DATANGNYA
HIDAYAH ?
{اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ}
“Berikanlah
kepada kami hidayah ke jalan yang lurus”.(al-Fatihah:6)
{مَنْ
يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْخَاسِرُونَ}
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah,
maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat);
dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi
(dunia dan akhirat)” (QS al-A’raaf:178).
Dalam ayat
lain, Dia Ta’ala juga berfirman:
{مَن
يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا
مُرْشِدًا}
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah,
maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat);
dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapat seorang
penolongpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya” (QS al-Kahf:17).
{إِنَّكَ
لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ
أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ}
“Sesungguhnya
engkau (wahai Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam) tidak dapat memberikan
hidayah kepada orang yang engkau cintai, tetapi Allah memberikan petunjuk
kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Dia yang lebih mengetahui tentang
orang-orang yang mau menerima petunjuk” (QS al-Qashash: 56).
Muqaddimah
لَيْسَ
عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلكِنَّ اللهَ يَهْدِيْ مَنْ يَشَاء
“Bukanlah
kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk (taufiq), akan
tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya...”
(Q.S. al Baqarah, 2 : 272).
Allah Ta’ala memerintahkan kepada kita
dalam setiap rakaat shalat untuk selalu memohon kepada-Nya hidayah ke jalan
yang lurus di dalam surah al-Fatihah yang merupakan surah yang paling agung
dalam Al-Qur-an1, karena sangat besar
dan mendesaknya kebutuhan manusia terhadap hidayah Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman:
{اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ}
“Berikanlah kepada kami hidayah ke jalan yang
lurus”.
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Seorang hamba senantiasa kebutuhannya sangat
mendesak terhadap kandungan doa (dalam ayat) ini, karena sesungguhnya tidak ada
keselamatan dari siksa (Neraka) dan pencapaian kebahagiaan (yang abadi di
Surga) kecuali dengan hidayah (dari Allah Ta’ala) ini. Maka barangsiapa
yang tidak mendapatkan hidayah ini berarti dia termasuk orang-orang yang
dimurkai oleh Allah (seperti orang-orang Yahudi) atau orang-orang yang tersesat
(seperti orang-orang Nashrani)
Dari
sisi lain, Imam Ibnu Rajab al-Hambali membagi hidayah menjadi dua:
- Hidayah yang bersifat mujmal (garis besar/global), yaitu hidayah kepada agama Islam dan iman, yang ini dianugerahkan-Nya kepada setiap muslim.
- Hidayah yang bersifat rinci dan detail, yaitu hidayah untuk mengetahui perincian cabang-cabang imam dan islam, serta pertolongan-Nya untuk mengamalkan semua itu. Hidayah ini sangat dibutuhkan oleh setiap mukmin di siang dan malam”
Makna Hidayah ?
1.
Pengertian Hidayah
Kata
Hidayah adalah dari bahasa Arab atau bahasa Al-Qur’an yang telah menjadi bahasa
Indonesia. Akar katanya ialah : hadaa, yahdii, hadyan, hudan, hidyatan,
hidaayatan. Khusus yang terakhir, kata hidaayatan kalau wakaf (berhenti) di baca
: Hidayah, nyaris seperti ucapan bahasa Indonesia. Hidayah secara bahasa
berarti petunjuk. Lawan katanya adalah : “Dholalah” yang berarti “kesesatan”.
Secara istilah (terminologi), Hidayah ialah penjelasan dan petunjuk jalan yang
akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di sisi Allah. Allah
berfirman yang artinya:
“Mereka
itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan Pencipta mereka, dan (sebab itu)
merekalah orang-orang yang sukses.”
(Q.S. Al-Baqarah: 5)
2.
Macam-Macam Hidayah
Para
Ulama besar Islam telah menjelaskan dengan rinci dan mendalam perihal
Hidayah/Hudan, khususnya yang diambil dari Al-Qur’an seperti yang ditulis oleh
Al-Balkhi dalam bukunya “Al-Asybah wa An-Nazho-ir”, Yahya Ibnu Salam dalam
bukunya “At-Tashoriif”, As-Suyuthi dalam bukunya “Al-Itqon” dan Ibnul Qoyyim
Al-Jawzi dalam bukunya “Nuzhatu Al-A’yun An-Nawazhir”.
Hidayah/Hudan
Dalam Al-Qur’an tercantum sekitar 171 ayat dan terdapat pula dalam 52 Hadits.
Sedangkan pengertian Hidayah / Hudan dalam Al-Qur’an dan Hadits terdapat
sekitar 27 makna. Di antaranya bermakna : penjelasan, agama Islam, Iman
(keyakinan), seruan, pengetahuan, perintah, lurus/cerdas, rasul /kitab,
Al-Qur’an, Taurat, taufiq/ketepatan, menegakkan argumentasi, Tauhid/ mengesakan
Allah, Sunnah/Jalan, perbaikan, ilham/insting, kemampuan menilai, pengajaran,
karunia, mendorong, mati dalam Islam, pahala, mengingatkan, benar dan
kokoh/konsisten.
Dari
27 pengertian tersebut di atas, sesungguhnya Hidayah secara umum, terbagi
menjadi empat bagian utama, yaitu:
a.
Hidayah I’tiqodiyah (Petunjuk Terkait
Keyakinan Hidup)
Allah
berfirman, yang artinya:
“Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk (keyakinan hidup), maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong”. (Q.S. An-Nahl : 37)
“Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk (keyakinan hidup), maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong”. (Q.S. An-Nahl : 37)
dan
Allah juga berfirman, yang artinya:
“Dan
seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Firaun yang
menyembunyikan imannya berkata: “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki
karena dia menyatakan: “Tuhan Penciptaku ialah Allah, padahal dia telah datang
kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhan Penciptamu. Dan jika
ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan
(tetapi) jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang
diancamkannya kepadamu akan menimpamu”. Sesungguhnya Allah tidak memberikan
petunjuk (hidayah) kepada orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta
(penolak kebenaran yang datang dari-Nya)”.
(Q.S. Al-Mu’min: 28)
b.
Hidayah Thoriqiyah (Petunjuk Terkait
Jalan Hidup, yakni Islam yang didasari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw)
seperti
firman Allah, yang artinya:
“Bagi
tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan, maka
janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syariat) ini dan
serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan
yang lurus (Islam)”. (Q.S. Al-Hajj: 67)
atau
seperti firman Allah, yang artinya:
“Itu
tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya;
Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak
lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa
nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk (Islam/ Al-Qur’an) kepada
mereka dari Tuhan mereka”. (Q.S. Annajm: 23)
c.
Hidayah ‘Amaliyah (Petunjuk Terkait
Aktivitas Hidup)
seperti
firman Allah, yang artinya:
Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S.
Al-Ankabut: 69)
d.
Hidayah Fithriyah(Fitrah).
Hidayah
Fithriyah ini terkait dengan kecenderungan alami yang Allah tanamkan dalam diri
manusia untuk meyakini Tuhan Pencipta, mentauhidkan-Nya dan melakukan hal-hal
yang bermanfaat untuk diri mereka. Realisasinya tergantung atas pilihan dan
keinginan mereka sendiri. Sumbernya adalah Qalb (hati nurani) dan akal fikiran
yang masih bersih (fithriyah) sebagaimana yang dialami oleh Nabi Ibrahim. Allah
menjelaskan dalam firmannya:
Kemudian
tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah Tuhanku”. Tetapi setelah
bulan itu terbenam dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi
petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat”. (Q.S. Al-An’am: 77)
Sumber:1.https://onlinehidayah.wordpress.com
2.http://muslim.or.id
JAKARTA 12/8/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar