NABI SAW DI ALAM
KUBUR
يُثَبِّتُ
اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللّهُ مَا يَشَاء
Artinya :
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang
zalim dan memperbuat apa yang dia kehendaki.” (QS. Ibrahim : 27)
Muqaddimah
Didalam hadits yang diriwayatkan dari al
Barro bin ‘Azib bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Berlindunglah kalian kepada
Allah dari adzab kubur—beliau menyebutkan 2 atau 3 kali—kemudian berkata,’Sesungguhnya
seorang hamba yang beriman apabila akan berakhir (hidupnya) di dunia dan akan
mengawali akheratnya maka turunlah para malaikat dari langit dengan berwajah
putih seperti matahari dengan membawa kain kafan dan wewangian dari surga dan
mereka duduk disisinya sejauh mata memandang.
Kemudian
datanglah malaikat maut dan duduk disebelah kepalanya dengan mengatakan,”Wahai
jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan dari Allah dan keredhoan-Nya.’ Beliau
saw bersabda,’Maka keluarlah ruhnya seperti tetesan air dari bibir orang yang
sedang minum maka dia (malaikat maut) pun mengambilnya. Dan tatkala dia
mengambilnya maka para malaikat (yang lain) tidaklah membiarkannya berada
ditangannya walau hanya sesaat sehingga mereka mengambilnya dan menaruhnya diatas
kafan yang terdapat wewangian hingga keluar darinya bau semerbak kesturi yang
membuat wangi permukaan bumi.’
Beliau saw
bersabda,’Mereka kemudian naik (ke langit) dengan membawa (ruh) orang itu dan
tidaklah mereka melewati para malaikat kecuali mereka bertanya,’Ruh yang baik
siapa ini?’ Mereka menjawab,’Fulan bin Fulan, dengan menyebutkan nama terbaik
yang dimilikinya di dunia’ sehingga mereka berhenti di langit dunia. Mereka pun
meminta agar dibukakan (pintu) baginya maka dibukalah (pintu itu) bagi mereka
dan mereka berpindahlah ke langit berikutnya sehingga sampai ke langit ketujuh
dan Allah mengatakan,’Tulislah kitab hamba-Ku ini di ‘illiyyin dan
kembalikanlah ke bumi, sesungguhnya darinyalah Aku ciptakan mereka dan
kepadanyalah Aku mengembalikan mereka dan darinya pula Aku mengeluarkan mereka
sekali lagi.’
Beliau saw
bersabda,’Dan ruh itu pun dikembalikan ke jasadnya. Kemudian datanglah dua
malaikat yang mendudukannya dan bertanya kepadanya,’Siapa Tuhanmu?’ dia pun
menjawab,’Tuhanku Allah.’ Keduanya bertanya lagi,’Apa agamamu?’ dia
menjawab,’Agamaku Islam.’ Keduanya bertanya,’Siapa lelaki yang diutus kepada
kalian ini?’ dia menjawab,’Dia adalah Rasulullah saw.’ Keduanya bertanya
lagi,’Apa ilmumu?’ dia menjawab,’Aku membaca Al Qur’an, Kitab Allah, aku mengimaninya
dan membenarkannya.’
Terdengarlah
suara yang memanggil dari langit,’Karena kebenaran hamba-Ku maka hamparkanlah
(suatu hamparan) dari surga, pakaikanlah dengan pakaian dari surga, bukakanlah
baginya sebuah pintu menuju surga.’ Beliau saw bersabda,’maka terciumlah
wanginya serta dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang.’
Beliau
bersabda,’Datanglah seorang laki-laki berwajah tampan, berbaju indah dengan
baunya yang wangi mengatakan,’Bahagialah engkau di hari yang engkau telah
dijanjikan.’ Orang (yang beriman) itu mengatakan,’Siapa angkau? Wajahmu penuh
dengan kebaikan’ dia menjawab,’Aku adalah amal shalehmu.’ Orang itu
mengatakan,’Wahai Allah, segerakanlah kiamat sehingga aku kembali kepada
keluarga dan hartaku.’
Kadaan Nabi saw di Alam Kubur
Telah terbukti bahawa kehidupan Nabi kita Muhammad
SAW di alam barzakh adalah lebih sempurna dan lebih hebat daripada manusia yang
lain. Hal ini diceritakan sendiri oleh
Nabi SAW dan Baginda SAW juga mengesahkan wujudnya hubungan di antara Baginda
SAW dengan umatnya.
Baginda SAW
mengetahui perihal keadaan mereka, dapat melihat amalan mereka, mendengar
percakapan mereka dan menjawab salam mereka. Terdapat banyak hadis yang
membahaskan berkenaan bab ini. Di antaranya ialah hadith daripada Abdullah ibn
Mas’ud RA, daripada Nabi SAW bersabda maksudnya: “Sesungguhnya Allah memiliki
malaikat yang berlegar-legar di muka bumi, untuk menyampaikan kepada saya salam
daripada umat saya.” Dalam sebuah hadis yang lain, diriwayatkan daripada Ibnu
Mas’ud RA, daripada Nabi SAW bersabda, maksudnya:
“Kehidupan
saya adalah baik bagi kalian; kalian berbicara (bertanya masalah dan hukum
kepada Baginda SAW) dan dibicarakan bagi kalian (dengan wahyu dan syari’ah
daripada Allah melalui perantaraan Baginda SAW). Kewafatan saya juga adalah
baik bagi kalian. Amalan kalian dibentangkan kepada saya; sekiranya apa yang
saya lihat berunsur kebaikan, maka saya memuji Allah ke atasnya, dan sekiranya
apa yang saya lihat berunsur kejahatan, maka saya memohon keampunan kepada
Allah untuk kalian.”
Al Hafiz Abu
Zur’ah al ‘Iraqi berkata di dalam Kitab al Janaiz, dari kitabnya Tarh al
Tathrib fi Syarh al Taqrib: Sanad hadith ini adalah baik. Al Hafiz al Haithami
berkata di dalam Majma’ al Zawa’id (jilid 9, halaman 24): Hadis ini
diriwayatkan oleh al Bazzar, dan perawi-perawinya adalah perawi yang sahih. Ia
menunjukkan bahawa Nabi SAW mengetahui tentang amalan kita kerana ia
dibentangkan kepadanya dan Baginda SAW memohon keampunan kepada Allah untuk
kita atas kejahatan dan keburukan yang telah kita lakukan. Jika demikian
keadaannya, maka diharuskan kita bertawassul dengan Baginda SAW kepada Allah
dan memohon syafaatnya di sisi Allah SWT.
Ibnu al
Mubarak berkata: Telah mengkhabarkan kepada kami seorang lelaki daripada kaum
Ansar, daripada Al-Minhal ibn ‘Amru, bahawa dia mendengar Sa’id ibn Al-Musayyib
RA berkata: Tidak berlalu walau satu hari, melainkan dibentangkan kepada Nabi
SAW pada hari tersebut amalan umatnya saban pagi dan petang. Maka Baginda SAW
mengenali umatnya melalui nama-nama mereka dan amalan mereka. Justeru itulah,
Baginda SAW menjadi saksi ke atas mereka. Allah SWT berfirman dalam Surah al
Nisa’ ayat 41 yang bermaksud:
“Maka
bagaimanakah (keadaan orang-orang kafir pada hari Kiamat kelak), apabila Kami
datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi (iaitu Rasul mereka sendiri menjadi
saksi terhadap perbuatan mereka), dan Kami juga datangkan engkau (wahai
Muhammad) sebagai saksi terhadap umatmu ini?”
Hadis lain
yang menunjukkan wujudnya pertalian kehidupan Nabi SAW di alam barzakh dengan
umatnya yang masih hidup, ialah hadith daripada ’Ammar ibn Yasir RA di mana
beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya
Allah telah mewakilkan bagi kubur saya malaikat yang Allah telah diberikan
kepadanya nama-nama sekalian makhluk. Maka tidak seorang pun yang bersalawat ke
atas saya sehingga hari Kiamat melainkan dia menyampaikan kepada saya dengan
namanya dan nama bapanya, ”Ini Fulan ibn Fulan, dia telah bersalawat ke atas
engkau.”
Nikmat dan Siksa Kubur
كُلُّ نَفْسٍ
ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [Ali Imrân/3:185]
عَنْ أَبِى
هُرَيْرَةَ أَنَّ امْرَأَةً سَوْدَاءَ كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ – أَوْ شَابًّا
– فَفَقَدَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ عَنْهَا
– أَوْ عَنْهُ – فَقَالُوا مَاتَ. قَالَ
« أَفَلاَ كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِى ». قَالَ فَكَأَنَّهُمْ صَغَّرُوا أَمْرَهَا –
أَوْ أَمْرَهُ – فَقَالَ « دُلُّونِى عَلَى قَبْرِهِ
». فَدَلُّوهُ
فَصَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ قَالَ « إِنَّ هَذِهِ الْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً
عَلَى أَهْلِهَا وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلاَتِى
عَلَيْهِمْ ».
Dari
sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa seorang wanita hitam -atau seorang
pemuda- biasa menyapu masjid Nabawi pada masa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam . Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mendapatinya sehingga
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menanyakannya. Para sahabat menjawab, ‘Dia
telah meninggal’. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Kenapa kalian
tidak memberitahukan kepadaku?’ Abu Hurairah berkata, ‘Seolah-olah mereka
meremehkan urusannya’. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Tunjukkan kuburnya kepadaku’. Lalu mereka menunjukkannya, beliau pun kemudian
menyalati wanita itu, lalu bersabda, “Sesungguhnya kuburan-kuburan ini dipenuhi
kegelapan bagi para penghuninya, dan sesungguhnya Allâh Subhanahu wa Ta’ala
menyinarinya bagi mereka dengan shalatku terhadap mereka.” [HR. Bukhari,
Muslim, dll]
هَذَا الَّذِى
تَحَرَّكَ لَهُ الْعَرْشُ وَفُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَشَهِدَهُ
سَبْعُونَ أَلْفًا مِنَ الْمَلاَئِكَةِ لَقَدْ ضُمَّ ضَمَّةً ثُمَّ فُرِّجَ عَنْهُ
Inilah
yang membuat ‘arsy bergerak, pintu-pintu langit dibuka, dan disaksikan oleh
tujuh puluh ribu malaikat. Sungguh ia dihimpit dan dijepit (oleh kubur), akan
tetapi kemudian dibebaskan.” [Dishahihkan oleh syaikh al-Albâni rahimahullah ;
Lihat Misykâtul Mashâbîh 1/49; Silsilah ash-Shahîhah, no. 1695]
إِنَّ
لِلْقَبْرِ ضَغْطَةً وَلَوْ كَانَ أَحَدٌ نَاجِياً مِنْهَا نَجَا مِنْهَا سَعْدُ
بْنُ مُعَاذٍ
Sesungguhnya
kubur memiliki himpitan yang bila seseorang selamat darinya, maka (tentu) Saad
bin Muâdz telah selamat. [HR. Ahmad, no. 25015; 25400; Dishahihkan oleh Syaikh
al-Albâni di dalam Shahîhul Jâmi’ 2/236]
فَيَأْتِيهِ
مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ:فَيَقُولَانِ لَهُ : مَنْ رَبُّكَ ؟ فَيَقُولُ: رَبِّيَ
اللَّهُ فَيَقُولَانِ لَهُ : مَا دِينُكَ ؟ فَيَقُولُ: دِينِيَ الْإِسْلَامُ
فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ ؟ فَيَقُولُ هُوَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولَانِ لَهُ : وَمَا
يُدْرِيْكَ ؟ فَيَقُولُ: قَرَأْتُ
كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ فَيُنَادِي مُنَادٍ فِي السَّمَاءِ: أَنْ قَدْ صَدَقَ عَبْدِيفَأَفْرِشُوهُ
مِنَ الْجَنَّةِ (وَأَلْبِسُوهُ
مِنَ الْجَنَّةِ) وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ ,
قَالَ:
فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ
بَصَرِهِ قَالَ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ
الرِّيحِ فَيَقُولُ : أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ
تُوعَدُ , فَيَقُولُ لَهُ : مَنْ أَنْتَ
, فَوَجْهُكَ
الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ, فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ, فَيَقُولُ:
رَبِّ أَقِمِ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي
Kemudian
dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya, lalu keduanya bertanya, “Siapakah
Rabbmu ?” Dia (si mayyit) menjawab, “Rabbku adalah Allâh”. Kedua malaikat itu
bertanya, “Apa agamamu?”Dia menjawab: “Agamaku adalah al-Islam”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?” Dia menjawab, “Beliau utusan Allâh”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah ilmumu?” Dia menjawab, “Aku membaca kitab Allâh, aku mengimaninya dan membenarkannya”.
Lalu seorang penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah (berkata) benar, berilah dia hamparan dari surga, (dan berilah dia pakaian dari surga), bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga.
Maka datanglah kepadanya bau dan wangi surga. Dan diluaskan baginya di dalam kuburnya sejauh mata memandang. Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan, “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan (kebaikan)”. Maka ruh orang Mukmin itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang shalih”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, tegakkanlah hari kiamat, sehingga aku akan kembali kepada istriku dan hartaku”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?” Dia menjawab, “Beliau utusan Allâh”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah ilmumu?” Dia menjawab, “Aku membaca kitab Allâh, aku mengimaninya dan membenarkannya”.
Lalu seorang penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah (berkata) benar, berilah dia hamparan dari surga, (dan berilah dia pakaian dari surga), bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga.
Maka datanglah kepadanya bau dan wangi surga. Dan diluaskan baginya di dalam kuburnya sejauh mata memandang. Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan, “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan (kebaikan)”. Maka ruh orang Mukmin itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang shalih”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, tegakkanlah hari kiamat, sehingga aku akan kembali kepada istriku dan hartaku”.
Pertanyaan
ini juga dilontarkan kepada orang kafir, sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
وَيَأْتِيهِ
مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ : مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ : هَاهْ
هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا دِينُكَ ؟ فَيَقُولُ : هَاهْ هَاهْ لَا
أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ ؟
فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ
كَذَبَ فَافْرِشُوا لَهُ مِنَ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ
فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى
تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ
مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ
الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ, فَيَقُولُ: مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ
بِالشَّرِّ فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمِ
السَّاعَةَ
Kemudian
ruhnya dikembalikan di dalam jasadnya. Dan dua malaikat mendatanginya dan
mendudukannya. Kedua malaikat itu bertanya, “Sipakah Rabbmu?” Dia menjawab:
“Hah, hah, aku tidak tahu”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah agamamu?” Dia menjawab, “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?”Dia menjawab: “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Lalu penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah (berkata) dusta, berilah dia hamparan dari neraka, dan bukakanlah sebuah pintu untuknya ke neraka.” Maka panas neraka dan asapnya datang mendatanginya. Dan kuburnya disempitkan, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan.
Dan datanglah seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya, berpakaian buruk, beraroma busuk, lalu mengatakan, “Terimalah kabar yang menyusahkanmu ! Inilah harimu yang telah dijanjikan (keburukan) kepadamu”. Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, janganlah Engkau tegakkan hari kiamat”. [Lihat Shahîhul Jâmi’ no: 1672]
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah agamamu?” Dia menjawab, “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?”Dia menjawab: “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Lalu penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah (berkata) dusta, berilah dia hamparan dari neraka, dan bukakanlah sebuah pintu untuknya ke neraka.” Maka panas neraka dan asapnya datang mendatanginya. Dan kuburnya disempitkan, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan.
Dan datanglah seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya, berpakaian buruk, beraroma busuk, lalu mengatakan, “Terimalah kabar yang menyusahkanmu ! Inilah harimu yang telah dijanjikan (keburukan) kepadamu”. Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, janganlah Engkau tegakkan hari kiamat”. [Lihat Shahîhul Jâmi’ no: 1672]
وَحَاقَ بِآلِ
فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ ﴿٤٥﴾ النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا
وَعَشِيًّا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ
الْعَذَابِ
Fir’aun
beserta kaumnya dikepung oleh adzab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan
neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (dikatakan kepada
malaikat), “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras”.
[al-Mukmin/40: 45-46]
Imam
Ibnu Katsir rahimahullah berkata
tentang ayat ini, “Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh adzab yang amat
buruk”, yaitu tenggelam di lautan, kemudian pindah ke neraka Jahim. “Kepada
mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang”, sesungguhnya ruh-ruh mereka
dihadapkan ke neraka pada waktu pagi dan petang sampai hari kiamat. Jika hari
kiamat telah terjadi ruh dan jasad mereka berkumpul di neraka. Oleh karena
inilah Allâh Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “dan pada hari terjadinya
kiamat. (dikatakan kepada malaikat), “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam
adzab yang sangat keras”, yaitu kepedihannya lebih dahsyat dan siksanya lebih
besar. Dan ayat ini merupakan fondasi yang besar dalam pengambilan dalil Ahlus
Sunnah terhadap adanya siksaan barzakh di dalam kubur, yaitu firmanNya ‘Kepada
mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang’. [Tafsir surat al-Mukmin/40:
45-46]
Imam
al-Qurthubi t mengatakan,
“Mayoritas Ulama menyatakan bahwa penampakan nereka itu terjadi di barzakh, dan
itu merupakan dalil penetapan adanya siksa kubur”. [Fathul Bâri 11/233]
Ikhtitam
1.Nabi saw mengetahui perihal ummatnya seperti amalan
yang baik beliau memuji jika tidak baik beliau memintak ampunkan kepada Allah
swt.
2. Beliau mendengar dan menjawab salam ummatnya melalui
malaikat serta bershalawat bagi ummatnya yang banyak membaca shalawat.
3. Nikmat dan siksa kubur benar adanya.
4. Penampakan neraka terjadi di alam barzah.
Sumber:1.https://salafytobat.wordpress.com
2.http://www.eramuslim.com
Jakarta 2/8/2016
Butuh Hiburan? Butuh Refreshing??
BalasHapusYuk Mainkan Live Casino bersama Winning303..
Hadirkan Dealer Profesional dan Cantik Yang Siap Menemani Permainan Anda 24Jam Nonstop!!
Ayo Gabung Dengan Kami...Gratiss!!
Winning303 juga menyediakan permainan lain dengan 1 ID...
1. Sportsbook
2. Poker
3. Slot Online
4. Lottery/Togel
5. Sabung Ayam
Hubungi Kami di :
Customer Service 24 Jam
WA: +6287785425244