HARI KESAKTIAN
PANCASILA ?
Muqaddimah
Sejarah G 30 S PKI tercatat sebagai salah satu sejarah kelam
tercatat dalam sejarah negeri ini . Ketika kemerdekaan yang baru sebentar di
rebut dari tangan penjajah justru ingin di rongrong oleh Partai Komunis
Indonesia atau lebih di kenal PKI dalam upayanya mencoba mengkudeta
kempemerintahan bangsa Indonesia yang saat itu di bawah pimpinan Presiden
Soekarno..
Dan puncak
dari kebiadaban partai berlambang palu dan arit di Indonesia yang saat itu di
bawah komando Dipa Nusantara Aidit atau sering dikenal dengan nama DN. Aidit melakukan
propaganda besar di negeri ini. Bahkan lewat Komandan Batalyon I Cakrabirawa
yang di pimpin Letnan Kolonel Untung Syamsuri pada tanggal 30 September 1965
pada Kamis malam Jum’at atau pergantian hari 1 Oktober , gerakan ini melakukan
tindakan keji. Dengan menculik dan membunuh beberapa jenderal yang memiliki
kedudukan militer cukup tinggi. Dan gerakan ini akhirnya lebih di kenal dengan
sebutan G 30 S PKI .
Pancasila dalam konteks sejarah ?
Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang ada pada pita yang
dicengkram oleh burung garuda, berasal dari Kitab Negarakertagama yang dikarang
oleh Empu Prapanca pada zaman kekuasaan kerajaan Majapahit. Pada satu kalimat
yang termuat mengandung istilah “Bhinneka Tunggal Ika”, yang kalimatnya seperti
begini: “Bhinneka tunggal Ika, tanhana dharma mangrwa. “ Sedangkan istilah
Pancasila dimuat dalam Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Empu Tantular yang
berisikan sejarah kerajaan bersaudara Singhasari dan Majapahit. Istilah
Pancasila ini muncul sebagai Pancasila Karma, yang isinya berupa lima larangan
sebagai berikut:
- Melakukan tindak kekerasan (membunuh)
- Mencuri
- Berzina
- Berbohong/berdusta
- Mabuk
Proses
Penyususnan Pancasila ?
Sejarah
pembuatan Pancasila berawal ketika sidang pertama BPUPKI pada tanggal 29 Maret
1945 yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata
pemerintahan Indonesia Merdeka. Adalah dr. Radjiman Widyoningrat yang
mengajukan masalah pertama tentang dasar negara.
BPUPKI
beranggotakan 67 orang (60 orang Indonesia, 7 orang Jepang) ini mengadakan
sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945 untuk merumuskan
negara Indonesia. Selama tiga hari itu tiga orang, yaitu, Muhammad Yamin,
Soepomo, dan Soekarno, menyumbangkan pemikiran mereka bagi dasar negara
Indonesia. Diantara anggota Dr. Radjiman Wediodiningrat, Ki Hadjar Dewantara,
Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Wahid Hasyim, dan K.H. Masykur
Lima Sila Pancasila
Menurut Naskah “Piagam Jakarta”. Pada tanggal 22 Juni 1945 ada 9 tokoh merumuskan dasar
negara.
1.
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.
2.
Kemanusian yang adil dan beradab
3.
Persatuan Indonesia
4.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Menurut Bagian Pembukaan UUD 1945
1.
Ketuhanan Yang Maha Esa
2.
Kemanusian yang adil dan beradab
3.
Persatuan Indonesia
4.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Gerakan 30 September ?
Presiden terpilih Jokowi meminta rakyat Indonesia tidak melupakan
peristiwa Gerakan 30 September (GS30)/PKI yang menewaskan 7 jenderal pada tahun
1965. Menurut Jokowi, peringatan mengenang peristiwa tersebut perlu dilakukan
agar masyarakat tidak melupakan kekejaman pada peristiwa itu.
"Kita harus mengenang hari ini dan mengenai tahun 1965 yang lalu jangan terulang. Yang terpenting jangan sampai terulang lagi," ujar Jokowi saat menghadiri acara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu, (1/10/2014).
"Kita harus mengenang hari ini dan mengenai tahun 1965 yang lalu jangan terulang. Yang terpenting jangan sampai terulang lagi," ujar Jokowi saat menghadiri acara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu, (1/10/2014).
Beberapa Jendral Kurban PKI ?
1.
Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani (Meninggal Dunia di rumahnya,
Jakarta Pusat. Rumahnya sekarang menjadi Museum Sasmita Loka Ahmad Yani)
2. Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
3. Mayor Jendral Raden Soeprapto
4. Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
5. Mayor Jendral Siswondo Parman
6. Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun (Meninggal dunia di rumahnya)
7. Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo
8. Kolonel Katamso Darmokusumo (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)
9. Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)
10. Ade Irma Suryani Nasution (Putri Abdul Haris Nasution, meninggal di kejadian ini)
11. Kapten Lettu Pierre Andreas Tendean (Meninggal di kediaman Jendral Abdul Haris Nasution)
2. Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
3. Mayor Jendral Raden Soeprapto
4. Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
5. Mayor Jendral Siswondo Parman
6. Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun (Meninggal dunia di rumahnya)
7. Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo
8. Kolonel Katamso Darmokusumo (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)
9. Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)
10. Ade Irma Suryani Nasution (Putri Abdul Haris Nasution, meninggal di kejadian ini)
11. Kapten Lettu Pierre Andreas Tendean (Meninggal di kediaman Jendral Abdul Haris Nasution)
Peristiwa G30S PKI ?
Tiga
dibunuh, tiga ditangkap, dan satu orang, Abdul Haris Nasution berhasil lolos,
meski anak perempuannya yang berusia lima tahun, Ade Irma Suryani, tewas
tertembak.
Tiga
jenderal yang ditangkap kemudian dibawa ke markas udara di selatan Jakarta dan
dibunuh. Jenazah mereka yang dimutilasi kemudian dibuang ke sumur.
Insiden ini
kemudian mengubah arah sejarah modern Indonesia dan, mungkin, Asia, dengan
memicu pembunuhan massal terburuk pada abad 20, menghabisi partai komunis
terbesar ketiga di dunia, dan memunculkan seorang jenderal yang kemudian
menguasai Indonesia selama tiga dekade ke depan, sehingga Indonesia berada di
orbit Amerika Serikat dalam Perang Dingin.
Namun, 50
tahun kemudian, Gerakan 30 September atau G30S belum dipahami sepenuhnya oleh
warga Indonesia. Para aktor di belakang gerakan tersebut serta motif mereka
sampai sekarang belum jelas.
Peristiwa
mengerikan tersebut masih menghantui masyarakat Indonesia sampai sekarang,
dengan jutaan keluarga mengalami trauma dari pembunuhan massal dan pemenjaraan
yang membabi-buta, atau karena bersalah telah ikut serta.
Kesaktian Pancasila ?
Peringatan hari kesaktian Pancasila menurut A
Kardiyat Wiharyanto seharusnya dijadikan media refleksi untuk merenungkan
bagaimana bangsa Indonesia saat ini menggunakan Pancasila untuk hidup
berbangsa dan bernegara. Dalam masa transisi
ke arah demokrasi yang sebenarnya saat ini, ternyata telah terjadi krisis dan
disentegrasi moral dan mental. Dalam rangka mempertahankan kehidupan berbangsa
dan bernegara rakyat terpanggil untuk membela dan merevitalisasi
Pancasila yang sedang berada diambang bahaya, karena mulai banyak dilupakan.
Dalam konsteks inilah kita perlu merevitalisasi Pancasila sebagai dasar
negara menuju terwujudnya masyarakat yang demokratis. Seluruh lapisan
masyarakat harus menyadari bahwa tanpa plaform dalam format dasar negara atau
ideologi yang kuat maka suatu bangsa akan mustahil untuk mempertahankan
survivalnya. Kejadian di Uni Soviet dan Eropa Timur di tahun sembilan puluan
dapat kita jadikan pelajaran penting bagaimana membangun ideologi kuat
sebagai modal dasar mempertahankan eksistensi sebuah bangsa dan negara.
BENTENG DARI ANCAMAN
DESINTEGRASI BANGSA ?
Penetapan Pancasila
sebagai dasar falsafah bangsa dan negara bukan pekerjaan yang sederhana dan
mudah. Proses pengesahannya melalui jalan yang panjang penuh perdebatan yang
berbobot, rasa tanggung jawab yang besar terhadap nasib bangsa dikemudian hari,
tetapi juga penuh dengan rasa persaudaraan yang akrab.
Kiranya kita perlu
sadari bahwa kebhinekaan maupun kesatuan Indonesia adalah suatu kenyataan dan
selayaknya suatu persoalan walaupun proses integrasi bangsa terus berjalan,
namun potensi-potensi yang disentegratif belum hilang, bahkan amat mungkin
tidak pernah hilang. Hal itu sebagai konsekuensi serta mendasarkan diri pada
Pancasila. Pancasila amat menekankan kesatuan dan persatuan, tetapi tanpa
mematikan atau melenyapkan kebhinekaan yang ada. Dilain pihak Pancasila
menerima dan menghargai kebhinekaan, tetapi dalam batas-batas yang tidak
membahayakan atau menghancurkan kesatuan dan kesatuan bangsa. Potensi
desintegrasi bangsa yang terjadi dan berkembang akhir-akhir ini merupakan
cobaan dan ujian bangsa menuju bangsa kuat dan maju.
Oleh karena itu semua
persoalan tersebut dapat dipecahkan seandanyai kita memiliki ideologi yang kuat
dan Pancasila dijadikan acuan utama dalam memecahkan segala persoalan-persoalan
tersebut.Momentum Kesaktian Pancasila seharusnya dijadikan semangat untuk
menjadikan Pancasila sebagai sarana paling ampuh sekali untuk mempersatukan
bangsa Indonesia. Karena Pancasila adalah falsafah hidup dan kepribadian bangsa
Indonesia yang mengandung nilai-nilai, norma norma oleh bangsa Indonesia
diyakini paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling
sesuai tepat bagi bangsa Indonesia sehingga dapat mempersatukan bangsa
Indonesia.
MEMPERKUAT SEMANGAT
NASIONALISME DAN PATRIOTISME BANGSA ?
Era globalisasi dan
modernisasi bangsa merupakan konsekuensi yang harus diterima oleh semua
bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Disadari atau tidak hal tersebut
akan berdampak dalam kehidupan bangsa dan negara. Disebagian masyarakat yang
memiliki tingkat kedewasaan tinggi globalisasi akan menjadikan mereka untuk
lebih kuat rasa nasionalisme dan patriotisme. Bahkan walaupun mereka harus
belajar dan bekerja di luar negeri sekalipun tetap memegang teguh Pancasila
sebagai ideologi bangsanya. Tetapi bagi sebagian lapisan masyarakat yang lain
maka justru pengaruh globalisasi dan modernisai sedikit demi sedikit
melunturkan rasa nasionalisme dan patriotisme mereka. Disamping karena minimnya
pemahaman mereka tentang ideologi Pancasila juga karena pengaruh ideologi lain
yang memaksa mereka kurang memiliki kebanggaan terhadap bangsa dan negara.Oleh
karna itu peringatan hari kesaktian Pancasila bisa dijadikan kebangkitan bagi
kita semua untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme yang cenderung
mulai luntur.
Sumber:1.ht https://kanal3.wordpress.comtp://www.patikab.go.id
2.http://www.bbc.com 3.http://news.liputan6.com
4.http://www.indoberita.com
Jakarta 1/10/2015
keren nih blog
BalasHapus