TUGAS MULIA PARA
PENYAMPAI DAKWAH ?
{وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ
صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ } [فصلت: 33]
Artinya: “Siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang
saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?(Fushilat:33)
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ
أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan
maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”
(HR. Muslim no. 1893).
((مَنْ
سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ
مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ
سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّـئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ
عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ
شَيْءٌ)) (رواه مسلم عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رضي الله عنه).
“Siapa
yang mencontohkan perbuatan baik dalam Islam, lalu perbuatan itu setelahnya
dicontoh (orang lain), maka akan dicatat untuknya pahala seperti pahala orang
yang mencontohnya tanpa dikurangi sedikit pun pahala mereka yang mencontoh nya.
Dan barangsiapa mencontohkan perbuatan buruk, lalu perbuatan itu dilakukan oleh
orang lain, maka akan ditulis baginya dosa seperti dosa orang yang menirunya
tanpa mengurangi mereka yang menirunya. (HR. Muslim dari Jarir bin Abdillah
ra).
Muqaddimah
قَالَ رَسُولُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم لِعَلِيٍّ: ((فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ
رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ)) (رواه البخاري ومسلم
وأحمد)
Sabda
Rasulullah saw kepada Ali bin Abi Thalib: “Demi Allah, sesungguhnya Allah swt
menunjuki seseorang dengan (dakwah)mu maka itu lebih bagimu dari unta merah.”
(Bukhari, Muslim & Ahmad).
قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم: ((إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ
عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ)) (رواه الترمذي عن أبي أمامة الباهلي).
Rasulullah
saw bersabda: “Sesungguhnya Allah swt memberi banyak kebaikan, para
malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, sampai semut-semut di lubangnya dan
ikan-ikan selalu mendoakan orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang
lain.” (HR. Tirmidzi dari Abu Umamah Al-Bahili).
Imam
Tirmidzi setelah menyebutkan hadits tersebut juga mengutip ucapan Fudhail bin
‘Iyadh yang mengatakan:
عَالِمٌ عَامِلٌ
مُعَلِّمٌ يُدْعَى كَبِيرًا فِي مَلَكُوتِ السَّمَوَاتِ
“Seorang
yang berilmu, beramal dan mengajarkan (ilmunya) akan dipanggil sebagai orang
besar (mulia) di kerajaan langit.”
Dakwah
menjadi utama karena ia adalah muhimmatur rusul (tugas para nabi dan rasul).
- Dakwah menjadi utama karena ia adalah ahsanul a’mal (sebaik-baik amal).
- Dakwah menjadi utama karena dengan berdakwah seorang muslim meraih pahala yang teramat besar (al-hushul ‘alal ajri al-azhim).
- Dakwah menjadi utama karena dapat menyelamatkan da’i dari azab Allah swt dan pertanggungjawaban di akhirat.
- Dakwah menjadi utama karena ia adalah jalan menuju khairu ummah (terbentuknya umat yang terbaik).
Dengan
demikian berarti seorang da’i sedang menjalani kehidupan rabbaniyyah (al-hayah
ar-rabbaniyyah) dan kehidupan yang penuh keberkahan (a-hayah al-mubarakah).
Keutamaan Berdakwah ?
{وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا
وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ} [العنكبوت: 69]
1.Artinya: “Dan orang-orang yang
berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada
mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang
yang berbuat baik
((مَثَلُ
الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ
اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ
أَسْفَلَهَا فَكَانَ الَّذِينَ فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنْ الْمَاءِ
مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا
خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا
جَمِيعًا وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا)) (رواه
البخاري)
2.Perumpamaan orang
yang tegak di atas hukum-hukum Allah dengan orang yang melanggarnya seperti
kaum yang menempati posisinya di atas bahtera, ada sebagian yang mendapatkan
tempat di atas, dan ada sebagian yang mendapat tempat di bawah. Mereka yang
berada di bawah jika akan mengambil air harus melewati orang yang berada di
atas, lalu mereka berkata: “Jika kita melubangi bagian bawah milik kita dan
tidak mengganggu mereka..” Kalau mereka membiarkan keinginan orang yang akan
melubangi, mereka semua celaka, dan jika mereka menahan tangan mereka maka
selamatlah semuanya. (HR. Bukhari).
عَنْ حُذَيْفَةَ
بْنِ الْيَمَانِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
((وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ
الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ
ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ)) (رواه الترمذي وقَالَ: هَذَا
حَدِيثٌ حَسَنٌ).
3.Dari Hudzaifah bin
Yaman ra dari Nabi Muhammad Saw beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada
di tangan-Nya, kalian harus melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, atau Allah
akan menurunkan hukuman dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan Dia
tidak mengabulkan doa kalian.” (HR Tirmidzi, beliau berkata: hadits ini hasan).
مَنْ
دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ
يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ
عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ
آثَامِهِمْ شَيْئًا
4.Artinya: “Barangsiapa yang menyeru
kepada sebuah petunjuk maka baginya pahal seperti pahala-pahala orang-orang
yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi akan pahala-pahala mereka
sedikitpun dan barangsiapa yang menyeru kepada sebuah kesesatan maka atasnya
dosa seperti dosa-dosa yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi
dari dosa-dosa mereka sedikitpun”(HR
Muslim)
Allah Ta’ala berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ
يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ} [محمد: 7]
5.Artinya: “Hai orang-orang yang
beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
مَنْ سَنَّ
سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا مَا عَمِلَ بِهِ فِي حَيَاتِهِ وَبَعْدَ
مَمَاتِهِ حَتَّى يَتْرُكَ
6.Artinya: “Barangsiapa yang
mensunnahkan sunnah yang baik maka baginya pahala amalan tersebut selama
dikerjakan di dalam kehidupannya dan setelah wafatnya sampai ditinggalkan.”(HR
Thabrani)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
إذَا
مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٍ
جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
7.Artinya: “Jika seorang anak
keturunan Adam meninggal maka terputus amalnya kecuali dati tiga perkara…”,
dan salah satu diantaranya adalah: “Ilmu yang bermanfa’at.”
Sumber:1.http://muslim.or.id
2.http://www.dakwatuna.com
Jakarta 9/9/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar