Selasa, 08 Maret 2016

AJARAN TASAWUF





PERKEMBANGAN TASAWUF DAN AJARANNYA
Muqaddimah
Segala puji  bagi Allah , Tuhan seru sekalian alam . Dialah sumber kehidupan makhluk berada , sumber cahaya langit dan bumi dan penerang hati bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa dalam mengarungi  bahtera kehidupan dunia . Shalawat serta salam semoga senantasa tercurah kepada Nabi teladan ummat, Muhammad saw para sahabat dan kepada pengikut-pengikut beliau yang taat dan siap meneruskan perjuangannya sampai hari kemudian .
Agamaagama di dunia ini banyak sekali yang menganut berbagai macam tasawuf, diantaranya ada sebagian orang India yang amat fakir . Mereka condong menyiksa diri sendiri demi membersihkan jiwa dan meningkatkan amal ibadahnya .
Dalam Agama Kristen terdapat aliran tasawuf khususnya bagi para pendeta . Di Yunani muncul aliran Ruwaqiyin . Di Persia ada aliran yang bernama Mani’; dan dinegeri –negeri lainnya banyak aliran ekstrim di bidang rohaniah .
Kemudian Islam datang dengan membawa perimbangan yang paling baik diantara rohaniah dan jasmaniah serta penggunaan akal .
Manusia sebagaimana digambaerkan oleh agama, yaitu terdiri dari tiga unsure: roh , akal dan jasad . Masing-masing dari tiga unsure itu diberi hak sesuai dengan kebutuhannya . Ketika Nabi saw melihat salah satu sahabat berlebih-lebihan dalam satu sisi, sahabat tersebut ditegur . Sebagaimana yang terjadi pada Abdullah bin Amr bin Ash.
Ia berpuasa terus menerus tidak pernah berbuka , sepanjang malam beribadat, tidak pernah tidur , serta meninggalkan istri dan kewajibannya . Lalu Nabi saw menegurnya dengansabdanya yang artinya: “Wahai Abdullah, sesengguhnya bagi dirimu ada (untuk tidur) , bagi istrimu dan keluargamu ada hak (untuk bergaul) dan bagi jasadmu ada hak .
Munculnya para sufi disaat  ummat Isalm umumnya terpengaruh pada dunia yang menipu pada pada diri mereka dan terbawa pada pola piker yang mendasar semua masalah dengan pertimbangan logika .Hal itu terjadi setelah masuknya Negara-negara lain di bawah kekuasaan mereka .
Banyak orang yang masuk Islam karena pengaruh mereka , banyak orang yang durhaka dan lalim kembali bertobat karena jasa mereka . Dan tidak sedikit mereka mewariskan pada dinia Islam , terutama di bidang ma’rifat , akhlak dan pengalaman-pengalaman di alam rohani .
Dalam kajian tasawuf dari abad ketiga dan keempat Hijriyah terdapat dua aliran Pertama kajian tasawuf yang bersifat akhlak dan kedua bersifat filsafat .
Dalam tulisan ini yang akan mengulas tentang perkembangan dan ajaran tasawuf dari masa kemasa. Diantaranya adalah:
1.       Apa itu tasawuf ?
2.       Kapan tasawuf dikenal oleh masyarakat ?
3.       Tasawuf apa saja yang ada saat itu ?
4.       Siapa saja Tokoh-Tokoh tasawuf dan ajarannya ?
5.       Bagaimana Kehidupan para Ahlus Shaffah ?
6.       Apa dasar tasawuf dalam Islam ?
7.       Adakah nilai-nilai ajaran tasawuf dalam kehidupan modern ?
1.Pengertian Tasawuf
1.1. Makna dan Ta’rif Tasawuf
Bila kata tasaawuf kita cari asal mulanya , meka banyak sekali pendapat para ahli antara lain sebagai berikut :
1.      Tasawuf berasal dari kata saff yang artinya barisan dakam salat berjama’ah . Alasannya, seorang sufi iman yang kuat , jika yang bersih , dan selalu memilih saf terdepan dalam salat berjama’ah .Disamping itu alasan mereka juga memandang bahwa seorang sufi akan berada di baris pertama si depan Allah SWT .
2.      Taswuf berasal dari kata saufanah, yaitu sejenis buah-buahan kecil berbulu yang banyak tumbuh di gurun pasir Arab saudi. Pengambilan kata ini karena melihat orang-orang sufi banyak memakai pakaian berbulu dan hidup dalam kegersangan fisik, tetapi subur batinnya .
3.      Tasawuf berasal dari kata suffah yang artinya pelana yang dipergunakan oleh para sahabat  Nabi saw yang miskin untuk bantal tidur diatas bangku di samping Masjid Nabawi di Madinah .Versi lain diakatakan bahwa suffah artinya suatu kamar di saping Masjid Nabawi yang disediakan untuk para sahabat dari golongan muhajirin  yang miskin . Penghuni suffah disebut ahlussuffah .
4.      Tasawuf merujuk pada kata safwah yang berarti sesuatu yang terpilih atau terbaik .Dikatakan demikian , karenaseorang sufi biasa memandang diri mereka sebagai orang pilihan atau orang terbaik .
5.      Tasawuf merujuk pada kata safaa atau safw yang artinya bersih atau suci .Maksudnya , kehidupan seorang sufi lebih banyak diarahkan pada pensucian batin untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Suci , sebab Tuhan tidak bisa didekati kecuali oleh orang suci .
6.      Tasawuf berasal dari bahasa Yunani, yaitu , Theosophi (theo:Tuhan ;sophos: hikmat) , yang berarti hikmat ketuhanan . Mereka merujuk kepada bahasa Yunani karena ajaran tasawuf banyak membicarakan masalah ketuhanan.
7.      Tasawuf berasal dari kata suuf yang artinya wol atau kain bulu kasar . Sebagai lambang kemiskinan dan kesederhanaan .
Demikianlah arti kata tasawuf menurut para ahli diatas , memang pengertian tersebut dapat dijadikan standar bagi orang-orang yang ingin mendekatkan diri kepada Tuhan dengan hidup sederhana , suci lahir dan bathin, serta selalu mengedepankan dalam masalah ketuhanan , dimana ingin menjadi hamba yang terdepan di sisi Tuhan , seperti mengambil saf yang pertama ketikan salat berjama’ah. Meskipun demikian, arti tasawuf yang banyak diterima adalah yang merujuk kepada suuf yang berarti wol atau kain bulu kasar bukan halus seperti sekarang .
Bahkan dikatakan , tashawwafa al-rajul, kalau memakai wol .Pada masa awal perkembangan asketisisme , pakaian bulu domba adalah symbol para hamba Allah yang tulus dan asketis . Para sufi sendiri banyak berpendapat seperti ini, diantaranya al-Sarraj al-Thusi dalam karyanya, al-Luma . Pendapat ini ditokohkan Ibn Khaldun dan lain-lainnya
Banyak ta’rif yang dikemukakan olrh para sufi tentang apa itu tasawuf ? di antaranya sebagai berikut:
1.      Bisyr bin Haris bahwa sufi ialah orang yang suci hatinya menghadap Allah    SWT.Mereka tulus ikhlas dalam beribadah kepada Tuhan , hatinya bersih dari penyakit-penyakit hati seperti riya’ , iri hati, dendam buruk sangka, sombong , ujub dll .
2.      Al-Junaid al-Bagdadi (289 H.), tokoh sufi medern , mengatakan bahwa tasawuf ialah membersihkan hati dari sifat yang basya riyah (kemanusiaan) , menjauhi hawa nafsu , memberikan tempat bagi sifat kerohanian , berpegang pada ilmu kebenaran , mengamalkan sesuatu yang lebih utama atas dasar keabadiannya , memberi nasihat pada umat, benar-benar menepati janji terhadap Allah SWT, dan mengikuti syari’at Rasulullah saw .
3.      Abu Qasim Abdul Karim al-Qusyairi  mendevinisikan bahwa tasawuf ialah menjabarkan ajaran-ajaran al-Qur’an dan sunnah, berjuang mengendalikan nafsu , menjauhi perbuatan bid’ah, mengendalikan syahwat dan menghindari sikap-sikap meringan-ringankan ibadah .
4.      Abu Yazid al-Bustami secara lebih luas mengatakan bahwa arti tasawuf mencakup tiga aspek , yaitu Kha(melepaskan diri dari perangi yang tercela) , ha (menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji )dan jim (mendekatkan diri kepada Tuhan) . Yang dikenal istilah tersebut adalah Takhalli, Tahalli dan Tajalli .
5.      Ibn Qayyim dalam Madarij al-Salikin memaksudkan bahwa para pembahas ilmu ini telah sepakat atau sependapat , bahwa tasawuf adalah moral .
Meskipun devinisi diatas berbeda, namun ada satu asas yang tidak diperselishkan,
yaitu bahwa tasawuf itu adalah moralitas-moralitas yang berdasarkan Islam . Dengan begitu ,jelas pada dasarnya tasawuf berarti moral atau akhlak  . Dengan pengertian begini, maka tasawuf juga berarti semangat Islam , sebab semua hukum islam berlandaskan moral .
Mengenai aspek moral, dalam al-Qur’an terdapat banyak ayat yang mendorong pada keluhuran moral ini . Misalnya, dorongan asketisme , kesabaran tawakal, ridha, hub, yakin , hidup sederhana dansegala hal yang dianjurkan kepada setiap muslim sebagai kesempurnaan iman . Al-Qur’an sendiri menyatakan, bahwa Rasulullah saw adalah suri –teladan yang terbaik bagi orang-orang yang hendak menyempurnakan diri dengan keutamaan tersebut dalam bentuk yang paling luhur . Bahkan aku diutus di alam dunia ini untuk menyempurnakan moral manusia .
Dalam kenyataannya , moral Islam adalah landasan syari’at Islam. Sehingga ketiadaan moral dalam hukum-hukum syari’at , baik yang berkaitkan dengan hukum-hukum di dalam aqidah ataupun  fiqih , akan membuat hukum tersebut menjadi semacam bentuk tanpa jiwa atau wadah tanpa isi .
Nabi Muhammad saw pernah berdialog dengan malaikat Jibril dan maksud tujuan kedatangannya untuk unutk mengajarkan kepada para sahabatnya yang terkenal dengan trilogy , yaitu Iman, Islam dan Ihsan . Ta’ari yang dikemukakan oleh para sufi ternyata sudah mencakup tiga komponen tersebut, terutama ihsan .
Ihsan lebih menekankan segi kualitas peribadatan dank arena itu mewakili aspek spiritual ataumistik yang tersirat dalam sebuah hadist Nabi yang artinya: Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya ; dan seandainya engkau tidak bisa melihat-Nya, niscaya Ia melihatmu .
Dr.Musthofa Muhammad Asy-Syakh’ah dalam kitabnya “Islamu Bi Laa Madzaahib” mengatakan , bahwa hakekat tasawuf lebih sederhana dibandingkan ungkapan orang-orang yang tenggelam dalam dunia tasawuf itu sendiri . Secara sederhana , menurut saya tasawuf adalah usaha mencapai ketinggian kerohanian dengan  menyisihkan keduniawian . Dan ini semestinya disertai dengan bukti-bukti nyata dalam bentuk pengalaman .
2.Perkembangan Tasawuf
2.1. Perkembangan Tasawuf
Untuk menentukan kapan peralihan waktu antara gerakan asketisme dan tasawuf dalam Islam sulit ditentukan . Sekalipun demikian, kurang lebih  pada permulaan abad ketiga Hijriyah kita melihat adanya peralihan konkrit pada askitisme Islam; dan para asketisme lebih dikenal dengansebutan sufi .
Sejak itulah muncul karya-karya tentang tasawuf . Para penulis pertama dalam bidang ini ialah al-Muhasibi(meninggal tahun 243 H) , al-Kharraz(meninggal tahun277H) , AL-Hakim al-Tirmidzi (meninggal tahun 285 H) dan al-Junaid(meninggal tahun 297H).Mereka itulah para sufi abad keriga Hikriyah .
Maka dapat dikatakan bahwa abad ketiga Hijriyah adalah abad mula tersusunnya ilmu tasawuf dalam arti yang luasss . selain itu , para sufi mulai menaruh perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan jiwa dan tingkah laku .
Doktrin-doktrin dan tingkah-laku sufi berkembang ditandai dengan moral yang karateristik , sehingga ditangan mereka tasawuf pun berkembang menjadi ilmu moral keagamaan. Pembahasan-pembahasan mereka tentang moral , akhirnya , mendorong mereka unutk semakin mengkaji masalah serta hal-hal yang berkaitan dengan akhlak .
Dalam hal ini Ibn Khaldun telah mengatakan sebagai berikut”Ketika ilmu-ilmu mulai ditulis dan dihimpun , dan para fuquha mulai menulis tentang fiqih, ushul fiqih, kalam, tafsir, para tokoh terekat ini (para sufi) pun mulai menulis masalah sikap tentang terekat mereka . Diantara mereka terdapat yang menulis masalah sikap mengingkari dunia (wara’) , serta itropeksi dalam mengambil atau melepaskan suatu tindakan , seperti halnya yang dilakukan al-Qusyairi dengan risalah al-Qusyairiyah al-Ma’ari .Sejak itulah ilmu tasawuf pun dalam agama ini menjadi suatu himpunan ilmu-ilmu , dimana sebelumnya terikat hanya dipandang sebagai satuan ibadah semata .”
Pada abad ketiga Hijriyah munculah jenis tasawuf lain, yang diwakili al-Hallaj , yang kemusian dihukum mati karena menyatakan pendapatnya mengenai hulul (pada 309H). Tampaknya , tasawuf jenis ini terpengaruh unsur-unsur di luar Islam .
Sementara itu, pada abad-abad ketiga dan keekpat Hijriyah ada sejumlah tokoh tasawuf , seperti al-Junaid, al-Sirri  al-Saqathi , al-Kharraz , yang mempunyai banyak murid dididkan mereka . Inilah cikal bakal bagi terbentuknya tariqat-tariqat sufi dalam Islam, dimana sang murid menempuh pelajaran dasarnya secara formal dalam suatu majlis . Dalam tariqat itulah mereka mempelajari  tata tertib tasawuf baik ilmu ataupun prakteknya .
Kemudian , pada abad kelima Hijriyah munculah Imam al-Ghazali yang sepenuhnya hanya menerima tasawuf yang berdasar al-Qur’an dan as-Sunnah serta bertujuan asketisme , kehidupan sederhan , pelurusan jiwa , dan pembinaan moral .Pengetahuan tentang tasawuf dikajinya dengan begitu mendalam, sementara disis lain ia melancarkan kritikan tajam terhadap filosof , kaum Mu’tazilah , dan Batiniyah . Al-Ghazalilah yang berhasil memancangkan prinsip-prinsip tasawuf yang moderat, yang seiring dengan aliran Ahlu Sunnah Wal Jama’ah , dan bertentangan dengan jenis tasawuf al-Hallaj dan Abu Yazid al-Bustami mengenai soal karakter manusia .
Sejak mulai abad keenam Hijriyah , sebagai akibat pengaruhkepribadian al-Ghazali yang begitu besar  yang begitu besar, pengaruh taswuf sunni semakin meluas dalam dunia Islam .Kadaan ini memberi peluang  bagi munculnya para tokoh sufi yang mengembangkan tariqat-tariqat dalam rangka mendidik nurid , mereka, semisal Sayyid Ahmad al-Rifa’I 9meninggal pada tahun570 H) dan Sayyid al-Qadir al-Jailani(meninggal pada tahun 651H ) . Tidak ayak lagi , keduanya terpengaruh tasawuf al-Ghazali .
Sedangkan bermunculan para tokoh sufi yang beraliran tasawuf sunni . pada saat yang sama yaitu pada abad keenam Hijriyah juga bermunculan tokoh-yokoh sufi yang memadukan tasawuf mereka dengan filsafat , dengan teori mereka yang bersifat setengah-setengah . Artinya , disebut murni bukan dan murni fisafat pun bukan . Di antara mereka yaitu al-Syuhrawardi al-Maqtul ( meninggal pada tahun 549 H) , penyusun kitab hikmah al-Isyraq , Syeih Akbar Muhyiddin Ibn ‘Arabi (meninggal pada tahun- 638H) , penyair sufi Mesir ,’Umar ibn al-Faridh (meninggal pada tahun 632 H) , ‘abd al-Haq ibn Sab’in al-Mursi (meninggal pada tahun 669 H) serta aliran-aliran tokoh-tokoh yang sealiran dengannya . . . .  Jelas mereka banyak menimba berbagai sumber dan pendapat saling , seperti filsafat Yunani, dan khususnya Neo Plantonisme . Mereka ini banyak teori mendalam mengenai soal jiwa, moral, pengetahuan , wujud , dan sangat bernilai baik ditinjau dari segi tasawuf maupun filsafat , dan berdampak besar atas para sufi mutakhir .
Tasawuf dari abad-keabad dalam perkembangannya terutama pada masa-masa akhir , kurang lebih sejak abad kedelapan Hijriyah sampai saat mengalami kemunduran , mengapa ? Para tokohnya hanya cenderung mengarah pada  pemberian komentar dan ikthisar atas karya-karya yang Islam, dan lebih menekankan perhatian berbagai bentuk ritus dan formalisme , yang terkadang membuat mereka menyimpang dari subtansi ajarannya sendiri .
Disini perlu dikemukakan pula , bagaimana tasawuf dalam fase-fase perkembangan tertentu telah terpengaruh teori-teori filsafat dan juga mempergunakan sebagian termonologi serta sebagian corak filsafat , namun dari segi pertumbuhan pertamanya tetap bercorak Islam . Banyak para orientalis –yang menaruh perhatian terhadap tasawuf – yang keliru merujukan tasawuf ini dengan sumber-sumber di luar Islam .
Sampai saat ini, tariqat-tariqat yang menekankan pendidikan praktis masih bertahan . seperti tariqat Rifa’iyyah , tariqat Qadariyah, tariqat Ahmadiyah( yang didirikan Syayid Ahmad al-Badawi), tariqat al-Birhamiyah (didirikan Syeih Ibrahim al-Dasuqi) , dan beberapa tariqat lainnya.
Selain itu perlu dikemukakan pula , bahwa sebagian sufi yang juga filosofi telah berusaha mendirikan berbagai tariqat . Namun tariqat-tariqat yang mereka dirikan tidak terdapat lagi di dunia Islam, Mengapa? Hal ini akibat keraguan-keraguan yang ditimbulkan mereka sendiri, yang menyangkut aqidah para pendiriannya . Seperti tariqat Akbariyahyang didirikan Ibn ‘Arabi yang bergelar Syeih Akbar, dan tariqat Sab’iyah yang didirikan Ibn Sab’in al-Murai .
2.2. Tasawuf Abad ke 4 dan ke 5.
Tahap keempat Yaitu PADA Abad ke-5 Hijriyah, PADA Abad Suami muncullah imam al-Ghazali Yang sepenuhnya Hanya MENERIMA tasawuf Yang berdasarkan al-qur'an dan al-Sunnah Serta bertujuan asketisme, Kehidupan sederhana, jiwa pelurusan Dan Pembinaan moral. Pengetahuan TENTANG tasawuf dikajinya DENGAN BeGiTu Mendalam. Di Sisi berbaring besarbesaran
melancarkan kritikan Tajam Kepada para filosof, kaum Mu'tazillah dan 16 Al-Ghazali lah Yang BERHASIL memancangkan perinsip-perinsip tasawuf Yang moderat bathiniyah., Yang seiring DENGAN Aliran ahlussunnah wal jamaah, Dan bertentangan DENGAN tasawuf al-Hallaj Dan Abu Yazid al-Bustami. 17 Tasawuf PADA Abad ke-5 H cenderung mengalami Pembaharuan, yakni DENGAN mengembalikannya KE Landasan al-qur'an dan al-sunnah.
Tahap Kelima, Yaitu Abad ke-6 Hijriyah. PADA ABAD Suami tasawuf sunni Semakin meluas Dan menyebar KE Seluruh pelosok duna Islam. Hal inisial Akibat Dari pengaruh Kepribadian al-Ghazali Yang BeGiTu gede tasawuf Bagi halaman WordPress. Keadaan Suami Memberi Peluang munculnya para tokoh sufi Yang mengembangkan tarekat-tarekat hearts Rangka mendidik para muridnya, seperti sayyid Ahmad al-Rifa'i (w.570 H), Dan sayyid Abdul Qadir Jaelani (w. 651 H) Yang Sangat terpengaruh Diposkan Garis tasawuf al-Ghazali. PILIHAN Yang sama dilakukan Generasi berikut, ANTARA berbaring Yang memucat menonjol Adalah Syeikh Abu Hasan al-Syadzili (w.650 H) Dan muridnya Abu Abbas al-Mursi (w. 686 H) Serta Ibnu attha Illah al-Sakandari (w. 709 H ).
Al-Ghazali dipandang sebagi pembela Terbesar tasawuf sunni. Pandangan tasawufnya seiring DENGAN para shufi Aliran Pertama, para shufi Abad ke-3 dan ke-4 Hijriyah. Ia Sering diklaim SEBAGAI Seorang shufi Terbesar Dan terkuat pengaruhnya hearts Khazanah ketasawufan di Dunia Islam.
3. Aliran Tasawuf
3.1. Tasawuf Sunni dan Filosofis
Ditnjau dari perkembangan fase tasawuf dalam Islam, ada dua jenis tasawuf dalam mengembangkan dan mendidik teori-teori mereka , yaitu tasawuf Sunni yang diwakili para tokoh sufi yang disebut-disebut al-Qusyairi dalam kitabnya al-Risalah , khususnya para suif dari abad ketiga dan keempat Hijriyah , Imam al-Ghazali dan para tariqat yang mengikuti jejaknya .
Sedangkan tasawuf Filosofis yang diwakili para tokoh sufi yang memadukan tasawuf mereka dengan filsafat , seperti Syeih Akbar Ibn ‘Arabi , Umar al-Faridh dan abad al-Haq Ibn Sab’in al-Mursi . Yang paling keras mengecam mereka dari fuqaha akibat Ibnu Taymiyah(meninggal pada tahun 728 H) .
Menurut telaah para pengkaji tasawuf pada abad-abad ketiga dan keempat  Hijriyah, tasawuf pada masa itu adalah sebagai jalan mengenal Allah (ma’rifat) setelah tadinya hanya sebagai jalan beribadah .
Aliran para sufi yang pendapat-pendapatnya moderat, tasawufnya selalu merujuk pada al-Qur’an dan sunnah . Atau dengan kata lain , tasawuf aliran itu selalu bertandakan timbangan syariah .Sebagian sufinya adalah ulama terkenal dan taswufnya didominasi cirri-ciri moral .
Tokoh-tokoh dari kelompok pertama (tasawuf sunni) , misalnya Haris al-Muhasibi (Basra, 165 H-Baghdad,243 H).Ia banyak mengkaji dan mengajarkan disiplin diri (muhassabah) . pembicaraannya yang lebih rinci  dalam karyanya ar-Ri’aayat li Huquuq Allah (menjaga hak Allah ) yang banyak mempengaruhi al-Ghazali dalam menyusun karyanya Ihyaa ‘Uluumuddin (menghidupkan Ilmu Agama) .
Tokoh lainnya, seperti Sirri as-Saqati, Abu ar-Ruzbari , dan Abu Zaid al-Adami. Disamping itu terdapat pula Abu Sa’id al-Khraz yang banyak menumpahkan kajiannya pada makam dan hal .Sahal at-Tusturi yang terkenal dengan kekhus’annya dalam beribadah disiplin diri , dan al-Junaid al-Bagdadi (meninggal pada tahun289H) yang paling popular dan mempunyai analisis yang dalam tauhid dan fana, baginya memperdalam pengenalan kepada Allah SWT harus bersamaan dengan peningkatan amal dan disiplin diri, dia juga mewariskan kepada murid-muridnya yang paling terkenal yaitu Abu Bakar asy-Syibli .
Dalam lingkungan aliran diatas(tasawuf sunni) muncul tiga orang penulis teori tasawuf buku-bukunya masih dapat ditemukan dewasa ini yaitu:
1.      Abu Nasr as-Sarraj at-Tusi (wafat378H) , Ia seseorang penulis kitab besar dan fundamentalis dalam tasawuf berjudul kitab Al-Luma’ .
2.      Abu Thlib al-Makki (wafat 386H) membuktikan pula keabsahan dotrin dan praktik sufi di dalam karyanya, Quut al-Quluub .
3.      Abu Bakar al-Kalabazi , penulis buku kecil at-Ta’arruf Li Mazhab ahl-Tasawuf .
Selama abad kelima Hijriyah aliran tasawuf sunni terus tumbuh dan berkembang ,
Bahkan cenderung mengdakan pembaruan yakni dengan mengembalikannya kelandasan al-Qur’an dan as-Sunnah .Al-Qusyairy (meninggal pada tahun 465H) dan al-Hawari dipandang sebagai tokoh sufi paling menonjol pada abad ini, yang membawa tasawuf kearah aliran sunni , dan metode keduanya dalam hal pembaharuan tersebut akan diikuti al-Ghazali  . dengan demikan , pada masa abad kelima Hijriyah ini, tasawuf sunni berada dalam posisi yang menetukan , yang memungkinkannya tersebar luas di kalangan dunia Islam , dan membuat fondasinya begitu dalam terpancang untuk jangka lama pada berbagai masyarakat Islam .
Menurut Ibn Khlikan , al-Qusyairi adalah seorang tokoh yang mampu “mengkompromikan syari’at dengan hakikat” .
Dalam tasawuf ,pilihan al-Ghazali jatuh pada tasawuf sunni yang berdasarkan doktrin Ahlus Sunnah Wal Jama’ah . dari faham tasawufnya menjauhkan semua kecendrungan gnostis yangmempengaruhi para filosof islam, sekte Isma’iliyah dan aliran Syi’ah , Ikhwanus shafa dan lainnya. Juga dia menjauhkan tasawufnya dari teori-teori ketuhanan menurut Aristoteles, antara lain dari teori emanasi dan penyatuan . sehingga dapat dikatakan bahwa tasawuf al-Ghazali benar-benar bercorak Islam .
Sedangkan dalam lingkungan aliran tasawuf filosof is, seperti zunnun al-Misri (180-246 H) . Ia adalah seorang sufi yang juga ahli kimia, mengetahui tulisan Mesir kuno dan akrab dengan pengetahuan hermetis (kedap uadar) . Dalam tasawufia dikenal sebagai bapak Teori Ma’rifat , yakni kemampuanhati sanubari  untuk melihat Tuhan . kemampuan itu sediri berasal dari Tuhan pula .
Tokoh isin yang berani dari kelompok tasawuf filsafat adalah ungkapan Yazid al-Bustami (wafat260 H) yang secara terus terang mengungkapkan as-sakr (mabuk ketuhanan) , fana dan baqa’ (peleburan diri untuk mencapai keabadian dalam diri Ilahi) , dan ittihad (bersatu dengan Tuhan ).
3.2. PUNCAK TASAWUF ABAD KE 3
Puncak taswuf filsafat abad ketiga dan keempat Hijriyah ini terletak pada Hussain bin Mansur al-Hallaj (244-309 H) . Ia tokoh yang paling controversial didalam sejarah tasawuf dan akhirnya menemui ajalnya ditiang gantungan . Teori yang dikembangkan oleh al-Hallaj ialah al-Huluul , al-Haqiqat al-Muhammadiyah (Nur Muhammad) .
Pada awal abad keenam Hijriyah tasawuf Filsafat muncul kembali setelah menghilang ditengah-ditengah masyarakat , seperti suhrawardi Maqtul (wafat 587H) mencetuskan teori Hikmah al-Isyraq (filsafat iluminasi) . Pokok dari teori tersebut ialah bahwa Allah SWT itu ialah Allah SWT adalah cahaya mutlak yang merupakan sumber segala cahaya .
Pada abad keenam dan ketujuh Hijriyah tasawuf filsafat mengalami perkembangan yang sangat terkenal dengan munculnya Ibnu Arabi dengan teori tasawuf filsafatnya Wahdatul wujud, yakni teori yang memandang bahwa wujud mutlak dan ahkiki itu adalah Allah SWT, sedangkan wujud kaainat (alam) ini hanyalh wujud majaazi( kiasan) yang bergantung pada wujud Tuhan . Teori ini diuraikan dalam bukunya Fusuus al-Hakim dan al-Futuuhaat al-Makiyyah .
Sufi-sufi lainnya yang mempunyai kemiripan seperti Ibnu Sab’in (614-669H) dengan karyanya Budd al-‘Aarif.Dia dipandang lebih tegas tinimbang Ibnu Arabi dalam menegasikan pluralitas maupun menekankan kesatuan. Karena itu alirannya dikenal sebagai paham kesatuan  mutlak .
Disisi lain , bermunculan pemuka-pemuka tarekat (ada yang menyebut tasawuf amali) yang besar antara lain: Abdul Qadir al-Jailani (470-561H) di Bagdad, pendiri tarekat Kadiriyah; Ahamad bin Ali Abdul Abbas ar-Rifa’I (wafat 578H) di Irak, pendiri tarekat Rifa’iah; Abu an-Najib as-Suhrawardi (490-563 H) dan Syihabuddin Abu Hafs Umar bin Abdullah as-Suhrawardi ; Abu Hasan Ali asy-Syadzili (wafat 686H) di Tunisia , pendiri tarekat Syadziliyah; dan Syeih Ahmad al-Badawi (596-675H) di Mesir , pendiri tarekat Ahmadiah .
Sesudah abad ketujuh Hijryah tidak ada lagi tokoh-tokoh besar yang membawa ide tersendiri dalam pengetahuan tasawuf . kebanyakan dari mereka hanya mengembangkan ide para pendahulunya. Misalnya, Abdul Karim bin Ibrahim al-Jilli (wafat 832H) dengan bukunya al-Insaan al-Kamil (manusia yang sempurna) . Ia hanya melacak kembali teori Wahdatul wujud . Pada masa ini datang pula Abdul Wahab asy-Sya’rani(898-973H), seorang sufi yang berpengetahuan luas tetapi tidak kritis dan buku-bukunya penuh takhyul serta ungkapan-ungkapan yang menonjolkan diri sendiri . Kemudian , datang pula Syeh Muhammad Isa Sindhi al-Burhanpuri al-Hindi (wafat 1030 H) dengan bukunya yang berjudul at-Tuhfat al-Mursalah (kiriman cinderamata ) yang mengembangkan teori Wahdatul wujud menjadi ajaran “martabat tujuh”.
4.Tokoh-Tokoh Tasawuf
4.1. Tokoh Tasawuf Akhlaki
Para sufi Yang mengembangkan taswuf akhlaki ANTARA berbaring: Hasan al-Basri (21 H - 110 H), al-Muhasibi (165 H - 243 H), al-Qusyairi (376 H - 465 H), Syaikh al-Islam Sultan al- Aulia Abdul Qadir al-Jilani (470-561 H), Hujjatul Islam Abu Hamid al-Gajali (450 H - 505 H), Ibnu Atoilah as-Sakandari Dan lain-lain.
1. Junaid Al-Baghdadi
Nama lengkapnya Adalah Abu al-Qasim al-Junaid bin Muhammad al-Kazzaz al-nihawandi. Dia aadalah Seorang putera Pedagang Barang pecah belah Dan Keponakan Surri al-Saqti Serta Teman Akrab Dari Haris al-Muhasibi. Dia Meninggal di Baghdad PADA Tahun 297/910 M. dia termasuk tokoh sufi Yang Luar Biasa, Yang teguh hearts menjalankan syari`at agama, Sangat Mendalam jiwa kesufiannya. Dia Adalah seorang yang faqih Sangat, Sering fatwa Memberi sesuia APA Yang dianutnya, madzhab abu Sauri: Serta Teman Akrab imam Syafi`i.
Dikatakan bahwa para sufi PADA masanya, al-junaid Adalah Seorang sufi Yang mempunyai Wawasan Luas Terhadap Ajaran tasawuf, Mampu membahas SECARA Mendalam, Khusus TENTANG PAHAM tauhid Dan fana`. KARENA itulah dia digelari Imam kuam Sufi (Syaikh al-Ta`ifah); SEMENTARA al-Qusayiri di hearts kitabnya al-risalah al-Qusyairiyyah menyebutnya Tokoh Dan Imam kaum Sufi. Asal-usul al-Junaid berasal Dari Nihawan.Tetapi dia lahir Dan Tumbuh dewasa di Irak. TENTANG Riwayat Dan pendidikannya, al-junaid PERNAH berguru PADA pamannya Surri al-Saqti Serta PADA Haris bin `Asad al-Muhasibi.
Al-Junaid dikenal hearts Sejarah atsawuf SEBAGAI Seorang sufi Yang membahas Banyak TENTANG tauhid. Pendapat-pendapatnya hearts masalah Suami Banyak diriwayatkan hearts kitab-kitab biografi para sufi, ANTARA berbaring sebagaimana diriwayatkan Diposkan al-qusyairi: "oang-orangutan Yang mengesakan Allah Adalah mereka Yang direalisasikan keesaan-Nya hearts arti Sempurna, meyakini bahwa Dia Adalah Yang Maha Esa , dia TIDAK beranak Dan diperanakkan. Here memberikan pengertian tauhid Yang Hakiki. Menurutnya Adalah buah Dari fana` Terhadap SEMUA Yang selain Allah. Dalam HAL Suami dia menegaskan
Al-Junaid JUGA menandaskan bahwa tasawuf Berarti "allah akan menyebabkan mati Dari dirimu Sendiri Dan Hidup di dalam-Nya." Peniadaan Diri Suami Diposkan Junaid disebut fana`, SEBUAH Istilah Yang Kepada mengingatkan Ungkapan Qur`ani "Segala Sesuatu akan binasa kecuali wajah- nya (QA 55: 26-27.); Dan Hidup Dan Hidup hearts sebutannya baqa`. Al-Junaid menganggap bahwa tasawuf merupakan penyucian Dan Perjuangan kejiwaan Yang TIDAK ADA Habis-habisnya.
Disamping al-Junaid menguraikan PAHAM tauhid DENGAN karakteristik para sufi, dia JUGA mengemukakan Ajaran-Ajaran tasawuf lainnya.
2.Al-Qusyairi An-Naisabury
Dialah Imam Al-Qusyary an-Naisabury, sufi tokoh Yang Hidup PADA Abad Kelima Hijriah. Tepatnya PADA masa Pemerintahan Bani Saljuk. Nama lengkapnya Adalah Abdul Karim al-Qusyairy, nasabnya Abdul Karim bin Hawazin bin Abdul Malik bin Thalhah bin Muhammad. Ia lahir di Astawa PADA Bulan Rabiul Awal tahun 376 H ATAU 986 M.
Sedikit Sekali Informasi Penulis DAPAT Yang menerangkan TENTANG masa kecilnya. Namun Yang Jelas, dia lahir SEBAGAI yatim.
Al-Qusyairy Banyak menelaah karya-karya al-Baqillani, Dari here besarbesaran Menguasai Doktrin Ahlusunnah wal Jama'ah Yang dikembangkan Abu Hasan al-Asy'ary (w.935 M) Dan para pengikutnya. KARENA ITU TIDAK mengherankan, kalau Kitab Risalatul Qusyairiyah Yang merupakan karya monumentalnya hearts Bidang Tasawuf -Dan Sering disebut SEBAGAI shalat Satu Referensi Utama Tasawuf Yang bercorak Sunni-, Al-Qusyairy cenderung mengembalikan Tasawuf KE hearts Landasan Ahlusunnah Wal Jama'ah. Dia JUGA penentang keras Doktrin-doktri Aliran Mu'tazilah, Karamiyah, Mujassamah Dan Syi'ah. KARENA ITU tindakannya, Al-Qusyairy PERNAH mendekam hearts Penjara selama sebulan LEBIH, differences Perintah Taghrul Bek, KARENA hasutan Seorang Menteri Yang beraliran Mu'tazilah Yaitu Abu Nasr Muhammad ibn Mansyur al-Kunduri
Perburuan Terhadap para pemuka Aliran Asy'ariyah ITU Berhenti DENGAN wafatnya Taghrul Bek PADA Tahun 1063 M. Penggantinya, Alp Arsalen (1063-1092 M), Mengangkat kemudian Nizam al-Mulk SEBAGAI Pengganti al-Khunduri. Kritik Terhadap Para Sufi Dr Abu al-Wafa 'al-Ghanimi al-Taftazani, Guru Besar Filsafat Islam dan Tasawuf PADA Universitas Kairo, Yang JUGA tokoh Dan Ketua Perhimpunan Sufi Mesir (Robithah al-Shufihiyah al-Mishriyah) menulis, Imam Al- Qusyairy mengkritik para sufi Aliran Syathahi Yang mengungkapkan Ungkapan-Ungkapan Penuh Kesan TENTANG terjadinya Hulul (penyatuan) ANTARA Sifat-Sifat Kemanusiaan, khususnya Sifat-Sifat barunya, with Tuhan. Al-Qusyairy JUGA mengkritik Kebiasaan para sufi PADA masanya Yang Selalu mengenakan pakaian layaknya orangutan Miskin. Ia menekankan kesehatan batin DENGAN perpegang PADA Al-Qur'an Dan Sunnah Rasul. Hal inisial LEBIH disukainya daripada penampilan lahiriah Yang Memberi Kesan zuhud, TAPI TIDAK Hatinya demikian.
Imam Al-Qusyairy merupakan ulama Yang Ahli hearts Banyak Disiplin ilmu Yang Berkembang PADA masanya, HAL Suami terlihat Dari karya-karya beliau, Seperti Yang tercantum PADA Pembukaan Kitabnya Risalatul Qusyairiyah.
Karya-karya ITU Adalah; Ahkaamu as-Syariah, kitab Yang membahas masalah-masalah Fiqh, Adaabu as-Shufiyyah, TENTANG Tasawuf, al-Arbauuna fil Hadis, kitab Suami Berisi 40 hadis buah Yang sanadnya tersambung Dari gurunya Abi Ali Ad-Daqqaq KE Rasulullah. Karya Lainnya Adalah; Kitab Istifaadatul Muraadaats, Kitab Bulghatul Maqaashid fii al-Tasawwuf, Kitab at-Tahbir fii Tadzkir, Kitab Tartiibu as-Suluuki fii Tariqillahi Ta'ala Yang merupakan kumpulan makalah beliau TENTANG Tasawwuf, Kitab At-Tauhidu an-Nabawi, Kitab At-Taisir fi 'Ulumi at-Tafsir ATAU LEBIH dikenal DENGAN al-Tafsir al-Kabir. Suami merupakan buku Pertama Yang besarbesaran tulis, Yang penyusunannya Selesai PADA Tahun 410 H / 1019 M. * Menurut Tajuddin as-Syubkhi Dan Jalaluddin as-Suyuthi, tafsir tersebut merupakan kitab tafsir Terbaik Dan terjelas
3. Al-Harawi
Nama lengkapnya Adalah Abu Ismail Abdullah bin Muhammad al-Ansari. Beliau lahir Tahun 396 H. di Hati, Kawasan Khurasan.Seperti dikatakan Louis Massignon, dia Adalah Seorang faqih Dari madzhab Hambali; Dan karya-karyanya di Bidang dipandang tasawuf amat bermut. SEBAGAI tokoh sufi PADA Abad Kelima Hijriyah, dia mendasarkan tasawufnya di differences Doktrin Ahl al-Sunnah. ADA Bahkan Yang memandangnya SEBAGAI pengasas Gerakan Pembaharuan Dalam tasawuf Dan penentang para sufi Yang Terkenal DENGAN Ungkapan-Ungkapan Yang anah, seperti al-Bustami dan al-Hallaj.
Di ANTARA karya-karya beliau TENTANG tasawuf Adalah Manazil al-Sa`irin ila Rabb al-`Alamin. Dalam hearts karyanya Yang Ringkas Suami, dia menguraikan Tingkatan-Tingkatan Rohaniyah para sufi, di mana para sufi tingakatan tersebut, menurutnya, mempunyai Awal Dan Akhir, seperti Katanya; "Kebanyakan ulama Kelompok Suami sependapat bahwa Tingkatan Akhir TIDAK dipaandang Benar kecuali DENGAN benarnya Tingkatan Awal, seperti halnya Bangunan TIDAK Bias Tegak kecuali didasarkan PADA fondasi. Benarnya Tingkatan Awal Adalah DENGAN menegakkannya di differences keihklasan Serta keikutannya Terhadap al-Sunnah ".
Dalam kedudukannya SEBAGAI seorangpenganut PAHAM sunni, al-Harawi melancarkan Kritik Terhadap para sufi Yang Terkenal DENGAN keanehan ucapan-ucapannya, sebagaimana Katanya.
Dalam kaitannya DENGAN masalah sufi Ungkapan-Ungkapan Yang aneh tersebut, al-Harwi berbicara TENTANG maqam Ketenangan (sakinah). Maqam Ketenangan Timbul Dari Perasaan ridha Yang aneh. Dia mengatakan: "peringkat Ketiga (Ketenangan Dari peringkat-peringkat) Adalah ketenagan Yang Timbul Dari Perasaan ridhaatas Bagian Yang diterimanya. Ketenangan tersebut bias yang mencegah ucapan aneh Yang menyesatkan; Dan MEMBUAT orangutan Yang mencapainya Tegak PADA Batas tingkatannya. "Yang dimaksud DENGAN ucapan DENGAN ucapan Yang menyesatkan ITU Adalah seperti Ungkapan-Ungkapan Yang diriwayatkan Dari Abu yazid Dan Lain-lain.BERBEDA DENGAN al-Jinaid, Sahl al-Tusturi Dan lainnya; KARENA mereka inisial memiliki Ketenangan Yang MEMBUAT mereka TIDAK mengucapkan Ungkapan-Ungkapan Yang anah. KARENA ITU DAPAT dikatakan bahwa Ungkapan-Ungkapan Yang aneh tersebut Timbul Dari ketidak tenangan, sebab, seandainya Ketenangan ITU Telah Bersemi di kalbu, Maka HAL ITU akan membuatnya terhindar Dari mengucapkan Ungkapan-Ungkapan Yang tersebut menyesatkan.
4. Hasan Al Bashri-
Nama lengkapnya Abu Sa'id Al-Hasan Bin Yasar.Beliau Adalah Seorang zahid Yang amat Masyhur di Kalangan tabiin.Dia lahir di Madinah PADA Tahun 21 H (624 M), Dan Meninggal di Basrahpada Tahun 110 (726 M).ayahnya Bernama Zaid Bin Tsabit, Seorang budak Yang kemudian Menjadi Sekertaris Nabi Muhammad Saw, ibunya Adalah hamba Dari Istri Nabi Yaitu Ummu Salamah.
Dan beliau Adalah orangutan Yang Pertama kali memunculkan Ajaran DENGAN SIKAP jiwa Dan rasa cemas (khaul) Dan Harap (raja ') SEBAGAI cirri Kehidupan sufi. * Menurut Al-Bashri, Yang dimaksud DENGAN cemas ATAU Takut Adalah Sesuatu Perasaan Yang Timbul KARENA Banyak berbuat shalat Dan Sering Lalai Kepada Allah. Rasa Takut akan mendorong Seseorang untuk review mempertinggi Nilai Dan kadar pengabdiannya DENGAN Harap (raja '), Ampunan Dan anugerah Allah.
Ia PERNAH Berkata, "takutnya Demikian, sehingga besarbesaran Seakan -. Akan besarbesaran merasa bahwa neraka ITU Hanya di jadikan untuk review besarbesaran (Hasan Al-Basri)" [8]
5.Al-Muhasibi
Nama lengkapnya Abu 'Abdillah Al-Harits bin Asad Al-Bashri Al-Baghdadi Al-Muhasibi.Beliau Terkenal dengna sebutan Al-Muhasibi, beliau lahir di Bashrah, Irak, PADA Tahun 165 H (781 M) Dan beliau Meninggal PADA Tahun 243 H (857 M) di Baghdad Irak. Beliau Adalah Seorang sufi Dan ulama gede Yang dikenal Dan Menguasai beberapa Bidang ilmu Seperti: Hadits. Dan Fiqih. Dan beliau JUGA merupakan figur sufi Yang dikenal Senantiasa Menjaga Dan Mawas Diri Terhadap Perbuatan dosa. beliau JUGA Sering kali mengintropeksi Diri * Menurut amal Yang dilakukannya.
Al-Muhasibi   Memandang bahwa jalan Keselamatan Hanya DAPAT di tempuh melalui ketaqwaan Kepada Allah. Hamka mengutip kata-kata Dari Al-Muhasibi "Barang siapa Yang Telah Bersih Hatinya KARENA Senantiasa muroqobah Dan ikhlas, Maka akan berhiaslah Lahirnya DENGAN mujahadah (perjuangan) Dan mengikuti contoh Yang ditinggalkan Rasul Saw a llah".
Al-Muhasibi JUGA berbicara teentang Ma'rifat.Menurutnya, Ma'rifat Harus ditempuh melalui jalan tasawuf Yang mendasarkan PADA Al-Qur'an Dan Sunnah.Untuk mencapai Ma'rifat, diperlukakan Tahapan-Tahapan Yaitu Yang Pertama, taat.Awal   Dari ditunjukan kepada kecintaan Allah Adalah taat.Yang Kedua, Khauf (rasa Takut) Dan Raja '(Pengharapan). Menurutnya Khauf Dan Raja 'posisi menempati Yang Penting hearts Perjalanan Seseorang hearts membersihkan jiwa.
6.Al-Ghazali
Nama lengkapnya Adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ta'us Ath-Thusi Asy-Syafi'i Al-Ghazali. Beliau dipanggil Al-Ghazali KARENA dilahirkan di kampung Ghazlah. Al-Ghazali lahir PADA Tahun 450 H / 1057 M di kampung Ghazlah SEBUAH kota di Khurasan, Iran. Beliau Meninggal di kota kelahirannya PADA Tanggal 19 Desember Tahun 505 H / 1111 M. Di masa hidupnya, bertepatan DENGAN masa Pemerintahan Perdana Menteri Nizamul Muluk Dari Kerajaan Bani Saljuk. Dan Al-Ghazali mendapat sedangkan gelar "hujjah al-islam".
Al-Ghazali dikenal SEBAGAI Fuqoha, Mutakallim, filosof, sufi, Dan Ahli Didik Yang dikagumi Diposkan Ulama-ulama gede, KARENA Sangat hearts Dan Luas ilmunya. Al-Ghazali mempelajari ilmu fiqh Kepada Ahmad bin Muhammad Ar-Rizkani. Kemudian beliau melanjutkan KE Nizhamiyah di Naisabur, Dan disinilah beliau berguru Kepada Imam Haramain (Al-Juwaini, wafat 478 H / 1086 M). Selama di Naisabur, beliau JUGA belajar Teori-Teori Tasawuf Kepada Yusuf An-Nasaj.
5.Tokoh-Tokoh Tasawuf  Falsafi dan Ajarannya
5.1. Ajaran-Ajaran Ibnu 'Arabi
Ajaran Pertama Dari Ibnu 'Arabi Adalah wahdat al-wujud (wujud kesatuan) Yang merupakan Ajaran sentralnya. Wahdat al-wujud Ini Bukan berasal Dari Dirinya TAPI berasal Dari Ibnu Taimiyah Yang merupakan tokoh Yang mengecam keras Dan mengkritik Ajaran sentral tersebut. Wahdat al-wujud * Menurut Ibnu Taimiyah, wahdatul wujud Adalah penyamaan Tuhan DENGAN alam. Menurutnya orang-orangutan Yang mempunyai pemahaman wahdat al-wujud mengatakan bahwa wujud ITU Sesungguhnya Hanya Satu. Dan mengatakan bahwa wujud alam sama DENGAN wujud Tuhan TIDAK ADA Perbedaan.
Sedangkan * Menurut Ibnu Arabi, Hanya ada satu wujud Dari SEMUA wujud Yang ADA, adapun wujud Makhluk merupakan hakikat Dari wujud khaliq TIDAK ADA Perbedaan ANTARA keduanya Dari Segi hakikat. Menurutnya wujud alam PADA hakikatnya Adalah wujud Allah Dan Allah Adalah hakikat alam. TIDAK ADA Perbedaan ANTARA wujud Yang qadim (khaliq) DENGAN wujud Yang baru (Makhluk). Hal ITU dinyatakan hearts Al-Qur'an: "Maha Suci Tuhan Yang Telah menjadikan Segala Sesuatu Dan Dia Sendiri Adalah hakikat Segala Sesuatu ITU".
Apabila Dilihat Dari kesamaan ANTARA wujud Tuhan Dan wujud alam Dan wujud Tuhan bersatu DENGAN wujud alam. * Menurut Ibnu Arabi wujud Yang Mutlak Adalah wujud Tuhan Dan TIDAK ADA wujud selain Wujud-Nya. Berarti, selain apapun Tuhan, baik Berupa alam maupun Apa Saja Yang ADA di alam TIDAK memiliki wujud. Dalam Bentuk berbaring DAPAT dijelaskan bahwa Makhluk diciptakan Diposkan Khalik (Tuhan) Dan wujudnya Bergantung pada wujud Tuhan. * Semua Yang Berwujud selain Tuhan TIDAK akan mempunyai wujud seandainya Tuhan TIDAK ADA. Oleh KARENA ITU, Tuhanlah sebenarnya Yang mempunyai wujud Hakiki, sedangkan Yang diciptakan Hanya mempunyai wujud Yang Bergantung pada wujud di-luar Dirinya, Yaitu wujud Tuhan. Alam Suami Adalah Bayangan Tuhan ATAU Bayangan Yang Wujud Yang Hakiki. Alam TIDAK mempunyai wujud sebenarnya. Oleh KARENA ITU alam merupakan Tempat tajalli (Tuhan penampakaan).
5.2. Al-Jili (1365-1417)
Nama lengkapnya adalah Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jili. Ia lahir pada tahun 1365 M. di Jilan (Gilan), sebuah provinsi di sebelah selatan Kaspia dan wafat pada tahun 1417 M. Nama Al-jili diambil dari tempat kelahirannya di Gilan. Ia adalah seorang sufi yang terkenal dari Bagdad. Riwayat hidupnya tidak banyak diketahui oleh para ahli sejarah, tetapi sebuah sumber mengatakan bahwa ia pernah melakukan perjalanan ke India tahun 1387 M. kemudian belajar tasawuf di bawah bimbingan Abdul Qadir Al-Jailani, seorang pendiri dan pemimpin tarekat Qadiriyah yang sangat terkenal. Di samping itu, berguru pula pada Syeh Syarafuddin Isma’il bin Ibrahim Al-Jabarti di Zabid (Yaman) pada tahun 1393-1403 M.
Adapun Ajaran-Ajaran Yang Telah tasawuf Falsafi,  Menurut Al-Jilli, ANTARA berbaring:
1. Insan Kamil
Ajaran Yang terpenting * Menurut Al-Jilli Adalah insan kamil Yang Berarti Manusia Sempurna. Al-Jilli memperkuatnya DENGAN hadist: "Allah menciptakan Adam hearts Bentuk Yang Maha Rahman. Diketahui sebagaiman, Tuhan mempunyai Sifat Hidup, pandai, Mampu berkehendak, mendengar Dan sebagainya. Manusia Adam pun mempunyai Sifat seperti ITU Dan DAPAT dipahami bahwa Adam Dilihat Dari Sisi penciptaanya merupakan shalat Seorang insan kamil DENGAN Segala kesempurnaanya. Sebab PADA Dirinya Terdapat Sifat Dan nāma ilahiyah. Al-Jilli berpendapat bahwa nama-nāma Dan Sifat-Sifat ilahiyah ITU PADA dasarnya merupakan Milik insan kamil SEBAGAI Suatu kemestian inheren rendah DENGAN esensinya. Sebab Sifat-Sifat Dan nāma-nama tersebut TIDAK memiliki Tempat Berwujud, tetapi PADA insan kamil.
Perumpamaan Hubungan Tuhan DENGAN insan kamil Bagaikan cermin. Seseorang TIDAK DAPAT Melihat hal Dirinya kecuali melalui cermin ITU. Demikian pula halnya DENGAN insan kamil, besarbesaran TIDAK DAPAT Melihat hal Dirinya kecuali demngan cermin nāma Tuhan, sebagaimana Tuhan TIDAK DAPAT meliht Dirinya, kecuali melalui cermin insan kamil. [9] Dan dijelaskan hearts QS.Al-Ahzab: 33) Yang artinya:
"Sesungguhnya Kami Telah mengemukakan amanat Kepada langit, Bumi dan gunung-gunung, Maka semunya Enggan untuk review memikul amanat ITU Dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, Dan dipikullah amanat ITU Diposkan Manusia. Sesungguhya Manusia ITU amat dzalim Dan amat bodoh. "
Ketidaksempurnaan Manusia disebabkan Diposkan HAL-HAL Yang bersifat 'ardhi, termasuk bayi Yang berada hearts Kandungan ibunya. Al kamal hearts KONSEP al-Jilli mungkin dimiliki Diposkan Manusia SECARA profesional (bi al-quwwah) Dan mungkin SECARA Aktual (bi al-fi'il) Seperti Yang Terdapat hearts wali-wali, Dan nabi-nabi meskipun hearts Intensitas Yang BERBEDA.
2. Maqamat (Al-Martabah)
Al-Jilli SEBAGAI Seorang sufi DENGAN membawa Ajaran insan kamil, Maka besarbesaran JUGA merumuskan maqam / Tingkatan Yang Harus Diposkan dijalani Serang sufi pula, diantaranya:
Sebuah)       Pertama: Islam, yamg didasarkan PADA lima pokok ATAU rukun, hearts pemahaman kaum sufi, TIDAK Hanya melakukan Kelima pokok ITU SECARA ritual, tetapi JUGA Harus dipahami Dan direalisasikannya.
b)       Kedua: Iman, yakni membenarkan hearts hati denagan Keyakinan Yang Dering-benarnya. Iman merupakan tangga Pertama untuk review mengungkap Tabir alam ghaib, Dan alat Yang membantu Seseorang untuk review mencapai maqam Yang LEBIH Tinggi.
c)       Ketiga: abu-Shalah, yakni DENGAN maqam Suami Seorang sufi mencapai Tingkat ibadah Yang Terus-menerus Kepada Allah, sehingga HAL Suami untuk review mencapai maqam tertinggi dihadapan Allah DENGAN menjalankan syari'at-syari'atnya DENGAN Baik.
d)      Keempat: Ihsan, yakni DENGAN maqam Suami menunjukkan bahwa Seorang sufi Telah mencapai Tingkat menyaksikan Efek nāma Dan Sifat Tuhan, sehingga hearts ibadahnya, besarbesaran merasa berada Seakan-akan dihadapan-Nya. Persyaratan Yang Harus ditempuh PADA maqam Suami Adalah SIKAP istiqomah hearts ikhlas tobat, Inabah, zuhud, tawakal, tafwidh, ridha ataupun.
e)       Kelima: Syahadah, yakni Seorang sufi hearts maqam Suami Telah mencapai iradah DENGAN Ciri-Ciri: mahabbah Kepada Tuhan Tanpa pamrih, mengingat-Nya SECARA Terus-menerus, Dan Meninggalkan HAL-HAL Yang bersifat Pribadi.
f)        Keenam: Shiddiqiyah, yakni Seorang sufi dalm Tingkatan derajat Shiddiq akan menyaksikan HAL-HAL Yang ghaib sehingga DAPAT mengetahui hakikat Dirinya.
g)       Ketujuh: qurbah, yakni maqam Suami meupakan maqam Yang memungkinkan Seseorang DAPAT menampakkan Diri hearts Sifat Dan nāma Yang mendekati Sifat Dan nāma Tuhan.
Jadi DAPAT disimpulkan bahwa betapapun Manusia sesempurna apapun DENGAN nāma Dan Sifat Allah, akan tetapi TIDAK DAPAT dipungkiri bahwa Manusia ITU TIDAK Bisa menyamai Sifat Dan nāma-nama Tuhan.
5.3. Ibn Sab’in
Nama lengkapnya Abdul Haqq Ibn Ibrahim Muhamad Ibn Nashr, seorang sufi dan juga filosaof dari Andalusi. Ia di panggil Ibn Sab’in dan digelari Quthbuddin. Dan dikenal pula dengan Abu Muhamad dan mempunyai asal-usul Arab, dan dilahirkan tahun 614 H(1217/11218M) di kawasan Murcia. Dia mempelajari bahasa Arab dan sastra, dia juga mempelajari ilmu agama dari madzhab Maliki, ilmu-ilmu logika, dan filsafat.Ia mengemukakan gurunya bahwa diantara guru-gurunay adalah Ibn Dihaq, yang dikenal juga dengan Ibn Al-Mir’ah. [18] Ibn Sab’in tumbuh dewasa dalam keluarga bangsawan, hidupnya dalam suasana penuh kemuliaan dan berkecukupan tetapi beliau menjauhi kesenangan hidup kemewahan dan kepemimpinan duniawi, lalu hidup sebagai asketis maupun sufi yang mempunyai banyak murid. Ajaran-Ajaran Ibnu Sabi'in  yaitu:
1. Kesatuan Mutlak
Ibnu Sabi'in pengasas SEBUAH PAHAM hearts Kalangan tasawuf Filosofis Yang dikenal DENGAN PAHAM Kesatuan Mutlak. Gagasan esensialnya sederhana Yaitu wujud Adalah Satu alias wujud Allah Semata. Wujud Yang lainnya Hanyalah wujud Yang Satu ITU Sendiri. PAHAM Suami LEBIH dikenal DENGAN PAHAM Kesatuan Mutlak. Kesatuan Mutlak Suami, ATAU Kesatuan murni, ATAU Menguasai,  Menurut Terminologi Ibnu Sabi'in, hampir TIDAK mugkin mendeskripsikan Kesatuan ITU Sendiri.
Dalam PAHAM Suami, Ibnu Sabi'in Ketuhanan menempatkan PADA Tempat Pertama. Sebab wujud Allah menurutnya Adalah asal Segala Yang ADA PADA Masa Lalu, masa kini maupun Masa Depan. Pemikiran-Pemikiran Ibn Sabi'in merujuk PADA dalil-dalil Al-Qur'an Yang diinterpretasikan SECARA Filosofis maupun Khusus. Misalnya hearts surat Al-Hadid: 3 Yang artinya "Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang zahir Dan Yang batin ..", Dan diperkuat DENGAN hadist qudsi Yang artinya: "Apa Yang Pertama-tama diciptakan Adalah budi akal, Maka firman Allah kepadanya Maka Terimalah! Ia memuat berbagai menerimanya ...
Pendapat Ibnu sabi'in TENTANG Kesatuan Mutlak tersebut merupakan dasar dasar PAHAM, khusunya TENTANG para pencapai Kesatuan Mutlak ataupun pengakraban Allah SWT. PAHAM inisial sama DENGAN PAHAM hakikat Muhammad SAW. Pencapai Kesatuan Mutlak , Menurut Ibnu Sabi'in Adalah individu Yang memucat Sempurna, Sempurna Yang dimilki seoran faqih, teolog, Filsuf ataupun sufi.
5.4. Ajaran Abu Yazid
1. Fana dan Baqa'
Ajaran tasawuf terpenting Abu Yazid adalah fana' dan baqa'.Dari segi bahasa, fana' berasal dari kata faniya yang berarti musnah atau lenyap.Dalam istilah tasawuf, fana adakalanya diartikan sebagai keadaan moral yang luhur. Dalam hal ini abu bakar Al-Kalabadzi (w. 378 H / 988 M) mendefinisikannya : "hilangnya semua keinginan hawa nafsu seseorang, tidak ada pamrih dari segala kegiatan manusia, sehingga ia kehilangan segala perasaannya dan dapat membedakan sesuatu secara sadar, dan ia telah menghilangkan semua kepentingan ketika berbuat sesuatu.
Akhirnya beliau berkata : "Demi sadarlah aku dan tahulah aku bahwasanya : sama sekali itu hanyalah tipuan khayalan belaka".
Kata-kata yang demikian dinamai oleh syatahat, artinya kata-kata yang penuh khayal, yang tidak dapat dipegangi dan dikenakan hukum.
Pada suatu malam ia bermimpi bertemu dengan Tuhan dan bertanya kepada-Nya; Tuhanku, apa jalannya untuk sampai kepada-Mu ? Tuhan menjawab: "Tinggalkanlah dirimu dan datanglah". Peninggalan Abu Yazid adalah menghilangkan kesadaran akan dirinya dan alam sekitarnya untuk dikonsentrasikan kepada Tuhan. Proses ini disebut juga dengan at-Tajrid atau al-fana' bittauhid.
Ucapan-ucapan Abu Yazid yang menggambarkan bahwa ia telah mencapai al-fana' antara lain : "Aku kenal pada Tuhan melalui diriku sehingga aku hancur (fanait(u), kemudian aku kienal pada-Nya melalui diri-Nya maka aku hidup (hayait(u).
Kehancuran (fana') dalam ucapan ini memberikan 2 bentuk pengenalan (Al-Ma'rifat) terhadap Tuhan, yaitu :
a. Pengenalan terhadap Tuhan melalui diri Abu Yazid.
b. Pengenalan terhadap Tuhan melalui diri Tuhan.
Adapun baqa' berasal dari kata baqiya.Arti dari segi bahasa adalah tetap.Sedangkan berdasarkan istilah tasawuf berarti mendirikan sifat-sifat terpuji kepada Allah.Paham baqa' tidak dapat dipisahkan dengan paham fana' karena keduanya merupakan paham yang berpasangan. Jika seorang sufi sedang mengalami fana', ketika itu juga ia sedang menjalani baqa'.
2. Ittihad
Ittihad adalah tahapan selanjutnya yang dialami seorang sufi setelah ia menempuhi tahapan fana dan baqa'. Hanya saja dalam literatur klasik, pembahasan tentang ittihad ini tidak ditemukan.apakah karena pertimbangan keselamatan jiwa ataukah ajaran ini sangat sulit dipraktekkan merupakan pertanyaan yang sangat baik untuk dianalisis lebih lanjut.Namun, menurut Harun Nasution uraian tentang ittihad banyak terdapat di dalam buku karangan orientalis.
Al Bustami dipandang sebagai sufi pertama yang menimbulkan ajaran fana dan baqa' untuk mencapai ittihad dengan Tuhan.
Pengalaman kedekatan Abu Yazid dengan Tuhan hingga mencapai ittihad disampaikannya dalam ungkapan "pada suatu ketika aku dinaikkan kehadirat Tuhan, lalu Ia berkata: "Abu Yazid, makhluk-makhluk-Ku sangat ingin memandangmu. Aku menjawab: "Kekasihku, aku tak ingin melihat mereka. Tetapi jika itu kehendak-Mu, maka aku tak berdaya untuk menentang-Mu. Hiasilah aku dengan keesaan-Mu, sehingga jika makhluk-makhluk-Mu memandangku, mereka akan berkata: Kami telah melihat-Mu. Engkaulah itu yang mereka lihat, dan aku tidak berada di hadapan mereka itu.
Puncak pengalaman kesufian al-Bustami dalam ittihad juga tergambar dalam ungkapan berikut
"Tuhan berkata, Abu Yazid, mereka semua kecuali engkau adalah makhluk-Ku.Aku pun berkata, aku adalah Engkau.Engkau adalah aku, dan aku adalah Engkau.
Terputus munajat.Kata menjadi satu, bahkan semuanya menjadi satu.Tuhan berkata kepadaku, Hai engkau.Aku dengan perantaraan-Nya menjawab, Hai aku.Ia berkata, "Engkaulah yang satu. Aku menjawab, akulah yang satu.Ia berkata, Engkau adalah engkau. Aku menjawab, aku adalah aku."
Dalam ittihad kelihatannya lidah berbicara melalui lisan Al Bustami.Ia tidaklah mengaku dirinya Tuhan, meskipun pada lahirnya ia berkata demikian.
Suatu ketika seorang melewati rumah Abu Yazid dan mengetuk pintu. Abu Yazid bertanya, "Siapa yang engkau cari ?"Orang itu menjawab. "Abu Yazid". Abu Yazid berkata, "Pergilah, di rumahmu ini tidak ada, kecuali Allah Yang Mahakuasa dan Mahatinggi.
5.5. Dasar-Dasar Tauhid Kaum Shufi Menurut Al-Qusyairy
1. Ma’rifatullah.
Abu Bakar Asy-Syibli pernah berkata demikian “ Allah Dzat Yang Esa diketahui keesaan-Nya sebelum ada batasan dan huruf. Maha Suci Allah yang tidak ada batasan bagi Dzat-Nya dan tidak ada huruf bagi Kalam-Nya.
Imam Ruwaim bin Ahmad pernah ditanya tentang permulaan kewajiban yang diwajibkan Allah pada hamba-Nya yang oleh beliau dijawab :”Ma’rifat”. Hal itu didasarkan pada firman Allah SWT :
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون . ( الذاريات : 56 ).
“Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali menyembah ( Ku ). ( Q.S Adz-Dzariyat : 56 ).
2. Sifat-Sifat Allah.
Tauhid adalah suatu pengetahuan tentang Dzat Allah, tidak ada keserupaan dan tidak ada peniadaan bagi sifat-sifat-Nya kata Abu Hasan al-Busyanji.
Bagi Imam Al-Junaid, tauhid berarti pengetahuan dan pengakuan bahwa Allah adalah Dzat Yang Tunggal dalam keabadian dan keterdahuluan-Nya; tidak ada pihak kedua yang menyertai-Nya.Apa pun yang bergerak di alam tidak bekerja dengan sendirinya.
3. Iman.
Iman menurut Abu Abdullah bin Khafif adalah pembenaran hati terhadap sesuatu yang telah dijelaskan oleh Al-Haqq tentang masalah-masalah gaib.
4. Rezeki.
Sesungguhnya rezeki yang diterima setiap hamba adalah makhluk Allah.Segala sesuatu di alam ini, baik yang bersifat fisik maupun non fisik, memiliki jasad atau tidak adalah ciptaan Allah.Tidak ada pencipta selain-Nya.
5. Kufur.
Seorang ulama besar, Al-Wasithi suatu saat ditanya tentang arti kufur pada Allah.Ia menjawab bahwa kufur dan iman, dunia dan akhirat adalah dari, menuju, dengan, dan bagi Allah. Dari Allah segala permulaan dan susunan; kepada-Nya tempat kembali dan berakhir; bersama-Nya sesuatu yang tetap dan lenyap; dan bagi-Nya semua kerajaan dan ciptaan.
6. ‘Arasy.
Firman Allah SWT :
الرحمن على العرش استوى . ( طه : 5 ).
“Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas arasy”. ( Q.S Thaha : 5 ).
Menurut Asy-Syibli firman itu bermakna Ar-Rahman bersifat kesenantiasaan ( tidak bergeser ), Al-Arasy ( singgasana-Nya ) bersifat baru, dan arasy pada Ar-Rahman bersemayam.
7. Dzat Yang Al-Haq.
Allah, Dzat Yang Maha Mengetahui dengan pengetahuan-Nya sendiri, Kuasa dengan kekuasaan-Nya, Berkehendak dengan kehendak-Nya, mendengar dengan pendengaran-Nya, melihat dengan penglihatan-Nya, berbicara dengan pembicaraan-Nya, hidup dengan kehidupan-Nya, dan tetap dengan ketetapan-Nya.
Masyarakat modern dewasa ini sangat menggandrungi ajaran-ajaran tasawuf atau spirituallitas, baik yang kaya maupun yang miskin, terutama orang-orang yang ada diperkotaan . Apakah mereka itu murni ingin meningkatkan kerohaniannya kepada Allah SWT ataukah tempat dari abad-keabad , para sufi benar-benar ingin beribadah dan berhubungan dengan Tuhan dengan sedekat-dekatnya, yang pada akhirnya ma’rifat kepada-Nya .
6. Kehidupan Para Ahlus Shuffah
Selain Nabi Muhammad saw dan para sahabat beliau , sebagai rujukan para sufi dikenal pula para Ahl as-suffah. Mereka teguh dalam memegang akidah , dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Diantaranya ialah; Abu Hurairah, Abu zar al-Giffari, Slman al-Farisi, Mu’az bin Jabal , Imran bin Husin , Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdul bin Mas’ud , Abdullah bin Abbas, dan Huzaifah bin Yaman .
Setelah periode sahabat berlalu, muncul pula periode tabin .tokoh tabiin kelas pertama yang muncul di Madinah ialah Sa’id bin Musayyab (15-94H) . Pada dirinya terkumpul kealiman dalam bidang hadis dan fikih di samping juga dalam bidang ibadah kezuhudan, dan akhlak mulia .
Dikota Basrah msyhur pula nama Hasan al-Basri (Madinah, 642-Basra,728H). Dia masyhur dengan kezuhudannya yang berlandaskan Khauf (takut kepada kemurkaan Allah) dan Rajaa’(mengharapkan rahmat Allah SWT) .
Tokoh tabiin di kufah antara lain: Sufyan as-Sauri (97 -161H) Ia mendapat gelar amiir al-mukminin fi al-hadis dan termasuk mujtahid mutlak dan dalam bidang kerohanian ia termasyhur zuhud, wara’, banyak beribadah, dan sanggup menentang penguasa yang di pandangnya zalim .
Pada akhir abad kedua Hijriyah peralihan dari zuhud ke tasawuf sudah mulai tampak . Pada masa ini juga muncul analisis-analisis tentang kesufian . Menurut at-Taftazani , mereka lebih layak dinamai zahid dari pada sufi . Di antara tokoh kerohanian pada akhir abad kedua hjriyah yang agak condong pada kajian tasawuf ialah Ibrahim bin Adham(wafat 161H) di khurasan. Ia adalah seorang putra raja di Baikh (Afganistan), tetapi tidak terpesona kemewahan dan kekuasaan duniawi . Ia berkata:”Siapa yang Cuma mengejar kemasyhuran , berarti ia tidak sungguh-sungguh menuju Allah”.
Tokoh lain pada masa ini ialah Imam Fudail bin Iyad (wafat 187H) . Ia bersal dari Khurasan dan meninggal di Makkah . Pada mulanya ia seorang perampok , kemudian berubah menjadi seorang zahid yang taat. Dalam kajian-kajiannya, ia menekankan pembinaan batin dari pada amal lahir .
Karena kezuhudan lebih tampak lagi pada Rabi’ah al-Adawiyah (95-185H), seorang anak keluarga miskin yang hidup sebagaihamba sahaya, kemudian menjalani hidup dalam kezuhudan . Hari-harinya di habiskan di atas tikat sejadah . Baginya yang mendorong demikian ialah rasa cinta (mahabah)-nya kepada Tuhan, sehingga tidak tersisa lagi waktu dan ruang hatinya selain untuk AllahSWT.
7. Sumber Islam Dalam Tasawuf
Dari al-Qur’an dan as-Sunnah, risalah para sufi , pertama-tama mendasarkan pendapat-pendapat mereka tentang moral dan tingkah laku . Juga latihan-latihan rohaniah mereka, yang mereka susun demi terealisasinya tujuan-tujuan kehidupan mistis.
Memang ada pendapat lain, seperti Raynold Alleyne Nicholson, sejarahwan dan ahli mistisme dalam Islam (sufisme; menurut ungkapan bahasa-bahasa Eropa) tidaklah murni berasal dari ajaran Islam, tetapi banyak mengambil dari para dufi agama lain? Bagi Harun Nasution , teori-teori yang mengatakan bahwa ajaran taswuf dipengaruhi oleh unsur saing sulit dibuktikan kebenarannya. Karena dalam ajaran Islam sendiri terdapat ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis yang menggambarkan dekatnya manusia dengan Tuhan . Di antaranya surat al-Baqarah ayat 186 yang artinya; Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku , maka (jawablah ), bahwasanya Aku adalah dekat . Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo’a kepada-Ku
Tinjauan analisis terhadap tasawuf menunjukan bagaimana para sufi denganberbagai aliran yang dianutnya, memiliki sesuatu konsepsi tentang jalan (thriqah)menuju Allah. Dan jalan ini dimulai dengan latihan-latihan rohaniah, lalu secara bertahap menempuh pun berbagai fase, yang dikenal dengan tingkatan (maqam) dan keadaan(hal) yang berakhir dengan tingkatan (ma’rifat) Allah.
Semua tingkatan dan kaadaan para sufi , yang pada dasarnya merupakan objek tasawuf, berlandaskan al-Qur’an . seperti penggemblengan (mujahadah ) jiwa berdasar al-Qur’an surat al-Ankabut auat 69 yang artinya: dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)Kami , benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yan berbuat baik .
Selain berdasarkan al-Qur’an maupun sunnah Nabi , sangat banyak teladan kehidupan Nabi saw dan para sahabatnya, yang merupakan cikal bakal tasawuf Islam .
Misalnya kehidupan Nabi sebelum menjadi Rasul , beliau  berhari-hari berkhalawat di Gua Hira, terutama di bulan Ramdhan, banyak berdzikir dan tafakur dalam rangka mendekatkan diri kepada AllahSWT .kedekatan Nabi ketika melakukan mi’raj , pribadi beliau yang sederhana , zuhud dan tidak pernah terpesonaoleh kemewhan dunia’ ibadah beliau pernah salat malam dengan beberapa rakaat sehingga lutunya bergetar dan terdengar suara tangisnya, bahkan kakinya bengkak; banyak berdzikir sehari semalam tidak kurang dari 70 atau 100 kali ; beliau pernah lupa ketika khusuk bermunajat kepada Tuhan pada waktu ditanya istrinya, siapa engkau? Aisah menjawab :”Nabi bertanya kembali :”siapakah Aisah ?”dan seterusnya , akhirnya Aisah meninggalkannya; dalam diri Nabi saw terkumpul sifat –sifat terpuji yaitu rendah hati, lemah lembut, jujur, tidak suka mencari-cari cacat orang lain, sabar , tidak angkuh , santun dan tidak mabuk pujian.
Adapun kehidupan keempat sahabat Nabi Muhammad saw yang dijadikan panutan oleh para sufi sebagai berikut:
1.      Abu Bakar as-Shiddiq .pada mulanya ia adalah seorang saudagar Kuraysi yang kaya. Setelah masuk Islam, ia menjadi seorang yang sangat sederhan . Ketika menghadapi perang Tabuk , Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat, siapakah yang bersedia memberikan seluruh harta bendanya di jalan Allah SWT. Abu Bakarlah yang pertama menjawab :”Saya ya Rasulullah .”Akhirnya beliau memberikan seluruh harta kekayaannya unutk jalan Allah melihat hal demikian, Nabi bertanya  kepadanya:”Apalagi yang tinggal untukmu wahai Abu Bakar ?”Ia menjawab :”cukup bagiku Allah dan Rasulnya.”
2.      Umar bin Khatab yang terkenal dengan jiwa dan kebersihan kalbunya, sehingga Rasulullah saw berkata :”Allah telah menjadikan kebenaran pada lidah dan hati Umar.”Ia terkenal dengan kezuhudan dan kesederhanaannya. Umar bin Khatab pernah berkata:”Apabila engkau lihat seseorang yang berilmu mencintai dunia, maka curigailah dia mengenai agamanya! Karena tiap orang yang mencintai sesuatu akan menyibukkan diri dengan apa yang dicintainya itu,”Diriwayatkan pada suatu ketika setelah ia menjabat sebagai khalifah, ia berpidato dengan memakai baju bertambal dua belas sobekan . Bahkan beliau menghabiskan malam untuk beribadah dan siang untuk umat .
3.      Usman bin Affan, seseorang yang zuhud padahal ia kaya raya, tawadhu’, banyak berdikir , banyak membaca ayat-ayat al-Qur’an dan memiliki akhlak yang terpuji . Diriwayatkan pula, beliau telah membeli telaga milik orang yahudi untuk kaum muslimin . Dalam keadaan membaca al-Qur’an surat al-Baqarah ayat137, beliau meninggal akibat tebasan pedang para pemberontak
4.      Ali bin Abi Thalib yang tidak kurang pula keteladanannya dalam dunia tasawuf . Kezuhudan dan kerendahan hati beliau terlihat pada kehidupan yang sederhana . Ia tidak malu memakai pakaian bertambal, bahkan ia sendiri yang menambal pakaiannya yang robek . BERSAMBUNG
8. Nilai-nilai Taswuf Dalam Kehidupan Modern
8.1.Maqamat Menurut Ibn Atha’illah
Mengenai maqām, Ibn Atha’illah membaginya tingkatan maqam sufi menjadi 9 tahapan;
1. Maqam taubat

2. Maqam zuhud 3. Maqam shabar 4. Maqam syukur 5. Maqam khauf
6. Maqam raja’ 7. Maqam ridha 8. Maqam tawakkal 9. Maqam mahabbah
8.2. Maqam Hakikat
Istilah hakikat berasal dari kata Al-Haqq, yang berarti kebenaran.
Kalau dikatakan Ilmu Hakikat, berarti ilmu yang digunakan untuk
mencari suatu kebenaran. Kemudian beberapa ahli merumuskan
definisinya sebagai berikut:
11.   Asy-Syekh Abu Bakar Al-Ma’ruf mengatkan :
“Hakikat adalah (suasana kejiwaan) seorang Saalik (Shufi) ketika ia
mencapai suatu tujuan …sehingga ia dapat menyaksikan (tanda-tanda)
ketuhanan dengan mata hatinya”.
b. Imam Al-Qasyairiy mengatakan:
“Hakikat adalah menyaksikan sesuatu yang telah ditentukan,
ditakdirkan, disembunyikan (dirahasiakan) dan yang telah dinyatakan
(oleh Allah kepada hamba-Nya”.
Hakikat yang didapatkan oleh Shufi setelah lama menempuh Tarekat
dengan selalu menekuni Suluk, menjadikan dirinya yakin terhadap apa
yang dihadapinya. Karena itu, Ulama Shufi sering mengalami tiga macam
tingkatan keyakinan:
11)   “Ainul Yaqiin; yaitu tingkatan keyakinan yang ditimbulkan oleh
pengamatan indera terhadap alam semesta, sehingga menimbulkan
keyakinan tentang kebenaran Allah sebagai penciptanya;
2) “Ilmul Yaqiin; yaitu tingkatan keyakinan yang ditimbulkan oleh
analisis pemikiran ketika melihat kebesaran Allah pada alam semesta
ini.
3) “Haqqul Yaqqin; yaitu suatu keyakinan yang didominasi oleh hati
nurani Shufi tanpa melalui ciptaan-Nya, sehingga segala ucapan dan
tingkah lakunya mengandung nilai ibadah kepada Allah SWT. Maka
kebenaran Allah langsung disaksikan oleh hati, tanpa a n diragukan
oleh keputusan akal”.
Pengalaman batin yang sering dialami oleh Shufi, melukiskan bahwa
betapa erat kaitan antara hakikat dengan mari”fat, dimana hakikat itu
merupakan tujuan awal Tasawuf, sedangkan ma’rifat merupakan tujuan
akhirnya.
8.3. Maqam Marifat
Istilah Ma’rifat berasal dari kata “Al-Ma’rifah” yang berarti
mengetahui atau mengenal sesuatu. Dan apabila dihubungkan dengan
pengamalan Tasawuf, maka istilah ma’rifat di sini berarti mengenal
Allah ketika Shufi mencapai maqam dalam Tasawuf.
Kemudian istilah ini dirumuskan definisinya oleh beberapa Ulama
Tasawuf; antara lain:
11.   Dr. Mustafa Zahri mengemukakan salah satu pendapat Ulama Tasawuf
yang mengatakan:
“Marifat adalah ketetapan hati (dalam mempercayai hadirnya) wujud
yang wajib adanya (Allah) yang menggambarkan segala kesempurnaannya.”
b. Asy-Syekh Ihsan Muhammad Dahlan Al-Kadiriy mengemukakan pendapat
Abuth Thayyib As-Saamiriy yang mengatakan:
“Ma’rifat adalah hadirnya kebenaran Allah (pada Shufi)…dalam
keadaan hatinya selalu berhubungan dengan Nur Ilahi…”
c. Imam Al-Qusyairy mengemukakan pendapat Abdur Rahman bin Muhammad
bin Abdillah yang mengatakan:
“Ma’rigfat membuat ketenangan dalam hati, sebagaimana ilmu
pengetahuan membuat ketenangan (dalam akal pikiran). Barangsiapa yang
meningkat ma’rifatnya, maka meningkat pula ketenangan (hatinya).”
Tidak semua orang yang menuntut ajaran Tasawuf dapat sampai kepada
tingkatan ma’rifat. Karena itu, Shufi yang sudah mendapatkan
ma’rifat, memiliki tanda-tanda tertentu, sebagaimana keterangan Dzuun
Nuun Al-Mishriy yang mengatakan; ada beberapa tanda yang dimiliki
oleh Shufi bila sudah sampai kepada tingkatan ma’rifat, antara lain:
11.   Selalu memancar cahaya ma’rifat padanya dalam segala sikap dan
perilakunya. Karena itu, sikap wara’ selalu ada pada dirinya.
b. Tidak menjadikan keputusan pada sesuatu yang berdasarkan fakta
yang bersifat nyata, karena hal-hal yang nyata menurut ajaran
Tasawuf, belum tentu benar.
c. Tidak menginginkan nikmat Allah yang banyak buat dirinya, karena
hal itu a n membawanya kepada perbuatan yang haram.
Dari sinilah kita dapat melihat bahwa seorang Shufi tidak
membutuhkan kehidupan yang mewah, kecuali tingkatan kehidupan yang
hanya sekedar dapat menunjang kegiatan ibadahnya kepada Allah SWT.,
sehingga Asy-Syekh Muhammad bin Al-Fadhal mengatakan bahwa ma’rifat
yang dimiliki Shufi, cukup dapat memberikan kebahagiaan batin
padanya, karena merasa selalu bersama-sama dengan Tuhan-nya.
Begitu rapatnya posisi hamba dengan Tuhan-nya ketika mencapai
tingkat ma’rifat, maka ada beberapa Ulama yang melukiskannya sebagai
berikut:
11.   Imam Rawiim mengatakan, Shufi yang sudah mencapai tingkatan
ma’rifat, bagaikan ia berada di muka cermin; bila ia memandangnya,
pasti ia melihat Allah di dalamnya. Ia tidak akan melihat lagi
dirinya dalam cermin, karena ia sudah larut (hulul) dalam Tuhan-nya.
Maka tiada lain yang dilihatnya dalam cermin, kecuali hanya Allah SWT
saja.
b. Al-Junaid Al-Bahdaadiy mengatakan, Shufi yang sudah mencapai
tingkatan ma’rifat, bagaikan sifat air dalam gelas, yang selalu
menyerupai warna gelasnya. Maksudnya, Shufi yang sudah larut (hulul)
dalam Tuhan-nya selalu menyerupai sifat-sifat dan kehendak-Nya. Lalu
dikatakannya lagi bahwa seorang Shufi, selalu merasa menyesal dan
tertimpa musibah bila suatu ketika ingatannya kepada Allah terputus
meskipun hanya sekejap mata saja.
c. Sahal bin Abdillah mengatakan, sebenarnya puncak ma’rifat itu
adalah keadaan yang diliputi rasa kekagumam dan keheranan ketika
Shufi bertatapan dengan Tuhan-nya, sehingga keadaan itu membawa
kepada kelupaan dirinya.
Keempat tahapan yang harus dilalui oleh Shufi ketika menekuni
ajaran Tasawuf, harus dilaluinya secara berurutan; mulai dari
Syariat, Tarekat, Hakikat dan Ma’rifat. Tidak mungkin dapat ditempuh
secara terbalik dan tidak pula secara terputus-putus.
Dengan cara menempuh tahapan Tasawuf yang berurutan ini,seorang hambatidak akan mengalami kegagalan dan tidak pula mengalamikesesatan.
Tasawuf  digali dari sumbernya al-Qur’an dan sunnah, dan dari pengalaman keagamaan atau istik dari melaksanakan peribadatan kepada Tuhan , telah dikembangkan lebih terperinci oleh para pendukungnya . Dalam menggambarkan ucapan-ucapan para sufi sebagai nerikut:
1.      Taubat ?al-Junaid mengatakan :”Taubat mempunyai tiga makna . pertama menyesali kesalahan; kedua berketetapan hati untuk tidak kembali kepada apa yang terlarang ; dan ketiga membereskan kelluhan orang terhadap dirinya.
2.      Ikhlas? :menghentikan amal-amal baik karena manusia adalah munafik , dan melaksanakannya karena manusia adalah musrik. Ikhlas berarti Allah menyembuhkanmu dari penyakit ini.”
3.      Zuhud ? Abu Hafs mengtakan :”Tidak ada zuhud kecuali dalam hal-hal yang halal .”
4.      Sabar ?al-Juraiyri menjelaskan :”Sabar tidaklah membedakan keadaan bahagia atau menderita , disertai dengan ketentraman dalam keduanya .”
5.      Syukur? Ruwaym mengatakan:”Bersyukur adalah engkau menghabiskan seluruh kemampuannya.”
6.      Dzikir? Al-Hasan al-Bisri mengajarkan :”Carilah kemanisan dalam tiga hal:shalat , dzikir kepada Allah , dan membaca al-Qur’an. Jika engkau tidak menemukan ke anisan di dalam ketiga hal itu, maka ketahuilah bahwa pintu telah tertutup(bagimu).”
7.      Do’a ? seorang bertanya kepada Ja’far ash-Shiddiq,”Apa sebenarnya kita berdo’a tetapi tidak pernah dikabulkan ?”Beliau menjawab,”Itu karena engkau berdo’a kepada Tuhan yang engkau tak punya pengtahuan tentang-Nya.”
8.      Cinta (mahabbah) Abu Abdullah al-Qasyairi:”Hakekatnya cinta berarti bahwa engkau memberikan engkau memberikan segenap dirimu kepada Dia yang kau cintai hingga tak sesuatupun tinggal dari dirimu untuk dirimu sendir.”
9.      Kerelaan(ridha)? Dzun Nun al-Misri menjelaskan ,”Ada tiga tanda kerelaan, tidak punya piihan sebrlum diputuskannya ketetapan(Allah), tidak merasakan kepahitan setelah diputusnya ketetapan (Allah), dan merasakan gairah cinta ditengah-tengahcobaan.”
10.  Takut kepada Tuhan (taqwa) ? Abul Hasan al-Farisi menyatakan , “ Taqwa mempunyai aspek luar dan aspek dalam . Aspek luarnya adalah pelaksanaan syari’at dan aspek dalamnya adalah niat dan mujahadah.”
11.  Tawkal ?Sahl bin Abdullah mengatakan,” Ada tiga tanda orang yang bertawaqal kepada Allah: dia tidak meminta-minta , tidak menolak sesuatu(pemberian), dan tidak pula menahan sesuatu (yang akan diberikan).”
Ihtitam
Al-Hamdulillah, bila kita cermati perkembangan taswuf Islam dari abad ke-3 Hijriyah adalah abad mula tersusunnya ilmu tasawuf dalam arti yang luas , dan abad selanjutnya terdapat dua jenis aliran, yaitu tasawuf sunni dan filosofis. Abu Hamid al-Ghazali yang disebut-sebut sebagai wakil sufi sunni dan syeh Akbar Ibn ‘Arabi tokoh sufi filosofis.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemunculan tasawuf dalam Islam dalam abad awal pertumbuhannya tetap bercorak Islam.Sedangkan perkembangan berikutnya tertentu terpengaruh teori-teori filsafat, seperti al-huluul, al-Haqiqat al-Muhammadiyah (Nur Muhammad), hikmat al-Isyra’ (Iluminasi), wahdatul wujud, Martabat tujuh dll. Sungguhpun demikian ,cikal bakaltasawuf Islam sudah tumbuh benih-benihnya dalam kehidupan Rasulullah dan para sahabatnya . Diantara beliau-beliau ada yang kaya a nada yang iskin,  kekayaan atau kemiskinan bagi mereka sama saja, yang terpenting siapa yang paling taqwa  di sisi Tuhan ?
Dari merekalah, para tokoh sufi senantiasa melanggengkan dzikrullah dalam segala tingkah laku, melalui lisan, kalbu, amal dan prilaku kesehariannya. Tiada waktu kecuali memelihara dan menjaga hablum minallah dan hablum minannas. Guna menghamba dan mengihklaskan hidup ini semata-mata karunia Tuhan .
Dan pada akhirnya , banyak orang yang masuk Islam karena pengaruh mereka dan banyak orang yang durhaka serta lalim bertaubat . Mengapa ? Moral satu-satunya jawabannya. Wallah A’lam
DAFTAR PUSTAKA
1.Al-'Aththar, Fariduddin, 1983, Warisan Para Auliya', Bandung : Pustaka. Syarif, M.M, 1966, A History of Muslim Philosophy, Otto Harrassowitz, Wiesbaden, vol.1.
2.Al-Kalabadzi, Abu Bakar Muhammad, 1960, At-Ta'arruf li Madzhab Ahl at-Tashawwuf, Isa Al-Babi Al-Halabi.
3.Anwar, Drs. Rosihan, M.Ag dan Drs. Mukhtar Solihin, M.Ag, 2000, Ilmu Tasawuf, Bandung: CV. Pustaka Setia.
Drs. Rosihan Anwar, M.Ag dan Drs. Mukhtar Solihin, M.Ag, Op. Cit, hlm. 135.
4.As-Sam’ani, Abdul Karim.Al-Ansab.juz 10.
5.Az-Zubaidi, Murtadha. Tajul ‘Arusi.. Juz 3
6.Kuhhalah, Umar Ridha. Mu’jamu Qubailil : Arab. juz 3.
7.An-Naisaburi, Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi. Risalah Qusyairiyah. Sumber Kajian Ilmu Tasawuf. Jakarta. Pustaka Amani. 1998.
Nama yang dinisbatkan pada kata Abu.
Al-Ansab.Abdul Karim as-Sam’ani, juz 10.hlm. 152.
8.Abu Bakar Muhammad Al-Kalabadzi, At-Ta'arruf li Madzhab Ahl at-Tashawwuf, Isa Al-Babi Al-Halabi, 1960, hlm. 147.
9.Badawi, Abdurrahman, Syatahat Ash-Shufiyyah, Dar Al Qalam, Beirut.
Abdurrahman Badawi, Syatahat Ash-Shufiyyah, Dar Al Qalam, Beirut, hlm. 82
10.Enseklopedi Islam, Jakarta: CV. Ahda Utama, 1993.
11.Hamka, Prof. DR., 1993, Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya, Jakarta: Pustaka Panjimas.
12.Hoeve, Van, 2001, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru.
13.Nasution, Harun, 1973, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
14.Fariduddin Al-'Aththar, Warisan Para Auliya', Pustaka, Bandung, 1983, hlm. 128.
Ibid, hlm. 129
15.M.M. syarif, A History of Muslim Philosophy, Otto Harrassowitz, Wiesbaden, 1966, vol.1, hlm. 342.
16.Prof. DR. Hamka, Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1993, hlm. 94 – 95.
17.Van Hoeve, Ensiklopedi Islam, jakarta: PT. Ichtiar Baru, 2001, hlm. 58
18.Drs. Rosihan Anwar, M.Ag dan Drs. Mukhtar Solihin, M.Ag, Ilmu Tasawuf, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000, hlm. 132.
19.Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1973, hlm. 79.
20.van Hoeve, Enseklopedi Islam, Jakarta, PT. Ichtiar Baru, 2001, hlm. 263
21.Tajul ‘Arusi. Murtadha Az-Zubaidi. Juz 3.hlm. 493.
tasawufakhlaqi.blogspot.com
https://kuliahpemikiran.wordpress.com
BY DRS.H.UMAR FAUZI,SQ.MA (2013)

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum, Pangersa....isinya sungguh menjadi wawasan yang perlu di kaji tapi kalau boleh tanya..berhubung saya juga baru bikin blog tapi template tidak, menarik, kalau boleh bisakah beri tahu dari mana tempkatenya, beli dari mana? kalu hasil download dari man linknya dilihatnya menarik dan enak, afwan sebelumnya

    BalasHapus

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman