Senin, 10 Agustus 2015

I'JAZ AL-QUR'AN






MAKNA I’JAZ AL-QUR’AN ?

قل لئن اجتمعت الإنس والجن على ان يأتوا بمثل هذا القران لايأتونبمثله ولو كان بعضهم لبعض ظهيرا ۝
Artinya : Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qura`an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.
ام يقولون افتراه ۗ قل فأتوا بسورة مثله وادعوا من استطعتم من دونالله ان كنتم صادقين ۝ ( يونس : 38 )
Artinya : Apakah pantas mereka mengatakan dia (Muhammad) yang telah membuat-buatnya? Katakanlah, "Buatlah sebuah surat yang semisal dengan surat (Al-Qur`an), dan ajaklah siapa saja diantara kamu orang yang mampu (membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."

Makna I’jaz ?
Sedangkan menurut istilah  i’jaz didefinisikan oleh Manna Khalil al-Qaththan dan Ali al-Shabuny dalam tulisan Usman. Manna Khalil al-Qaththan mendefiniskan i’jaz sebagai “menampakan kebenaran Nabi saw dalam pengakuan orang lain, sebagai seorang rasul utusan Allah swt. dengan menampakkan kelemahan orang-orang Arab untuk menandinginya atau menghadapi mukjizat yang abadi, yaitu al-Quran dan kelemahan-kelemahan generasi-generasi sesudah mereka.” Sementara Ali al-Shabuny mengartikan i’jaz sebagai “menetapkan kelemahan manusia baik secara kelompok atau bersama-sama untuk menandingi hal yang serupa dengannya…” Jadi i’jaz  ini upaya untuk menegaskan kebenaran seorang nabi dan pada saat yang sama ia juga menegaskan kelemahan manusia yang meragukan dan mengingkari kenabian. Wajar dalam konsep i’jaz ini kalau konsepsi kenabian diklaim sebagai kebenaran yang tidak bisa dibantah, apalagi dikalahkan.
Makna Mukjizat ?
secara bahasa, mu’jizat juga berasal dari kata a’jaza yu’jizu i’jazan, yang artinya melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Sedangkan secara istilah, mu’jizat dapat didefinisikan oleh beberapa ulama, yaitu:
a.       Manna al-Qaththan dalam tulisan Rosihan sebagai “suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan, disertai dengan unsur tantangan, dan tidak akan dapat ditandingi. Dari definisi ini, mukjizat mengandung arti menantang dan mengalahkan orang-orang yang meragukan dan mengingkari sabda Tuhan. Tantangan ini tidak bisa ditandingi oleh siapapun, karena Allah berkehendak untuk memenangkan semua “pertempuran,” sementara orang-orang ragu dan para pengingkar tersebut tidak mampu melawan Tuhan.
b.      Ali al-Shabuny mendefinisikan mukjizat sebagai “bukti yang datangnya dari Allah swt. yang diberikan kepada hamba-Nya untuk memperkuat kebenaran misi kerasulan dan kenabiannya.” Definisi ini menegaskan bahwa fungsi mukjizat memperkuat posisi nabi dan rasul, sehingga tidak seorang pun mampu menghancurkan posisi tersebut.
c.       Muhammad Bakar Ismali mendefinisikan mu’jizat sebagai  “perkara luar biasa yang disertai-dan diikuti-dengan tantangan yang diberikan Allah swt. kepada nabi-nabi-Nya sebagai hujjah dan bukti yang kuat atas misi dan kebenaran terhadap apa yang diembannya, yang bersumber dari Allah swt.”
d.      Muhammad Syahrur mendefinisikan mukjizat dengan membaginya menjadi dua jenis, yaitu (1) mukjizat yang diturunkan kepada para nabi sebelum Nabi Muhammad dan (2) mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.  Menurut Syahrur, mukjizat yang diturunkan kepada para nabi sebelum Nabi Muhammad adalah “percepatan kemajuan di bidang dunia indrawi (alam al-mahsus). Ia adalah fenomena alam yang melampaui dunia rasion/nalar ketika mukjizat tersebut diturunkan.” Sementara itu mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah al-Quran yang memiliki karakter abadi dan sesuai dengan jaman dan tempat. Setiap pengetahuan dan ilmu manusia berkembang, maka kemukjizatan al-Quran akan semakin jelas.
Macamnya Kemu’jizatan Al-Qur’an ?
Secara garis besar macam-macam mukjizatterbagi menjadi dua,yaitu mukjizat yang bersifat Material Inderawi yang tidak kekal dan mukjizat immaterial logis dan dapat dibuktikan sepanjang masa.
a.      Mukjizat Material Inderawi
Mukjizat ini terdapat pada nabi-nabi terdahulu, artinya bahwa keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan dan dijangkau langsung lewat indera oleh umat-umat tempat nabi-nabi menyampaikan risalah.
Perahu Nabi Nuh yang dibuat atas petunjuk Allah sehingga mampu bertahan dalam situasi ombak dan gelombang yang demikian dahsyat. Tidak terbakarnya Nabi Ibrahim a.s dalam kobaran api yang sangat besar; berubah wujudnya tongkat Nabi Musa a.s. menjadi ular; penyembuhan yang dilakukan oleh Nabi Isa a.s. atas izin Allah, dan lain-lain, kesemuanya bersifat material indrawi, sekaligus terbatas pada lokasi tempat mereka berada, dan berakhir dengan wafatnya mereka.
b.      Mukjizat  Immaterial Logis
Yaitu mukjizat yang diturunkan kepada nabi terakhir yaitu Muhammad shallalu’alai wasallamberupa mukjizatal-Quran yang sifatnya bukan inderawi atau material tetapi dapat dipahami akal dan tidak dibatasi oleh suatu tempat atau masa tertentu. Mukjizat al-Quran dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan akalnya dimana dan kapan-pun.
Segi-segi Kemukjizatan Al – Qur’an
Syeikh Muhammad Ali al-Shabuniy dalam tulisan Usman menyebutkan segi-segi kemukjizatan al-Quran, yaitu:
1.         Keindahan sastranya yang sama sekali berbeda dengan keindahan sastra yang dimiliki oleh orang-orang Arab
2.         Gaya bahasanya yang unik yang sama sekali berbeda dengan semua gaya bahasa yang dimiliki oleh bangsa  Arab
3.         Kefasihan bahasanya yang tidak mungkin dapat ditandingi dan dilakukan oleh semua makhluk termasuk jenis manusia
4.         Kesempurnaan syariat yang dibawanya yang mengungguli semua syariat dan aturan-aturan lainnya
5.         Menampilkan berita-berita yang bersifat eskatologis yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh otak manusia kecuali melalui pemberitaan wahyu al-Quran itu sendiri
6.         Tidak adanya pertentangan antara konsep-konsep yang dibawakannya dengan kenyataan kebenaran hasil penemuan dan penyelidikan ilmu pengetahuan
7.         Terpenuhinya setiap janji dan ancaman yang diberitakan al-Quran
8.         Ilmu pengetahuan yang dibawanya mencakup ilmu pengetahuan syariat  dan ilmu pengetahaun alam (tentang jagat raya).
9.         Dapat memenuhi kebutuhan manusia
10.     Dapat memberikan pengaruh yang mendalam dan besar pada hati para pengikut dan musuh-musuhnya
11.     Susunan kalimat dan gaya bahasanya terpelihara dari paradoksi dan kerancuan.
Sumber:1.http://makalahnih.blogspot.com
2.http://iwanstanjung.blogspot.com
Jakarta 10/8/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman