DAKWAH
RASULULLAH SAW
يٰـأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُقُمْ (١) فَأَنْذِرْ (٢) وَرَبَّكَ
فَكَبِّرْ (٣) وَثِيَابَكَ
فَطَهِّرْ (٤) وَالرَّجْزَفَاهْجُرْ (٥) وَلاَتَمْنُنْ
تَسْتَكْثِرُ (٦)وَلِرَبِّكَ
فَاصْبِرْ (٧)
Artinya : “Wahai orang-orang yang (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah
peringatan! Dan sgungkanlah Tuhanmu! Dan bersihkanlah pakaianmu! Dan
tinggalkanlah perbuatan dosa! Dan Janganlah kamu (Muhammad) memberi (dengan
maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu
bersabarlah!. (QS. Al Muddatsir : 1-7)”
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُوَأَعْرِضْ
عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ (٩٤)
Artinya : “Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala
apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
(QS. Al Hijr : 94)”
Muqaddimah
Dalam
sejarah dakwah Islam, Rasulullah SAW juga sangat memperhatikan metode dakwah
agar pesan dakwah dapat diterima dengan baik bagi mad’u (yang
didakwahi).
Hal
itu dapat dilihat ketika Rasulullah saw melaksanakan wahyu Allah Ta’ala untuk
mentauhidkan akidah umat yang keliru dengan menuhankan banyak Illah dan
membersihkan peribadahan dari segala bentuk kesyirikan. Beliau secara khusus
memiliki sebuah tugas mulia dengan jalan mendakwahkan dien Islam ini kepada
umat melalui metode yang haq yaitu berupa cara-cara yang sesuai dengan
petunjuk Allah Ta’ala. Diantara metode dakwah beliau saw adalah:
1.
Bil hikmah wal mau’izhah
Artinya,
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. an-Nahl,
16:125)
Hikmah
ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak
dengan yang bathil. Oleh sebab itulah Allah Ta’ala meletakkan al-Qur’an dan
as-Sunnah sebagai asas pedoman dakwah bagi Rasulullah dan juga bagi tiap umat
yang bertugas meneruskan dakwah beliau hingga akhir zaman.
Pada
ayat tersebut diatas dapat dipahami bahwa cara berdakwah yang diperintah Allah
Ta’ala adalah sebagai berikut,
- Dakwah bil hikmah, yaitu metode dakwah dengan memberi perhatian yang teliti terhadap keadaan dan suasana yang melingkungi para mad’u (orang-orang yang didakwahi), juga memperhatikan materi dakwah yang sesuai dengan kadar kemampuan mereka dengan tidak memberatkan mereka sebelum mereka bersedia untuk menerimanya. Metode ini juga membutuhkan cara berbicara dan berbahasa yang santun dan lugas. Sikap ghiroh yang berlebihan serta terburu-buru dalam meraih tujuan dakwah sehingga melampaui dari hikmah itu sendiri, lebih baik dihindari oleh seorang pendakwah.
- Dakwah dengan cara mau’izhah al-hasanah, yaitu metode dakwah dengan pengajaran yang meresap hingga ke hati para mad’u. Pengajaran yang disampaikan dengan penuh kelembutan akan dapat melunakkan kerasnya jiwa serta mencerahkan hati yang kelam dari petunjuk dien. Pada beberapa da’i, ada yang masih saja menggunakan metode dakwah yang berseberangan dengan hal ini, yaitu dengan cara memaksa, sikap yang kasar, serta kecaman-kecaman yang melampaui batas syar’i.
- Dakwah dengan perdebatan yang baik, yaitu metode dakwah dengan menggunakan dialog yang baik, tanpa tekanan yang zalim terhadap pihak yang didakwahi, tanpa menghina dan tanpa memburuk-burukkan mereka. Hal ini menjadi penting karena tujuan dakwah adalah sampai atau diterimanya materi dakwah tersebut dengan kesadaran yang penuh terhadap kebenaran yang haq dari objek dakwah. Metode ini menghindari dari semata karena ingin memenangkan perdebatan dengan para mad’u.
Metode Dakwah Rasulullah
saw
1. Secara sembunyi-sembunyi
Selama tiga tahun lebih Rasulullah saw. menyampaikan dakwah Islam,
memperkenalkan agama Islam kepada masyarakat Mekah secara sembunyi-sembunyi.
Rasulullah mengajak mereka untuk tidak menyembah berhala. Meskipun banyak yang
menolak agama Islam, namun Rasulullah tetap gigih dalam berdakwah. Dakwah
secara diam-diam ini telah membawa beberapa orang memeluk agama Islam, antara
lain adalah :
- Khadijah, istri nabi sendiri
- Ali bin Abi Thalib, saudara sepupu Nabi Muhammad saw.
- Abu Bakar, sahabat karib Nabi Muhammad saw.
- Usman bin Affan, sahabat Abu Bakar
- Abdurrahman bin Rauf, sahabat Abu Bakar
- Dan lain-lain.
Orang-orang
yang pertama kali masuk Islam disebut as-sabiqunal-awwalun.
2.Secara
terang-terangan
Rasulullah melakukan dakwah secara terang-terangan setelah menerima
wahyu dari Allah swt., agar menjalankan dakwah secara terang-terangan. Perintah
tersebut terdapat pada surat Al Hijr ayat 94 berikut ini :
فَاصْدَعْ
بِمَا تُؤْمَرُوَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ (٩٤)
Artinya : “Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala
apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik. (QS. Al Hijr : 94)”
Setelah
mulai berdakwah secara terang-terangan, Nabi Muhammad saw. mendapat tantangan
dari kaum kafir Quraisy namun beliau tidak putus asa dan beliau terus mengajak
seluruh lapisan masyarakat agar masuk Islam.
Piagam Madinah
Untuk
menjalin hubungan baik Rasulullah memprakarsai ditulisnya undang-undang yang
dikenal dengan Piagam Madinah, ditulis pada tahun 2 Hijriah atau 623 M. Piagam
Madinah dianggap titik tolak pembentukan negara yang demokratis.
Isi Piagam Madinah:
1. Kaum Musli dan kaum
Yahudi hidup secara damai (bebas memeluk agam masing-masing)
2. Jika salah satu
diperangi musuh luar, maka mereka wajib membantu pihak yang diserang.
3. Kaum Muslim dan kaum
Yahudi wajib saling menolong dan melaksanakan kewajiban untuk kepentingan
bersama.
4. Nabi Muhammad adalah
pemimpin untuk seluruh penduduk Madinah, jadi bila terjadi perselisihan
diantara kaum muslim dan kaum yahudi penyelesaiannya dikembalikan pada keadilan
nabi Muhammad sebagai pemimpin tertinggi di Madinah.
Masyarakat
Madinah terbagi menjadi beberapa kelompok besar yakni : Kelompok Muhajirin,
Kelompok Ansar, Kelompok Yahudi, Nasrani dan Penyembahan Berhal.
Sarana dakwah nabi di Makkah
Sarana dakwah rasulullah dapat di bagi menjadi sarana fisik dan nonfisik.
a. Sarana fisik di antaranya:
1. Masjidil haram sebagai sarana untuk memperlihatkan kekuatan kaum muslimin.
2. Bukit shafa sebagai tempat pertemuan umum di lapangan terbuka.
3. Rumah sebagai tempat pengkaderan para sahabat.
4. Tabligh terbuka, kefasihan, dan retorika rasulullah yang baik.
5. Dakwah bil haal.
6. Melakukan ta’akhi (mempersaudarakan sesame muslim)
7. Meminta bantuan kepada orang lain untuk ta’aziz (kemuliaan) dakwah.
b. Sarana nonfisik di antaranya:
1. Hubungan rasulullah yang sangat dekat dengan Allah.
2. Kejujuran dan kepribadian rasulullah yang luhur.
3. Kehati-hatian dan kewaspadaan
4. Menerapkan strategi dan system yang tertata baik.
5. problematika dakwah dan ketegaran rasulullah SAW.
Ciri umum dakwah rasulullah di
Makkah
Ada cirri umum yang dapat di definisikan dalam dakwah rasulullah pada periode makkah, yaitu:
a. Perhatian dakwah terfokus pada upaya untuk menyampaikan dakwah dan meyebarkannya dengan cara sirriyah maupun jahriyah.
b. Memperhatikan aspek terbiyah (pengkaderan terpadu) bagi orang yang menerima dakwah dengan upaya untuk mensucikan hati orang yang di didik dan menumbuhkan mereka dalam suasana hidayah.
c. Berusaha agar tidak terjadi kontak fisik dengan musuh dan mencukupkan diri dengan melakukan melakukan jihad dakeah meskipun gangguan dari pihak musuh sukup menyakitkan hati.
d. Selalu aktif melakukan maneuver dalam dakwah dan tidak terpaku hanya di tempat mulai tumbuhnya rasulullah (di makkah).
e. Melakukan kegiatan dan menentukan strategi yang berkesinambungan untuk dakwah ke depan.
Dakwah nabi di Madinah
1. Hijrah sebagai metode dakwah
Dakwah di madinah di anggap kelahiran baru agama islam setelah ruang dakwah di makkah terasa sempit bagi kaum muslimin , Allah memilih madinah sebagai projek pembentukan masyarakat islam pertama.
Keberhasilan gerakan hijrah merupakan kemenangan besar bagi islam dan kaum muslimin. Hijrah merupakan tongkak kehidupan baru kaum muslimin. Di negeri ini mereka mulai menerapkan system kehidupan baru sesuai dengan perintah Allah.
2. Megara madinah sarana batu dakwah rasulullah
a. Membangun masjid
Masjid merupakan pusat pendidikan umat islam dan symbol hubungan masyarakat islam dengan tuhannya. Semua berbaur tanpa ada pandang bulu baik itu bangsawan maupun orang miskin untuk menyembah tuhan yang satu dan mendengarkan pesan dari rasul mereka. Shalat berjamaah adalah salah satu media komunikasi sesama penduduk yang cukup efektif.
b. Menjalin persatuan sesame muslim
Hubungan antar warge Negara saat itu di ikat dengan rasa cinta, saling membantu, dan semangat persaudaraan. Dalam tingkat aplikasinya, kebijakan ini di laksanakan dengan mempersaudarakan antara orang-orang muhajirin dan anshar.
Ciri umum dakwah nabi di madinah
Adapun beberapa ciri umum dalam dakwah nabi di madinah yang dapat di definisikan. Yaitu:
a. Menjaga kesinambungan tarbiyah dan tazkiyah bagi sahabat yang telah memeluk islam. Program yang di lakukan adalah membacakan ayat-ayat Al-Qur’an untuk semua masyarakat, mensucikan jiwa, dan mengajarkan kepada mereka Al-Qur’an dan As-Sunnah, membangun masid, dan mempersaudarakan antara orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar.
b. Mendirikan daulah islamiyah, daulah adalah sarana dakwah yang paling besar, dan merupakan lembaga terpenting yang secara resmi menyuarakan nilai-nilai dakwah.
Keteladanan Dakwah Rasulullah Periode Madinah
1. Menjujung
tinggi rasa hormat dan saling tolong menolong sesama manusia.
2. Berkewajiban
mendakwah mengajak orang lain untuk beribadah, mendirikan masjid, dan
memakmurkannya.
3. Hidup
bermasyarakat dengan baik.
4. Tidak
membeda-bedakan ras, suku, atau golongan. Semua dimata Allah derajatnya sama
dan yang membedakan hanyalah amal serta ketakwaannya.
5. Menjadi
Pemimpin yang adil, dapat melindungi serta mengayomi masyarakatnya.
6. Mengutamakan
persatuan dan kesatuan.
7. Sabar
dan tabah bila menghadapi segala halangan dan rintangan serta bersyukur
bila diberi nikmat ataupu berkah.
Sumber:1.http://farchanbinadnan.blogspot.co.id
2.http://denirf.blogspot.co.id
3.https://www.arrahmah.com
Jakarta 25/8/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar