MENGHIDUPAN
BULAN MUHARRAM ?
إِنَّ
عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ
يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ
الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya
jumlah bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan (telah ditetapkan) di dalam
kitab Allah sejak hari Allah menciptakan langit dan bumi. Di antara dua belas
bulan tersebut terdapat empat bulan yang haram. Itulah dien yang lurus. Maka
janganlah kalian menzalimi diri kalian sendiri pada bulan-bulan (haram)
tersebut.” (QS. At-Taubah [9]: 36)
Muqaddimah
Allah
Ta’ala juga memuliakan bulan Muharram dengan menyebutnya sebagai “bulan Allah”.
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَفْضَلُ الصِّيَامِ، بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ
الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ، بَعْدَ الْفَرِيضَةِ، صَلَاةُ اللَّيْلِ»
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa salam bersabda: “Seutama-utama puasa setelah puasa Ramadhan
adalah puasa bulan Allah, Muharram. Dan seutama-utama shalat setelah shalat
wajib lima waktu adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, Abu Daud
no. 2429, Tirmidzi no. 438, An-Nasai no. 1613, Ahmad no. 8534, dan Ad-Darimi
no. 1758)
dalah
milik Allah dan rumah-Nya.
Al-Hafizh
Ibnu Rajab Al-Hambali dalam kitabnya, Lathaiful
Ma’arif, menulis: “Para ulama telah berbeda pendapat tentang bulan apakah
yang paling mulia? Imam Hasan Al-Bashri dan lainnya mengatakan bulan yang
paling utama adalah bulan Allah, Muharram. Pendapat ini dikuatkan oleh sekelompok
ulama generasi belakangan.
Wahab
bin Jarir meriwayatkan dari Qurrah bin Khalid dari Hasan Al-Bashri berkata:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala memulai tahun dengan bulan haram (Muharram) dan
mengakhiri tahun tersebut juga dengan bulan haram (Dzulhijah). Maka di dalam
setahun, setelah bulan Ramadhan tidak ada bulan yang lebih agung di sisi Alllah
dari bulan Muharram. Sampai-sampai pada zaman dahulu dinamakan bulan Muharram
yang tuli karena besarnya keharaman (berbuat maksiat pada bulan tersebut).”
Imam
An-Nasai meriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghiffari radhiyallahu ‘anhu
berkata: “Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam:
“Wahai Rasulullah, (memerdekakan) budak yang lebih menyucikan (jiwa)? Bagian
malam apakah yang paling baik? Dan bulan apakah yang paling utama?”
Maka
beliau bersabda:
«أَزْكَى الرِّقَابِ أَغْلَاهَا ثَمَنًا، وَخَيْرُ اللَّيْلِ
جَوْفُهُ، وَأَفْضَلُ الْأَشْهُرِ شَهْرُ اللهِ الَّذِي تَدْعُونَهُ الْمُحَرَّمَ»
“(Memerdekakan)
budak yang lebih menyucikan (jiwa) adalah (memerdekakan) budak yang paling
mahal harganya. Bagian malam yang paling baik adalah pertengahan malam. Dan
bulan yang paling utama adalah bulan Allah yang kalian namakan bulan Muharram.”
(HR. An-Nasai dalam as-sunan al-kubra no. 4202)
Keutamaan Muharram ?
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَفْضَلُ الصِّيَامِ، بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ
الْمُحَرَّمُ»
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa salam bersabda: “Seutama-utama puasa setelah puasa Ramadhan
adalah puasa bulan Allah, Muharram.” (HR. Muslim no. 1163, Abu Daud no.
2429, Tirmidzi no. 438, An-Nasai no. 1613, Ahmad no. 8534, dan Ad-Darimi no.
1758)
Puasa
adalah amal kebaikan yang telah diakui Allah sebagai “milik-Nya” dan Allah
sendiri yang akan memberikan balasan pahalanya. Sebagaimana dijjelaskan dalam
hadits shahih:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: ”
يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: الصَّوْمُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda: “Allah Azza wa Jalla berfirman: “Puasa itu khusus milik-Ku
dan Aku sendiri yang akan membalasnya.”(HR. Bukhari no. 7492 dan Muslim no.
1151)
Empat bulan
suci tersebut adalah bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.
Sebagaimana sabda Rasulullah sholallahu
’alaihi wasallam (yang artinya), “Satu
tahun itu ada 12 bulan. Di antaranya ada 4 bulan haram, yaitu 3 bulan berturut-turut,
Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram serta Rajab yang berada di antara bulan
Jumada dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 2958).
Al Qodhi Abu
Ya’la rahimahullah mengatakan,”Dinamakan
bulan haram karena ada dua
alasan. Pertama, karena diharamkan pembunuhan pada bulan tersebut sebagaimana
hal ini juga diyakini orang jahiliyyah. Kedua, karena pelarangan untuk
melakukan berbagai perbuatan haram pada bulan tersebut lebih keras dari pada
bulan-bulan lainnya.” (Lihat Zadul Maysir,
Ibnul Jauziy).
Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma menjelaskan
tentang firman Allah surat at-Taubah ayat 36Â diatas, “Allah
mengkhususkan 4 bulan yang haram dan menegaskan keharamannya. Allah juga
menjadikan dosa pada bulan tersebut lebih besar. Demikian pula pahala amal
saleh pada bulan tersebut juga menjadi lebih besar.”
Puasa Muharram ?
Pada bulan
Muharram, kita dinjurkan untuk memperbanyak puasa sunah. Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya), ”Puasa yang
paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah yaitu bulan
Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat
malam.” (HR. Muslim no. 2812).
Jangan
lewatkan pula puasa Assyura’ yaitu puasa pada tanggal 10 Muharram. Dari Abu
Qotadah radhiyallahu ’anhu
berkata,”Nabi shallallahu ’alaihi wa
sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arofah? Beliau menjawab,”Puasa Arofah(puasa pada tanggal 9
dzulhijjah) akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyuraa’? Beliau
menjawab,”Puasa ’Asyura’ akan menghapus dosa setahun yang lalu.”
(HR. Muslim no. 2804).
Dan kita
juga dianjurkan untuk berpuasa di tanggal 9 Muharram untuk menyelisihi kaum
yahudi dan nashrani. Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhuma bercerita, Ketika  Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam melaksanakan puasa Asyura’ dan memerintahkan para sahabat untuk
puasa. Kemudian ada shahabat yang berkata, “Ya
Rasulullah, sesungguhnya hari Asyura adalah hari yang diagungkan orang yahudi
dan nasrani. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Tahun depan,
kita akan berpuasa di tanggal sembilan.” Namun, belum sampai tahun depan, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallamsudah diwafatkan”. (HR. Bukhari).
Amalan Muharram ?
Dan di antara amalan yang dianjurkan dalam bulan Muharram adalah sebagai berikut:
1.Tidak berbuat zhalim
pada bulan ini, baik yang kecil maupun yang besar.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, “…maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu.”(QS. at-Taubah: 36)
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Takutlah kalian terhadap kezhaliman, karena sesungguhnya kezhaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim dan lainnya)
Dalam hadits yang lain beliau bersabda, “Tidak ada dari satu dosapun yang lebih pantas untuk dicepatkan siksanya dari pelaku dosa itu baik di dunia maupun di akhirat daripada (dosa) melewati batas (kezhaliman) dan (dosa) memutus silaturrahim.” (ash-Shahihah, no. 915)
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, “…maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu.”(QS. at-Taubah: 36)
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Takutlah kalian terhadap kezhaliman, karena sesungguhnya kezhaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim dan lainnya)
Dalam hadits yang lain beliau bersabda, “Tidak ada dari satu dosapun yang lebih pantas untuk dicepatkan siksanya dari pelaku dosa itu baik di dunia maupun di akhirat daripada (dosa) melewati batas (kezhaliman) dan (dosa) memutus silaturrahim.” (ash-Shahihah, no. 915)
2.Berpuasa
‘Asyura.
Puasa pada hari 'Asyura sudah dikenal sejak zaman jahiliyah sebelum diutusnya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam sebagaimana dikatakan oleh 'Aisyah, "Sesungguhnya orang-orang jahiliyah dahulu berpuasa pada hari itu." al-Qurthubi berkata, "Kemungkinan kaum Quraisy menyandarkan amalan puasa mereka kepada syari'at orang-orang sebelum mereka, seperti syari'at Nabi Ibrahim.
Puasa pada hari 'Asyura sudah dikenal sejak zaman jahiliyah sebelum diutusnya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam sebagaimana dikatakan oleh 'Aisyah, "Sesungguhnya orang-orang jahiliyah dahulu berpuasa pada hari itu." al-Qurthubi berkata, "Kemungkinan kaum Quraisy menyandarkan amalan puasa mereka kepada syari'at orang-orang sebelum mereka, seperti syari'at Nabi Ibrahim.
'Asyura
Menurut Syi'ah ?
Tanggal 10 Muharram 61 H, adalah hari terbunuhnya Abu Abdillah al-Husain bin Ali di padang Karbala.
Syi'ah menjadikan hari 'Asyura sebagai hari bergabung, duka cita, dan menyiksa diri sebagai ungkapan kesedihan dan penyesalan. Pada hari itu mereka memperingati kematian al-Husen dan melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela seperti berkumpul, menangis, meratapi al-Husen secara histeris, membentuk kelompok-kelompok untuk pawai berkeliling di jalan-jalan dan di pasar-pasar sambil memukuli badan mereka dengan rantai besi, melukai kepala dengan pedang, mengikat tangan dan lain sebagainya. (at-Tasyayyu' wasy Syi'ah, Ahmad al-Kisrawiy asy-Syi'iy, hal. 141. Tahqiq Dr. Nasyir al-Qifariy)
Asyura
Menurut Tradisi dan Kultur Kejawen ?
Bulan Suro menurut istilah mereka, banyak diwarnai orang Jawa dengan berbagai mitos dan khurafat, antara lain: Keyakinan bahwa bulan Suro adalah bulan keramat yang tidak boleh di buat main-main dan bersenang-senang seperti hajatan pernikahan, dan jenis hajatan yang lainnya.
Ternyata kalau kita renungkan dengan cermat apa yang dilakukan oleh mereka di dalam bulan Suro adalah merupakan akulturasi Syi'ah animisme, dinamisme dan Arab Jahiliyah. Dulu, orang Quraisy Jahiliyah pada setiap 'Asyura selalu mengganti Kiswah Ka'bah (kain pembungkus Ka'bah)(Lihat, Fath al-Baari, 4/246). Kini orang Jawa mengganti kelambu makam Sunan Kudus pada bulan Suro juga.
Walhasil, pada dasarnya di dalam Islam, 'Asyura tidak diisi dengan kesedihan dan penyiksaan diri, tidak diisi dengan pesta dan berhias diri dan juga tidak diisi dengan ritual di tempat-tempat keramat atau yang dianggap suci untuk tolak bala' bahkan tidak diisi dengan berkumpul-kumpul.
Sumber:1.http://www.alsofwah.or.id
2.http://www.arrahmah.com
Jakarta 15/10/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar