CARA IBLIS DKK MENGGODA MANUSIA ?
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ (*) ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Iblis berkata: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). [ QS. Al A’raf : 16 – 17 ].
Muqaddimah
Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ighosatul Lahfan
menjelaskan : “Jalan yang dilalui oleh insan ada empat, (tidak lebih) ia
terkadang arah depan dan arah belakang di jalan manapun ia lalui, ia akan menjumpai
syaithan mengintai. Bila menempuh jalan ketaatan, ia menjumpai syaithan siap
menghalangi atau memperlambat laju jalannya bila ia menempuh jalur kemaksiatan,
ia akan menjumpai syaithan siap mendukungnya”.
Syahqiq pernah berkata :”Tiada suatu pagi pun melainkan syaithan telah
duduk mengintaiku dari empat penjuru dari depan dan belakangku serta dari arah
kanan dan kiriku. Iapun berkata : “Jangan engkau takut karena Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang maka aku membaca : “Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun
bagi orang yang bertaubat, beramal sholih, kemudian tetap di jalan yang benar.”
(Thaha: 82)
Arah Iblis
Menyesatkan Manusia ?
Adapun dari
arah belakangku maka ia
menakut-nakuti akan menelantarkan keluarga yang akan aku tinggalkan. Maka aku
membaca : “Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah
yang memberi rezekinya.”(Hud : 6)
Dari arah kanan ia mendatangiku dari sisi perempuan, maka
aku baca : “….Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa”.
Dari arah kiri ia mendatangiku dari sisi syahwat, maka aku
membaca : “Dan dihalangi antara mereka dengan apa yang mereka inginkan….”(Saba’
: 54) (Lihat Mawaridul Aman 173-174)
Inilah
ambisi syaithan, untuk menyesatkan semua bani Adam sampai tidak tersisa seorang
pun dari mereka yang bersyukur dan taat kepada Allah. Secara realita, ternyata
program syaithan ini menjadi kenyataan karena mayoritas bani Adam telah
terperangkap dalam jebakan-jebakannya, kecuali hamba-hamba Allah yang ikhlas.
Allah ‘Azza
wa Jalla berfirman tentang Iblis : “Iblis menjawab : “Demi kekuasaan Engkau,
aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali
hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.” Allah berfirman: ” Maka yang
benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Aku katakan.
Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenismu dan
orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semua.” (Shad : 82-85)
Cara Syaithan Menggoda Bani Adam ?
Dalam rangka
menyesatkan bani Adam dari jalan yang lurus, syaithan mempersiapkan cara dan
jebakan-jebakan. Ada enam tingkatan jebakan yang dipasang syaithan untuk
menjerat bani Adam sebagaimana yang diteraangkan para ulama, yaitu :
Pertama :
Syaithan akan berupaya menjerumuskan bani Adam ke lembah kekafiran atau
kesyirikan. Namun bila bani Adam selamat dari jebakan ini syaithan akan
menggunakan cara berikutnya.
Kedua :
Syaithan akan berusaha menjatuhkan bani Adam ke lembah bid’ah sehingga ia
mengamalkan bid’ah dan menjadi ahlil bid’ah. Namun bila bani Adam termasuk ahli
sunnah dan tidak mampu diperdaya, maka syaithan akan menggunakan cara
berikutnya.
Ketiga :
Syaithan akan menggoda bani Adam untuk melakukan dosa-dosa kecil dan
menganggapnya remeh. Namun bila Allah menjaganya, maka syaithan akan menggoda
dengan cara lain.
Keempat :
Syaithan akan menggoda bani Adam untuk melakukan dosa-dosa kecil dan
mengangganya, maka syaithan akan menggoda dengan cara lain.
Kelima :
Syaithan akan menyibukkan bani Adam dengan perkara mubah sehingga mereka lalai
dari perkara pokok. Namun bila bani Adam selamat dari perangkap ini, maka
syaithan akan menggunakan cara yang terakhir.
Keenam :
Syaithan akan menyibukkan bani Adam dengan amalan yang rendah nilai pahalanya,
misalnya dia menyibukkan bani Adam dengan amal sunnah sehingga melalaikannya
dari amal wajib. Demikian seterusnya (Lihat Madakhilus Syaithon ‘alas shalihin
9-10)
Makar Jahat Syaithon ?
1. Menabur Benih Permusuhan dan Buruk
Sangka di Kalangan Muslimin
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadits bersabda : “Sesungguhnya iblis telah berputus asa untuk dapat disembah oleh orang-orang sholih, namun dia berupaya menebarkan benih permusuhan di kalangan mereka.” (HR Muslim 2812 dan Tirmidzi 1938)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadits bersabda : “Sesungguhnya iblis telah berputus asa untuk dapat disembah oleh orang-orang sholih, namun dia berupaya menebarkan benih permusuhan di kalangan mereka.” (HR Muslim 2812 dan Tirmidzi 1938)
Su’udhan
atau buruk sangka adalah salah satu cara syaithan mencerai-beraikan bani Adam
(barisan kaum muslimin).
Demikian
pula tahrisy (menebar benih permusuhan). Dalam sebuah hadits dari Ummul
Mukminin Shafiyah binti Huyai, dia bercerita : “Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa sallam pernah i’tikaf di masjid, lalu aku datang menjenguk beliau pada suatu
malam untuk berbincang-bincang dengan beliau. (Setelah selesai) aku pun bangkit
untuk kembali dan beliau pun bangkit bersamaku untuk menemani. Ketika itu
lewatlah dua orang laki-laki Anshor radliallahu ‘anhuma. Tatkala mereka melihat
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, mereka pun mempercepat langkahnya.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pun berseru : “Perlahanlah! Wanita ini
adalah Shafiyah!” Dua orang itupun berkata :”Subhanallah, ya Rasulullah!” Maka
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya syaithan
menjalar pada diri Adam pada aliran darah dan sungguh aku khawatir syaithan
akan melemparkan kejahatan pada hati kalian berdua (ketika melihat aku) lalu
terucaplah sesuatu.” (HR Bukhari 4/349-350)
2. Menghiasi Bid’ah Bagi Manusia
Syaithan
akan datang pada seseorang dengan menghiasi kebid’ahan dan membisikkan dalam
hatinya : “Orang-orang di masa kini telah jauh meninggalkan agamanya dan sulit
sekali mengembalikan mereka kepada agama. Alangkah baiknya kalau engkau
mengerjakan beberapa amal ibadah dengan beberapa tambahan dari apa yang telah
ditetapkan dalam sunnah Rasul dengan harapan agar mereka kembali pada agama
mereka, karena menambah amal kebajikan adalah baik.” Akhirnya orang bodoh
tersebut pun mengikuti bisikan syaithan.
Kita telah
mengetahui bahwa ibadah adalah perkara tauqifiyah yaitu harus diambil dari
petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam semata. Kita tidak memiliki
hak untuk menambah dan mengurangi atau mengubah semau kita karena ini adalah
perbuatan yang tidak dibenarkan dan termasuk perangkap syaithan.
3. Menakut-nakuti Bani Adam
Dalam hal
ini syaithan akan menakuti bani Adam dengan dua cara :
Pertama : Syaithan akan menakuti bani Adam dengan wali-walinya dari
kalangan orang-orang kafir, musyrik, fasiq, dan ahli maksiat. Syaithan
membisikkan : “Hati-hati kamu dari mereka! Mereka memiliki kekuatan yang
dahsyat….!” Akhirnya dia pun bergabung dengan wali-wali syaithan.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya yang demikian itu tidak lain
hanyalah syaithan yang menakut-nakuti kamu dengan kawan-kawannya (orang musyrik
Quraisy) karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah
kepada-Ku jika kamu benar-benar beriman.” (Ali Imron : 175)
Kedua : Syaithan akan menakuti bani Adam dengan kefakiran. Allah
Subhanahu wa Ta’ala menceritakan : “Syaithan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu
dengan kemiskinan dan menyuruh kamu dengan kejahatan (kikir) …” (Al-Baqarah :
268)
Syaithan
membisikkan kepada tukang riba : “Kalau engkau tinggalkan profesimu, dari mana
kamu akan mendapatkan harta? Kamu akan jatuh miskin!” Akhirnya orang tersebut
lebih bersemangat menekuni profesi riba.
Syaithan
membisikkan kepada penjual khamr : “Jangan engkau tinggalkan profesimu, tidak
ada profesi yang lebih menguntungkan selain profesi yang sedang engkau geluti.
Kalau engkau tinggalkan engkau akan jatuh. Belum tentu engkau mendapati profesi
pengganti sebaik ini!” Akhirnya dia pun semakin giat memasarkan berbagai produk
dan merek khamr.
Semua itu
adalah bisikan syaithan yang menyesatkan bani Adam padahal Allah ‘Azza wa Jalla
telah berfirman : “… Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan
bagi tiap-tiap sesuatu.” (Ath-Thalaq : 2-3)
4. Melemparkan Keraguan Dalam Hati
Termasuk
cara syaithan menyesatkan bani Adam adalah melemparkan keraguan dan was was
dalam hati baik dalam hal aqidah, ibadah, maupun muamalah. (Lihat Madakhilus
Saithan ‘alas Shalihin 11-27)
قال فبعزتك لأغوينهم اجمعين الا عبادك منهم المخلصين
Artinya : Iblis bersumpah ”Demi sifat keagunganMu Tuhan, niscaya aku pasti akan membujuk anak cucu Adam semua. Kecuali hamba-hambaMu yang ikhlas (dalam beramal)”.
Dalam surat Al a’rof ayat 16-17 di sebutkan:
قال فبما اغويتني لاءقعدن لهم صراطك المستقيم ثم لاءتينهم من بين ايديهم ومن خلفهم وعن ايمانهم وعن شمائلهم ولاتجد اكثرهم شاكرين
Artinya : ”Iblis menjawab karena Engkau (Allah) telah menghukum saya tersesat maka saya benar-benar akan menghalang-halangi mereka dari Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka dan Engkau tidak akan mendapat kebanyakan mereka bersyukur ( taat)”.
Di riwayatkan bahwa allah swt memerintahkan iblis untuk menemui rosulallah saw dan menjawab semua pertanyaan nabi
Maka datanglah iblis pada nabi dengan bentuk seorang kakek yang ganteng dengan membawa tongkat di tangnnya, kemudian tanyalah rosulallah “siapa kamu”? Iblis menjawab: “aku adalah iblis” rosulallah bertanya “ untuk apa kamu dating”? Iblis menjawab “ Allah telah memerintahkan untuk untuk datang menemui dan menjawab pertanyaan-pertanyaanmu” Rosulallah lalu bertanya” wahai iblis berapa musuhmu dari ummatku”? Iblis menjawab “musuhku ada 15 yaitu“
Pertama : Adalah kamu wahai Muhammad
Ke Dua : Pemimnpin yang adil
Ke Tiga : Orang kaya yang tawaddu’
Ke Empat : Pedagang yang adil/ jujur
Ke Lima : Orang alim yang sholat dalam keadaan khusuk
Ke Enam : Orang mu’min yang sholeh
Ke Tujuh : Orang mu’min yang belas kasihan terhadap yang lain
Ke Delapan : Orang yang taubat dan menetap taubatnya itu
Ke Sembilan : Orang yang menjauhi keharaman
Ke Sepuluh : Orang mu’min yang selalu dalam keadaan sucu dari hadast dan najis
Ke Sebelas : Mu’min yang banyak bershodaqoh
Ke Dua belas : Mu’min yang berbudi luhur
Ke Tiga belas : Mu’min yang bisa memberi kemanfaatan pada manusia
Ke Empat belas : Orang yang hafal akqur’an dan ia senantiasa membaca al-qur’an
Ke Lima belas : Orang yang bangun malam lalu sholat dan ibadah pada allah, sementara manusia lain sama tidur
Dari sinilah kita harus hati-hati dan memohon kepada Allah Ta’ala agar diberikan keistiqamahan dan tidak tergoda dengan jalan-lan setan. Nabi sallallahu alaihi wasallampun juga mengajarkan kepada kita suatu do’a yang dibaca pagi dan sore hari. Diantara do’a tersebut adalah ;
Ikhtitam
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي وَآمِنْ رَوْعَاتِي اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu ‘afiat (keselamatan dari segala keburukan) di dunia dan di akhirat. Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu pemaafan dan ‘afiat pada agamaku dan kehidupan duniaku, keluarga, dan hartaku. Ya Allah tutuplah aurat-auratku, berikan rasa aman padaku. Ya Allah jagalah aku dari arah depan, belakang, kanan, kiri, dari atas, dan aku berlindung pada keagunganMu agar aku tidak tersambar dari bagian yg tersesat.
Sumber:1.Al-Qur’an 2.http://nuraziz.blogspot.com
3.http://salafy.or.id
JAKARTA 2/4/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar