MANUSIA DAN KARAKTER
Artinya: Apakah manusia mengira, bahwa ia
akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? (Q.S. Al-Qiyamah: 36)
Manusia ?
Manusia
menurut Sidi Gazalba dalam bukunya”Ilmu, Filsafat, dan Islam tentang Manusia
dan Agama” sebagai berikut:
“Menurut kajian ilmu, manusia sebagai
individu terdiri dari sel-sel daging, tulang, saraf, darah dan lain-lain
(materi) yang membentuk jasad. Pertemuan zat ayah ibu membentuk janin (embrio)
dalam rahim ibu yang tumbuh secara evolusi, setelah janin itu sempurna, ia
lahir sebagai bayi.”[1]
Lain dengan
apa yang didifinisikan oleh Prof. Abbas Mahmud Al-Aqqad sebagai
berikut:“Manusia adalah makhluk hidup yang bertanggung jawab, yang diciptakan
dengan sifat-sifat ketuhanan.”[2]
Sedangkan perkembangan kejadian manusia
menurut Al-Qur’an surat Al-Mukminun
ayat 12 sd 14 sebagai berikut:
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sø:$#
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami
jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta
Yang Paling Baik.(Q.S. Al-Mukminun: 12-14)
Manusia
harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan di muka bumi ini,
sebagaimana Allah SWT berfirman sebagai berikut:
Ü=|¡øtsr& ß`»|¡RM}$# br& x8uøIã ´ß ÇÌÏÈ
Artinya: Apakah manusia mengira, bahwa ia
akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? (Q.S. Al-Qiyamah: 36)
Dari difinisi
dan dikuatkan oleh firman Allah SWT di atas dapat difahami bahwa manusia adalah
makhluk Allah SWT yang terdiri dari beberapa organ tubuh dan siap untuk
bertanggung jawab apa yang telah diamanatkan kepadanya, siap melaksanakan
perintah dan menjauhi larangan-Nya. Meskipun demikian, masih banyak manusia
yang melakukan pelanggaran-pelanggaran agama yang diyakininya, baik muslim
maupun non muslim.
Beruntunglah
manusia yang patuh beragama dengan baik, meyakini dan melaksanakan apa yang
terpuji dan meninggalkan apa yang tercela. Dan sangat merugi manusia yang tidak patuh terhadap agamanya,
selalu melanggar dan berbuat dosa terhadap Tuhan dan kepada sesamanya
Bagaimana
al-Qur’an menyebut manusia dalam bahasa kita dan kata apa yang digunakan? Untuk
itu, penulis akan menjelaskan sebagaimana di bawah ini:
1.Penamaan
Manusia
Manusia
ditinjau dari kelompoknya atau secara keseluruhan digunakan kata al-Insan (manusia) sebagaimana firman
Allah SWT
ö@yd 4tAr& n?tã Ç`»|¡SM}$# ×ûüÏm z`ÏiB Ì÷d¤$!$# öNs9 `ä3t $\«øx© #·qä.õ¨B ÇÊÈ $¯RÎ) $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB >pxÿôÜR 8l$t±øBr& ÏmÎ=tGö6¯R çm»oYù=yèyfsù $JèÏJy #·ÅÁt/ ÇËÈ
Artinya: Bukankah telah datang atas manusia
satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat
disebut? Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang
bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena
itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.(Q.S. AL-Insan: 1-2)
Al-Biqa’i
memahami ayat di atas sebagai isyarat bahwa zaman tidak diciptakan kecuali
untuk manusia. Dengan demikian manusia adalah makhluk yang termulia dan ini
membuktikan keniscayaan, kebangkitan agar manusia memperoleh balasan dan
ganjarannya.[3]
Dengan ayat
ini pakar tafsir Ibnu Kastir mengatakan: “Allah SWT mengkhabarkan kepada
manusia (al-insan) bahwa ia
diwujudkan sebelum merupakan sesuatu yang dapat disebut karena hina dan
kelemahannya.” [4]
Kata insan (manusia) dalam Al-Qur’an
terkadang dikaitkan dengan kata al-Jin, seperti dalam firman Allah SWT surat Adz-Dzariyat ayat 56
sebagai berikut:
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.(Q.S.Adz-Dzariyat: 56)
Lafal al-Insan (manusia) digunakan untuk
menggambarkan manusia sebagai makhluk yang dibebani tugas dan tanggung jawab
sebagaimana firman AllhSWT.
u|³÷èyJ»t Çd`Ågø:$# ħRM}$#ur óOs9r& öNä3Ï?ù't ×@ßâ öNä3ZÏiB tbqÁà)t öNà6øn=tæ ÓÉL»t#uä ö/ä3tRrâÉYãur uä!$s)Ï9 öNä3ÏBöqt #x»yd 4
Artinya: Hai golongan jin dan manusia, apakah
belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan
kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberikan peringatan kepadamu terhadap pertemuan
hari ini?...(Q.S. Al-An’am: 130)
Pada hari
perhitungan, Allah akan mengatakan kepada para pelanggar kebenaran itu, Hai golongan jin dan manusia (al-ins)!
Apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri…
Tentu saja
semua rasul Allah ditunjuk dari golongan manusia, tetapi karena seluruh jin dan
manusia diberitahu terlebih dahulu, maka dalam hal para rasul juga dikaitkan
dengan mereka semua, meskipun mereka dari golongan yang sama.
Pada riwayat
lain dari Ibnu Abbas disebutkan bahwa setiap rasul yang dipilih dari manusia
itu akan menunjuk seseorang dari golongan jin untuk menjadi utusan di antara
golongan mereka.[5]
Al-Qur’an
menggunakan kata al-Basyar, yang
secara harfiah berarti kulit, untuk dua hal. Pertama, ketika membicarakan
manusia dari segi materi atau fisik-biologis, seperti makan, minum, kawin dan
berkembang biak.
ö@è% !$yJ¯RÎ) O$tRr& ×|³o0 ö/ä3è=÷WÏiB #Óyrqã ¥n<Î) !$yJ¯Rr& öNä3ßg»s9Î) ×m»s9Î) ÓÏnºur ÇÊÊÉÈ
Artinya: Katakanlah:”Sesungguhnya aku ini
hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:”Bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa”. (Q.S. Al-Kahfi: 110)
Kata(=Fæ) basyar
digunakan al-Qur’an untuk menunjuk manusia secara umum, yang kesemuanya
memeliki persamaan dalam poptensi kemanusiaan, tanpa mempertimbangkan perbedaan-perbedaan dalam sifat-sifat
individual, atau tingkat kecerdasan pikiran dan emosi masing-masing.[6]
Kedua,
penciptaan manusia pada tahap awal sebagaimana firman Allah swt.
ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»t#uä ÷br& Nä3s)n=s{ `ÏiB 5>#tè? ¢OèO !#sÎ) OçFRr& Öt±o0 crçųtFZs? ÇËÉÈ
Artinya: Dan diantara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu
(menjadi) manusia yang berkembang biak. (Q.S. Ar-Rum: 20)
Ar-Razi
dalam tafsirnya, memperoleh kesan dari kata basyar sebagai makhluk yang memiliki potensi
mengetahui. Manusia menjadi manusia bukan karena geraknya, sebab binatangpun
bergerak Binatang tidak memiliki potensi berpengetahuan.[7]
Kata an-Nas dilihat dari segala permasalahan
hidupnya sebagaimana firman Allah SWT.
ö@è% èqããr& Éb>tÎ/ Ĩ$¨Y9$# ÇÊÈ Å7Î=tB Ĩ$¨Y9$# ÇËÈ Ïm»s9Î) Ĩ$¨Y9$# ÇÌÈ `ÏB Ìhx© Ĩ#uqóuqø9$# Ĩ$¨Ysø:$# ÇÍÈ Ï%©!$# â¨Èqóuqã Îû Írßß¹ ÄZ$¨Y9$# ÇÎÈ z`ÏB Ïp¨YÉfø9$# Ĩ$¨Y9$#ur ÇÏÈ
Artinya: Katakanlah, aku berlindung kepada
Rabb manusia, Malik manusia, Ilah manusia, dari kejahatan (bisikan) syaitan
yang biasa bersembunyi, yang membisikan kejahatan ke dalam dada manusia;
(syaitan itu) dari jin dan manusia.(Q.S. An-Nas: 1-6)
Kata (@äneã ) an-anas
terulang di dalam al-Qur’an sebanyak 241 kali, Kata ini berarti kelompok
manusia. Ia terambil dari kata (@qneã ) an-nauws
yang berarti gerak, ada juga yang berpendapat bahwa ia terambil dari kata unas(@äneã ) yang akar katanya berarti nampak.[8]
Sedangkan
kata Bani Adam dilihat dari asal keturunannya,Dia berfirman:
ôs)s9ur $oYøB§x. ûÓÍ_t/ tPy#uä öNßg»oYù=uHxqur Îû Îhy9ø9$# Ìóst7ø9$#ur Nßg»oYø%yuur ÆÏiB ÏM»t7Íh©Ü9$# óOßg»uZù=Òsùur 4n?tã 9ÏV2 ô`£JÏiB $oYø)n=yz WxÅÒøÿs? ÇÐÉÈ
Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan
anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka
rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan.(Q.S. Al-Isra’: 70)
Allah swt
mengkhabarkan bahwa anak cucu Adam
(maksudnya manusia) dimuliakan atas makhluk lainnya, karena mereka sebaik-baik
bentuk dan makhluk yang sempurna sebagaimana firman-Nya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
sebaik-baiknya.”[9]
Dengan
firman-firman Allah swt. di atas penamaan manusia menggunakan lafadz al-Insan, al-Ins, al-Basyar, an-Nas dan Bani Adam. Demikianlah nama – nama
manusia tersebut dalam Al-Qur’an.
Bersambung...By Abi Umar
(1/5/11/2014)
[1] Syahminan Zaini, Mengenal
Manusia Lewat Al-Qur’an, hal. 5.
[2] Sidi Gazalba, Ilmu, Filsafat,
dan Islam tentang Manusia dan Agama, hal 6
[3] M.Quraish Shihab, Tafsir
al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati,2002),volume 14.hal.652
[4] Muhammad Ali Ash-Shabuny,
Shafwat al-Tafasir, (Beirut:
Dar al-Fikr), jilid 3, hal.491
[5] Kamal Faqih Imani, Tafsir
Nurul Qur’an, (Jakrta:Al-Huda, 2004),jilid 5.hal.309-310
[6] M.Quraish Sihahab, Tafsir
Al-Mishbah, volume 15.hal. 33
[7] Ibid, vol. 15, hal. 153.
[8] Ibid, vol. 15, hal.640
[9] Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an
al-Azhim,(Jeddah: Al-Haramain), jilid 4. hal. 527
Tidak ada komentar:
Posting Komentar