MUSIBAH JAMAAH
HAJI ?
Dari Mush’ab
bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,
يَا
رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling
berat ujiannya?” Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab,
«
الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ
دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى
دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ
بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan
semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila
agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila
agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang
hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam
keadaan bersih dari dosa.”
Muqaddimah
MUSIM haji tahun ini belum berhenti lepas dari jalan
penuh cobaan. Belum tuntas investigasi insiden jatuhnya crane di Masjidil Aqsa,
terbakarnya hotel, rubuhnya tenda jamaah, kini datang lagi berita memilukan dari
Makkah.
Setidaknya 220 orang dilaporkan tewas saat menjalani ritual haji di Mina, Kamis (24/9).
Dilansir dari Aljazeera, tragedi ini terjadi karena jamaah sudah sangat berdesak-desakan di cuaca panas. Karena hal itu, banyak jemaah yang tak kuat dan jatuh, terinjak-injak dan meninggal.
Setidaknya 220 orang dilaporkan tewas saat menjalani ritual haji di Mina, Kamis (24/9).
Dilansir dari Aljazeera, tragedi ini terjadi karena jamaah sudah sangat berdesak-desakan di cuaca panas. Karena hal itu, banyak jemaah yang tak kuat dan jatuh, terinjak-injak dan meninggal.
Kejadian kecelakaan di Mina terjadi
di jalan menuju tempat lontar jumrah di antara tenda-tenda di Mina. Awal
kejadian karena ada sekelompok jamaah yang tiba-tiba berhenti sehingga
terjadi penumpukan dan desak desakan.
"Kejadian terjadi sekitar pukul 7.00 pagi waktu setempat," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arrmanatha Nasir dalam siaran pers, Kamis (24/9).
"Kejadian terjadi sekitar pukul 7.00 pagi waktu setempat," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arrmanatha Nasir dalam siaran pers, Kamis (24/9).
Apa dibalik Musibah ini ?
Pemerintah
Arab Saudi hingga kini tak putus melakukan perbaikan sarana dan prasana demi
lancarnya ibadah haji.
Belum lama ini, sebuah crane yang digunakan dalam proses pembangunan terjatuh di Masjidil Haram, Mekkah. Sebanyak 107 orang tewas, termasuk 10 orang jemaah haji asal Indonesia.
Namun, ancaman paling fatal di tengah kerumunan jutaan orang adalah terjatuh dan terinjak-injak. Kejadian fatal ini sudah delapan kali terjadi dalam rentang 25 tahun.
Berikut delapan peristiwa terinjak-injaknya jemaah haji yang pernah terjadi.
2015: Lebih dari 400 orang tewas terinjak-injak dalam perjalanan menuju tempat melempar jumrah di Mina. Sebuah rombongan tiba-tiba berhenti berjalan. Sementara, rombongan lain di belakang terus berjalan, mendesak dari belakang.
2006: Lebih dari 360 calon haji tewas terinjak-injak massa yang tengah menjalani ritual lempar jumrah di Mina. Pada musim haji tahun itu pula, sebuah gedung delapan lantai yang berfungsi sebagai penginapan di dekat Masjidil Haram ambruk. Sedikitnya 73 orang tewas.
Belum lama ini, sebuah crane yang digunakan dalam proses pembangunan terjatuh di Masjidil Haram, Mekkah. Sebanyak 107 orang tewas, termasuk 10 orang jemaah haji asal Indonesia.
Namun, ancaman paling fatal di tengah kerumunan jutaan orang adalah terjatuh dan terinjak-injak. Kejadian fatal ini sudah delapan kali terjadi dalam rentang 25 tahun.
Berikut delapan peristiwa terinjak-injaknya jemaah haji yang pernah terjadi.
2015: Lebih dari 400 orang tewas terinjak-injak dalam perjalanan menuju tempat melempar jumrah di Mina. Sebuah rombongan tiba-tiba berhenti berjalan. Sementara, rombongan lain di belakang terus berjalan, mendesak dari belakang.
2006: Lebih dari 360 calon haji tewas terinjak-injak massa yang tengah menjalani ritual lempar jumrah di Mina. Pada musim haji tahun itu pula, sebuah gedung delapan lantai yang berfungsi sebagai penginapan di dekat Masjidil Haram ambruk. Sedikitnya 73 orang tewas.
2004: Massa yang
berdesakan di Mina mengakibatkan ratusan orang terinjak-injak. Sebanyak 244
orang tewas, dan ratusan lainnya cedera pada hari terakhir pelaksanaan ibadah
haji.
2003: Sebanyak 14 orang tewas terinjak-injak saat dua rombongan yang usai melempar jumrah bertemu dengan rombongan lain yang baru datang.
2003: Sebanyak 14 orang tewas terinjak-injak saat dua rombongan yang usai melempar jumrah bertemu dengan rombongan lain yang baru datang.
2001: Sedikitnya
35 calon haji tewas terinjak-injak massa di Mina pada hari terakhir ibadah
haji.
1998: Sekitar 180
calon haji terinjak-injak massa yang panik setelah beberapa di antara mereka
jatuh dari jembatan layang saat pelaksanaan ritual jumrah di Mina.
1994: Sekitar 270
calon haji meninggal lantaran terinjak-injak massa saat pelaksanaan ritual
jumrah di Mina.
1990: Insiden
paling fatal terjadi ketika massa berdesakan di terowongan menuju Mekkah.
Sebanyak 1.426 orang tewas terinjak-injak.
Menyikapi Musibah ?
Dari Mush’ab
bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,
يَا
رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling
berat ujiannya?” Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab,
«
الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ
دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى
دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ
بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan
semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila
agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila
agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang
hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam
keadaan bersih dari dosa.”
1.Mengimani takdir ilahi
Setiap menghadapi cobaan hendaklah seseorang
tahu bahwa setiap yang Allah takdirkan sejak 50.000 tahun sebelum penciptaan
langit dan bumi pastilah terjadi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
كَتَبَ
اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ
بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk
sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.”
2.Ketahuilah bahwa semakin kuat iman, memang
akan semakin diuji
Dari Mush’ab
bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,
يَا
رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling
berat ujiannya?” Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab,
«
الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ
دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى
دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ
بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan
semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila
agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila
agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang
hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam
keadaan bersih dari dosa.”
3.Introspeksi
diri
Musibah dan
cobaan boleh jadi disebabkan dosa-dosa yang pernah kita perbuat baik itu
kesyirikan, bid’ah, dosa besar dan maksiat lainnya. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا
أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka
adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS. Asy Syura:
30). Maksudnya adalah karena sebab dosa-dosa yang dulu pernah diperbuat.[13] Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Akan disegerakan
siksaan bagi orang-orang beriman di dunia disebabkan dosa-dosa yang mereka
perbuat, dan dengan itu mereka tidak disiksa (atau diperingan siksanya) di
akhirat.”
4.Ucapkanlah “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un …”
Ummu Salamah
-salah satu istri Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam- berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أُمَّ سَلَمَةَ
زَوْجَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- تَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا
لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى
وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ
وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا ». قَالَتْ فَلَمَّا تُوُفِّىَ أَبُو سَلَمَةَ
قُلْتُ كَمَا أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَخْلَفَ اللَّهُ
لِى خَيْرًا مِنْهُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم-.
“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu
musibah lalu ia mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un. Allahumma’jurnii fii
mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa [Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan
kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan
berilah ganti dengan yang lebih baik]”, maka Allah akan memberinya ganjaran
dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.” Ketika,
Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun menyebut do’a sebagaimana yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan
padaku. Allah pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
5.Yakinlah, di balik kesulitan ada kemudahan
Dalam surat
Alam Nasyroh, Allah Ta’ala
berfirman,
فَإِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
Ayat ini pun
diulang setelah itu,
إِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6). Qotadah mengatakan, “Diceritakan
pada kami bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah memberi kabar gembira pada para sahabatnya
dengan ayat di atas, lalu beliau mengatakan,
لَنْ
يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ
“Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua
kemudahan.”
6.Hadapilah
cobaan dengan bersabar
‘Ali bin Abi
Tholib radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
الصَّبْرُ
مِنَ الإِيْمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الجَسَدِ، وَلَا إِيْمَانَ لِمَنْ
لاَ صَبْرَ لَهُ.
“Sabar dan iman adalah bagaikan kepala pada
jasad manusia. Oleh karenanya, tidak beriman (dengan iman yang sempurna), jika
seseorang tidak memiliki kesabaran.”
Yang
dimaksud dengan bersabar adalah menahan hati dan lisan dari berkeluh kesah
serta menahan anggota badan dari perilaku emosional seperti menampar pipi dan
merobek baju.
Ikhtitam
Yakinlah, ada hikmah di balik cobaan
Hendaklah
setiap mukmin mengimani bahwa setiap yang Allah kehendaki pasti ada hikmah di
balik itu semua, baik hikmah tersebut kita ketahui atau tidak kita ketahui.
Allah Ta’ala berfirman,
أَفَحَسِبْتُمْ
أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ (115)
فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ
الْكَرِيمِ (116)
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya
Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak
ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.”
(QS. Al Mu’minun: 115-116)
Sumber:1.http://rumaysho.com 2.http://www.sumeks.co.id
3.www.republika.co.id 4.http://internasional.kompas.com
Jakarta 25/9/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar