABI ?


وَ هذَا كِـتبٌ اَنـــْزَلْـنهُ مُـبرَكٌ فَاتَّـبِعُوْهُ وَ اتَّـقُوْا لَـعَلَّكُمْ تُـرْحَمُوْنَ. الانعام:155
Dan Al-Qur’an ini adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertaqwalah agar kamu diberi rahmat. [Al-An’aam : 155]
اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: تَـرَكْتُ فِـيْكُمْ اَمـْرَيـْنِ لَنْ تَضِلُّـوْا مَا تَـمَسَّكْـتُمْ بِـهِمَا: كِـتَابَ اللهِ وَ سُنَّـةَ رَسُوْلـــِهِ. مالك
Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda : “Aku telah meninggalkan pada kamu sekalian dua perkara yang kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang teguh kepada keduaya, yaitu : Kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya”. [HR. Malik]
Muqaddimah
Menurut riwayat Muhammad ibnu Abdul Wahhab ini dilahirkan di perkampungan `Uyainah dibagian selatan kota Najd (Saudi Arabia) tahun 1703 masehi dan wafat tahun 1792 masehi, ia mengaku sebagai salah satu penerus ajaran Ibnu Taimiyyah. Pengikut akidah dia ini dikenal sekarang dengan nama ‘golongan Wahabi atau dikenal juga dengan Salafi ’. Nama Wahabi atau al-Wahabiyyah kelihatan dihubungkan kepada nama pendiri- nya yaitu Muhammad `Abd al-Wahhab al-Najdi.
Ia tidak dinamakan golongan/madzhab al-Muhammadiyyah tidak lain bertujuan untuk membedakan di antara para pengikut Nabi Muhammad saw. dengan pengikut madzhab mereka, dan juga bertujuan untuk menghalangi segala bentuk eksploitasi (istighlal). Penganut Wahabi sendiri menolak untuk dijuluki sebagai penganut madzhab Wahabi dan mereka menggelarkan diri mereka sebagai golongan al-Muwahhidun (unitarians) atau madzhab Salafus-Sholeh atau Salafi (pengikut kaum Salaf) karena mereka menurut pendapatnya ingin mengembalikan ajaran-ajaran tauhid ke dalam Islam dan kehidupan murni menurut sunnah Rasulullah saw.
Pada masanya keyakinan madzhab Hanbali (Ahmad bin Hanbal rh) untuk pertama kali didalam sejarahnya mencapai kemuliaan dan kebesarannya, yang mana pada dua periode sebelumnya tidak memperoleh keberhasilan yang besar. Adapun yang menjadi sebabnya ialah karena golongan Asy’ariyyah secara langsung memonopoli bidang keyakinan sepeninggal Imam Ahmad bin Hanbal.
Dia dengan berdalil firman-firman Allah swt. berikut ini:
“Katakanlah, ‘Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihat an, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?’ Maka katakanlah, ‘Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” (S.Yunus [10];31).
“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, ‘Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan? ‘Tentu mereka akan menjawab, ‘Allah’, maka betapakah mereka dapat dipalingkan (dari jalan yang benar)” (S. Al ‘Ankabut [29]; 61)
Faham Wahabi ?
FAHAMAN Wahhabi merupakan satu gerakan yang bertujuan untuk memurnikan perilaku umat Islam yang telah menyimpang daripada tuntutan agama yang sebenar. Ia mula diperkenalkan oleh Muhammad bin Abdul Wahab pada abad ke-18 di Semenanjung Arab. Fahaman keagamaan ini menyarankan agar kaum Muslim kembali kepada ajaran Islam murni seperti yang termuat dalam al-Quran dan sunnah.
Melihat kaum Muslim pada zamannya sudah banyak menyimpang, Abdul Wahab menekankan kembali ajaran tauhid dan mengecam keras perlakuan yang mengotori kesucian tauhid seperti tawassul (doa dengan perantaraan orang atau benda supaya cepat makbul), ziarah kubur dan bidaah. Fahaman keagamaan ini kemudian berkembang menjadi gerakan sosial dan politik ketika Abdul Wahab bersekutu dengan Muhammad bin Sa'ud atau Ibnu Sa'ud, pemimpin dari Dinasti Sa'ud. Pada awal abad ke-20, persekutuan itu berhasil mendirikan negara Arab Saudi, yang menerapkan Wahhabi sebagai fahaman rasmi negara.
Muhamad Ibnu Abdul Wahhab mempunyai akidah atau keyakinan bahwa tauhid itu terbagi dua macam yaitu; Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Uluhiyyah. Adapun mengenai tauhid rububiyyah, baik orang Muslim maupun orang kafir mengakui itu. Adapun tauhid uluhiyyah, dialah yang menjadi pembeda antara kekufuran dan Islam. Dia berkata: “Hendaknya setiap Muslim dapat membedakan antara kedua jenis tauhid ini, dan mengetahui bahwa orang-orang kafir tidak mengingkari Allah swt. sebagai Pencipta, Pemberi rezeki dan Pengatur”.
Silsilah Wahabi ?
Wahabi didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Pendiri Wahabi ini merupakan murid Ibn Qayyimal-Jauziyah. Ibn Qayyim sendiri merupakan murid Ibn Taimiyah. Ibn Taimiyah adalah pemuka mazhab Hanbali.
Dari silsilah seperti itu, kita tahu bahwa sebenarnya pendapat ataupun kalau boleh disebut ajaran Wahabi itu sebenarnya bersumber dari mazhab Hanbali. Imam Ahmad bin Hanbal terkenal sebagai Imam mazhab yang cukup ketat berpegang pada nash. Jarang sekali ia memainkan unsur logika dalam membahas suatu nash.Tak heran banyak kalangan yang mempersoalkan posisi Imam Ahmad. Beliau dianggap bukan ahli fiqih. Beliau hanya menyusun kitab hadis yang sistematika babnya disusun menurut bab dalam ilmu fiqh. Kalaupun ia dianggap ahli hadis, ternyata kitab Musnad-nya tidaklah termasuk dalam "kutubus sittah" (enam kitab hadis terkemuka). Jadi, sebagai ahli fiqih ia diragukan, dan sebagai ahli hadis pun juga layak dipertanyakan.
Akan tetapi, terlepas dari kontroversi akan ketokohan Imam ahmad, yang jelas dari sisi penganut paham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah beliau berjasa besar dalam mempertahankan aqidah islamiyah. Imam Ahmad dalam ilmu kalam dikelompokkan sebagai penganut paham salafiyah; sebuah paham yang sebenarnya banyak berbeda dengan paham Asy'ariyah (yang diikuti di Indonesia itu).
Aqidah Wahabi ?
Dari sini kita sudah bisa menangkap bahwa Muhammad bin Abdul wahhab, pendiri Wahabi itu, sudah punya beban sejarah yang kontroversial, karena guru dari gurunya sendiri juga dianggap kontroversial. Dari sini pula kita bisa mengerti mengapa Muhammadiyah dan NU terlihat sangat susah untuk "bertemu". NU mengambil paham Asy'ariyah sedangkan Muhammadiyah, yang terpengaruh Wahabi, lebih cenderung pada paham Salaf.
Wahabi hanyalah kelompok (harakah) biasa atau sebut saja semacam organisasi. Wahabi tak memiliki pendapat sendiri, karena ia sepenuhnya mengikuti mazhab Hanbali. Sama dengan NU yang tak bisa kita anggap sebagai mazhab tersendiri, karena NU merupakan organisasi yang pada hakekatnya banyak berpegang pada mazhab Syafi'i. Sayangnya, Wahabi juga memasuki wilayah politik sehingga perbedaan kelompok ini dengan para ulama lainnya cukup diwarnai "perseteruan politik". Kalimat terakhir ini juga merupakan alasan "kontroversial"-nya Wahabi. (media.isnet.or)
Ciri Ulama Wahabi ?

1. Kata kunci dan tema sentral dari fatwa para ulama Wahabi Salafi berkisar pada (a) bid'ah; (b) syirik; (c) kufur; (d) syiah rafidlah kepada kelompok Islam atau muslim lain yang tidak searah dengan mereka. Kita akan sering menemukan salah satu dari 4 kata itu dalam setiap fatwa mereka.

2. Dalam memberi fatwa, tokoh utama ulama Wahabi Salafi akan langsung berijtihad sendiri dengan mengutip ayat dan hadits yang mendukung. Atau, kalau mengutip fatwa ulama, mereka akan cenderung mengutip fatwa dari Ibnu Taimiyah atau Ibnul Qayyim. Selanjutnya, mereka akan membuat fatwa sendiri yang kemudian akan menjadi dalil para pengikut Wahabi. Dengan kata lain, pengikut Wahabi hanya mau bertaklid buta pada ulama Wahabi.

3. Tokoh atau ulama Wahabi Salafi level kedua ke bawah akan cenderung menjadikan fatwa tokoh Salafi level pertama sebagai salah satu rujukan utama. Atau kalau tidak, akan memberi fatwa yang segaris dengan ulama Wahabi level pertama.

4. Kalangan ulama atau tokoh Wahabi Salafi tidak suka atau sangat jarang mengutip pendapat ulama salaf seperti ulama madzhab yang empat dan yang lain kecuali madzhab Hanbali yang merupakan tempat rujukan asal mereka dalam bidang fiqih walaupun tidak mereka akui secara jelas. Hanya pendapat Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim yang sering dikutip untuk pendapat ulama di atasnya Muhammad ibnu Abdil Wahhab terutama dalam bidang yang menyangkut aqidah.

5. Di mata ulama Wahabi, perayaan keislaman yang boleh dilakukan hanyalah hari raya idul fitri dan idul adha. Sedangkan perayaan yang lain seperti maulid Nabi Muhammad, peringatan Isra' Mi'raj dan perayaan tahun baru Islam dianggap haram dan bid'ah.

6. Gerakan-gerakan atau organisasi Islam yang di luar Wahabi Salafi atau yang tidak segaris dengan manhaj (aturan standar ideologi) Wahabi akan mendapat label syirik, kufur atau bid'ah.

7. Semua lulusan universitas Arab Saudi dan afiliasinya adalah kader Wahabi Salafi. Sampai terbukti sebaliknya.

8. Pengikut/aktivis Wahabi Salafi tidak mau taklid (mengikuti pendapat) ulama salaf (klasik) dan khalaf (kontemporer), tapi dengan senang hati taklid kepada pendapat dan fatwa ulama-ulama Wahabi Salafi atau fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh Al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts wal Ifta' (
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء والدعوة والإرشاد) dan lembaga serta ulama-ulama yang menjadi anggota Hai'ah Kibaril Ulama (هيئة كبار العلماء) yang nama lengkapnya adalah Ar-Riasah al-Ammah lil Buhuts wal Ifta' (الرئاسة العامة للبحوث العلمية والإفتاء).

9. Pengikut/aktivis sangat menghormati ulama-ulama mereka dan selalu menyebut para ulama Wahabi dengan awalan Syekh dan kadang diakhiri dengan rahimahu-Llah atau hafidzahulLah. Seperti, Syeikh Utsaimn, Syeikh Bin Baz, dll. Tapi, menyebut ulama-ulama lain cukup dengan memanggil namanya saja.

10. Ulama Wahabi Salafi utama (kecuali Nashiruddin Albani yang asli Albania) mayoritas berasal dari Arab Saudi dan bertempat tinggal di Arab Saudi. Oleh karena itu, mereka umumnya memakai baju tradisional khas Arab Saudi yaitu (a) gamis/jubah warna putih (b) surban merah (c) surban putih (d) maslah yaitu jubah luar tanpa kancing warna hitam atau coklat yang biasa dipakai raja. Lihat baju luar yang dipakai Abdul Wahab dan Al-Utsaimin. -
Aqidah Wahabi ?

Terdapat perbedaan ulama apakah kaum Wahabi termasuk dari golongan Ahlussunnah Wal Jamaah atau bukan. Menurut Dr. Ali Syuaibi menyatakan bahwa Wahabi tidak termasuk golongan Ahlussunnah Waljamaah walaupun mereka mengklaim sebagai pengikut madzhab fiqih Hanbali (Hanabilah). Islamtimes.com melaporkan pernyataan Dr. Ali:
يوضح الدكتور علي الشعيبي أن أغلب المسليمن المعاصرين لا يعرفون أن الوهابية ليست من أهل السنة والجماعة ولو أنهم قالوا أنهم حنابلة كما أنهم لا يعلمون أن السلفية ليسوا من أهل السنة والجماعة
Artinya: Dr. Ali As-Syuaibi menjelaskan bahwa kebanyakan umat Islam dewasa ini tidak tahu bahwa kaum Wahabi bukanlan termasuk Ahlussunnah wal Jamaah walaupun mereka mengaku sebagai pengikut madzhab Hanbali sebagaimana umat Islam tidak tahu bahwa kaum Salafi bukanlah Ahlussunnah Waljamaah.

Ajaran Salafi Wahabi adalah, mengkafirkan sufi Ibnu Arabi, Abu Yazid al-Bustani. Mudah mengkafirkan muslim lain. Memvonis sesat kitab “Aqidatul Awam, dan Qashidah Burdah. Mengkafirkan dan menganggap sesat pengikut Mazdhab Asy’ari dan Maturidiyyah. Merubah beberapa bab kitab-kitab ulama klasik, seperti kitab al-Adzkar an-Nawawi. Mereka menolak perayaan Maulid Nabi Muhammad karena menganggap acara tersebut sebagai acara bid’ah, dan perbuatan bid’ah menurut mereka adalah sesat semuanya. mereka menilai acara yasinan tahlilan adalah ritual bi’ah, padahal kedua amalan tersebut tidak bisa dikatakan melanggar syari’at, karena secara umum bacaan dalam susunan tahlil ada dalil-dalilnya baik dari al-Qur’an dan al-Hadits seperti yang sudah disampaikan oleh para ulama-ulama terdahulu. Dan mereka menolak kitab “Ihya’ Ulumuddin” karya Imam al-Ghazali (hal.24-25).


Muhammad ibn Abdul Wahhab telah membuat agama baru yang diajarkan kepada pengikutnya. Dasar ajarannya ini adalah menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya dan meyakini bahwa Allah adalah benda yang duduk di atas ‘Arsy. Keyakinan ini adalah penyerupaan Allah dengan makhluk-Nya, karena duduk adalah salah satu sifat manusia. Padahal para ulama salaf bersepakat bahwa barangsiapa yang menyifati Allah dengan salah satu sifat di antara sifat-sifat manusia maka ia telah terjerumus dalam kekufuran.  Sebagaimana hal ini ditulis oleh Imam al Muhaddits as-Salafi ath-Thahawi (227 - 321 H) dalam kitab aqidahnya yang terkenal dengan nama (العقيدة الطحاوية), teks pernyataannya adalah:
وَمَنْ وَصَفَ اللهَ بِمَعْنًى مِنْ مَعَانِي اْلبَشَرِ فَقَدْ كَفَرَ
"Barang siapa mensifati Allah dengan salah satu sifat dari sifat-sifat manusia, maka ia telah kafir”.
Di antara keyakinan golongan Wahhabiyyah adalah mengkafirkan orang yang memanggil seraya berkata: Ya Muhammad (Wahai Nabi muhammad-dengan niat meminta tolong), mengkafirkan orang yang berziarah ke makam para nabi dan para wali untuk mencari berkah (tabarruk), mengkafirkan orang yang mengusap makam para nabi untuk bertabarruk, dan mengkafirkan orang yang mengalungkan hirz (tulisan ayat-ayat al Qur’an atau lafazh-lafazh dzikir yang dibungkus dengan rapat lalu dikalungkan di leher) yang di dalamnya hanya tertulis al Qur’an dan semacamnya. Mereka menyamakan perbuatan memakai hirz  ini dengan penyembahan terhadap  berhala.
Semua keyakinan Muhammad bin Abdul Wahhab dan para penganutnya tersebut telah menyalahi keyakinan para sahabat dan orang-orang salaf yang shalih. Telah menjadi kesepakatan bahwa seseorang diperbolehkan berkata “Ya Muhammad…” ketika ia ditimpa kesusahan. Semua umat Islam bersepakat tentang kebolehan ini dan melakukannya dalam praktek keseharian mereka, mulai dari para sahabat nabi,  para tabi’in dan semua generasi Islam hingga kini.  Bahkan Imam Ahmad ibn Hanbal; Imam Madzhab Hanbali yang mereka klaim di negeri mereka sebagai madzhab resmi, telah menyatakan kebolehan menyentuh dan meletakkan tangan di atas makam Nabi Muhammad, menyentuh mimbarnya dan mencium makam dan mimbar tersebut apabila diniatkan untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan bertabarruk. Hal ini ia sebutkan dalam kitabnya yang sangat terkenal berjudul (الجـامع في العـلل ومعـرفة الرجـال).

Menurut Syaikh Muhammad ‘Abdul Wahhab rahimahullah:

“Aku bersaksikan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sekalian mereka yang hadir bersamaku daripada para malaikat dan aku bersaksikan kamu : “Bahawa aku beri ‘itiqad Ahlus Sunnah wal Jamaah, beriman dengan Allah dan para malaikat, kitab kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari kebangkitan selepas mati serta qadar baik dan jahat”.

“Aku beriman dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala : Beriman dengan sifat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyifatkan diri-Nya dengannya sepertimana yang dinyatakan dalam kitab-Nya dengannya sepertimana yang dinyatakan dalam kitab-Nya dan yang datang melalui lidah Rasul-Nya tanpa tahrif (mengubah) dan tamtsil (mengumpamakan). Bahkan aku beri ‘itiqad bahawasa sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak ada sesuatu yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar juga Maha Melihat”.

“Aku tidak menafikan apa apa yang disifatkan bagi Diri-Nya dan aku tidak mengubah perkataan Allah daripada tempatnya dan tidak mengingkari nama-nama dan ayat-ayat-Nya. Aku tidak mengetahui kaifiat-Nya dan aku tidak membandingkan sifat-sifat Alla dengan sifat makhluk. Kerana Allah tiada yang senama bagi-Nya, tiada seumpama, tiada bandingan dan tidak dikiaskan dengan makhluk-Nya. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih mengetahui tentang diri-Nya dan yang selain daripada-Nya serta lebih benar dan baik perkataan-Nya”.

“Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menyucikan diri-Nya daripada sesuatu yang menyalahi, yang disifatkan oleh ahli takyif (menentukan cara kaifiat) dan tamtsil dan daripada sesuatu yang dinafikan oleh ahli tahrif dan ta’til (menafikan sifat)”

Tokoh Utama Ulama Wahabi ?
Daftar nama tokoh ulama Wahabi level pertama. Ulama atau tokoh Wahabi level kedua dan seterusnya akan mengutip pendapat tokoh level I ini sebagai rujukan pendapat mereka.

1. Muhammad bin Abdul Wahhab (1115 H - 1206 H/1701 – 17
Jabatan penting di Kerajaan Arab SAudi:
- Pendiri dan pelopor gerakan Wahabi/Salafi.
- Mufti Kerajaan Arab Saudi.

2. Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (1330 H - 1420 H / 1910 M - 1999 M)

Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi:
- Qadhi (Hakim) di daerah al-Kharaj semenjak tahun 1357-1371 H,
- Tahun 1390 H - 1395 H Rektor Universitas Islam Madinah.
- tahun 1414 H Mufti Umum Kerajaan.

3. Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (1347 H - 1421 H)

Al Utsaimin adalah pakar fiqih-nya kalangan Wahabi Salafi. Banyak persoalan hukum baru yang difatwakan olehnya. Seperti haramnya mengucapkan selamat natal, dan lain-lain.

Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi:
- Imam masjid jami’ al Kabir Unaizaih
- Mengajar di perpustakaan nasional Unaizah
- Dosen fakultas syariah dan fakultas ushuluddin cabang Universitas Islam Imam Muhammad bin saud di Qasim,

4. Muhammad Nashiruddin Al-Albani (1333 H - 1420 H/1914 M - 1999 M)

Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi:
- Tahun 1381 - 1383 H: Dosen Hadits Universitas Islam Madinah
5. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan (1345 H - )

Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi:
- Dosen Institut Pendidikan Riyad
- Dosen Fakultas Syari'ah, Fakultas Ushulud Dien, Mahkamah Syariah
- Anggota Lajnah Daimah lil Buhuts wal Ifta' (Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa).
- Anggota Haiah Kibaril Ulama' dan Komite Fiqh Rabithah Alam Islamiy di Mekkah
- Anggota Komite Pengawas Du'at Haji
- Ketua Lajnah Daimah lil buhuts wal ifta'.
- Imam, Khatib dan Pengajar di Masjid Pangeran Mut'ib bin Abdil Aziz di Al Malzar. Dll.

Gerakan Wahabi di Indonesia ?

Gerakan Wahabi di Indoensia terbagi menjadi 2 (dua) kelompok. Kelompok pertama, orang-orang yang menerima dakwah Muhammad bin Abdil Wahhab, namun melakukan usaha modifikasi, baik sedikit, separuhnya, atau sebagian besarnya. Ciri utama mereka adalah modifikasi pesan dakwah Muhammad bin Abdil Wahhab.

Kelompok Pertama ini disebut Neo-Wahabi. Organisasi masyarakat di Indonesia yang masuk dalam kategori kelompok neo-Wahabi pertama adalah Muhammadiyah dan Persatuan Islam (Persis). Pada tahun 1980-an dan 1990-an muncul gelombang baru neo-Wahabi yaitu kelompok tarbiyah yang kemudian berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)[1] dan Salafi jihadi yang berada dalam lingkaran Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir serta murid-murid mereka berdua. Neo-Wahabi kedua ini merupakan hasil usaha kampanye program-program yang dilakukan Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) yang dimulai pada dekade 1970-an.

Wahabi Murni ?

Yaitu orang-orang yang merespon positif dakwah tersebut dan menerima secara bulat tanpa usaha memodifikasinya. Mereka menerima dakwah dan berusaha menyebarkannya di lingkungan-lingkungan mereka.

Yayasan Al-Muntada didirikan oleh Muhammad bin Surur bin Nayef Zainal Abidin. di London dan Jam’iyyah Ihya At-Turats Al-Islamiyah didirikan oleh Abdurrahman Abdul Khaliq di Kuwait adalah kelompok baru neo-Wahabi. Di Indonesia Yayasan As-Shafwah yang dipimpin oleh Abu Bakar M. Altway dan Yayasan Al-Haramain adalah cabang dari kedua yayasan yang berpusat di London dan Kuwait tersebut.

Tokoh dai terkenal dari yayasan Al-Haramain adalah Abdul Hakim Abdat di Jakarta, Yazid bin Abdil Qadir Jawwas di Bogor, Ainul Harits di Jawa Timur dan Abu Haidar di Bandung.

Sedang Jam’iyyah Ihya At-Turats Al-Islamiyah juga memiliki cabang di Indonesia. Mereka mendirikan pesantren-pesantren yang tersebar di Jawa, seperti Ma’had Jamilurrahman dan Islamic Centre Bin Baaz di Yogyakarta, Ma’had Al-Furqan di Gresik dan Ma’had Imam Bukhari di Solo.

Wahabi Menolak 4 Madzhab ?
Kaum Wahhabi meletakkan ijtihad itu satu keharusan. Pintu ijtihad tidak pernah tertutup pada pandangan mereka, dan perbuatan taklid adalah dilarang. Mereka menyeru agar kaum muslim mengikut sepenuhnya ajaran al-Quran dan sunah Nabi Muhammad hinggakan mereka menolak semua ketetapan keempat-empat mazhab dalam persoalan hukum-hukum (Syafii Hanafi, Hambali dan Maliki). Biarpun mereka secara umumnya mengikuti ketetapan atau panduan dalam mazhab Hambali, mereka tetap melakukan ijtihad sendiri jika ketetapan mazhab itu dianggap bertentangan dengan al-Quran dan sunah.
Prof Dr. Said Ramadhan Al Buthi adalah salah satu ulama besar yang membongkar topeng mereka ini. Dalam bukunya As-salafiyah Marhalah Zamaniyah Mubarakah La Mazhab Islamy, beliau mengatakan bahwa Wahabi berganti  baju menjadi Salafi atau terkadang Ahlussunnah –seringnya tanpa diikuti waljamaah- karena mereka merasa risih disebut Wahabi. Selain itu mereka juga mengalami kegagalan dalam propaganda mereka karena imej buruk yang sudah tersebar atas nama Wahabi. Semua orang yang mengetahui sejarah Arab pasti akan tahu bahwa sejarah kemunculan Wahabi dipenuhi dengan tumpahnya darah kaum muslimin.
Jadi, dalam doktrin Salafi Wahabi, ikrar syahadat tidak cukup; mereka menuduh, kebanyakan umat Islam hanya  beriman di mulut, tidak di hati. Akibatnya, mereka memiliki justifikasi untuk mengafirkan orang lain, meskipun sudah bersyahadat, dengan tuduhan ‘’mereka hanya beriman di mulut”. Dan atas dasar teologi seperti inilah sekte Salafi Wahabi menghalalkan pembunuhan terhadap sesama muslim, sebagaimana terjadi hari ini di Suriah. Korban para “mujahidin” beraliran Salafi Wahabi kini bukan saja orang-orang Syiah dan Kristen, tetapi juga orang-orang Sunni, bahkan termasuk Syekh Al Buthi dan beberapa ulama Sunni Suriah lainnya. Karenanya, buku sangat penting dipelajari oleh kaum muslimin Indonesia agar tidak terjebak dalam kesesatan pemikiran.( http://liputanislam.com)
Ikhtitam
Tiga perkara berasal dari iman: (1) Tidak mengkafirkan orang yang mengucapkan “Laailaaha illallah” karena suatu dosa yang dilakukannya atau mengeluarkannya dari Islam karena sesuatu perbuatan; (2) Jihad akan terus berlangsung semenjak Allah mengutusku sampai pada saat yang terakhir dari umat ini memerangi Dajjal tidak dapat dirubah oleh kezaliman seorang zalim atau keadilan seorang yang adil; (3) Beriman kepada takdir-takdir. (HR. Abu Dawud)
Jangan mengkafirkan orang yang shalat karena perbuatan dosanya meskipun (pada kenyataannya) mereka melakukan dosa besar. Shalatlah di belakang tiap imam dan berjihadlah bersama tiap penguasa. (HR. Ath-Thabrani)
Di saat Usamah, sahabat Rasulullah saw, membunuh orang yang sedang mengucapkan, “Laa ilaaha illallaah, ” Nabi menyalahkannya dengan sabdanya, “Engkau bunuh dia, setelah dia mengucapkan Laa ilaaha illallaah.” Usamah lalu berkata, “Dia mengucapkan Laa ilaaha illallaah karena takut mati.” Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Apakah kamu mengetahui isi hatinya?” [HR Bukhari dan Muslim]
2.http://nu.or.id 3.http://ww1.utusan.com.my
4.http://www.alkhoirot.net


5.http://halaqah.net

JAKARTA 20/5/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman