AMALAN YANG MEMBUKA PINTU SURGA ?
ادْخُلُواْ الْجَنَّةَ
بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Masuklah
kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan. (QS. an-Nahl:
32)
وَمَنْ يُطِعِ
اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ
مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ
أُولَئِكَ رَفِيقًا
“Dan
barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : para nabi, para
shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. dan mereka
Itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. Al-Nisa’: 69)
أَنَا وَكَافِلُ
الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا
“Saya
dan orang yang merawat anak yatim di surga kelak seperti ini,” seraya beliau
mengisyaratkan jari tengah dan telunjuknya lalu merenggangkan keduanya.”
(HR. Muttafaq ‘Alaih)
Muqaddimah
Masuk Surga dengan rahmat Allah atau amal shalih ?
Ada dua
pendapat tentang hal ini,
Pendapat pertama: Menempatkan penafsiran ayat dan hadits diatas
dengan penafsiran benar.
Alloh Ta’ala
berfirman:
وَتِلْكَ
الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan itulah
surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu
kerjakan. (QS. az-Zukhruf: 72)
Dan Alloh
juga berfirman:
ادْخُلُواْ الْجَنَّةَ
بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Masuklah
kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan. (QS. an-Nahl:
32)
Huruf ب (ba’) dalam ayat di atas disebut ba’
sababiyah (yang menunjukkan arti sebab). Artinya, dengan sebab amal-amal
kalian.
Adapun
hadits Nabi -shallallallahu ‘alahi wa sallam- bahwa beliau bersabda:
لَنْ يَدْخُلَ
الْجَنَّةَ أَحَدٌ بِعَمَلِهِ قِيْلَ وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ
وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللهُ بِرَحْمَتِهِ
Tidaklah
seseorang masuk surga dengan amalnya. Ditanyakan, “Sekalipun engkau wahai
Rasulullah?” Beliau bersabda, “Sekalipun saya, hanya saja Alloh telah
memberikan rahmat kepadaku.”
(HR. Bukhari
5673, Muslim 2816)
Huruf ب (ba’) pada hadits ini disebut ba’ iwadh
wal muqabalah (yang menunjukkan sebagai ganti). Seperti orang mengatakan
(misalnya), “Aku membeli kitab dengan seribu rupiah.” Jadi, maksud hadits ini
amal hamba itu bukanlah sebagai ganti harga surga, namun karena kemurahan,
rahmat, dan karunia Alloh.
Hal ini
seperti yang dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa
(8/70), muridnya –al-Hafizh Ibnul Qayyim– dalam Miftah Dar as-Sa’adah
(1/119-120), al-Allamah Ibnu Abil Izzi al-Hanafi dalam Syarah Aqidah Thahawiyah
(hal. 438), al-Allamah Ahmad bin Ali al-Miqrizi dalam Kitab Tajrid Tauhid Mufid
(hal. 108-109).
Pendapat Kedua, menggabungkan ayat dan hadits diatas kepada makna
yang benar
Sebagaimana
dijelaskan Imam Ibnu Hajar dalam Fathul Baariy (secara makna):
“Seseorang
itu tidak masuk surga karena amalnya; akan tetapi karena rahmat Allah
kepadanya. Sehingga apabila Allah merahmati hambaNya, maka ia akan memberinya
taufiq untuk BERIMAN serta BERAMAL SHALIH, istiqamah diatasnya, dan sehingga
mematikannya diatasnya; sehingga dengan sebab itu ia masuk surga.”
Karena Allah
berfirman:
الَّذِينَ
تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ ۙ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ
ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Orang-orang
yang diwafatkan DALAM KEADAAN BAIK oleh para malaikat mengatakan kepada mereka
(dihari kiamat kelak): “Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu
DISEBABKAN APA YANG KAMU KERJAKAN”.
(QS an Nahl:
32)
dan
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
وَإِذَا أَرَادَ
اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ قَبْلَ مَوْتِهِ
Jika Allah
menginginkan kebaikan atas seorang hamba maka Ia akan membuatnya beramal
sebelum kematiannya”
para sahabat
bertanya; “Wahai Rasulullah, bagaimana Allah membuatnya beramal?”
beliau
bersabda:
يُوَفِّقُهُ
لِعَمَلٍ صَالِحٍ ثُمَّ يَقْبِضُهُ عَلَيْهِ
“Memberinya
taufik untuk beramal kebaikan, setelah itu Dia mewafatkannya.”
(HR. Ahmad,
haitsamiy; shahiih)
Maka apabila
seseorang yang beriman dan beramal shalih; istiqamah diatasnya, dan mati
diatasnya, sehingga ia masuk surga karenanya; maka ini semua disebabkan karena
RAHMAT ALLAH kepadanya.
Beberapa Amalan Surga ?
1. Mencintai Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam
Disebutkan
dalam Shahihain, dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, berkata: Ada
seseorang bertanya kepada Rasulullah tentang hari kiamat dan berkata,
"Kapankah hari kiamat tiba?", beliau menjawab, "Apa yang engkau
persiapkan untuk menghadapinya ?". Ia menjawab, "Tidak ada, melainkan
saya mencintai Allah dan Rasul-Nya". Maka Rasulullah bersabda,
"Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai."
Anas
bin Malik berkata: "Kami tidak pernah merasa gembira seperti kegembiraan
kami dengan ucapan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam:
أَنْتَ مَعَ
مَنْ أَحْبَبْتَ
“Engkau
akan bersama dengan orang yang engkau cintai (di akhirat kelak).”
Kemudian
Anas berkata: “Sungguh saya mencintai Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam,
Abu Bakar dan Umar dan berharap agar saya bisa bersama mereka (di akhirat
kelak) disebabkan cintaku terhadap mereka, walaupun saya tidak beramal seperti
amalan mareka.” (HR. Bukhari)
2. Mutaba’ah
(mengikuti) & taat kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
Allah
Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
وَمَنْ يُطِعِ
اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ
مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ
أُولَئِكَ رَفِيقًا
“Dan
barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : para nabi, para
shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. dan mereka
Itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. Al-Nisa’: 69)
Disebutkan
dalam Al-Mu’jam al-Kabir milik Al-Thabrani, dari Ibnu Abas Radhiyallahu
'Anhuma: ada seseorang datang kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
dan berkata: Wahai Rasulullah, sungguh aku mencintaimu sehingga aku ingin
menyampaikan kepadamu jika aku datang dan tidak melihatmu maka aku merasa
nyawaku keluar. Aku juga sampaikan kalaulah aku masuk surga dan berada di bawah
tempatmu maka hal itu sangat menyedihkan buatku. Aku ingin satu tingkat bersama
dirimu. Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak menjawab
sedikitpun sehingga Allah 'Azza Wa Jalla menurunkan ayat di aats. Kemudian
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memanggilnya dan membacakan ayat
tersebut kepadanya.
3. Berakhlak Mulia
Dari
Jabir Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda:
إِنَّ مِنْ
أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا
“Sesungguhnya
orang yang paling saya cintai dan paling dekat majelisnya denganku di antara
kalian hari kiamat kelak (di surga) adalah yang paling baik akhlaknya…".
(HR. Al-Tirmidzi dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani)
4. Memperbanyak
Membaca Shalawat
Dari
Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda:
أَوْلَى
النَّاسِ بِي يَوْمَ القِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلاَةً
“Manusia
yang paling utama (dekat) denganku hari kiamat kelak adalah yang paling banyak
bershalawat atasku.” (HR. Al-Tirmidzi, dan disebutkan oleh Imam Bukhari
dalam Adabul Mufrad)
5. Merawat, Menyantuni
& Membantu Anak Yatim
Berbuat
baik kepada anak-anak yatim termasuk sebab keberuntungan di akhirat dengan
mendapatkan surga tertinggi. Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d Radhiyallahu
'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
أَنَا وَكَافِلُ
الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا
“Saya
dan orang yang merawat anak yatim di surga kelak seperti ini,” seraya beliau
mengisyaratkan jari tengah dan telunjuknya lalu merenggangkan keduanya.”
(HR. Muttafaq ‘Alaih)
Imam
al-Nawawi menjelaskan makna Kaafil al-Yatim: orang yang mengurusi
kebutuhan-kebutuhannya. (Riyadhus shalihin. Bab: Mulathafah al-Yatim)
6. Mendidik Anak-anak
Wanita Agar Menjadi Mukminah Shalihah
Imam
Bukhari meriwayatkan dalam al-Adab al-Mufrad, dari Anas Radhiyallahu 'Anhu,
dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:
مَنْ عَالَ
جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تدركَا، دَخَلْتُ أَنَا وَهُوَ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ
“Barangsiapa
yang memelihara (mendidik) dua wanita sampai mereka dewasa, maka saya akan
masuk surga bersamanya di surga kelak seperti ini", beliau mengisyaratkan
jari telunjuk dan jari tengahnya." (Imam Muslim juga meriwayatkan
serupa dalam Shahihnya
7. Memperbanyak Do’a
Yakni
doa agar didekatkan dengan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan
menemani beliau di akhirat. Dalil umumnya adalah apa yang diminta Rabi’ah
kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam agar beliau mendoakannya untuk
menemaninya di surga. Juga doa yang dipanjatkan Ibnu Mas’ud Radhiyallahu
'Anhu,
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ إِيمَانًا لَا يَرْتَدُّ، وَنَعِيمًا لَا يَنْفَدُ، وَمُرَافَقَةَ
مُحَمَّدٍ فِي أَعْلَى جَنَّةِ الْخُلْدِ
“Ya
Allah saya meminta kepada-Mu keimanan yang tidak akan berubah dengan
kemurtadan, kenikmatan yang tiada putus, dan (aku memohon kepada-Mu) agar
menjadi pendamping Muhammad shallallahu'alaihi wasallam di derajat tertinggi
dari surga yang kekal." (HR. Ahmad dengan sanad shahih. Syaikh
Al-Albani menyatakan isnadnya hasan).
Sumber:1.https://abuzuhriy.wordpress.com
2.http://www.voa-islam.com
Jakarta 5/8/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar