Selasa, 09 Mei 2017

PERSAUDARAAN


47.TADABBUR QURAN
😎KITA BERSAUDARA💞💞💞

Kita semua adalah bersaudara,sama sama anak cucu Adam as yang membedakan mungkin kulit,bahasa,budaya dan keimanan kepada Allah swt dan RasulNya atau tidak beriman.
Allah swt menurunkan para nabi dan rasulNya untuk men-Esakan Allah swt dan mengajak hanya beribadah kepadaNya semata.
Ancaman Allah swt terhadap mereka yang tidak beriman neraka tempat kembalinya dan surga bagi orang-orang beriman dam bertaqwa.
Persaudaraan bisa hanya di dunia saja dan bisa dunia akhirat.
Jaga persaudaraan dengan memahami dan menjalankan agama yang baik dan benar !
1.Perintah berpegang teguh kepada tali Allah yaitu ak-Quran bagi orang yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dan rasulNya serta menjalankan syareatNya.
ﻭَﺍﻋْﺘَﺼِﻤُﻮﺍ ﺑِﺤَﺒْﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻔَﺮَّﻗُﻮﺍ ۚ ﻭَﺍﺫْﻛُﺮُﻭﺍ ﻧِﻌْﻤَﺖَ
ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺇِﺫْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺃَﻋْﺪَﺍﺀً ﻓَﺄَﻟَّﻒَ ﺑَﻴْﻦَ ﻗُﻠُﻮﺑِﻜُﻢْ ﻓَﺄَﺻْﺒَﺤْﺘُﻢْ
ﺑِﻨِﻌْﻤَﺘِﻪِ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧًﺎ ﻭَﻛُﻨْﺘُﻢْ ﻋَﻠَﻰٰ ﺷَﻔَﺎ ﺣُﻔْﺮَﺓٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻓَﺄَﻧْﻘَﺬَﻛُﻢْ
ﻣِﻨْﻬَﺎ ۗ ﻛَﺬَٰﻟِﻚَ ﻳُﺒَﻴِّﻦُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻜُﻢْ ﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﻬْﺘَﺪُﻭﻥَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-
berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-
musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu karena nikmat Allah, menjadilah kamu orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu
daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk. [Ali Imrân/3:103]
2.Perintah bersatu dalam kebenaran.
Imam ath-Thabariy dalam tafsirnya mengatakan
: “Yang diinginkan oleh Allah Azza wa Jalla
dengan ayat ini ialah: Berpeganglah kalian pada
agama dan ketetapan Allah Azza wa Jalla yang
dengan agama serta ketetapan itu Allah Azza wa
Jalla telah memerintahkan agar kalian bersatu
padu dalam satu kalimatul haq (kebenaran) dan
menyerah pada perintah Allah Azza wa Jalla “.
3.Larangan bercerai berai sesama muslim.
ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻜُﻮﻧُﻮﺍ ﻛَﺎﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺗَﻔَﺮَّﻗُﻮﺍ ﻭَﺍﺧْﺘَﻠَﻔُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِ ﻣَﺎ ﺟَﺎﺀَﻫُﻢُ
ﺍﻟْﺒَﻴِّﻨَﺎﺕُ ۚ ﻭَﺃُﻭﻟَٰﺌِﻚَ ﻟَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﻋَﻈِﻴﻢٌ
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang
yang bercerai-berai dan berselisih sesudah
datang keterangan yang jelas kepada mereka.
Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa
yang berat.
[Ali Imrân/3:105]
4.Larangan berpecah belah sesama mukmin.
Imam ath-Thabari rahimahullah mengatakan
dalam tafsirnya: “Yang dimaksudkan oleh Allah
Azza wa Jalla ialah: Wahai orang-orang yang
beriman! janganlah menjadi seperti orang-orang
Ahli Kitab, yang berpecah belah dan berselisih
dalam agama, perintah dan larangan Allah Azza
wa Jalla , sesudah datang kepada mereka
keterangan-keterangan yang jelas berupa bukti-
bukti dari Allah Azza wa Jalla . Mereka berselisih
di dalamnya. Mereka memahami kebenaran tetapi
mereka sengaja menentangnya, menyelisihi
perintah Allah Azza wa Jalla dan membatalkan
ikatan perjanjian yang dibuat oleh Allah Azza wa
Jalla dengan lancang.
5.Sesama muslim bersaudara tidak boleh menzhaliminya...
ﺍَﻟْﻤُﺴْﻠِﻢُ ﺃَﺧُﻮ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ ﻻَ ﻳَﻈْﻠِﻤُﻪُ ﻭَﻻَ ﻳَﺨْﺬُﻟُﻪُ ﻭَﻻَ ﻳَﺤْﻘِﺮُﻩُ .
ﺍَﻟﺘَّﻘْﻮَﻯ ﻫَﻬُﻨَﺎ. ﻳُﺸِﻴْﺮُ ﺇِﻟَﻰ ﺻَﺪْﺭِﻩِ ﺛَﻼَﺙَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ : ﺑِﺤَﺴْﺐِ ﺍﻣْﺮِﺉٍ
ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﺃَﻥْ ﻳَﺤْﻘِﺮَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢَ، ﻛُﻞُّ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ
ﺣَﺮَﺍﻡٌ ﺩَﻣُﻪُ ﻭَﻋِﺮْﺿُﻪُ ﻭَﻣَﺎﻟُﻪُ. ﺭَﻭَﺍﻩُ ﻣُﺴْﻠِﻢٌ .
Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim
lainnya. Ia tidak boleh tidak menzaliminya,
merendahkannya dan tidak pula meremehkannya.
Taqwa adalah di sini. – Beliau menunjuk dadanya
sampai tiga kali-. (kemudian beliau bersabda
lagi:) Cukuplah seseorang dikatakan buruk bila
meremehkan saudaranya sesama muslim.
Seorang Muslim terhadap Muslim lain; haram
darahnya, kehormatannya dan hartanya.
[HR. Muslim]
6.Menjadi hamba-hamba Allah yang bersaudara saling menghormati dan memuliakan.
ﻻَﺗَﺒَﺎﻏَﻀُﻮْﺍ ﻭَﻻَ ﺗَﺤَﺎﺳَﺪُﻭْﺍ ﻭَﻻَ ﺗَﺪَﺍﺑَﺮُﻭْﺍ ﻭَﻛُﻮْﻧُﻮْﺍ ﻋِﺒَﺎﺩَ ﺍﻟﻠﻪِ
ﺇِﺧْﻮَﺍﻧﺎً . ﻣُﺘَّﻔَﻖٌ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
Janganlah kalian saling membenci, saling
mendengki dan saling membelakangi. Jadilah
kalian sebagai hamba-hamba Allah yang
bersaudara[Muttafaq ‘Alai]
7.Sesama mukmin saling menolong dan menguatkan.
ﺍَﻟْﻤُﺆْﻣِﻦُ ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻦِ ﻛَﺎﻟْﺒُﻨْﻴَﺎﻥِ ﻳَﺸُﺪُّ ﺑَﻌْﻀُﻪُ ﺑَﻌْﻀًﺎ . ﻣُﺘَّﻔَﻖٌ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
Seorang mukmin bagi mukmin lainnya laksana
bangunan, satu sama lain saling menguatkan.
[Muttafaq ‘Alaihi]
8.Sesama mukmin seperti satu tubuh merasakan sakit dan senang...
ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻓِﻰ ﺗَﻮَﺍﺩِّﻫِﻢْ ﻭَﺗَﺮَﺍﺣُﻤِﻬِﻢْ ﻭَﺗَﻌَﺎﻃُﻔِﻬِﻢْ ﻣَﺜَﻞُ
ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ، ﺇِﺫَﺍ ﺍﺷْﺘَﻜَﻰ ﻣِﻨْﻪُ ﻋُﻀْﻮٌ، ﺗَﺪَﺍﻋَﻰ ﻟَﻪُ ﺳَﺎﺋِﺮُ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ
ﺑِﺎﻟﺴَّﻬْﺮِ ﻭَﺍﻟْﺤُﻤَّﻰ . ﺃَﺧْﺮَﺟَﻪُ ﺍﻟْﺒُﺨَﺎﺭِﻱ ﻭَﻣُﺴْﻠِﻢٌ ‏( ﻭَﺍﻟﻠَّﻔْﻆُ ﻟِﻤُﺴْﻠِﻢٍ ).
Perumpamaan kaum mukminin satu dengan yang lainnya dalam hal saling mencintai, saling
menyayangi dan saling berlemah-lembut di antara
mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah
satu anggota badan sakit, maka semua anggota
badannya juga merasa demam dan tidak bisa
tidur. [HR. Bukhâri dan Muslim]
9.Tidak masuk surga jika tidak beriman dan tidak saling menyayang...
ﻻَ ﺗَﺪْﺧُﻠُﻮﻥَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﺣَﺘَّﻰ ﺗُﺆْﻣِﻨُﻮﺍ ﻭَﻻَ ﺗُﺆْﻣِﻨُﻮﺍ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺤَﺎﺑُّﻮﺍ
...‏»
Kalian tidak masuk surga hingga kalian beriman
dan belum sempurna keimanan kalian hingga kalian saling mencintai …
(HR Muslim).
10.Larangan bertengkar dan tidak tegur sapa sesama muslim.
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﺃَﻳُّﻮﺏَ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍَﻟﻠَّﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗَﺎﻝَ: ﻻَ ﻳَﺤِﻞُّ ﻟِﻤُﺴْﻠِﻢٍ ﺃَﻥْ ﻳَﻬْﺠُﺮَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﻓَﻮْﻕَ ﺛَﻼَﺙِ
ﻟَﻴَﺎﻝٍ ﻳَﻠْﺘَﻘِﻴَﺎﻥِ , ﻓَﻴُﻌْﺮِﺽُ ﻫَﺬَﺍ, ﻭَﻳُﻌْﺮِﺽُ ﻫَﺬَﺍ , ﻭَﺧَﻴْﺮُﻫُﻤَﺎ ﺍَﻟَّﺬِﻱ
ﻳَﺒْﺪَﺃُ ﺑِﺎﻟﺴَّﻼَﻡِ ‏( ﻣُﺘَّﻔَﻖٌ ﻋَﻠَﻴْﻪِ )
Artinya: "Abu Ayyub RA menceritakan, bahwa Rasulullah
SAW bersabda, "Tidak halal (Boleh) seorang Islam
menyisihkan saudaranya lebih dari tiga hari, jika
keduanya bertemu, maka yang seorang berpaling
kesana dan yang seorang lagi berpaling kesini.
Tetapi yang paling baik diantara yang kedua itu
ialah siapa yang memulai mengucapkan salam
kepada lawannya."
(HR. Muttafaqun Alih)

RAGAMNYA PERSAUDARAAN

Ukhuwah (Persaudaraan):
Al-Qur’an menggugah kesadaran kita bersama
akan adanya persaudaraan antar sesama
manusia. Persaudaraan itu berupa:
Ukhuwwah Insaniyyah: yaitu persaudaraan
karena sesama manusia, berdasarkan
kemanusiaan, sebagaimana yang terdapat
dalam surah “al-Hujurat: . 13)
Ukhuwwah Wathaniyyah (persaudaraan
sebangsa dan se tanah air). Dalam surah asy-
Syu’ara’ disebutkan bahwa Nabi Nuh, Nabi
Hud, Nabi Shaleh, Nabi Syu’aib adalah saudara
bagi kaum mereka. (Lih. Surah asy-Syu’ara’:
105, 124, 142, al-A’raf: 85). Kemudian dalam
“Piagam Madinah” yang dideklarasikan oleh
Nabi Muhammad tercantum dictum yang berbau
“nasionalis” yaitu: ﻭﺃﻥ ﻳﻬﻮﺩ ﺑﻨﻲ ﻋﻮﻑ ﺃﻣﺔ ﻣﻊ
ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ، ﻟﻠﻴﻬﻮﺩ ﺩﻳﻨﻬﻢ، ﻭﻟﻠﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺩﻳﻨﻬﻢ artinya :
sesungguhnya kelompok Yahudi Bani ‘Auf
adalah satu umat dengan kaum mukminin. Bagi
mereka agama mereka dan bagi kaum muslimin
agama mereka sendiri.
Ukhuwwah Diniyyah (persaudaraan sebagai
sesama pemeluk agama) sebagaimana yang
isyarahkan pada ayat : { ﻗُﻞْ ﻳَﺎ ﺃَﻫْﻞَ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻮْﺍ
ﺇِﻟَﻰ ﻛَﻠِﻤَﺔٍ ﺳَﻮَﺍﺀٍ ﺑَﻴْﻨَﻨَﺎ ﻭَﺑَﻴْﻨَﻜُﻢْ { ‏[ ﺁﻝ ﻋﻤﺮﺍﻥ 64 : ] artinya
: Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab!
Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat
(pegangan) yang sama antara kami dan kamu.
Akan halnya dengan kaum musyrik, Allah
berfirman : { ﻟَﻜُﻢْ ﺩِﻳﻨُﻜُﻢْ ﻭَﻟِﻲَ ﺩِﻳﻦِ ‏( {(6 ‏[ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻭﻥ 6 : ]
artinya : bagimu agamamu dan bagiku
agamaku.
Ukhuwwah Islamiyyah (persaudaraan sesama
kaum muslim) sebagaimana firman Allah : { ﺇِﻧَّﻤَﺎ
ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺇِﺧْﻮَﺓ { ‏[ﺍﻟﺤﺠﺮﺍﺕ 10 : ] bahwa kaum
mukminin adalah saudara.
Semua bentuk ukhuwwah ini adalah bisa
menjadi kekuatan bagi kelompok masyarakat.
Namun jika ukhuwwah ini tidak di jaga, justeru
akan menjadi pemantik bagi terjadinya benturan
benturan yang tidak kita inginkan bersama.
Seringkali kita melihat saling mencurigai antara
satu kelompok dengan lainnya.(dmi.or.id)
JANGAN SALAH NIAT !
1.Larangan fanatik kesukuan yang berlebihan.
ﻟَﻴْﺲَ ﻣِﻨَّﺎ ﻣَﻦْ ﺩَﻋَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﻋَﺼَﺒِﻴَّﺔٍ ﻭَﻟَﻴْﺲَ ﻣِﻨَّﺎ ﻣَﻦْ ﻗَﺎﺗَﻞَ ﻋَﻠَﻰ
ﻋَﺼَﺒِﻴَّﺔٍ ﻭَﻟَﻴْﺲَ ﻣِﻨَّﺎ ﻣَﻦْ ﻣَﺎﺕَ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﺼَﺒِﻴَّﺔٍ‏»
Tidak termasuk golongan kami orang yang
menyerukan 'ashabiyyah, yang berperang karena
'ashabiyyah, dan yang mati membela 'ashabiyyah
(HR Abu Dawud).
Seseorang pernah bertanya kepada Rasul saw.,
“Apakah seseorang mencintai kaumnya termasuk
'ashabiyyah?” Beliau menjawab:
‏« ﻻَ، ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﻌَﺼَﺒِﻴَّﺔِ ﺃَﻥْ ﻳُﻌِﻴﻦَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻗَﻮْﻣَﻪُ ﻋَﻠﻰ ﺍﻟﻈُّﻠْﻢِ‏»
Tidak. Akan tetapi, termasuk 'ashabiyyah jika
seseorang menolong kaumnya atas dasar
kezaliman. (HR Ibnu Majah)
Wallah a`lam bishawab
PERSAUDARAN
SESAMA MANUSIA
SESAMA BANGSA
SESAMA KELUARGA
SESAMA AGAMA
SALING MENGHORMATI
SALING MENGASIH
SALING MENGINGATKAN
BUKAN
SALING MENCACI
SALING BERMUSUHAN
BAHKAN
BERPERANG
INDONESIA
MILIK KITA
BERSAMA
KEMULIAN MEREKA TERGANTUNG KETAQWAAN KEPADA
TUHAN YANG MAHA ESA
Semoga bermanfaat. Aamiin.
Wassalam
Anak bangsa
😎💞🇮🇩

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman