Senin, 08 September 2014

WAHYU TERAKHIR:AL-MAIDAH AYAT 3





REAKSI SAHABAT KETIKA TURUN WAHYU TERAKHIR
Setelah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu terakhir yaitu surah Al Maaidah ayat 3, ia pun pergi. Maka Rasulullah pun ke Madinah. Setelah Rasulullah mengumpulkan para sahabat, Rasulullah menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril. Ketika para sahabat mendengar hal yang demikian maka mereka pun gembira sambil berkata, “Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempurna.”
Namun Abu Bakar ketika mendengar keterangan Rasulullah itu, ia tidak dapat menahan kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Kisah tentang Abu Bakar menangis telah sampai kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di depan rumah Abu Bakar dan mereka berkata, “Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Seharusnya kamu merasa gembira sebab agama kita telah sempuma.”
Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu Bakar pun berkata, “Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahwa apabila sesualu perkara itu telah sempuma maka akan kelihatanlah akan kekurangannya. Dengan turunnya ayat tersebut bahwa ia menunjukkan perpisahan kita dengan Rasulullah. Hasan dan Husin menjadi yatim dan para isteri nabi menjadi janda.”
Selelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar maka sadarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar, lalu mereka menangis dengan sekuat-kuatnya. Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain, maka mereka pun terus memberitahu Rasulullah tentang apa yang mereka lihat itu. Berkata salah seorang dari para sahabat, “Ya Rasulullah, kami baru kembali dari rumah Abu Bakar dan kami dapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di depan rumah beliau.” Karena Rasulullah mendengar keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah dan bergegas menuju ke rumah Abu Bakar. Setelah Rasulullah sampai di rumah Abu Bakar, maka beliau melihat mereka menangis dan bertanya, “Wahai para sahabatku, kenapa kalian semua menangis?” Kemudian Ali bin Thalib berkata, “Ya Rasulullah, Abu Bakar mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat. Apakah ini benar ya Rasulullah?” Lalu Rasulullah berkata, “Semua yang dikatakan oleh Abu Bakar adalah benar, dan sesungguhnya waktu untuk aku meninggalkan kalian semua telah dekat.”
Setelah Abu Bakar mendengar pengakuan Rasulullah, maka ia pun menangis sekuat tenaganya sehingga ia jatuh pingsan. Sementara ‘Ukasyah berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, waktu itu saya anda pukul pada tulang rusuk saya. Oleh itu saya hendak tahu apakah anda sengaja memukul saya atau hendak memukul unta baginda.” Rasulullah menjawab, “Wahai ‘Ukasyah, Aku sengaja memukul kamu.” Kemudian Rasulullah berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fathimah dan ambilkan tongkatku ke mari.” Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fathimah sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata, “Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas (diqishash).”
Setelah Bilal sampai di rumah Fathimah maka Bilal pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fathimah menyahut dengan berkata, “Siapakah di pintu?” Lalu Bilal berkata, “Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah untuk mengambil tongkat beliau.” Kemudian Fathimah berkata, “Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya.” Bilal menjawab, “Wahai Fathimah, Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk diqishash.” Fatimah bertanya lagi, “Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah?” Bilal tidak menjawab pertanyaan Fathimah. Setelah Fathimah memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah. Setelah Rasulullah menerima tongkat tersebut dari Bilal, maka beliau pun menyerahkan kepada ‘Ukasyah.
Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar dan Umar tampil ke depan sambil berkata, “Wahai ‘Ukasyah, janganlah kamu qishash baginda tetapi kamu qishashlah kami berdua.” Rasulullah segera berkata, “Wahai Abu Bakar dan Umar duduklah kamu berdua, sesungguhnya Allah telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua.” Kemudian Ali bin Abi Thalib bangun dan berkata, “Wahai ‘Ukasyah, aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah. Oleh karena itu, kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah.” Lalu Rasultillah berkata, “Wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya Allah telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu.” Setelah itu Hasan dan Husin bangun dengan berkata, “Wahai ‘Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah, kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash Rasulullah.” Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah pun berkata, “Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua.” Rasulullah berkata, “Wahai ‘Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul.”
Kemudian ‘Ukasyah berkata, “Ya Rasulullah, Anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju.” Maka Rasulullah pun membuka baju. Setelah Rasulullah membuka baju maka menangislah semua yang hadir. Setelah ‘Ukasyah melihat tubuh Rasulullah maka ia pun mencium beliau dan berkata, “Saya tebus Anda dengan jiwa saya ya Rasulullah, siapakah yang sanggup memukul Anda. Saya melakukan begini adalah sebab saya ingin menyentuh badan Anda yang dimuliakan oleh Allah dengan badan saya. Dan Allah menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu.” Kemudian Rasulullah berkata, “Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli surga, inilah orangnya.”
Kemudian semua para sahabat bergembira terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para sahabat pun berkata, “Wahai ‘Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperolehi derajat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah di dalam surga.”
Subhanallah, Maha Suci Allah ….
Jakarta (2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman