MAKNA I’JAZ AL-QUR’AN
?
قل لئن اجتمعت الإنس والجن على ان
يأتوا بمثل هذا القران لايأتونبمثله ولو كان بعضهم لبعض ظهيرا
Artinya :
Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat
yang serupa (dengan) Al-Qura`an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang
serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.
ام يقولون افتراه ۗ قل فأتوا بسورة
مثله وادعوا من استطعتم من دونالله ان كنتم صادقين ( يونس : 38
)
Artinya : Apakah
pantas mereka mengatakan dia (Muhammad) yang telah membuat-buatnya? Katakanlah,
"Buatlah sebuah surat yang semisal dengan surat (Al-Qur`an), dan ajaklah
siapa saja diantara kamu orang yang mampu (membuatnya) selain Allah, jika kamu
orang-orang yang benar."
Makna I’jaz ?
Sedangkan menurut istilah i’jaz didefinisikan oleh Manna
Khalil al-Qaththan dan Ali al-Shabuny dalam tulisan Usman. Manna
Khalil al-Qaththan mendefiniskan i’jaz sebagai “menampakan kebenaran Nabi
saw dalam pengakuan orang lain, sebagai seorang rasul utusan Allah swt. dengan
menampakkan kelemahan orang-orang Arab untuk menandinginya atau menghadapi
mukjizat yang abadi, yaitu al-Quran dan kelemahan-kelemahan generasi-generasi
sesudah mereka.” Sementara Ali al-Shabuny mengartikan i’jaz sebagai
“menetapkan kelemahan manusia baik secara kelompok atau bersama-sama untuk
menandingi hal yang serupa dengannya…” Jadi i’jaz ini upaya
untuk menegaskan kebenaran seorang nabi dan pada saat yang sama ia juga
menegaskan kelemahan manusia yang meragukan dan mengingkari kenabian. Wajar
dalam konsep i’jaz ini kalau konsepsi kenabian diklaim sebagai kebenaran yang
tidak bisa dibantah, apalagi dikalahkan.
Makna Mukjizat ?
secara bahasa, mu’jizat juga berasal
dari kata a’jaza yu’jizu i’jazan, yang
artinya melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Sedangkan
secara istilah, mu’jizat dapat didefinisikan oleh beberapa
ulama, yaitu:
a.
Manna al-Qaththan dalam tulisan Rosihan sebagai “suatu kejadian
yang keluar dari kebiasaan, disertai dengan unsur tantangan, dan tidak akan
dapat ditandingi. Dari definisi ini, mukjizat mengandung arti menantang dan
mengalahkan orang-orang yang meragukan dan mengingkari sabda Tuhan. Tantangan
ini tidak bisa ditandingi oleh siapapun, karena Allah berkehendak untuk
memenangkan semua “pertempuran,” sementara orang-orang ragu dan para pengingkar
tersebut tidak mampu melawan Tuhan.
b.
Ali al-Shabuny mendefinisikan mukjizat sebagai “bukti yang
datangnya dari Allah swt. yang diberikan kepada hamba-Nya untuk memperkuat
kebenaran misi kerasulan dan kenabiannya.” Definisi ini menegaskan bahwa fungsi
mukjizat memperkuat posisi nabi dan rasul, sehingga tidak seorang pun mampu
menghancurkan posisi tersebut.
c.
Muhammad Bakar Ismali mendefinisikan mu’jizat sebagai
“perkara luar biasa yang disertai-dan diikuti-dengan tantangan yang diberikan
Allah swt. kepada nabi-nabi-Nya sebagai hujjah dan bukti yang
kuat atas misi dan kebenaran terhadap apa yang diembannya, yang bersumber dari
Allah swt.”
d.
Muhammad Syahrur mendefinisikan mukjizat dengan membaginya
menjadi dua jenis, yaitu (1) mukjizat yang diturunkan kepada para nabi sebelum
Nabi Muhammad dan (2) mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.
Menurut Syahrur, mukjizat yang diturunkan kepada para nabi sebelum Nabi
Muhammad adalah “percepatan kemajuan di bidang dunia indrawi (alam al-mahsus).
Ia adalah fenomena alam yang melampaui dunia rasion/nalar ketika mukjizat
tersebut diturunkan.” Sementara itu mukjizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad adalah al-Quran yang memiliki karakter abadi dan sesuai dengan jaman
dan tempat. Setiap pengetahuan dan ilmu manusia berkembang, maka kemukjizatan
al-Quran akan semakin jelas.
Macamnya Kemu’jizatan Al-Qur’an ?
Secara garis besar
macam-macam mukjizatterbagi menjadi dua,yaitu mukjizat yang bersifat Material
Inderawi yang tidak kekal dan mukjizat immaterial logis dan dapat
dibuktikan sepanjang masa.
a. Mukjizat Material
Inderawi
Mukjizat ini terdapat pada nabi-nabi terdahulu, artinya bahwa
keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan dan dijangkau langsung lewat indera
oleh umat-umat tempat nabi-nabi menyampaikan risalah.
Perahu Nabi Nuh yang dibuat atas petunjuk Allah sehingga
mampu bertahan dalam situasi ombak dan gelombang yang demikian dahsyat. Tidak
terbakarnya Nabi Ibrahim a.s dalam kobaran api yang sangat besar; berubah
wujudnya tongkat Nabi Musa a.s. menjadi ular; penyembuhan yang dilakukan oleh
Nabi Isa a.s. atas izin Allah, dan lain-lain, kesemuanya bersifat material
indrawi, sekaligus terbatas pada lokasi tempat mereka berada, dan berakhir
dengan wafatnya mereka.
b. Mukjizat
Immaterial Logis
Yaitu mukjizat yang diturunkan kepada nabi terakhir yaitu Muhammad shallalu’alai
wasallamberupa mukjizatal-Quran yang sifatnya bukan inderawi atau
material tetapi dapat dipahami akal dan tidak dibatasi oleh suatu tempat atau
masa tertentu. Mukjizat al-Quran dapat dijangkau oleh setiap orang yang
menggunakan akalnya dimana dan kapan-pun.
Segi-segi
Kemukjizatan Al – Qur’an
Syeikh Muhammad Ali al-Shabuniy dalam tulisan Usman menyebutkan segi-segi
kemukjizatan al-Quran, yaitu:
1.
Keindahan sastranya yang sama sekali berbeda dengan keindahan sastra yang
dimiliki oleh orang-orang Arab
2.
Gaya bahasanya yang unik yang sama sekali berbeda dengan semua gaya bahasa yang
dimiliki oleh bangsa Arab
3.
Kefasihan bahasanya yang tidak mungkin dapat ditandingi dan dilakukan oleh
semua makhluk termasuk jenis manusia
4.
Kesempurnaan syariat yang dibawanya yang mengungguli semua syariat dan
aturan-aturan lainnya
5.
Menampilkan berita-berita yang bersifat eskatologis yang tidak mungkin dapat
dijangkau oleh otak manusia kecuali melalui pemberitaan wahyu al-Quran itu
sendiri
6.
Tidak adanya pertentangan antara konsep-konsep yang dibawakannya dengan
kenyataan kebenaran hasil penemuan dan penyelidikan ilmu pengetahuan
7.
Terpenuhinya setiap janji dan ancaman yang diberitakan al-Quran
8.
Ilmu pengetahuan yang dibawanya mencakup ilmu pengetahuan syariat dan
ilmu pengetahaun alam (tentang jagat raya).
9.
Dapat memenuhi kebutuhan manusia
10.
Dapat memberikan pengaruh yang mendalam dan besar pada hati para pengikut dan
musuh-musuhnya
11.
Susunan kalimat dan gaya bahasanya terpelihara dari paradoksi dan kerancuan.
Sumber:1.http://makalahnih.blogspot.com
2.http://iwanstanjung.blogspot.com
Jakarta 10/8/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar