UMATKU MASUK SURGA ?
كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبى، قيل ومن يأبى يا رسول الله؟! قال: من أطاعني دخل الجنة، ومن عصاني فقد أبى
“Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang-orang yang
enggan untuk memasukinya. Ada seseorang yang bertanya, siapakah orang yang
enggan tersebut wahai Rasulullah ? Beliau bersabda, “Barangsiapa mentaatiku
akan masuk surga, barangsiapa tidak taat kepadaku sungguh dia orang yang enggan
masuk surga“
Muqaddimah
Hadits ini
hadits yang shahih, diriwaytakan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya. Dari
sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda,
“Setiap
umatku akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan untuk memasukinya. Ada
seseorang yang bertanya, siapakah orang yang enggan tersebut wahai Rasulullah ?
Beliau bersabda, “Barangsiapa mentaatiku akan masuk surga, barangsiapa tidak
taat kepadaku sungguh dia orang yang enggan masuk surga “ (H.R Bukhari)
Makna hadits
ini bahwasanya umat beliau yang mentaati dan mengikuti petunjuk beliau akan
masuk surga. Barangsiapa yang tidak mengikutinya berarti dia enggan masuk
surga. Barangsiapa yang mengikuti Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan mentauhidkan Allah serta istiqomah dalam syariat Allah serta menunaikan
shalat, menunanaikan zakat, melaksanakan puasa Ramadhan, berbakti kepada kedua
orangtua, menjaga dari perkara yang Allah haramkan seperti perbuatan zina,
meminum minuman yang memabukkan, dan perkara haram lainnya, maka akan masuk ke
dalam surga. Karena orang tersebut telah mengikuti Rasul shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Adapun orang yang enggan dan tidak mau mentaati syariat maka
maknanya orang tersebut enggan untuk masuk surga. Orang tersebut telah mencegah
dirinya untuk masuk ke dalam surga dengan amal keburukan yang dia lakukan.
Inilah yang dimaksud makna hadits di atas.
Perinta Wajib Patuh Kepada Rasulullah saw ?
Wajib bagi setiap muslim untuk mentaati syariat Allah,
serta mengikuti Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setiap
syariat yang beliau bawa. Beliau adalah Rasulullah yang hak, penutup para Nabi ‘alaihis
shalatu wa salaam. Allah Ta’ala telah berfirman tentang Nabi-Nya,
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah menyayangimu dan mengampuni dosa-dosamu.”
(QS. Ali ‘Imran :31)
مَّنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللّهَ
“Barangsiapa yang mentaati Rasul sesungguhnya ia
telah mentaati Allah “ (QS. An Nisa: 80)
قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِن تَوَلَّوا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُم مَّا حُمِّلْتُمْ وَإِن تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
“Katakanlah: “Taat kepada Allah dan taatlah kepada
Rasul. dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa
yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa
yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat
petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat
Allah) dengan sejelas-jelasnya” (QS. An Nur: 54)
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعاً الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِـي وَيُمِيتُ فَآمِنُواْ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah
utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan
bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan
mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang
beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan
ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk“(Al A’raf: 158)
Dalam ayat sebelumnya Allah Ta’ala berfirman
فَالَّذِينَ آمَنُواْ بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُواْ النُّورَ الَّذِيَ أُنزِلَ مَعَهُ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Maka orang-orang yang beriman kepadanya.
memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (Al Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al
A’raf: 57)
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah.
Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya” (QS. Al Hasyr:7)
Jaga Hati dan Iman !
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah, di dalam jasad ada segumpal daging.
Apabila baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan apabila rusak maka rusaklah
seluruh jasadnya. Ketahuilah, dia adalah hati.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim
dari Abu Abdillah An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma)
Bahkan akhlak yang baik adalah bukti kebenaran iman
seseorang. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah
yang paling baik akhlaknya.” (HR. At-Tirmidzi, Kitab Ar-Radha’ Bab Ma Ja`a
fi Haqqil Mar`ah ‘ala Zaujiha, no. 1082, dishahihkan oleh Al-Albani
rahimahullahu dalam Shahih Al-Jami’ no. 1232)
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberitakan kepada
kita tentang akhlak Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi
pekerti yang agung.” (Al-Qalam: 4)
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah
ditanya tentang akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau
menjawab:
كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
“Akhlak beliau adalah Al-Qur`an.” (HR. Muslim)
Akhlak Mulia Kunci Surga ?
Realisasi dan wujud berakhlaknya seorang mukmin kepada
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di antaranya:
1. Beriman kepadanya dan beriman pula kepada apa yang
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bawa. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul),
bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah
memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang
dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hadid: 28)
2. Membenarkan segala berita yang Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى. وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى. إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوحَى
“Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula
keliru. Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
(An-Najm: 2-4)
3. Menaati perintah dan larangan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nya)….” (An-Nisa`: 59)
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah
dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (Al-Hasyr: 7)
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ
“Apa saja yang aku larang kalian darinya maka
tinggalkanlah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian maka ambillah
semampu kalian. Hanyalah yang membinasakan orang-orang yang sebelum kalian
adalah banyaknya pertanyaan mereka dan penyelisihan mereka terhadap para nabi
yang diutus kepada mereka.” (Muttafaqun ‘alaih)
4. Mengikuti dan berpegang teguh dengan Sunnah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Seorang muslim tentu mencintai Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Bukti kecintaannya itu adalah dengan mengikuti dan berpegang teguh
dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali ‘Imran: 31)
Ikhtitam
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah
dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (Al-Hasyr: 7)
Sumber:1.https://qurandansunnah.wordpress.com 2.http://muslim.or.id/
JAKARTA 9/4/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar