Selasa, 23 Desember 2014

INILAH JALANKU




PERAN DAKWAH: Menshalihkan dan Mencerdaskan Ummat



قل هذه سبيلي ادعواإلى الله على بصيرة أنا و من اتبعني و سبحن الله وما أنا من المشركين (يوسوف : 108)

Artinya : “katakanlah (Muhammad) : “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik”. (Yusuf [12] : 108)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Rancangan Undang-Undang Perlindungan Umat Beragama (RUU PUB) yang di dalamnya terdapat upaya untuk mengatur materi dakwah dinilai kurang tepat.

Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Amirsyah Tambunan mengaku tidak sepakat dengan istilah dakwah provokatif. Bila ada aktivitas yang menyeru atau menghasut pada hal-hal tidak terpuji, menurutnya itu bukanlah dakwah.

“Dakwah itu ajakan kepada ajaran Islam. Untuk memberi pencerahan dan pencerdasan umat beragama. Tidak ada istilah dakwah provokatif, perlu diluruskan itu,” kata Amirsyah saat dihubungi ROL, Selasa (23/12).

Muqaddimah

Tujuan dakwah sebagai komunikasi adalah memberi informasi tentang agama Islam, tujuan ini bukanlah tujuan final. Perkembangan antara tabligh dan dakwah tidaklah berakhir dengan wafatnya Nabi Muhammad SAW. Tabligh dan dakwah itu terus berlangsung selama masih berdiri langit dan bumi, untuk menyampaikan informasi mengenai agama Islam, agar semua orang memperoleh pengetahuan tentang agama Islam dan mengerti tentang Islam.

Sebagai bukti mengerti tidaknya umat ini dengan Islam adalah akan terlihat mereka melakukan kebaikan dan meninggalkan perbuatan tercela. Tidak hanya sebatas itu, akan tetapi kebaikan itu juga akan berimbas kepada keluarga dan masyarakat. Adapun tujuan final dari dakwah tersebut untuk mencapai keselamatan dan kesentosaan manusia di dunia ini dan di akhirat nanti. - See more at: http://anacarlya.blogspot.com/2013/04/media-dakwah-dalam-perspektif-al-quran.html#sthash.7D3A9ugM.dpuf



Secara tekstual di dalam Al Quran dan hadits memang tidak ditemukan ayat atau hadits yang membicarakan media dakwah, namun demikian, media dakwah tetap menjadi salah satu komponen penting untuk mencapai tujuan dakwah.

Secara filosofi, media dakwah tidak dapat dipisahkan dengan pribadi juru dakwah dan komponen lainnya. Apabila salah satu tidak mendukung, maka proses dakwah tidak akan diproses dan dipahami dari penyelenggaraan dakwah. Kepiawaian juru dakwah dalam memilih media yang tepat akan mendukung proses dakwah terlaksana dengan baik. Secara umum ada beberapa media dakwah yang terinspirasi dari Al Quran dan hadits, di antaranya:

1. Lisan seperti melalui ceramah, khutbah dan lain sebagainya.
2. Tulisan, seperti melalui buku,artikel, karya ilmiah, surat, surat kabar, majalah, dan lain-lain,
3. Lukisan, seperti seni lukis, foto dan lain sebagainya,
4. Audio visual, seperti melalui radio, telivisi, internet, musik dan lain-lain,
5. Akhlak, dan
6. Seni atau budaya

Dari model-model media ini, bila dimanfaatkan secara maksimal oleh seorang da’i, maka isya Allah pelaksana dakwah akan lebih mudah diterima masyarakat atau objek dakwah, tentunya dengan kecermatan da’i dalam menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi.



Tujuan Da’wah



Da’wah Secara lughawi berasal dari bahasa Arab, da’wah yang artinya seruan, panggilan, undangan. Secara istilah, kata da’wah berarti menyeru atau mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh berbuat kebajikan dan melarang perbuatan munkar yang dilarang oleh Allah Swt. dan rasul-Nya agar manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Da’wah adalah usaha penyebaran pemerataan ajaran agama di samping amar ma’ruf dan nahi munkar. Terhadap umat Islam yang telah melaksanakan risalah Nabi lewat tiga macam metode yang paling pokok yakni da’wah, amar ma’ruf, dan nahi munkar. Allah memberi mereka predikat sebagai umat yang berbahagia atau umat yang menang .



Adapun mengenai tujuan da’wah, yaitu: pertama, mengubah pandangan hidup. Sepert yang tersirat dalam  QS. Al Anfal: 24 :

ياَيّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْااسْتَجِيْبُوْا للهِ وَلِلرَّسُوْلِ اِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُجِيْبُكُمْ ، وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ يَحُوْلُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَاَنَّهُ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman penuhilah seruan allah dan rasul apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberimu kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya allah membatasi antara manusia dan hatinya dan seseungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.

Dalam ayat diatas di siratkan bahwa yang menjadi maksud dari da’wah adalah menyadarkan manusia akan arti hidup yang sebenarnya. Hidup bukanlah makan, minum dan tidur saja. Manusia dituntut untuk mampu memaknai hidup yang dijalaninya.



Kedua, mengeluarkan manusia dari gelap-gulita menuju terang-benderang. Ini diterangkan dalam firman Allah dalam surat Ibrahim:1 :

الر, كِتابٌ اَنْزَلْنَهُ اِلَيْكَلِتُخْرِجَ النّاسَ مِنَ الظُّلُمَتِ اِلىَ النُّوْرِ, بِاِذْنِ رَبِّهِمْ اِلىَ صِرَاطِ الْعِزِيْزِالْحَمِيْدِ.

Alif Lam Ra, ini adalah kitab yang kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang menderang dengan izin tuhan,(yaitu) menuju jalan tuhan yang maha perkasa, maha terpuji.



Islam memang adalah agama dakwah artinya agama yang selalu mendorong umatnya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Kemajuan dan kemunduran umat islam sangat berkaitan erat dengan dakwah yang dilakukuannya. Karena itu al-quran menyebut kegiatan dakwah dengan ahsanu qaula (ucapan dan perbuatan yang paling baik): QS.fushilat : 33, predikat khairu ummah, hanya diberikan kepada umat yang aktif dalam kegiatan dakwah (QS. Al-baqarah 143), dan pertolongan allah bagi aktivis dakwah (Qs. Al-Hajj : 40-41) serta mendapatkan jaminan rahmatnya Allah (Qs. At-Taubah: 71). Demikian pula sebaliknya azab Allah akan diturunkan kepada siapapun yang enggan melakukan kegiatan dakwah (Qs. Al-maidah: 79)



Hukum Da’wah

1) اَنْفِذْ عَلَى رَسُلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ثُمَّ اُدْعُهُمْ إِلَى الإِسْلاَمِ وَأَخْبِرْهُمْ بـِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ حَقِّ اللهِ فِيْهِ فَوَاللهِ لِأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ ) (رواه البخارى)

“Ajaklah mereka memeluk Islam dan beritahu mereka apa-apa yang diwajibkan atas mereka yang berupa hak Allah di dalamnya. Demi Allah, Allah memberi petunjuk kepada seseorang lantaran engkau, adalah lebih baik bagimu daripada engkau memiliki unta merah”

Da’wah Rasulullah saw

1) أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال يا عائشة: إِنَّ اللهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ ماَ لاَ يُعْطِي عَلَى العُنْفِ وَماَ لاَ يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ. (رواه مسلم)
Sesungguhnya Allah Maha lembut, mencintai kelembutan, dia memberikan kepada yang lembut apa yang tidak diberikan kepada yang kasar”

2) إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُوْنُ فيِ شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَيءٍ إِلاَّ شَانَهُ (رواه مسلم)
Sesungguhnya, tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu kecuali ia akan membaguskannya, dan tidaklah (kelembutan) itu tercabut dari sesuatu, kecuali akan memburukkannya”
3)
مَنْ يُحْرَمُ الرِّفْقُ يُحْرَمُ الْخَيْرُ (رواه مسلم)
Barang siapa yang tidak terdapat kelembutan padanya, maka tidak ada kebaikan padanya
4)
وقال النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم وهو يبعث الناس: (يَسُرُّوا وَلاَ تُعَسِّرُوْا، وَبَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا، فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِيْنَ وَلَمْ تُبْعَثُوْا مَعَسِّرِيْنَ) (رواه مسلم)

“Hendaklah kalian bersikap memudahkan dan jangan menyulitkan. Hendaklah kalian menyampaikan kabar gembira dan jangan membuat mereka lari, karena sesungguhnya kalian diutus untuk memudahkan dan bukan untuk menyulitkan.”

Ayat-Ayat Da’wah
Kumpulan Ayat-Ayat Dakwah oleh ZA-EdotCOM ;
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imran [3]: 104)
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْراً لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali Imran [3]: 110)
ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl [16]:125)
وَلَا يَصُدُّنَّكَ عَنْ آيَاتِ اللَّهِ بَعْدَ إِذْ أُنزِلَتْ إِلَيْكَ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (Q.S. Al-Qashash [28]: 87)
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (Q.S. Al-Qashash [28]: 56)
قُلْ هَـذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاْ وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللّهِ وَمَا أَنَاْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”.” (Q.S. Yusuf [12]: 108)
نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُواْ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
“Tidak sepatutnya bagi mu’minin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S. At-Taubah [9]: 122)
وَإِنَّكَ لَتَدْعُوهُمْ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar menyeru mereka kepada jalan yang lurus.” (Q.S. Al-Mu’minun [23]: 73)
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَـئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّهُ إِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. At-Taubah [9]: 71)
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِداً وَمُبَشِّراً وَنَذِيراً
“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan.” (Q.S. Al-Ahzab [33]: 45)
وَدَاعِياً إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجاً مُّنِيراً
“dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” (Q.S. Al-Ahzab [33]: 46)

Keutamaan Da’wah

1. Dakwah Adalah Muhimmatur Rusul (Tugas Utama Para Rasul ‘Aliahimussalam)

Para Rasul ‘alaihimussalam adalah orang yang diutus oleh Allah SWT untuk melakukan tugas utama mereka yakni berdakwah. Keutamaan dakwah terletak pada disandarkannya kerja dakwah ini pada manusia yang paling utama dan mulia yaitu Rasulullah SAW dan saudara-saudara beliau para nabi dan rasul ‘alaihimussalam.

قل هذه سبيلي ادعواإلى الله على بصيرة أنا و من اتبعني و سبحن الله وما أنا من المشركين (يوسوف : 108)

Artinya : “katakanlah (Muhammad) : “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik”. (Yusuf [12] : 108)

2. Dakwah adalah Ahsanul A’mal (Amal yang terbaik)

Dakwah adalah amal yang terbaik, karena dakwah memelihara amal islami dalam pribadi dan masyarakat. Membangun potensi dan memelihara amal shalih adalah amal dakwah, sehingga dakwah merupakan aktivitas dan amal yang mempunyai peranan penting di dalam menegakkan Islam. Tanpa dakwah ini maka amal shalih tidak akan berlangsung.

ومن أحسن قولا ممن دعا إلى الله وعمل صالحا وقال إنني من المسلمين (فصلت : 33)

Artinya : “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru  kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata “sungguh aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)”. (Fushshilat [41] : 33)

3. Para Da’i Akan Memperoleh Balasan Yang Besar Dan Berlipat Ganda (Al-Hushulu ‘Ala Al-Ajri Al-‘Adzim)

Sabda Rasulullah SAW kepada Ali bin Abi Thalib : “Demi Allah, sesungguhnya Allah SWT menunjuki seseorang dengan (dakwah)mu, maka itu lebih baik bagimu dari unta merah”. (Bukhari, Muslim & Ahmad)

Metode Hikmah

Hikmah secara bahasa memiliki beberapa artinya yaitu: Al-adl, al-Ilm, al-Hlm, al-Nubuwah, al-Injil, al-Shunnah dan lain sebagainya.  Hikmah juga diartikan al-Ilah, atau alasan suatu hukum, atau al-Kalam atau ungkapan singkat yang padat isinya.Paraulama mendefinisikan kata hikmah secara istilahi yang di ambil dari pengertian bahasa tersebut antara lain:

  1. Al-Hikmah; mencapai kebenaran dengan ilmu dan akal.” Al-hikmah dari Allah mengetahui sesuatu dan menciptakan secara sempurna. Dan hikmah bagi manusia adalah mengetahui sesuatu apa-apa yang diciptakan dan berbuat baik.
  2. Hikmah adalah mengetahui sesuatu yang terbaik dengan pengethuan yang paling baik.
  3. Meletakan sesuatu pada tempatnya.
  4. Ketepatan ucapan dan perbuatan secara bersamaan.

Ibnu katsir menafsirkan kata Hakim, maksudnya hakim dalam perbuatan dan ucapan, hingga dapat meletakan sesuatu pada tempatnya. dengan demikian ini mencakup semua tehnik dakwah yang diharapkan umat dakwah yang kita seru dengan metode bisa dapat tercapai dengan apayang  kita cita-citakan dan berhasil dengan sempurna.



Kata Mauidzah Hasanah dala istilah dakwah berarti sinonim dari nasehat yang memiliki format yang banyak, di antaranya:

  1. Perkataan yang jelas, dan dengan lemah lembut. Firman Allah: “dan berkatalah kepada manusia dengan perkataan yang baik.
  2. Isyarat lembut atau halus yang dapat difahami.
  3. Ta’riid, Kinayah dan Tauriyah (semua berarti cara menjelaskan dengan indah).
  4. Cerita khutbah yang mengesankan, anekdot.
  5. Mengingatkan akan nikmat Allah dengan respon yang diharapkannya adalah syukur kepada-Nya.
  6. Reward danpunisment.
  7. Persuatif dan preventif.
  8. Janji akan kemenangan.
  9. Tabah dan sabar.

Dalam Islam qudwah hasanah dapat dibedakan dlam dua bagian:

1. Qudwah hasanah yang bersifat mutlak, yaitu suatu teladan atau contoh baik sama sekali tidak tercampuri oleh keburukan karena setatusnya benar-benar baik; sebagai mana teladan yang diberikan Rasulullah saw kepada umatnya. Status Rasulullah yang ma’shum terbebas dari dosa, membuat beliau menjadi teladan bagi umatnya, demikian juga teladan para Nabi terdahulu.

2. Qudwah hasanah nisbi yaitu teladan yang terikat dengan apa yang disyari’atkan oleh Allah SWT. Karena status teladan itu dari manusia bukan dari Rasul atau Nabi. Keteladanan dari mereka, seperti para ulama dan pemoimpin ummat lainnya, hanay sebatas jika tidakbertentangan dengan syari’at Allah SWT. Tidak ada keteladanan atau keteladanan dari mereka yang mengajak atau menyeru untuk menentang Allah SWT. Keteladanan pada diri sellain Rasul sering kali bersifat terbatas; artinya hanya tindakan saja yang bisa diikuti, dan sebagian yang lain tidak. Hal ini karena keterbatasan manusia dalam menerapkan dan menyerap ajaran yang diterimannya.

Jakarta 23/12/2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman