KIAT MERAH SYAFA’AT
RASULULLAH SAW
مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ: اللَّهُمَّ
رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ ، وَالصَّلاَةِ القَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الوَسِيلَةَ
وَالفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ ، حَلَّتْ لَهُ
شَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ
Siapa yang mendengarkan adzan, lalu dia membaca
doa,
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ
، وَالصَّلاَةِ القَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الوَسِيلَةَ وَالفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ
مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ
Maka halal baginya untuk mendapatkan syafaatku
pada hari kiamat. (HR. Bukhari 514, Ahmad 14993 dan yang lainnya).
Syarat Syafa’at
Menurut penjelasan
para ulama uhlussunnah, syarat-syarat syafa’at ada 3, yaitu :
Pertama. : Tidak ada syafa’at, melainkan dengan izin Allah. Dalilnya,
Pertama. : Tidak ada syafa’at, melainkan dengan izin Allah. Dalilnya,
Ibnu Abbas
berkata,”Orang yang Allah ridhai perkataannya, yaitu orang yang mengucapkan Laa
ilaahaa illallaah. Dengan kata lain, Allah tidak akan memberikan syafa’at
kepada selain mu’min”. [Tafsir al Baghawi, III/195, Cetakan Daar al Kutub al
Ilmiyyah]
.
Kedua : Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mengizinkan untuk memberi syafa’at, melainkan kepada orang yang diridhai perkataan dan perbuatannya. Dalilnya,
.
Kedua : Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mengizinkan untuk memberi syafa’at, melainkan kepada orang yang diridhai perkataan dan perbuatannya. Dalilnya,
“…dan mereka tiada
memberi syafa’at, melainkan kepada orang yang diridhai Allah…” [al
Anbiyaa’:28].
Ketiga : Allah tidak
ridha dari ucapan dan perbuatan, melainkan dengan mentauhidkan Allah dan
mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang tidak
bertauhid, ia tidak akan mendapatkan syafa’at.
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ
بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ … أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ
“Abu Hurairah
bertanya,”Ya, Rasulullah. Siapakah orang yang paling bahagia dengan syafa’atmu
pada hari Kiamat?” Rasul menjawab,” …… orang yang paling bahagia dengan
syafa’atku adalah, orang yang mengucapkan Laa ilaahaa illallaah dengan ikhlas
dari hatinya”. [HR Bukhari, no.99].
Kiat Meraih Syafa’at ?
Adapun kiat-kiat seorang muslim untuk mendapatkan syafa’at, yaitu :
Adapun kiat-kiat seorang muslim untuk mendapatkan syafa’at, yaitu :
1. Tauhid dan
mengikhlaskan ibadah kepada Allah serta ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Tidak diragukan lagi bahwa tauhid sebagai penyebab yang paling besar untuk mendapatkan syafa’at pada hari Kiamat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya: “Siapakah orang yang paling bahagia dengan syafa’atmu pada hari Kiamat?” Nabi menjawab :
Tidak diragukan lagi bahwa tauhid sebagai penyebab yang paling besar untuk mendapatkan syafa’at pada hari Kiamat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya: “Siapakah orang yang paling bahagia dengan syafa’atmu pada hari Kiamat?” Nabi menjawab :
أَسْعَدُ
النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ
“Yang paling bahagia
dengan syafa’atku pada hari Kiamat adalah, orang yang mengucapkan Laa ilaahaa
illallaah dengan ikhlas dari hatinya atau dirinya”. [HR Bukhari, no. 99]
2. Membaca al Qur`an.
Dari Abi Umamah bahwasannya dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Dari Abi Umamah bahwasannya dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
اقْرَءُوا
الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah al Qur`an.
Sesungguhnya al Qur`an akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa’at
bagi sahabatnya…” [HR Muslim, no.804].
3. Puasa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الصِّيَامُ
وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ
رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ
وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ
فَيُشَفَّعَانِ
“Puasa dan al Qur`an
akan memberi syafa’at kepada seorang hamba pada hari Kiamat kelak. Puasa akan
berkata : “Wahai, Rabb-ku. Aku telah menahannya dari makan pada siang hari dan
nafsu syahwat. Karenanya, perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya”.
Sedangkan al Qur`an berkata : “Aku telah melarangnya dari tidur pada malam
hari. Karenanya, perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya”. Maka
keduanya pun memberi syafa’at”. [HR Ahmad, II/174; al Hakim, I/554; dari
Abdullah bin ‘Amr. Sanad hadits ini hasan. Hadits ini dishahihkan oleh al Hakim
dan disetujui oleh Imam adz Dzahabi. Kata Imam al Haitsami, diriwayatkan oleh
Ahmad dan Thabrani dalam Mu’jam Kabir. Rijal hadits ini rijal shahih. Lihat
Majma’uz Zawaid III/181. Dishahihkan oleh al Albani dalam Tamamul Minnah, hlm.
394]
4. Doa setelah adzan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ قَالَ
حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ
وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ
وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي
يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang
membaca ketika mendengar adzan ‘Ya Allah, Rabb pemilik panggilan yang sempurna
ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al wasilah (derajat di surga),
dan keutamaan kepada Muhammad n , dan bangkitkan beliau, sehingga bisa
menempati maqam terpuji yang engkau janjikan’. Maka dia berhak mendapatkan
syafa’atku pada hari Kiamat”. [HR Bukhari no.614, dari Jabir bin Abdillah]
5. Tinggal di
Madinah, sabar tehadap cobaannya, dan mati disana.
Abu Sa’id pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Abu Sa’id pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَا يَصْبِرُ
أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا فَيَمُوتَ إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا أَوْ شَهِيدًا
يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا كَانَ مُسْلِمًا
“Tidaklah seseorang
sabar terhadap kesusahannya (Madinah) kemudian dia mati, kecuali aku akan
memberikan syafa’at padanya, atau menjadi saksi baginya pada hari Kiamat. Jika
dia seorang muslim” [HR Muslim, no.1374, 477; dari Abu Sa’id al Khudri].
6. Shalawat kepada
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari Ibnu Mas’ud, bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Dari Ibnu Mas’ud, bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَوْلَى
النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً
“Orang yang paling
berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat adalah, yang paling banyak
shalawat kepadaku” [HR Tirmidzi, no.484, hasan].
7. Shalatnya
sekelompok orang muslim terhadap mayit muslim.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَا مِنْ
مَيِّتٍ تُصَلِّي عَلَيْهِ أُمَّةٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ يَبْلُغُونَ مِائَةً
كُلُّهُمْ يَشْفَعُونَ لَهُ إِلَّا شُفِّعُوا فِيهِ
“Tidaklah seorang
mayit dishalatkan oleh sekelompok orang Islam yang jumlah mereka mencapai
seratus, semuanya memintakan syafa’at untuknya, melainkan syafa’at itu akan
diberikan pada dirinya”. [HR Muslim, no. 947, 58].
مَا مِنْ رَجُلٍ
مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلًا لَا
يُشْرِكُونَ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا شَفَّعَهُمْ اللَّهُ فِيهِ
“Tidaklah seorang
muslim meninggal dunia, lalu jenazahnya dishalatkan oleh empat puluh orang yang
tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, melainkan Allah akan memberikan
syafa’at kepadanya”. [HR Muslim, no.948, 59].
8. Membanyakkan
sujud.
Dari Rabi’ah bin Ka’ab al Aslami, dia berkata: “Aku pernah bermalam bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku mendatangi beliau sambil membawa air untuk wudhu’ beliau. Kemudian beliau berkata kepadaku,’Mintalah’. Aku berkata,’Aku minta untuk dapat menemanimu di surga,’ kemudian beliau berkata, ‘Atau selain itu?’ Aku berkata,’Itu saja’. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Dari Rabi’ah bin Ka’ab al Aslami, dia berkata: “Aku pernah bermalam bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku mendatangi beliau sambil membawa air untuk wudhu’ beliau. Kemudian beliau berkata kepadaku,’Mintalah’. Aku berkata,’Aku minta untuk dapat menemanimu di surga,’ kemudian beliau berkata, ‘Atau selain itu?’ Aku berkata,’Itu saja’. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
فَأَعِنِّي
عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ
“Tolonglah aku atas
dirimu dengan banyak bersujud”. [HR Muslim, no.489, 226].
Amalan Kecil Besar Pahalanya ?
Pertama,
membaca : subhaanallaahi wa bihamdihi subhaanallaahil ‘adzim
Dari Abu Hurairah,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada dua kalimat yang
dicintai oleh Allah, ringan di lisan, dan berat ditimbangan: (yaitu bacaan) subhaanallaahi
wa bihamdihi subhaanallaahil ‘adzim [Mahasuci Allah dan dengan memujiNya,
Mahasuci Allah Yang Mahaagung]” (HR. Al Bukhari)
Kedua,
wudhu dengan sempurna dan membaca do’a, sebagaimana hadits berikut:
Dari Umar bin
Khattab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa
yang berwudhu dengan sempurna, kemudian selesai wudlu dia membaca: asyhadu
allaa ilaha illallah wa anna muhammadan abdullahi wa rasuuluh [aku bersaksi
bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwasanya
Muhammad adalah hamba Allah dan RasulNya], maka akan dibukakan untuknya
pintu surga yang jumlahnya delapan, dan dia boleh masuk dari pintu mana saja
yang dia sukai.” (HR. Muslim)
Ketiga,
menghadiri shalat jumat di awal waktu, dengan memperhatikan adabnya.
Dari Aus bin Aus Ats
Tsaqafi, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa
yang membasuh (kepalanya) dan mencuci (seluruh tubuhnya) di hari jum’at (mandi
besar, ed.), lalu berangkat ke masjid pagi-pagi, dan dia mendapatkan khutbah
dari awal, dia berjalan dan tidak naik kendaraan, dia mendekat ke khatib,
konsentrasi mendengarkan khutbah dan tidak berbicara maka setiap langkahnya
(dinilai) sebagaimana pahala puasa dan shalat malam selama setahun.” (HR.
Abu Dawud, At tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan dinilai
shahih oleh Al Albani)
Keempat, Shalat sunnah dua
rakaat sebelum subuh.
Dari ‘Aisyah, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua rakaat sebelum subuh lebih baik dari
pada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)
Kelima, membaca shalawat.
Dari Abu Hurairah,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang
membaca shalawat untukku sekali, maka Allah akan memberikan shalawat kepadanya
sepuluh kali.” (HR. Muslim)
Cobaan Sesuai Kesanggupan ?
… لَا
يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا
اكْتَسَبَتْ “Allah tidak
membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.Ia mendapat pahala
(dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya.” (Q.S Albaqoroh: 286).
Firman Allah ?? ????
???? ????? ??? ????? , bahwa Allah tidak membebani seseorang diluar
kemampuannya (Al-Baqarah: 286) adalah penjelasan yang menguatkan prinsip
tersebut. Pembebanan adalah perkara yang menyulitkan. Karena itu harus
berbanding lurus dengan kemampuan.
Imam Qurtuby berkata,
“Allah menggariskan bahwa Dia tidak akan membebani hambanya –sejak ayat ini
diturunkan– dengan amalan-amalan hati atau anggota badan, sesuai dengan
kemampuan orang tersebut. Dengan demikian umat Islam terangkat kesulitannya.
Artinya, Allah tidak membebani apa-apa yang terlintas dalam perasaan dan
tercetus dalam hati.”
مَاأَصَابَ
مِنْمُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَافِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّافِي كِتَابٍ مِنْ
قَبْلِأَنْنَبْرَأَهَا . إِنَّ ذَلِكَ
عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di
bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab
(Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah”. (Q.S Alhadiid:22)
وَشَاوِرْهُمْفِيالْأَمْرِفَإِذَاعَزَمْتَفَتَوَكَّلْ عَلَىاللَّهِإِنَّاللَّهَيُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ… “…dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya".
http://www.kopasiana.com
http://www.dakwatuna.com
Jakarta 27/4/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar