AKIBAT PERAMAL DAN YANG
DIRAMAL ?
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَداً وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ
“Sesungguhnya
Allah, hanya miliknya informasi kapan kiamat, dia yang menurunkan hujan, dan
dia mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Tidaklah satupun jiwa mengetahui
apa yang akan dia lakukan besok, dan tidak ada satupun jiwa dimana dia akan
mati..” (QS. Luqman: 34)
قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
Katakanlah,
tidak ada satupun di langit dan dibumi yang mengetahui hal ghaib, kecuali
Allah. (QS. An-Naml: 65).
REPUBLIKA.CO.ID,
Ibu Siti, warga Depok, Jawa Barat, tampak prihatin. ''Sekarang ini, hal-hal
yang berbau syirik sepertinya bebas dipertontonkan,'' tuturnya seraya menunjuk
sebuah iklan ramalan nasib via pesan layanan singkat (SMS) yang sedang marak
ditayangkan di berbagai stasiun televisi.
Sejumlah paranormal gencar beriklan. Cukup mengetik reg (spasi) nama Anda dan kirim ke nomor tertentu (dengan harga premium Rp 2.000/sms, maka dalam waktu tidak terlalu lama akan memperoleh SMS balasan berupa ramalan sang paranormal.
Ramalan yang dijanjikan lewat SMS itu bisa berupa karier, perjodohan bahkan iming-iming mengubah seseorang menjadi orang sukses. ''Bukankah ramalan dan perdukunan semacam itu jelas-jelas dilarang agama, tapi kok justru dijadikan konsumsi umum,'' keluh ibu Siti.
Kekhawatiran semacam itu bukan hanya milik ibu Siti. Jutaan masyarakat dan umat Islam di Tanah Air turut merasakannya. Mereka prihatin, kondisi saat ini justru kian permisif terhadap segala hal yang menjurus pada kerusakan moral dan akhlak.
Sejumlah paranormal gencar beriklan. Cukup mengetik reg (spasi) nama Anda dan kirim ke nomor tertentu (dengan harga premium Rp 2.000/sms, maka dalam waktu tidak terlalu lama akan memperoleh SMS balasan berupa ramalan sang paranormal.
Ramalan yang dijanjikan lewat SMS itu bisa berupa karier, perjodohan bahkan iming-iming mengubah seseorang menjadi orang sukses. ''Bukankah ramalan dan perdukunan semacam itu jelas-jelas dilarang agama, tapi kok justru dijadikan konsumsi umum,'' keluh ibu Siti.
Kekhawatiran semacam itu bukan hanya milik ibu Siti. Jutaan masyarakat dan umat Islam di Tanah Air turut merasakannya. Mereka prihatin, kondisi saat ini justru kian permisif terhadap segala hal yang menjurus pada kerusakan moral dan akhlak.
Allahlah Maha Tahu yang
Ghaib ?
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا
يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ
” Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua
yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri” (QS.
Al An’am: 59).
Begitu pula
dalam ayat lainnya disebutkan,
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
“ Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit
dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah. ”
(QS. An Naml: 65).
Sebab, di
antara yang diturunkan kepada Rasulullah SAW adalah bahwa hal-hal yang ghaib
tidak ada yang mengetahuinya selain Allah SWT.
Allah berfirman
dalam Al-Qur’an:
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
Katakanlah:
“Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang
gaib,kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.
(QS. An-Naml : 65)
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًاإِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
(Dia adalah
Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang
pun tentang yang gaib itu, kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka
sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga(malaikat) di muka dan di
belakangnya . (QS. Al-Jin : 26-27)
Bahkan
Rasulullah SAW sendiri tidak mengetahui hal-hal ghaib kecuali yang
diberitahukan Allah kepadanya melalui wahyu, karenanya Allah berfirman
kepadanya:
قُل لَّا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ ۚ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Katakanlah:
“Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak
kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang
ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan
ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa
berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-A’raf : 188)
Hukum Mendatangi
Peramal ?
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ
شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal,
maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima.” (HR. Muslim no.
2230, dari Shofiyah, dari beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).
مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً
فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang
ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Al Qur’an yang
telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad no. 9532. Syaikh
Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan)
وَإِنَّ مِنَّا رِجَالاً يَأْتُونَ
الْكُهَّانَ. قَالَ « فَلاَ تَأْتِهِمْ »
“Di antara kami ada yang mendatangi para
tukang ramal”. Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata, “Jangan datang
tukang ramal tersebut.” (HR. Muslim no. 537).
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Barangsiapa
mendatangi seorang dukun atau peramal kemudian membenarkan apa yang ia katakan,
maka ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam.” (HR. Musnad Ahmad)
Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah menjabarkan perkara
yang diharamkan adalah meramal dengan melempar kerikil, ilmu astrologi (ilmu
nujum/ perbintangan), ilmu ramal dengan melihat garis tangan, meramal dengan
garis-garis, meramal dengan melihat air dalam mangkuk atau gelas atau
sejenisnya. ''Semua itu termasuk praktek perdukunan,'' katanya.
Adapun dalam kitab Fathul Baari, Ibnu Hajar menukil ucapan al-Khaththabi yang menyebut para dukun adalah orang-orang yang punya otak yang tajam, hati yang jahat dan tabiat yang keras.
Karena itulah, syaitan suka berteman dengan mereka karena memiliki kesamaan dalam perkara-perkara tersebut. Dan syaitan, sambung dia, membantu mereka dengan penuh daya upaya.
Setelah menilik aspek-aspek ini, MUI akhirnya memutuskan bahwa segala bentuk praktek perdukunan dan peramalan hukumnya haram. Ketentuan yang sama juga berlaku pada publikasi kedua praktik tadi. ''Memanfaatkan, menggunakan dan atau memercayai segala praktek perdukunan dan peramalan, hukumnya haram,'' tutur Kiai Ma'ruf, menegaskan dalam keputusan fatwa MUI.
Adapun dalam kitab Fathul Baari, Ibnu Hajar menukil ucapan al-Khaththabi yang menyebut para dukun adalah orang-orang yang punya otak yang tajam, hati yang jahat dan tabiat yang keras.
Karena itulah, syaitan suka berteman dengan mereka karena memiliki kesamaan dalam perkara-perkara tersebut. Dan syaitan, sambung dia, membantu mereka dengan penuh daya upaya.
Setelah menilik aspek-aspek ini, MUI akhirnya memutuskan bahwa segala bentuk praktek perdukunan dan peramalan hukumnya haram. Ketentuan yang sama juga berlaku pada publikasi kedua praktik tadi. ''Memanfaatkan, menggunakan dan atau memercayai segala praktek perdukunan dan peramalan, hukumnya haram,'' tutur Kiai Ma'ruf, menegaskan dalam keputusan fatwa MUI.
Ikhtitam
وَلا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا
إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَى أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لأقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَدًا
Artinya:
23. dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi,
24. kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah"[879]. dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan Katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".
(QS. Al-Kahfi: 23-24).
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
Katakanlah:
“Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang
gaib,kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.
(QS. An-Naml : 65)
Sumber:1.Al-Qur’an
Hadits 2.http://rumaysho.com
3.https://gariffianto.wordpress.com
JAKARTA 17/4/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar