SIKSA/NIKMAT ALAM
KUBUR
يُثَبِّتُ
اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللّهُ مَا يَشَاء
Artinya :
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang
zalim dan memperbuat apa yang dia kehendaki.” (QS. Ibrahim : 27)
Alam Barzah
Alam kubur disebut
juga alam barzakh (dinding), karena kubur adalah dinding yang memisahkan antara
dunia dan akhirat. Di dalam Al-Qur’an kata “barzakh” disebut di tiga ayat,
yaitu Al-Mu’minuun: 100, Al-Furqaan: 53, dan Ar-Rahmaan: 20. Barzakh yang
bermakna kubur terdapat pada surat Al-Mu’minuun: 100. Allah swt. berfirman, “Dan
di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” Sedangkan
surat Al-Qurqaan: 53 dan Ar-Rahmaan: 20 berkaitan dengan dinding pemisah antara
dua lautan.
“Dan sesungguhnya
hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah
membangkitkan semua orang di dalam kubur.” (Al-Hajj: 7)
“Dan tidak sama
orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberi
pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada
sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar.” (Faathir:
22)
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah.
Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana
orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa.”
(Al-Mumtahanah: 13)
“Pada hari mereka
keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera
kepada berhala-berhala.” (70:43)
“Kemudian Dia
mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur.” (‘Abasa: 21)
“Maka apakah dia
tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur.”
(Al-‘Aadiyat: 9)
“Sampai kamu masuk ke
dalam kubur.” (At-Takaatsur: 2)
“Yaitu pada hari Dia
memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira,
bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja.”
(Al-Israa’: 52)
“Dan janganlah
sekali-kali kamu menshalati (jenazah) seseorang yang mati di antara mereka, dan
janganlah kamu berdiri (mendo’akan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka
telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.”
(At-Taubah: 84)
“Kemudian,
sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.”
(Al-Mu’minuun: 16)
“Berkatalah
orang-orang yang kafir: “Apakah setelah kita menjadi tanah dan (begitu pula)
bapak-bapak kita; apakah sesungguhnya kita akan dikeluarkan (dari kubur)?”
(An-Naml: 67)
“Dan Yang menurunkan
air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air
itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).”
(az-Zukhruuf: 11)
Rasulullah saw.
bersabda, “Apabila seseorang dari kamu berada dalam keadaan tasyahhud, maka
hendaklah dia memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara dengan
berdoa: yang bermaksud: Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon perlindungan
kepadaMu dari siksaan Neraka Jahannam, dari siksa Kubur, dari fitnah
semasa hidup dan selepas mati serta dari kejahatan fitnah Dajjal.”
Dalam Lu’lu’ wal
Marjan hadits no. 1822 – 1826 disebutkan sabda Nabi saw., “Sesungguhnya
seorang jika mati, diperlihatkan kepadanya tempatnya tiap pagi dan sore. Jika
ahli surga, maka diperlihatkan surga, dan bila ia ahli nereka (maka
diperlihatkan neraka). Maka diberitahu: Itulah tempatmu kelak jika Allah
membangkitkanmu di hari kiamat.” (Bukhari dan Muslim)
“Nabi saw. keluar
ketika matahari hampir terbenam, lalu beliau mendengar suara, maka bersabda:
Orang Yahudi sedang disiksa dalam kuburnya.” (Bukhari dan Muslim)
“Sesungguhnya seorang
hamba jika diletakkan dalam kuburnya dan ditinggal oleh kawan-kawannya, maka
didatangi dua malaikat, lalu mendudukannya keduanya dan menanyakan: Apakah
pendapatmu terhadap orang itu (Muhammad saw.)? Adapun orang beriman maka
menjawab, ‘Aku bersaksi bahwa dia hamba Allah dan utusanNya.’ Lalu diberitahu:
Lihatlah tempatmu di api neraka, Allah telah mengganti untukmu tempat di sorga,
lalu dapat melihat keduanya.” (Bukhari dan Muslim)
“Seorang mukmin jika
didudukkan dalam kuburnya, didatangi dua malaikat, kemudian dia mengucapkan,
‘Asyhadu an laa ilaaha illallah wa anna Muhammadan Rasulullah’ maka itulah arti
firman Allah, ‘Allah akan menetapkan orang yang beriman dengan kalimat yang
kokoh (Ibrahim: 27)’.” (Bukhari dan Muslim)
Kaadaan Alam
Kubur
وَحَاقَ
بِآَلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا
وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آَلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
“dan Firaun beserta kaumnya
dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi
dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat):
“Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”.”
(QS. Ghafir/ Al Mu’min: 45-46)
Al Hafidz Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini, “Arwah Fir’aun dan
pengikutnya dihadapkan ke neraka setiap pagi dan petang terus-menerus hingga
datang hari kiamat. Ketika kiamat datang barulah arwah dan jasad mereka
sama-sama merasakan api neraka”. Beliau juga berkata, “Ayat-ayat ini adalah
landasan kuat bagi Ahlussunnah tentang adanya adzab kubur” (Tafsir Al Qur’an Azhim, 7/146).
Hal ini juga senada dengan penjelasan jumhur ahli tafsir seperti Mujahid
(dinukil dari An Nukat Wal’Uyun,
4/39), Al Alusi (Ruuhul
Ma’ani, 18/103), Asy Syaukani (Fathul Qadir,
6/328), Al Baidhawi (Anwar At
Tanziil, 5/130), Muhammad Amin Asy Syinqithi (Adhwa’ Al Bayan, 7/82),
Abdurrahman As Sa’di (Taisiir
Kariim Ar Rahman, 738).
{وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي
غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا
أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ
عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آَيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ
“Alangkah dahsyatnya sekiranya
kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan
sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil
berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang
sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan)
yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap
ayat-ayat-Nya.” (QS. Al An’am: 93)
Al Imam Al Bukhari rahimahullah,
dalam Shahih-nya membuat
judul bab باب مَا جَاءَ فِى عَذَابِ الْقَبْرِ (Bab dalil-dalil
tentang adzab kubur) lalu beliau menyebutkan ayat di atas.
Seorang pakar tafsir di zaman ini, Syaikh Abdurrahman As Sa’di –rahimahullah– menjelaskan, “Ayat
ini adalah dalil adanya adzab dan nikmat kubur. Karena dari konteks kalimat,
adzab yang ditujukan kepada orang-orang kafir tersebut dirasakan ketika
sakaratul maut, ketika dicabut nyawa dan setelahnya” (Taisiir Kariim Ar Rahman, 264)
وَلَا
تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَكِنْ
لَا تَشْعُرُونَ
“Dan janganlah kamu mengatakan
terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan
(sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.”
(QS. Al Baqarah: 154)
Al Hafidz Ibnu Katsir memaparkan, “Allah Ta’ala mengabarkan bahwa
para syuhada itu hidup di alam barzakh dalam
keadaan senantiasa diberi rizki oleh Allah, sebagaimana dalam hadits yang
terdapat pada Shahih Muslim….(lalu beliau menyebutkan haditsnya)” (Tafsir Al Qur’an Azhim, 1/446).
Mengenai keadaan para syuhada yang setelah wafat mendapat kenikmatan di sisi
Allah di alam barzakh adalah pendapat jumhur mufassirin,
di antaranya Mujahid, Qatadah, Abu Ja’far, ‘Ikrimah (Lihat Tafsir Ath Thabari, 3/214),
Jalalain (160), Al Baghawi (Ma’alim At
Tanzil, 168), Al Alusi (Ruuhul Ma’ani,
2/64), dll. Mereka hanya berbeda pendapat tentang bagaimana bentuk rizki atau
kesenangan tersebut.
Ayat ini sejalan dengan ayat 45-46 pada surat Ghafir (surat Al
Mu’min) yang disebutkan di atas. Sebagaimana penjelasan dari Al Hasan Al
Bashri, “Para syuhada itu hidup di sisi Allah, mereka dihadapkan kepada surga
sehingga mereka pun merasakan kesenangan dan kebahagiaan. Sebagaimana arwah
Fir’aun dan kaumnya yang dihadapkan ke neraka setiap pagi dan sore hari
sehingga mereka merasakan kesengsaraan” (dinukil dari Ma’alim At Tanzil, 168). Artinya,
para syuhada merasakan kebahagiaan dan kesenangan di alam barzakh sebagaimana
Fir’aun merasakan kesengsaraan juga di alam barzakh.
لَوْلَا
أَنْ لَا تَدَافَنُوا لَدَعَوْتُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يُسْمِعَكُمْ من
عَذَابَ الْقَبْرِ ما أسمعني
“Seandainya kalian tidak akan
saling menguburkan, tentulah aku akan berdoa kepada Allah agar memperdengarkan
kepada kalian siksa kubur yang aku dengar.” (HR. Muslim 7393, Ahmad
12026, dari sahabat Anas bin Malik radhilallahu’anhu)”
عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ دَخَلَتْ عَلَىَّ عَجُوزَانِ مِنْ عُجُزِ يَهُودِ الْمَدِينَةِ
فَقَالَتَا لِى إِنَّ أَهْلَ الْقُبُورِ يُعَذَّبُونَ فِى قُبُورِهِمْ ، فَكَذَّبْتُهُمَا
، وَلَمْ أُنْعِمْ أَنْ أُصَدِّقَهُمَا ، فَخَرَجَتَا وَدَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ
– صلى الله عليه وسلم – فَقُلْتُ لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ عَجُوزَيْنِ
وَذَكَرْتُ لَهُ ، فَقَالَ « صَدَقَتَا ، إِنَّهُمْ يُعَذَّبُونَ عَذَابًا
تَسْمَعُهُ الْبَهَائِمُ كُلُّهَا » . فَمَا رَأَيْتُهُ بَعْدُ فِى صَلاَةٍ
إِلاَّ تَعَوَّذَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
“Dari Aisyah Radhiallahu ‘anha, ia
berkata: Suatu ketika ada dua orang tua dari kalangan Yahudi di Madinah datang
kepadaku. Mereka berdua berkata kepadaku bahwa orang yang sudah mati diadzab di
dalam kubur mereka. Aku pun mengingkarinya dan tidak mempercayainya. Kemudian
mereka berdua keluar. Lalu Nabi shallallahu’alaihi wa sallam datang menemuiku.
Maka aku pun menceritakan apa yang dikatakan dua orang Yahudi tadi kepada
beliau. Beliau lalu bersabda: ‘Mereka berdua benar, orang yang sudah mati akan
diadzab dan semua binatang ternak dapat mendengar suara adzab tersebut’. Dan
aku pun melihat beliau senantiasa berlindung dari adzab kubur setiap selesai
shalat” (HR. Bukhari 6005)
إِذَا
أُقْعِدَ الْمُؤْمِنُ فِى قَبْرِهِ أُتِىَ ، ثُمَّ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ ( يُثَبِّتُ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ )
“Jika seorang mu’min telah
didudukkan di dalam kuburnya, ia kemudian didatangi (oleh dua malaikat lalu
bertanya kepadanya), maka dia akan menjawab dengan mengucapkan:’Laa ilaaha
illallah wa anna muhammadan rasuulullah’. Itulah yang dimaksud al qauluts
tsabit dalam firman Allah Ta’ala (yang artinya): ‘Allah meneguhkan orang-orang
yang beriman dengan al qauluts tsabit’ (QS. Ibrahim: 27)” (HR. Bukhari
1369, Muslim 7398)
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَرَّ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بِحَائِطٍ مِنْ
حِيطَانِ الْمَدِينَةِ أَوْ مَكَّةَ ، فَسَمِعَ صَوْتَ إِنْسَانَيْنِ يُعَذَّبَانِ
فِى قُبُورِهِمَا ، فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « يُعَذَّبَانِ
، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيرٍ » ، ثُمَّ قَالَ « بَلَى ، كَانَ أَحَدُهُمَا
لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِى بِالنَّمِيمَةِ »
“Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata:
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar dari sebagian pekuburan di
Madinah atau Makkah. Lalu beliau mendengar suara dua orang manusia yang sedang
diadzab di kuburnya. Beliau bersabda, ‘Keduanya sedang diadzab. Tidaklah
keduanya diadzab karena dosa besar (menurut mereka bedua)’, lalu Nabi bersabda:
‘Padahal itu merupakan dosa besar. Salah satu di antara keduanya diadzab karena
tidak membersihkankan bekas kencingnya, dan yang lain karena selalu melakukan
namiimah (adu domba)” (HR. Bukhari 6055, Muslim 703)
Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu
berkata:
سمعت
رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : « إن القبر أول منازل الآخرة فمن نجا منه فما
بعده أيسر منه ، ومن لم ينج منه فما بعده أشد منه » قال : فقال عثمان رضي الله عنه : ما رأيت منظرا قط إلا والقبر أفظع منه
“Aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Alam kubur adalah awal perjalanan
akhirat, barang siapa yang berhasil di alam kubur, maka setelahnya lebih mudah.
Barang siapa yang tidak berhasil, maka setelahnya lebih berat’
Utsman Radhiallahu’anhu berkata, ‘Aku tidak pernah memandang
sesuatu yang lebih mengerikan dari kuburan’” (HR. Tirmidzi 2308, ia berkata: “Hasan
Gharib”, dihasankan oleh Ibnu Hajar dalam Futuhat
Rabbaniyyah, 4/192)
Juga sebagaimana telah lewat, ‘Aisyah, Ibnu Abbas, Zaid bin
Tsabit, Sa’id Al Khudriy, Jabir bin Abdillah radhiallahum
jamii’an, mereka semua mengimani adanya adzab kubur. Imam Abul
Hasan Ali bin Isma’il Al Asy’ari –rahimahullah–
berkata:
وأنكروا
شفاعة رسول الله صلى الله عليه وسلم للمذنبين ودفعوا الروايات في ذلك عن السلف
المتقدمين وجحدوا عذاب القبر وأن الكفار في قبورهم يعذبون وقد أجمع على ذلك
الصحابة والتابعون رضي الله عنهم أجمعين
“Para ahlul bid’ah (yaitu mu’tazilah dan qadariyah), mengingkari
syafa’at Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam terhadap orang-orang yang memiliki dosa. Mereka
menolak riwayat-riwayat dari generasi salaf terdahulu. Mereka juga menolak
kebenaran akan adanya adzab kubur dan bahwa orang kafir diadzab di dalam kubur
mereka. Padahal para sahabat dan tabi’in radhiallahu’anhum
ajma’iin telah bersepakat tentang
hal ini.” (Al Ibanah, 4)
Siksa Kubur
Ayat Lain yang Membicarakan Siksa Kubur
Allah Ta’ala
berfirman,
وَمَنْ أَعْرَضَ
عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
أَعْمَى
“Dan barangsiapa
berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta“.
(QS. Thahaa: 124)
Ibnul Qoyyim
–rahimahullah- mengatakan, “Bukan hanya satu orang salaf namun lebih dari
itu, mereka berdalil dengan ayat ini tentang adanya siksa kubur.” (At
Tafsir Al Qoyyim, hal. 358)
Begitu pula Ibnul
Qoyyim –rahimahullah- menyebutkan ayat-ayat lain yang menunjukkan adanya siksa
kubur.
Kita dapat melihat
pula dalam surat Al An’am, Allah Ta’ala berfirman,
وَلَوْ تَرَى
إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلآئِكَةُ بَاسِطُواْ
أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُواْ أَنفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا
كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ آيَاتِهِ
تَسْتَكْبِرُونَ
“Alangkah
dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam
tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil
berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang
sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah
(perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri
terhadap ayat-ayatNya.” (QS. Al An’am: 93)
وَلَوْ تَرَى
إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ
وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
“Kalau kamu
melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya
memukul muka dan belakang mereka (dan berkata) : “Rasakanlah olehmu siksa
neraka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri).” (QS. Al Anfal:
50)
Siksa yang dirasakan
yang disebutkan dalam ayat ini adalah di alam barzakh karena alam barzakh
adalah alam pertama setelah kematian. (At Tafsir Al Qoyyim, hal. 358)
Begitu pula Ibnu Abil
‘Izz –rahimahullah- ketika menjelaskan perkataan Ath Thohawi mengenai aqidah
Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang meyakini adanya siksa kubur, selain membawakan
surat Al Mu’min sebagai dalil adanya siksa kubur, beliau –rahimahullah- juga
membawakan firman Allah Ta’ala,
فَذَرْهُمْ حَتَّى
يُلَاقُوا يَوْمَهُمُ الَّذِي فِيهِ يُصْعَقُونَ (45) يَوْمَ لَا يُغْنِي عَنْهُمْ
كَيْدُهُمْ شَيْئًا وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ (46) وَإِنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا
عَذَابًا دُونَ ذَلِكَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (47)
“Maka biarkanlah
mereka hingga mereka menemui hari (yang dijanjikan kepada) mereka yang pada
hari itu mereka dibinasakan, (yaitu) hari ketika tidak berguna bagi mereka
sedikitpun tipu daya mereka dan mereka tidak ditolong. Dan sesungguhnya
untuk orang-orang yang zalim ada azab selain daripada itu. Tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Ath Thur: 45-47)
يُثَبِّتُ
اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَفِي الْآَخِرَةِ
“Allah meneguhkan
(iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di
dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan
memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)
Al Baroo’ bin ‘Aazib
mengatakan,
نَزَلَتْ فِى
عَذَابِ الْقَبْرِ.
“Ayat ini turun
untuk menjelaskan adanya siksa kubur.” (HR. Muslim)
Sumber:1. https://muslim.or.id
3.http://www.dakwatuna.com
Jakarta 27/4/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar