Selasa, 25 April 2017

ISRA' MI'RAJ


32.Tadabbur al-Quran !!!
😎PERJALANAN MALAM🎤🎤
🎤
ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺃَﺳْﺮَﻯ ﺑِﻌَﺒْﺪِﻩِ ﻟَﻴْﻠًﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﺍﻟْﺤَﺮَﺍﻡِ ﺇِﻟَﻰ
ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﺍﻟْﺄَﻗْﺼَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺑَﺎﺭَﻛْﻨَﺎ ﺣَﻮْﻟَﻪُ ﻟِﻨُﺮِﻳَﻪُ ﻣِﻦْ ﺀَﺍﻳَﺎﺗِﻨَﺎ ﺇِﻧَّﻪ ﻫُﻮَ
ﺍﻟﺴَّﻤِﻴﻊُ ﺍﻟْﺒَﺼِﻴﺮ
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-
Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al
Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Al Isra’ [17]:1)
Asy-Syaukani dalam kitab Fathul Qadir mengatakan:
ﻭﺍﻟﺬﻱ ﺩﻟﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﺼﺤﻴﺤﺔ ﺍﻟﻜﺜﻴﺮﺓ ﻫﻮ ﻣﺎ ﺫﻫﺐ
ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻌﻈﻢ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻭﺍﻟﺨﻠﻒ ﻣﻦ ﺃﻥ ﺍﻹﺳﺮﺍﺀ ﺑﺠﺴﺪﻩ ﻭﺭﻭﺣﻪ
ﻳﻘﻈﺔ
Artinya: Adapun yang ditunjukkan oleh sejumlah
hadits sahih itulah pendapat yang diambil oleh
mayoritas ulama salaf dan khalaf bahwa Isra'-nya
Nabi Muhammad itu dengan jasad dan ruhnya serta
dalam keadaan tidak tidur (bukan dalam mimpi).
Al-Qurtubi dalam Tafsir Al-Qurtubi menyatakan
ﺛﺒﺖ ﺍﻹﺳﺮﺍﺀ ﻓﻲ ﺟﻤﻴﻊ ﻣﺼﻨﻔﺎﺕ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ، ﻭﺭﻭﻱ ﻋﻦ
ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺃﻗﻄﺎﺭ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺘﻮﺍﺗﺮ ﺑﻬﺬﺍ ﺍﻟﻮﺟﻪ ,
Artinya: Masalah Isra' Mi'raj ini sudah jelas disebut
secara eksplisit dalam kitab-kitab hadits yang
diriwayatkan oleh para Sahabat. Semua sepakat
(mutawatir) bahwa kejadian tersebut dengan badan
dan roh Nabi.
ﺃَﻓَﺘُﻤَﺎﺭُﻭﻧَﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﻳَﺮَﻯ . ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺭَﺁﻩُ ﻧَﺰْﻟَﺔً ﺃُﺧْﺮَﻯ . ﻋِﻨْﺪَ ﺳِﺪْﺭَﺓِ
ﺍﻟْﻤُﻨْﺘَﻬَﻰ. ﻋِﻨْﺪَﻫَﺎ ﺟَﻨَّﺔُ ﺍﻟْﻤَﺄْﻭَﻯ. ﺇِﺫْ ﻳَﻐْﺸَﻰ ﺍﻟﺴِّﺪْﺭَﺓَ ﻣَﺎ ﻳَﻐْﺸَﻰ. ﻣَﺎ
ﺯَﺍﻍَ ﺍﻟْﺒَﺼَﺮُ ﻭَﻣَﺎ ﻃَﻐَﻰ. ﻟَﻘَﺪْ ﺭَﺃَﻯ ﻣِﻦْ ﺀَﺍﻳَﺎﺕِ ﺭَﺑِّﻪِ ﺍﻟْﻜُﺒْﺮَﻯ
Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak
membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?
Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu
(dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
(yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga
tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang
meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak
berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.
(An Najm [53]: 12-18)
Imam Al-Bukhaariy meriwayatkan, Ibnu Syihaab Az- Zuhriy berkata, Ibnu Hazm mengkhabarkan kepadaku
bahwa Ibnu ‘Abbaas dan Abu Habbaah Al-Anshaariy
(‘Amiir bin ‘Amr) keduanya berkata, Nabi
Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kemudian aku dimi’rajkan hingga sampai ke suatu tempat yang
disitu aku dapat mendengar suara pena (qalam) yang
menulis”. Berkata Ibnu Hazm dan Anas bin Maalik
radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallaahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla memfardhukan kepadaku lima puluh kali shalat(matan selanjutnya sama seperti hadits Malik bin Sha’sha’ah). Kemudian aku dimasukkan ke dalam
surga, terlihat kubahnya terbuat dari mutiara dan
tanahnya dari misik”.
[HR Al-Bukhaariy no.3094].
Imam Abu Daawud meriwayatkan, telah
menceritakan kepada kami Ibnul Mushaffaa, ia
berkata, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah dan Abul Mughiirah, keduanya berkata, telah
menceritakan kepada kami Shafwaan, ia berkata;
telah menceritakan kepadaku Raasyid bin Sa’d dan ‘Abdurrahman bin Jubair, dari Anas bin Maalik, ia
berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ketika aku dinaikkan ke langit (dimi’rajkan), aku melewati suatu kaum yang kuku mereka terbuat dari tembaga, kuku itu mereka
gunakan untuk mencakar muka dan dada mereka.
Aku lalu bertanya, “Wahai Jibril, siapa mereka itu?”
Jibril menjawab, “Mereka itu adalah orang-orang
yang memakan daging manusia (ghibah) dan
merusak kehormatan mereka.” [HR Abu Daawud no. 4235. Diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad no.
12861].
Imam Ibnu Maajah meriwayatkan, telah menceritakan
kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah, ia berkata,
telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin
Muusaa, dari Hammaad bin Salamah, dari ‘Aliy bin
Zaid, dari Abu Ash-Shalt, dari Abu Hurairah ia
berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
berkata: “Pada malam Isra mi’raj aku mendatangi
suatu kaum, perut mereka seperti rumah-rumah yang
dihuni oleh ular dan dapat dilihat dari luar perut-
perut mereka. Aku pun bertanya: “Wahai Jibril,
siapakah mereka itu?” ia menjawab, “Mereka adalah
pemakan riba.” [HR Ibnu Maajah no. 2264].

WAKTU TERJADINYA PERISTIWA ISRA' DAN
MI'RAJ
Terjadi perbedaan ulama tentang kapan hari, bulan
dan tahun terjadinya peristiwa Isra' Mi'raj itu terjadi.
Berikut beberapa pendapat tentang waktu peristiwa
Isra' Mikraj:
1. Malam Senin, tanggal 12 bulan Rabiul Awal (tanpa
tahun).
2. Bulan Rabiul Awwal, setahun sebelum hijrah yakni saat Nabi berada di Makkah.
3. Bulan Dzul Qa'dah 16 bulan sebelum hijrah.
4. 3 (tiga) tahun sebelum hijrah.
5. 5 (lima) tahun sebelum hijrah.
6. 6 (enam) tahun sebelum hijrah.
7. 27 Rajab
Umumnya ulama sepakat bahwa Isra' itu terjadi satu
kali di Makkah yakni setelah Nabi Muhammad diutus
menjadi Rasul dan sebelum hijrah ke Madinah.

HIKMAHNYA...
1. Perjalanan Isra’ di bumi dari Mekkah ke Baitul
Maqdis lebih memperkuat hujjah bagi orang-
orang musyrik. Jika beliau langsung Mi’raj ke
langit,  seandainya ditanya oleh orang-orang
musyrik maka beliau tidak mempunyai alasan
yang memperkuat kisah perjalanan yang beliau
alami.  Oleh karena itu ketika orang-orang
musyrik datang dan bertanya kepada beliau,
beliau menceritakan tentang kafilah yang beliau
temui selama perjalanan Isra’ . Tatkala kafilah
tersebut pulang dan orang-orang musyrik
bertanya kepada mereka, orang-orang musyrik
baru mengetahui benarlah apa yang disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
2. Untuk menampakkan hubungan antara Mekkah
dan Baitul Maqdis yang keduanya merupakan
kiblat kaum muslimin. Tidaklah pengikut para
nabi menghadapkan wajah mereka untuk
beribadah keculali ke Baitul Maqdis dan
Makkah Al Mukarramah. Sekaligus ini
menujukkan keutamaan beliau melihat kedua
kiblat dalam satu malam.
3. Untuk menampakkan keutamaan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dibandingkan para
nabi yang lainnya. Beliau berjumpa dengan
mereka di Baitul Maqdis lalu beliau shalat
mengimami mereka.
[Lihat Syarh Al ‘Aqidah  Ath Thahawiyah li Syaikh
Shalih Alu Syaikh 451-452]

KEUTAMAAN SHALAT
1.Shalat amalan yang paling utama.
ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮﺩٍ ﻗَﺎﻝَ ﺳَﺄَﻟْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ -ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- ﺃَﻯُّ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞِ ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﻗَﺎﻝَ ‏« ﺍﻟﺼَّﻼَﺓُ ﻟِﻮَﻗْﺘِﻬَﺎ ‏». ﻗَﺎﻝَ ﻗُﻠْﺖُ ﺛُﻢَّ ﺃَﻯٌّ ﻗَﺎﻝَ ‏« ﺑِﺮُّ ﺍﻟْﻮَﺍﻟِﺪَﻳْﻦِ ‏». ﻗَﺎﻝَ ﻗُﻠْﺖُ ﺛُﻢَّ ﺃَﻯٌّ ﻗَﺎﻝَ ‏« ﺍﻟْﺠِﻬَﺎﺩُ ﻓِﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ‏» .
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Aku pernah
bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, amalan apakah yang paling afdhol?” Jawab beliau,
“Shalat pada waktunya .” Lalu aku bertanya lagi,
“Terus apa?” “Berbakti pada orang tua“, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam . “Lalu apa lagi”, aku bertanya kembali. “ Jihad di jalan Allah “, jawab
beliau. (HR. Bukhari no. 7534 dan Muslim no. 85)
2.Perintah memintak pertolongan kepadaNya dengan kesabaran dan shalat/dzikir/doa.
ﻭَﺍﺳْﺘَﻌِﻴﻨُﻮﺍ ﺑِﺎﻟﺼَّﺒْﺮِ ﻭَﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻭَﺇِﻧَّﻬَﺎ ﻟَﻜَﺒِﻴﺮَﺓٌ ﺇِﻟَّﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺨَﺎﺷِﻌِﻴﻦَ
"Jadikanlah sabar dan sholat sebagai
penolongmu. dan Sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu'".
(QS. Al Baqarah [2]: 45)
3.Shalat sarana munajat kepadaNya.
" ﺇِﻥَّ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﺇِﺫَﺍ ﻗَﺎﻡَ ﻓِﻲْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻪِ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻳُﻨَﺎﺟِﻲْ ﺭَﺑَّﻪُ"
"sesungguhnya Salah seorang dari kalian
apabila berdiri sholat, maka ia sedang
bermunajat dengan Robbnya".
(HR. Bukhori: 405)
4.Ibadah shalat yang pertama dihisab di hari kiamat.
ﺃَﻭَّﻝُ ﻣَﺎ ﻳُﺤَﺎﺳَﺐُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﻌَﺒْﺪُ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓُ، ﻓَﺈِﻥْ
ﺻَﻠُﺤَﺖْ ﻓَﻘَﺪْ ﺃَﻓْﻠَﺢَ ﻭَﻧَﺠَﺢَ، ﻭَﺇِﻥْ ﻓَﺴَﺪَﺕْ ﻓَﻘَﺪْ ﺧَﺎﺏَ ﻭَ ﺧَﺴِﺮَ "
"pertama seorang dhamba dihisab pada hari
qiyamat adalah sholat, maka jika baik
(mengerjakan sholat) maka akan beruntung
dan selamat, dan jika buruk (tidak mengerjakan sholat maka sungguh dia gagal
dan merugi". (HR. Bukhori: 540 dan Muslim:1005)

SHALATNYA PARA SUFI
1.Abu Thalib Al-Makki : Bagi orang yang
mengenal Allah (‘ârif ), setiap ucapan dalam shalat
mengarah pada sepuluh ting - katan ( maqâm ) dan
penyaksian ( musyâhadah ) kepada Allah, yaitu: (1)
mengimani ( îmân), (2) berserah diri ( islâm ), (3) ber-tobat ( taubah ), (4) bersabar ( shabr ), (5) ridha ( ridhâ), (6) takut ( khauf ), (7) berharap ( rajâ ’), (8) bersyukur ( syukr ), (9) men- cintai ( mah abbah ), dan (10) bertawakal kepada-Nya ( tawak- kul ). Kesepuluh makna ini merupakan tingkatan-tingkatan keyakinan.
2.Jalaluddin Rumi: Shalat adalah simbol
seluruh kehidupan seseorang. Lewat shalat, kita mendapatkan cahaya petunjuk yang akan membimbing
kehidupan kita. Shalat adalah juga percakapan paling dalam dan mesra antara pencinta dan yang dicinta.
3.Imam Al-Ghazali : Shalat memancarkan
cahaya-cahaya di dalam hati, yang selanjutnya akan
merupakan kunci bagi ilmu- ilmu mukasyafah , yang melaluinya terbuka pintu-pintu langit bagi si hamba yang sedang shalat serta dihadapinya ia oleh Allah Swt . dengan wajah-Nya.
ISRA` MI`RAJ
PERJALANAN MALAM
SEORANG HAMBA
YANG PALING BERTAQWA
IKHLAS BERIBADAH
ISTIQAMAH BERDAKWAH
TERPUJI AKHLAKNYA
NABI MUHAMMAD SAW
ISRA`
PERJALANAN BUMI
MI`RAJ
PERJALANAN LANGIT
BERTEMU DENGAN
PARA NABI BAHKAN
BERTEMU DENGAN DIA
BAHKAN BERBICARA
SHALAT
DIWAJIBKAN
DIBUTUHKAN
BAGI ORANG
BERIMAN
BERTAQWA
SEHINGGA
KEJI DAN MUNGKAR
TIDAK TERULANG
AKHIRNYA
KEBERUNTUNGAN
KEDAMIAN
KESELAMATAN
DIDAPAT
ATAS IZIN DARINYA
YA ALLAH JADIKAN
SHALAT KAMI SEBAGAI
DZIKIR DAN PENCEGAH
PERBUATAN KEJI DAN MUNGKAR...
AAMIIN
Wassalam
Anak bangsa
cinta tanah air
😎SEMOGA BERMANFAAT. AAMIIN.💞💞🇮🇩

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman