AKIBAT ILMU YANG TIDAK
DIAMALKAN ?
مَثَلُ اْلعَالِمِ الَّذِى يُعَلِّمُ
النَّاسَ اْلخَيْرَ وَ يَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ يُضِيْءُ لِلنَّاسِ
وَ يَحْرِقُ نَفْسَهُ
“Perumpamaan
seorang alim (berilmu) yang mengajarkan kebaikan kepada umat manusia dan
melupakan dirinya sendiri adalah laksana sebatang lilin yang menerangi orang
lain namun ia membakar dirinya sendiri”. [HR al-Khathib al-Baghdadiy, al-Bazzar
dan ath-Thabraniy dari Jundub bin Abdullah radliyallahu anhu. Berkata
asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih].
Muqaddimah
Sesungguhnya Rasul kita yang mulia Muhammad shalallahu
‘alaihi wasallam adalah merupakan uswah, teladan kita dalam kehidupan kita.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِير
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu
suatu tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan
rahmat Allah dan keselamatan dihari kiamat dan banyak mengingat Allah.”
(Qs. Al-Ahzab : 21)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
mengajarkan kepada umatnya perkara-perkara yang diperintahkan oleh Allah dan
mempraktekkannya agar umatnya dapat mengamalkannya. Diantaranya adalah do’a
setelah tasyahud akhir sebelum salam. Do’a itu senantiasa Rasulullah ajarkan
kepada umatnya agar senantiasa dibaca setiap sebelum salam. Begitu pentingnya
hal ini sehingga disunnahkan setiap kali shalat untuk berdo’a memohon
perlindungan kepada Allah dari empat perkara, yaitu :
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu
dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati,
serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” (HR. Bukhari-Muslim)
Mengamalkan Ilmu ?
1.
Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam menetapkan akan adanya orang alim yaitu
orang yang berilmu.
Allah Azza
wa Jalla memuliakan orang-orang yang berilmu dan setiap muslimpun wajib
menghormati mereka sesuai dengan batas-batas syar’iy. Hal ini sebagaimana
dalil-dalil berikut,
يَرْفَعِ
اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوْا مِنكُم وَ الَّذِينَ أُوتُوا اْلعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَ
اللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kalian
kerjakan. [QS al-Mujadilah/ 58/ 11].
قُلْ
هَلْ يَسْتَوِى الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا
يَتَذَكَّرُ أُولُوا اْلأَلْبَابِ
Katakanlah,
“Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
[QS az-Zumar/ 39: 9].
لَيْسَ
مِنْ أُمَّتِى مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيْرَنَا وَ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَ يَعْرِفْ
لِعَالِمِنَا (حَقَّهُ)
“Bukan
termasuk umatku, orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua dari kami,
tidak menyayangi orang yang lebih muda dari kami dan tidak mengenal (hak) orang
yang berilmu dari kami”. [HR Ahmad: V/ 323, ath-Thabraniy dan al-Hakim: 429
dengan lafazh ‘Bukan termasuk golongan kami’. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy:
Hasan].
2.
Kewajiban orang berilmu adalah mengajarkan berbagai kebaikan kepada umat
manusia dengan hujjah yang terang.
Dari Abu
Hurairah radliyallahu anhu bahwa Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
مَثَلُ
الَّذِى يَتَعَلَّمُ اْلعِلْمَ ثُمَّ لَا يُحَدِّثُ بِهِ كَمَثَلِ الَّذِى
يَكْنِزُ اْلكَنْزَ فَلاَ يُنْفِقُ مِنْهُ
“Perumpamaan
orang yang menuntut ilmu lalu ia tidak mau menyampaikannya adalah seperti orang
yang menimbun harta namun ia tidak mau menginfakkan sebahagian darinya”. [HR
ath-Thabraniy di dalam al-Awsath dan Ibnu Abdil Barr. Berkata asy-Syaikh
al-Albaniy: Shahih].
Dari
Abdullah bin Umar radliyallahu anhuma berkata, Rosulullah Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
عِلْمٌ
لَا يُقَالُ بِهِ كَكَنْزٍ لَا يُنْفَقُ مِنْهُ
“Ilmu yang
tidak disampaikan (kepada orang lain) itu sama seperti simpanan (harta) yang
tidak diinfakkan”. [HR Ibnu Asakir dan Ibnu Abdul Barr. Berkata asy-Syaikh
al-Albaniy: Shahih].
3.
Hendaknya orang alim tersebut untuk mengamalkan apa yang diajarkan sebelum
mengajarkannya kepada orang lain.
Dari Ibnu
Mas’ud radliyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لاَ
تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ
رَبِّهِ حَتىَّ يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَ
عَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ وَ عَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ
اكْتَسَبَهُ وَ فِيْمَا أَنْفَقَهُ وَ مَا ذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ
“Kedua kaki
anak Adam tidak akan beranjak pada hari kiamat dari sisi Rabb-nya sehingga
ditanya tentang lima perkara; tentang umur pada apa ia habiskan, kepemudaannya
pada apa ia hancurkan, hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia belanjakan
dan apa yang telah ia kerjakan pada apa yang telah ia ketahui. [HR
at-Turmudziy: 2416, Abu Ya’la, ath-Thabraniy, Ibnu ‘Adiy dan Ibnu Asakir.
Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Hasan ].
Dari Abu
Barzah al-Aslamiy berkata, telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa
sallam,
لاَ
تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ حَتىَّ يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا
أَفْنَاهُ وَ عَنْ عِلْمِهِ فِيْمَا فَعَلَ وَ عَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ
اكْتَسَبَهُ وَ فِيْمَا أَنْفَقَهُ وَ عَنْ جِسْمِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ
“Kedua kaki
hamba tidak akan bergeser hingga ditanya tentang; umurnya pada apa dia
habiskan, ilmunya pada apa yang ia amalkan, hartanya darimana dia usahakan dan
kemana dia belanjakan dan tubuhnya pada apa ia hancurkan”. [HR at-Turmudziy:
2417 dan ad-Darimiy: I/ 131. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: shahih].
4.
Adanya larangan di dalam menyampaikan ilmu namun si penyampainya sendiri tidak
(mau) mengamalkannya.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ كَبُرَ مَقْتًا
عِندَ اللهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Wahai
orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian
kerjakan?. Amat besar kemurkaan di sisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa
yang tidak kalian kerjakan”. [QS ash-Shaff/ 61: 2-3].
Ayat di atas
menegaskan teguran Allah Azza wa Jalla kepada orang mukmin yang suka
mengatakan, menyampaikan dan mengajak orang lain kepada suatu amalan, namun ia
sendiri tidak mau mengamalkannya.
5.
Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah memisalkannya dengan sebatang
lilin yang memberi penerangan kepada orang lain namun ia sendiri menghancurkan
dirinya sendiri.
Permisalan
yang dibuat oleh Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam di atas adalah lilin,
sebuah benda yang dapat menjadi penerang bagi orang di sekitarnya jika
dinyalakan, namun ketika itu ia membinasakan dirinya sendiri yakni lilin itu
akan hancur perlahan-lahan dimakan api.
وَ
تِلْكَ اْلأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Dan
perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. [QS
al-Hasyr/ 59: 21
وَ
تِلْكَ اْلأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَ مَا يَعْقِلُهَا إِلَّا
اْلعَالِمُونَ
Dan
perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia, dan tiada yang memahaminya
kecuali orang-orang yang berilmu. [QS al-Ankabut/ 29: 43].
Ikhtitam
اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَ مِنْ
قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَ مِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَ مِنْ دَعْوَةٍ لَا
يُسْتَجَابُ لَهَا
“Ya Allah,
sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati
yang tidak khusyu’, jiwa yang tidak pernah kenyang dan doa yang tidak
dikabulkan”. [HR Muslim: 2722 dan an-Nasa’iy: VIII/ 260, 285. Berkata asy-Syaikh
al-Albaniy: Shahih].
Dari Abu
Hurairah radliyallahu anhu berkata, adalah Rosulullah Shallallahu alaihi wa
sallam berdoa,
اَللَّهُمَّ انْفَعْنِى بِمَا عَلَّمْتَنِى وَ عَلِّمْنِى مَا
يَنْفَعُنِى وَ زِدْنِى عِلْمًا وَ اْلحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
“Ya Allah,
berilah manfaat kepadaku terhadap apa yang Engkau ajarkan kepadaku dan
ajarkanlah aku dengan apa yang akan memberi manfaat kepadaku.
Tambahkanlah ilmu kepadaku, segala puji bagi Allah atas segala keadaan dan aku
berlindung kepada Allah dari adzab neraka”. [HR Ibnu Majah: 251, 3833 dan
at-Turmudziy. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih].
Sumber:1.http://muslimah.or.id
2.https://cintakajiansunnah.wordpress.com
JAKARTA
10/4/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar