MANUSIA YANG
MENDAPAT HIDAYAH ?
{مَنْ
يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْخَاسِرُونَ}
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah,
maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat);
dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi
(dunia dan akhirat)” (QS al-A’raaf:178).
Dalam ayat
lain, Dia Ta’ala juga berfirman:
{مَن
يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا
مُرْشِدًا}
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah,
maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat);
dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapat seorang
penolongpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya” (QS al-Kahf:17).
{وَإِنَّكَ
لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ}
“Sesungguhnya engkau (wahai Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam) benar-benar memberi petunjuk (penjelasan dan
bimbingan) kepada jalan yang lurus” (QS asy-Syuuraa: 52).
Muqaddimah
Berbicara
tentang hidayah berarti membahas perkara yang paling penting dan kebutuhan yang
paling besar dalam kehidupan manusia. Betapa tidak, hidayah adalah sebab utama
keselamatan dan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Sehingga
barangsiapa yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk meraihnya, maka
sungguh dia telah meraih keberuntungan yang besar dan tidak akan ada seorangpun
yang mampu mencelakakannya.
Allah
Ta’ala berfirman:
{مَنْ
يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْخَاسِرُونَ}
“Barangsiapa
yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam
semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka
merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)” (QS al-A’raaf:178).
Allah Ta’ala memerintahkan kepada kita
dalam setiap rakaat shalat untuk selalu memohon kepada-Nya hidayah ke jalan
yang lurus di dalam surah al-Fatihah yang merupakan surah yang paling agung
dalam Al-Qur-an1, karena sangat besar
dan mendesaknya kebutuhan manusia terhadap hidayah Allah Ta’ala. Allah Ta’ala
berfirman:
{اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ}
“Berikanlah
kepada kami hidayah ke jalan yang lurus”.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:
“Seorang hamba senantiasa kebutuhannya sangat mendesak terhadap kandungan doa
(dalam ayat) ini, karena sesungguhnya tidak ada keselamatan dari siksa (Neraka)
dan pencapaian kebahagiaan (yang abadi di Surga) kecuali dengan hidayah (dari
Allah Ta’ala) ini. Maka
barangsiapa yang tidak mendapatkan hidayah ini berarti dia termasuk orang-orang
yang dimurkai oleh Allah (seperti orang-orang Yahudi) atau orang-orang yang
tersesat (seperti orang-orang Nashrani) ( Kitab “Majmuu’ul fata-wa” (14/37).)
Ragamnya Hidayah ?
Para Ulama besar Islam telah menjelaskan
dengan rinci dan mendalam perihal Hidayah/Hudan, khususnya yang diambil dari
Al-Qur’an seperti yang ditulis oleh Al-Balkhi dalam bukunya “Al-Asybah wa
An-Nazho-ir”, Yahya Ibnu Salam dalam bukunya “At-Tashoriif”, As-Suyuthi dalam
bukunya “Al-Itqon” dan Ibnul Qoyyim Al-Jawzi dalam bukunya “Nuzhatu Al-A’yun
An-Nawazhir”. Hidayah/Hudan
Dalam Al-Qur’an tercantum sekitar 171 ayat dan terdapat pula dalam 52 Hadits.
Sedangkan pengertian Hidayah / Hudan dalam Al-Qur’an dan Hadits terdapat
sekitar 27 makna. Di antaranya bermakna : penjelasan, agama Islam, Iman
(keyakinan), seruan, pengetahuan, perintah, lurus/cerdas, rasul /kitab,
Al-Qur’an, Taurat, taufiq/ketepatan, mengakkan argumentasi, Tauhid/ mengesakan
Allah, Sunnah/Jalan, perbaikan, ilham/insting, kemampuan menilai, pengajaran,
karunia, mendorong, mati dalam Islam, pahala, mengingatkan, benar dan
kokoh/konsisten.
Dari 27 pengertian
tersebut di atas, sesungguhnya Hidayah, secara mumu, terbagi benjadi empat
bagian uatama :
1. Hidayah
I’tiqodiyah (Petunjuk Terkait Keyakinan Hidup), seperti firman Allah dalam
surat An-Nahl berikut :
إِنْ تَحْرِصْ عَلَى هُدَاهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ يُضِلُّ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (37)
“Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk (hidup), maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong”. (Q.S. An-Nahl (16) : 37)
إِنْ تَحْرِصْ عَلَى هُدَاهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ يُضِلُّ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (37)
“Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk (hidup), maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong”. (Q.S. An-Nahl (16) : 37)
Atau seperti
firman Allah di bawah ini :
وَقَالَ رَجُلٌ
مُؤْمِنٌ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ إِيمَانَهُ أَتَقْتُلُونَ رَجُلا أَنْ
يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ وَإِنْ
يَكُ كَاذِبًا فَعَلَيْهِ كَذِبُهُ وَإِنْ يَكُ صَادِقًا يُصِبْكُمْ بَعْضُ
الَّذِي يَعِدُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ (28)
Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Firaun yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhan Penciptaku ialah Allah, padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhan Penciptamu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan (tetapi) jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu". Sesungguhnya Allah tidak memberikan petunuk kepada orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta (penolak kebenaran yang datang dari-Nya). (Q.S. Al-Mu’min (40) : 28)
Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Firaun yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhan Penciptaku ialah Allah, padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhan Penciptamu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan (tetapi) jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu". Sesungguhnya Allah tidak memberikan petunuk kepada orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta (penolak kebenaran yang datang dari-Nya). (Q.S. Al-Mu’min (40) : 28)
2. Hidayah
Thoriqiyah (Petunjuk Terkait Jalan Hidup (Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw)
seperti Firman Allah dalam surat Al-Hajj berikut ini :
لِكُلِّ أُمَّةٍ
جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ نَاسِكُوهُ فَلا يُنَازِعُنَّكَ فِي الأَمْرِ وَادْعُ
إِلَى رَبِّكَ إِنَّكَ لَعَلَى هُدًى مُسْتَقِيمٍ (67)
“Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syariat) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus (Islam)”. (Q.S. Al-Hajj (22) : 67)
“Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syariat) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus (Islam)”. (Q.S. Al-Hajj (22) : 67)
ِAtau seperti firman Allah di bawah ini :
إِنْ هِيَ إِلا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الأَنْفُسُ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَى (23)
“Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka”. (Q.S. Annajm (53) : 23)
إِنْ هِيَ إِلا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الأَنْفُسُ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَى (23)
“Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka”. (Q.S. Annajm (53) : 23)
3. Hidayah
‘Amaliyah (Petunjuk Terkait Aktivitas Hidup), seperti firman Allah dalam surat
Al-Ankabut berikut :
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ (69)
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-Ankabut (29) : 69)
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ (69)
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-Ankabut (29) : 69)
4. Hidayah
Fithriyah (Fitrah). Hidayah Fithriyah ini terkait dengan kecenderungan alami
yang Allah tanamkan dalam diri manusia untuk meyakini Tuhan Pencipta dan
melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri mereka. Realisasinya tergantung
atas pilihan dan keinginan mereka sendiri. Sumbernya adalah Qalb (hati nurani)
dan akal fikiran yang masih bersih (fithriyah) sebagimana yang dialami oleh
Nabi Ibrahim. Allah menjelaskan dalam firma-Nnya:
فَلَمَّا رَأَى
الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ
يَهْدِنِي رَبِّي لأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (77)
Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat". (Q.S. Al-An’am (6) : 77)
Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat". (Q.S. Al-An’am (6) : 77)
Ikhtitam
Jika kita
cermati ayat-ayat di atas maka tidak akan tersisa sedikitpun keraguan bahwa
Tuhan memberikan kebebasan, ikhtiar dan kemandirian kepada semuanya,
sebagaimana firman-Nya, "Sesungguhnya Kami telah menunjukkan jalan
(yang lurus) kepadanya; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir."[8]
Dan
kesimpulannya adalah bahwa Tuhan tidak akan memberikan hidayah dan petunjuk-Nya
kepada orang-orang yang zalim, pendusta, dan orang-orang yang menyimpang,
karena sesungguhnya kelompok ini telah berada dalam kesesatan yang nyata,
dimana Tuhan berfirman, "Dan barang siapa mendurhakai Allah dan
rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah tersesat, dalam kesesatan yang
nyata."[9],
jadi orang yang tidak taat kepada-Nya dan kepada rasul-Nya, maka sesungguhnya
dia telah tersesat dan berada dalam kesesatan yang nyata. Dengan demikian bagi
mereka yang berhak untuk mendapatkan hidyah maka Tuhan akan menunjukkan
jalannya ke surga dan tidak ada seorang pun yang akan mampu menyesatkannya, dan
bagi mereka yang berhak untuk mendapatkan siksa dan terseret ke dalam api
neraka, tidak akan ada seorangpun yang akan mampu menjaganya dari siksaan adzab
ini. Akan tetapi baik mereka yang berhak mendapatkan adzab ataupun mereka yang
berhak mendapatkan pahala, pilihan tersebut pada awalnya telah diserahkan
di tangan manusia.
Jika
seseorang menjadi zalim, maka Tuhan tidak akan memberinya petunjuk, berfirman, "Sesungguhnya
Allah tidak akan memberikan petunjuk-Nya kepada orang-orang yang zalim",
dan jika seseorang berada dalam ketakwaannya maka Tuhan akan memberikan hidayah
kepadanya, sebagaimana firman-Nya, "Hai orang-orang yang beriman, jika
kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu (kekuatan)
pembeda (antara yang hak dan yang batil di dalam hatimu), menghapuskan segala
kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu."[10]
[8] . Qs. Ad-Dahr (76): 3.
[9] . Qs. Al-Ahzab (33): 36.
[10] . Qs. Al-Anfal (8): 29.
Sumber:1.http://www.eramuslim.com 2.http://muslim.or.id
Jakarta 21/8/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar