Selasa, 25 April 2017

BERTEMU MALAIKAT


37.Tadabbur al-Quran !
😎MELIHAT MALAIKAT🌕🌕
🌕
ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺭَﺁﻩُ ﻧَﺰْﻟَﺔً ﺃُﺧْﺮَﻯ ‏( ١٣ ‏) ﻋِﻨْﺪَ
ﺳِﺪْﺭَﺓِ ﺍﻟْﻤُﻨْﺘَﻬَﻰ ‏( ١٤ ‏) ﻋِﻨْﺪَﻫَﺎ ﺟَﻨَّﺔُ ﺍﻟْﻤَﺄْﻭَﻯ ‏(١٥ ‏) ﺇِﺫْ ﻳَﻐْﺸَﻰ ﺍﻟﺴِّﺪْﺭَﺓَ ﻣَﺎ ﻳَﻐْﺸَﻰ ‏( ١٦ ‏) ﻣَﺎ ﺯَﺍﻍَ ﺍﻟْﺒَﺼَﺮُ ﻭَﻣَﺎ ﻃَﻐَﻰ ‏( ١٧ ‏) ﻟَﻘَﺪْ ﺭَﺃَﻯ ﻣِﻦْ
ﺁﻳَﺎﺕِ ﺭَﺑِّﻪِ ﺍﻟْﻜُﺒْﺮَﻯ ‏( ١٨
13. Dan sungguh, dia (Muhammad) telah
melihatnya (dalam rupa yang asli) pada
waktu yang lain,
14. (yaitu) di Sidratul Muntaha [12] .
15. Di dekatnya ada surga tempat tinggal[13] ,
16. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil
Muntaha diliputi oleh sesuatu yang
meliputinya.
17. Penglihatannya (Muhammad) tidak
menyimpang dari yang dilihatnya itu[14] dan
tidak (pula) melampauinya [15] .
18. Sungguh, dia telah melihat sebagian
tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang
paling besar [16] .
*Keterangan*
[12] Sidratul Muntaha adalah pohon bidara
yang sangat besar, di atas langit ke-7, yang
telah dikunjungi Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam ketika mi'raj. Disebut Sidratul
Muntaha karena sampai ke sanalah ujungnya
segala yang naik dari bumi, wallahu a’lam.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam
melihat malaikat Jibril di tempat itu, dimana
tempat itu adalah tempat ruh-ruh yang tinggi
yang bersih dan indah yang tidak didekati
oleh setan serta ruh jahat lainnya.
[13] Yakni surga yang mencakup semua
kenikmatan, dimana tempat tersebut adalah
tempat kembali segala cita-cita dan harapan
dan tempat dimana para malaikat, ruh para
syuhada’ dan orang-orang yang bertakwa
kembali kepadanya. Ayat ini menunjukkan
bahwa surga berada di tempat yang paling
tinggi; di atas langit yang ketujuh.
[14] Yakni penglihatan Beliau tidak
menyimpang ke kanan atau ke kiri dari
maksud yang diinginkan.
[15] Ini termasuk sempurnanya adab Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam,
dimana Allah menempatkan kepada Beliau
tempat yang Allah tempatkan; tidak kurang
darinya dan tidak melewatinya.
[16] Seperti surga, neraka dan perkara-
perkara lain yang dilihat Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam pada malam
israa’-mi’raj.
ﻋِﻨْﺪَ ﺳِﺪْﺭَﺓِ ﺍﻟْﻤُﻨْﺘَﻬَﻰٰ
(yaitu) di Sidratil Muntaha.(an-najm:15)
(Yaitu di Sidratul Muntaha) sewaktu nabi
dibawanya Isra ke langit. Sidratul Muntaha
adalah nama sebuah pohon Nabaq yang
terletak di sebelah kanan Arasy; tiada seorang
malaikat pun dan tidak pula yang lainnya dapat
melewati tempat itu.(Tafsir Jalalayn)
ﻋِﻨْﺪَﻫَﺎ ﺟَﻨَّﺔُ ﺍﻟْﻤَﺄْﻭَﻯٰ
Di dekatnya ada surga tempat tinggal,(annajm:16)
(Di dekatnya ada surga tempat tinggal) tempat
tinggal para malaikat dan arwah-arwah para
syuhada dan orang-orang yang bertakwa.(Tafsir Jalalayn)
ﺇِﺫْ ﻳَﻐْﺸَﻰ ﺍﻟﺴِّﺪْﺭَﺓَ ﻣَﺎ ﻳَﻐْﺸَﻰٰ
(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil
Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.
(annajm:16)
(Ketika) sewaktu (Sidratul Muntaha diliputi oleh
sesuatu yang meliputinya) yaitu oleh burung-
burung dan lain-lainnya. Lafal Idz menjadi
Ma'mul dari lafal Ra-aahu.
(Tafsir Jalalayn)
ﻣَﺎ ﺯَﺍﻍَ ﺍﻟْﺒَﺼَﺮُ ﻭَﻣَﺎ ﻃَﻐَﻰٰ
Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling
dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula)
melampauinya.(annajm:17)
(Penglihatannya tidak berpaling) penglihatan
Nabi saw. tidak berpaling (dan tidak
melampauinya) maksudnya, tidak berpaling dari
apa yang dilihatnya dan tidak pula melampaui
apa yang dilihatnya pada malam ketika ia
diisrakkan.(Tafsir Jalalayn)
ﻟَﻘَﺪْ ﺭَﺃَﻯٰ ﻣِﻦْ ﺁﻳَﺎﺕِ ﺭَﺑِّﻪِ ﺍﻟْﻜُﺒْﺮَﻯٰ
Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian
tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling
besar.(annajm:18)
(Sesungguhnya dia telah melihat) pada malam
itu (sebagian tanda-tanda kekuasaan Rabbnya
yang paling besar) yang paling agung,
dimaksud adalah sebagian dari tanda-tanda itu,
maka dia melihat sebagian dari keajaiban-
keajaiban alam malakut, dan Rafraf berwarna
hijau menutupi cakrawala langit, dan malaikat
Jibril yang memiliki enam ratus sayap.(Tafsir Jalalayn)
SHALATNYA SUFI
1.Al-Hujwiri : Shalat mengandung seluruh
tahapan perjalanan menuju T uhan , dari pertama
hingga akhi r , yang di dalamnya semua maqâmat
(stasiun-stasiun spiritual) terungkap. Bagi para sufi,
wudhu bermakna tobat, menghadap kiblat bermakna
kebergantungan kepada seorang pembimbing spiritual,
berdiri d alam shalat bermakna kediaman-diri,
membaca ayat-ayat Al- Quran (dalam shalat)
bermakna perenungan batin (zikir), ruku‘ bermakna
kerendahhatian, sujud bermakna pengetahuan diri,
membaca syahadat bermakna kemesraan dengan
Tuha n ( uns) , da n sala m bermakn a pemisahan diri dari
dun ia dan “ melepaskan diri” dari ikatan “ stasiun-
stasiu n” ( maqâmat ).
2.Ibn ‘ Arabi : S halat adalah puncak
pertemuan antara T uhan da n ham ba , yang
melaluinya seorang manusia—yang memiliki
penglihatan batin ( dhû bashar )—dapat “ melihat
Tuha n”. Sha- lat berarti penyaksian ( musyâhadah ) dan
penglihatan (visiun, r u’yah) akan Allah.
3.Abu Thalib Al-Makki : Bagi orang yang
mengenal Allah (‘ârif ), setiap ucapan dalam shalat
mengarah pada sepuluh ting - katan ( maqâm ) dan
penyaksian ( musyâhadah ) kepada Allah, yaitu: (1)
mengimani ( îmân), (2) berserah diri ( islâm ), (3) ber-
tobat ( taubah ), (4) bersabar ( shabr ), (5) ridha ( ridhâ),
(6) takut ( khauf ), (7) berharap ( rajâ ’), (8) bersyukur
( syukr ), (9) men- cintai ( mah abbah ), dan (10)
bertawakal kepada-Nya ( tawak- kul ). Kesepuluh
makna ini merupakan tingkatan-tingkatan keyakinan.
4.Jalaluddin Rumi: Shalat adalah simbol
seluruh kehidupan seseorang. Lewat shalat, kita
mendapatkan cahaya petunjuk yang akan membimbing
kehidupan kita. Shalat adalah juga percakapan paling
dalam dan mesra antara pencinta dan yang dicinta.
5.Imam Al-Ghazali : Shalat memancarkan
cahaya-cahaya di dalam hati, yang selanjutnya akan
merupakan kunci bagi ilmu- ilmu mukasyafah , yang
melaluinya terbuka pintu-pintu langit bagi si hamba
yang sedang shalat serta dihadapinya ia oleh Allah
Swt . dengan wajah-Nya.
Wallah a`lam bishawab
MALAIKAT
JIBRIL
MIKAIL
IZRAIL
RAQIB ATID
MUNKAR NAKIR
ISRAFIL
...
MEREKA PATUH APA
YANG DIPERINTAHKAN
TIDAK BERMASIAT
RASULULLAH SAW
PERNAH MELIHAT JBRIL DALAM BENTUK ASLINYA
KETIKA DIMI`RAJKAN
BAHKAN DI SIDRATIL
MUNTAHA DISEBELAH KANAN ARASY
DI DEKATNYA SURGA TEMPAT TINGGAL PARA MALAIKAT DAN ARWAH PARA SYUHADA DAN ORANG BERTAQWA
BELIAU TIDAK BERPALING DARI YANG DILIHATNYA
MAHA SUCI ALLAH SWT
YANG MENGISRAKANNYA
HAMBANYA
SHALAT
MI`RAJNYA ORANG ORANG BERIMAN DAN BERTAQWA
SEHINGGA SHALATNYA
MAMPU MENCEGAH PERBUATAN KEJI DAN MUNGKAR
HIDUPNYA BERUNTUNG DAN BERKAH DALAM BIMBINGANNYA
Wassalam
Anak bangsa
cinta tanah air
😎SEMOGA BERMANFAAT. AAMIIN.💞💞🇮🇩
Sumber:
www.tafsir.web.id
www.tafsirq.com
keluargaumarfauzi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman